Anda di halaman 1dari 32

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

KELOMPOK 1

Kepribadian

Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari Bahasa Inggirs personality.


Sedangkan istilah personality secara etimologis berasal dari Bahasa latin person
(kedok) dan personare (menembus). Persona biasanya dipakai oleh para pemain
sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan suatu bentuk tingkah laku dan
karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah
bahwa para pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus
keluar untuk mengekspresikan suatu bentuk gambaran manusia tertentu. Misalnya:
seorang pendiam, pemurung, periang, peramah, pemarah dan sebagainya. Jadi,
persona itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dari tipe
manusia tertentu dengan mealui kedok yang dipakainya. Lalu bagaimanakah para
pakar psikologi mendifinisikan kepribadian itu sendiri? Apakah aspek-aspek
kepribadian itu? Lalu bagaimana kepribadian itu berkembang?

Pengertian
Kepribadian itu memiliki banyak arti,
bahkan saking banyaknya boleh dikatakan
jumlah definisi dan arti dari kepribadian
adalah sejumlah orang yang
menafsirkannya. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan dalam penyusunan
teori, penelitian dan pengukurannya.

MAY mengartikan keperibadian sebagai


Personalitiy is a social stimus value. Artinya
personality itu merupakan perangsang bagi
orang lain. Jadi bagaimana orang lain bereaksi
terhadap kita, itulah kepribadian kita.
MecDougal dan kawan-kawannya berpendapat,
bahwa kepribadian adalah tingkatan sifat-sifat
dimana biasanya sifat yang tinggi tingkatannya
mempunyai pengaruh yang menentukan.
Sigmund Freud memandang kepribadian
sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga
sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Dan tingkah
laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil
dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem
kerpibadian tersebut.

Dari difinisi tersebut ada beberapa unsur


yang perlu dijelaskan, yaitu sebagai berikut:
Organisasi dinamis, maksudnya adalah bahwa
kepribadian itu selalu berkembang dan berubah
walaupun ada organisasi sistem yang mengikat
dan menghubungkan sebagai komponen
kepribadian.
Psikofisis, ini menunjukan bahwa kepribadian
bukanlah semata-mata material fisik), tetapi
merupakan perpaduan kerja antara aspek psikis
dan fisik dalam kesatuan kepribadian.

Istilah menetukan, berarti bahwa kepribadian


mengandung kecenderungan-kecenderungan
menentukan (determinasi) yang memainkan
peran aktif dalam tingkah laku individu.
Kepribadian adalah sesuatu dalam melakukan
sesuatu. Kepribadian terletak dibelakang
perbuatan-perbuatan khusus dan di dalam
individu. Dalam arti kepribadian itu bukan hanya
ada selama ada orang lain bereaksi terhadapnya,
tetapi lebih jauh dari itu mempunyai eksetensi
real (keadan nayata), yang termasuk di dalamnya
segi-segi neural dan fisiologis.

Unsur-unsur dalam Kepribadian


Kepribadian seseorang bersifat unik dan
tidak ada duanya. Unsur-unsur yang
memengaruhi kepribadian seseorang itu
adalah pengetahuan, perasaan, dan
dorongan naluri.

Pengetahuan
Pengetahuan sesorang bersumber dari
pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi,
pemahaman, dan pengalaman mengenai
bermacam-macam hal yang diperolehnya
dari lingkungan yang ada di sekitarnya.
Semua itu direkam dalam otak dan sedikit
demi sedikit diungkapkan dalam bentuk
perilakunya di masyarakat.

Perasaan
Perasaan merupakan suatu keadaan dalam
kesadaran manusia yang menghasilkan
penilaian positif atau negative terhadap sesuatu
atau peristiwa tertentu. Perasaan selalu bersifat
subjektif, sehingga penilaian seseorang
terhadap suatu hal atau kejadian akan berbeda
dengan penilaian orang lain. Contohnya
penilaian terhadap jam pelajaran yang kosong.

Dorongan Naluri
Dorongan naluri merupakan kemauan yang
sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal itu
dimaksudkan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidup manusia, baik yang bersifat
rohaniah maupun jasmaniah. Sedikitnya ada
tujuh macam dorongan naluri, yaitu untuk
mempertahankan hidup, seksual, mencari
makan, bergaul dan berinteraksi dengan
sesame manusia, meniru tingkah laku
sesamanya, barbakti, serta keindahan bentuk,
warna, suara, dan gerak.

Aspek-Aspek Keperibadian
Para ahli psikologi memberikan penekanan
bahwa yang dipelajari oleh psikologi bukanlah
jiwa, tetapi tingkah laku manusia, baik perilaku
yang kelihatan (overt) maupun yang tidak
kelihatan (covert).
Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam
tiga aspek atau fungsi, yaitu:
Aspek Kognitif (pengetahuan)
Aspek Motorik,
Aspek Afektif

Aspek Kognitif (pengetahuan)


Aspek Kognitif (pengetahuan), yaitu
pemikiran, ingatan, hayalan, daya bayang,
inisiatif, kreativitas, pengamatan, dan
pengindraan. Fungsi aspek kognitif adalah
menunjukkan jalan, mengarahkan, dan
mengendalikan tingkah laku.

Aspek Afektif
Aspek Afektif, yaitu kejiwaan yang berhubungan
dengan kehidupan alam perasaan atau emosi,
sedangkan hasrat, kehendak, kemauan,
keinginan, kebutuhan, dorongan, dan element
motivasi lainnya disebut aspek konatif atau
psiko-motorik (kecenderungan atau niat tindak)
yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek
afektif. Kedua aspek tersebut sering disebut
aspek finalis yang berfungsi sebagai energi atau
tenaga mental yang menyebabkan manusia
bertingkah laku.

Aspek Motorik
Aspek Motorik, yaitu berfungsi sebagai
pelaksana tingkah laku manusia seperti
perbuatan dan gerakan jasmani lainnya.

Faktor-faktor yang Membentuk


Kepribadian
Secara umum, perkembangan kepribadian
dipengaruhi oleh lima factor yaitu:
a.Warisan Biologis(Heredity)
b.Warisan Lingkungan Alam(Natural Environment)
c.Warisan Sosial(Social Heritage) atau
Kebudayaan
d.Pengalaman Kelompok Manusia(Group
Experiences)
e.Pengalaman Unik(Unique Experience)

Selain kelima faktor pembentuk kepribadian di


atas, F.G. Robbins dalam Sumadi Suryabrata
(2003), mengemukakan ada lima faktor yang
menjadi dasar kepribadian, yaitu:
1)Sifat Dasar
2)Lingkungan Prenatal
3)Perbedaan Individual
4)Lingkungan
5)Motivasi

Tahap-tahap Perkembangan
Kepribadian
Tahap-tahap perkembangan kepribadian
setiap individu tidak dapat disamakan satu
dengan yang lainnya. Tetapi secara umum
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.Fase pertama
2.Fase kedua
3.Fase Ketiga

FASE PERTAMA
Fase pertama dimulai sejak anak berusia
satu sampai dua tahun, ketika anak mulai
mengenal dirinya sendiri.

Fase Kedua
Fase ini merupakan fase yang sangat efektif dalam
membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada
pada diri seorang anak.
Fase ini berlangsung relative panjang hingga anak
menjelang
masa kedewasaannya sampai
kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipetipe
perilaku yang khas yang tampak dalam hal-hal berikut:
1)Dorongan-dorongan (Drives)
2)Naluri (Istinct)
3)Getaran Hati (Emosi)
4)Perangai
5)Inteligensi (Intellegence Quetient-IQ)
6)Bakat (Talent)

Fase Ketiga
Pada proses perkembangan kepribadian
seseorang, fase ini merupakan fase terkhir yang
ditandai dengan semakin stabilnya perilakuperilaku yang khas dari orang tersebut. Pada
fase ketiga terjadi perkembangan yang relative
tetap, yaitu dengan terbentuknya perilakuperilaku yang khas sebagai perwujudan
kepribadian yang bersifat abstrak.

Setelah kepribadian terbentuk secara


permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga
tipe kepribadian, yaitu kepribadian
normative, kepribadian otoriter, dan
kepribadian perbatasan.

Kepribadian Normative
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang ideal,
dimana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat
untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam
dirinya sebagai hasil sosialisasi pada masa sebelumya.
Seseorang memiliki kepribadian normative apabila
terjadi proses sosialisasi antara perlakuan terhadap
dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan
tata nilai yang ada di dalam masyarakat. Tipe ini ditandai
dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat
tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi adri orang
lain.

Kepribadian Otoriter (Otoriter Man)


Tipe ini terbentuk melalui proses sosialisasi
individu yang lebih mementingkan
kepentingan diri sendiri dari pada
kepentingan orang lain.

Kepribadian Perbatasan
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang
relative labil di mana cirri khas dari prinsip-prinsip
dan perilakunya seringkali mengalami perubahanperubahan, sehingga seolah-olah seseorang itu
mempunyai lebih dari satu corak kepribadian.
Seseorang dikatakan memiliki kepribadian
perbatasan apabila orang ini memiliki dualism
budaya, misalnya karena proses perkawinan atau
karena situasi tertentu hingga mereka harus
mengabdi pada dua struktur budaya yang
berbeda.

Implikasi Perkembangan
Kepribadian Remaja dalam
Pendidikan
Perkembangan kepribadian dan pendidikan tidak

dapat dipisahkan, karena kedua hal ini saling


terkait satu sama lainnya dan memiliki hubungan
yang ireverdibel. Yang artinya kedua hal ini
memiliki pengaruh tembal balik yang seimbang.
Dalam implikasinya perkembangan kepribadian
dan pendidikan terbagi menjadi dua macam. Yang
pertama, perkembangan kepribadian
mempengaruhi pendidikan. Dan yang kedua,
pendidikan mempengaruhi perkembangan
kepribadian.

Pendidikan mempengaruhi perkembangan kepribadian


maksudnya dlam hal ini pendidikan memiliki peran
penting dalam perkembangan kepribadian individu.
Dalam dunia pendidikan tidak hanya dijabarkan
bagaimana cara individu memahami suatu materi
pelajaran tetapi juga pembentukan karakter. Melalui
pembentukan karakter kepribadian individu dapat
dibangun. Untuk membentuk kepribadian yang baik
dalam diri individu maka pendidikan sangatlah
dibutuhkan, dan dalam hal ini pendidikan yang dimaksud
bukanlah pendidikan formal saja melainkan semua
bentuk pendidikan baik pendidikan formal, informal,
maupun nonformal.

Cara Mengembangkan Kepribadian


yang Baik
Contohnya seperti mengembangkan minat

Mengembangkan Minat
Cari tahu siapa diri Anda.
Pandanglah diri secara mendalam dan
renungkan siapa diri Anda. Ini adalah hal
yang paling sulit dilakukan, namun juga
sangat penting. Cobalah untuk
memisahkan perbedaan antara cara Anda
bertindak dan kepribadian Anda
sebenarnya.

Renungkan hal-hal yang berarti untuk


Anda.
Ingat, lebih sulit untuk mencari tahu hal-hal
yang berarti untuk Anda jika Anda tidak
yakin dengan diri Anda sebenarnya.
Jangan memilih hal-hal yang berarti bagi
Anda hanya karena menurut orang lain
penting. Cari tahu menurut kata hati.

Kembangkan hobi.
Memiliki hobi adalah suatu bagian besar
untuk memiliki kepribadian yang baik.
Jadilah orang yang menyenangkan, bukan
membosankan. Coba libatkan diri Anda ke
dalam hal-hal yang Anda suka
mengerjakannya. Tak perlu mahir hanya
menggemari saja.

Miliki pendapat sendiri.


Memiliki pendapat adalah bagian penting untuk
memiliki kepribadian yang baik. Anda tidak boleh
hanya menjadi orang yang setuju saja. Anda
harus memiliki pendapat sendiri, namun kadangkadang orang mengabaikan pendapatnya untuk
menghindari konflik. Pendapat Anda tidak boleh
menyakiti orang lain; yang penting disampaikan
dengan baik dan Anda bersedia mengubah
pikiran. Jangan takut untuk menanyakan
pandangan orang lain dan berbagi pendapat
Anda.

Habiskan waktu untuk melakukan hal-hal


yang berarti bagi Anda.
Baik itu bermain gitar, membaca berita, atau
belajar cara menerbangkan pesawat, jika Anda
menyukainya, menghabiskan waktu untuk
melakukan hal-hal tersebut sangatlah berarti.
Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk
melakukan hal-hal tersebut, semakin cerdas
pula Anda. Lakukan hal ini untuk diri sendiri,
bukan agar orang lain berpikir kalau Anda
terlihat keren bermain gitar.

Anda mungkin juga menyukai