Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

7 KEBIASAAN EFEKTIF DAN


IMPLEMENTASINYA

DISUSUN OLEH :

M REYHAND
P2.31.38.1.14.055

KELAS C
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JAKARTA II
2018
DAFTAR ISI
Halaman

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 4
1.3 Tujuan Makalah ................................................................. 4
1.4 Manfaat Makalah .............................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep 7 Habits ............................................................... 5

2.2 7 Kebiasaan Efektif ........................................................... 6

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Implementasi dari 7 Kebiasaan Efektif ............................ 10

BAB 4 KESIMPULAN ..................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Buku The 7 Habits of Highly Effective People, Restoring The Character


Ethic, yang terbit pada 1989 edisi barunya terbit 1997 adalah buku yang
men dapat ban yak perhatian. Telah menjadi inspirasi bagi pelatihan di
pelbagai bidan g kehidupan dan telah diterjemahkan ke dalam puluhan
bahasa di seluruh dunia, serta membuahkan sejumlah penghargaan bagi
penulisnya.

Buku ini menyampaikan pandangan-pandangan Stephen R. Covey


mengenai prinsip-prinsip bagaimana individu dapat menjalani kehidupan
yang efektif. Prinsip-prinsip yang disampaikan Covey sedemikian rupa
hingga mengundang kekaguman berbagai kalangan. Warren Bennis, seorang
ahli kepemimpinan yang menulis buku On Becoming A Leader, mengatakan
bahwa Covey telah menulis buku yang luar biasa mengenai kondisi manusia
dengan piawai dan penuh pengertian, yan g berguna bagi kehidupan pribadi
juga organisasi.

Uraian singkat ini dimaksudkan untuk mengantar kepada satu


pembahasan gagasan-gagasan yang memang cukup penting dan mendasar
dari Covey mengenai pengembangan diri manusia. Apa yang ingin dicapai
olehnya dengan penulisan buku itu adalah kesuksesan yang paripurna bagi
manusia, baik dalam karer maupun kehidupan keluarga, yang selama ini
dianggap oleh begitu banyak orang sebagai dua hal yang tidak mungkin
didamaikan.

3
1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Kebiasaan apa saja dari The Seven Habits dalam kehidupan sehari-
hari terutama dalam kalangan mahasiswa dan bagaimana cara
implementasinya ?

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan pentingnya The Seven Habits dalam kehidupan
sehari-hari dikalangan mahasiswa.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi
b. Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa

1.4 Manfaat Makalah


1.4.1 Bagi Penulis
Makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang The
Seven Habits dalam kehidupan mahasiswa.

1.4.2 Bagi Pembaca


Makalah ini dapat menambah pengetahuan agar masyarakat
lebih efektif dalam melakukan kebiasaan disetiap harinya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep 7 Habits

H ab i t d i defi n is i k a n C ovey s ebag a i “perpotongan antara pengetahuan


(knowledge yang berkenaan dengan what to do dan why), keterampilan (skill, yang
berkenaan dengan how to do), dan keinginan (desire, berkenaan dengan want to
do)”.

Unsur pengetahuan (knowledge) adalah elemen kebiasaan yan g berkenaan


den g an pengetahuan individu mengenai apa yang dapat dilakukan dan mengapa
mesti dilakukan. Adapun keterampilan (skill) adalah unsur yang berkenaan dengan
bagaimana melakukannya, sedangkan keinginan (desire) berkenaan dengan
dorongan atau motivasi mengapa sesuatu dilakukan. Unsur pertama dan kedua
adalah bagian kebiasaan manusia yang bersifat eksternal (dipelajari),
sedangkan unsur keinginan/motivasi adalah yang datang dari dalam. Suatu perbuatan,
akan menjadi kebiasaan individu apabila memiliki ketiga unsur itu dan dilakukan
secara konsisten.

Mengenai perkembangan individu menuju kedewasaan, Covey


mempunyai konsep the maturity continuum. Kontinum kedewasaan dimulai
dari tahap ketergantungan individu (dependence) pada lingkungan, menuju
kemandirian (independence), kemudian menuju kesalingtergantungan
(interdependence). A g ar i n d i vid u ya n g tergantung kepada yang lain dapat
meningkat ke taraf kemandirian, individu harus menjalankan tiga kebiasan
(habit 1, 2, dan 3) yang berhubungan dengan kondisi internal individu.
Apabila individu dapat menjadikan ketiga kebiasaan ini menjadi bagian
dirinya, maka dia akan mandiri dan meraih kemenangan pribadi.

5
Kemandirian bukan tingkat tertinggi perkembangan individu dalam
konsep Covey. Seorang yang mandiri baru dapat menangani dirinya sendiri.
Dia masih harus mengembangkan kemampuannya berhubungan dengan
orang lain kar ena manusia h idup dalam kondisi saling tergantung satu
sama lain. Dengan bekal tiga kebiasaan lain (habit 4, 5, dan 6), individu
akan mencapai tingkat tertinggi dalam tangga the maturity continuum, yaitu
kesalingtergantungan karena telah dibekali kemampuan bekerja dalam
kelompok, bekerjasama, dan komunikasi. Di tingkat saling tergantung ini,
individu mampu bekerjasama tanpa kehilangan kediriannya. Dan seperti
disebutkan di atas, kebiasaan 7 digunakan untuk memperbaharui diri.

2.2 7 Kebiasaan Efektif

Buku yang menjadi bestseller selama beberapa tahun ini, 7 Kebiasaan


Manusia yang Paling Efektif, oleh Stephen R. Covey, mengetengahkan
tujuh kebiasaan manusia yang jika dilakukan, akan mengubah hidup
seseorang. Tujuh kebiasaan tersebut adalah:

6
a. Kebiasaan 1 : “ Jadilah Proaktif “

Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif.


Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri
(di masa lalu, di masa sekarang, maupun di masa mendatang), dan
membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai
ketimbang pada suasana hati atau keadaan.
Orang-orang proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih
untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak
menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan
serta menggunakan keempat karunia manusia yang unik – kesadaran
diri, hati nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas – dan dengan
menggunakan Pendekatan Dari Dalam Ke Luar untuk menciptakan
perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam
hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan paling mendasar yang
bisa diambil setiap orang.

b. Kebiasaan 2 : “ Mulailah dari akhir dalam pikiran “


Pikirkan baik-baik tujuan Anda. Banyak orang menghabiskan
hidup mereka untuk mengejar sebuah tujuan yang terbukti tidak
berarti, tidak memuaskan dan merusak. Mulailah membuat sebuah
pernyataan misi pribadi yang memuat tujuan Anda dan
mendeskripsikan jenis orang seperti apa yang Anda inginkan. Pikirkan
baik-baik pernyataan misi ini dan periksalah diri Anda sendiri.

c. Kebiasaan 3 : “ Mendahulukan yang Utama “


Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik.
Mendahulukan yang utama artinya mengorganisasikan dan
melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental (tujuan
Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda). Hal-
hal sekunder tidak didahulukan.

7
Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi
memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah
mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal
yang utama.

d. Kebiasaan 4 : “ Berfikir Menang atau Menang “


Berpikir menang atau menang adalah cara berpikir yang berusaha
mencapai keuntungan bersama, dan didasarkan pada sikap saling
menghormati dalam semua interaksi. Berpikir menang atau menang
artinya tidak berpikir egois (menang/kalah) atau berpikir seperti martir
(kalah/menang). Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para
anggotanya berpikir secara saling tergantung – dengan istilah “kita”,
bukannya “aku”. Berpikir menang/menang mendorong penyelesaian
konflik dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-
solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir menang/menang
artinya berbagi informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.

e. Kebiasaan 5 : “ Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu Baru Dimengerti “


Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang
lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati
dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami, mereka
merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang
untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan
mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha
dipahami menuntut keberanian. Keefektifan terletak dalam
keseimbangan di antara keduanya.

f. Kebiasaan 6 : “ Wujudkan Sinergi “


Sinergi atau kerja sama akan menghasilkan hasil akhir yang lebih
besar daripada apa yang dapat dihasilkan oleh masing-masing pihak
jika mereka bekerja sendiri.

8
Sinergi yang efektif bergantung pada komunikasi. Banyak orang
yang membuat sinergi tidak berhasil karena mereka bereaksi dari apa
yang sudah mereka ketahui sebelumnya. Mereka tidak mendengarkan,
merenungkan, dan merespon., Sebaliknya mereka mendengar dan
bereaksi secara spontan. Kerja sama dan komunikasi adalah dua kaki
dari sebuah hubungan yang saling bersinergi.

g. Kebiasaan 7 : “ Asahlah Gergaji”


Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus
dalam keempat bidang kehidupan dasar, yaitu fisik, sosial/emosional,
mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan kapasitas
kita utnuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Implementasi dari 7 Kebiasaan Efektif

Karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang


mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan
mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui
pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi
tertentu.

Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak


memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu
tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam
dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan
kebiasaan. Karakter mahasiswa melalui 7 kebiasan efektif, yaitu :

a. Kebiasaan 1 : “ Jadilah Proaktif “


Para mahasiswa diajarkan untuk bertanggung jawab atas masa
depan mereka. Inilah hal mendasar yang seringkali sulit untuk
dikerjakan. Dengan kebiasaan ini, kedepannya mahasiswa tidak akan
mengeluh dan tidak akan mudah menyerah ketika menghadapi
dinamika perkuliahan yang sesungguhnya. Dampak dari kebiasaan
yang pertama ini adalah menciptakan inisiatif, karena keadaan tidak
bisa dipilih, maka mahasiswa dituntut untuk pandai menentukan
keputusan.
Orang proaktif akan senantiasa bertanggungjawab atas segala
tindakan yang dilakukan. Mereka tidak suka menyalahkan orang lain
atas apa yang terjadi pada dirinya. Orang proaktif mengakui bahwa
segala sesuatu terjadi atas respon yang telah mereka buat. Mereka tahu
bahwa diri mereka lah yang memilih perilaku yang dilakukan.

10
Lawan dari orang proaktif adalah orang reaktif, orang seperti ini
sering dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Mereka menemukan
sumber-sumber eksternal untuk disalahkan atas perilaku yang mereka
lakukan. Perlu diketahui bahwa semua kekuatan eksternal adalah
stimulus yang akan kita respon dalam bentuk tindakan. Jadi jika respon
kita salah maka tindakan kita salah. Sebagai manusia proaktif
seseorang akan merespon setiap stimulus dengan psoitif dan itulah
yang akan mengantarkannya pada tindakan-tindakan yang positif.

Jadilah proaktif adalah perubahan dari dalam keluar, untuk menjadi


berbeda dan dengan menjadi berbeda dapat mengadakan perubahan
se-hingga saya dapat menjadi lebih rajin, saya menjadi lebih kreatif,
saya menjadi lebih dapat bekerja sama. Proaktif, ada ruang untuk
berpikir dan memilih respon setelah stimulus datang. Akan tetapi
walaupun kita bebas untuk memilih tindakan kita, kita tidak bebas
untuk memilih konsekuensi dari tindakan itu, karena konsekuensi
diatur oleh hukum alam.
Kon- sekuensi berada dalam lingkaran kepedulian. Oleh karena
itu hiduplah selaras dengan prinsip agar membawa konsekuensi
positif, melanggar prinsip akan menghasilkan konskuensi negatif.
Sekali lagi manusia proaktif bertanggung jawab atas pilihannya,
apabila yang dipilih berakibat negatif/kesalahan maka akuilah dan
belajar darinya karena “Keberhasilan berada pada ujung lain dari
kegagalan”

b. Kebiasaan 2 : “ Mulailah dari akhir dalam pikiran “


Poin ini mengajak mahasiswa untuk membuat dan memperjelas
visi dan tujuan mereka saat berkuliah. Kebiasaan kedua ini didasarkan
pada imajinasi anda. Artinya bagaimana anda mempu
memvisualisasikan impian anda secara jelas dalam pikiran anda, yang
tidak mungkin bisa dilihat dengan mata. Mulailah dengan akhir di
pikiran ini berarti setiap hari anda harus memulai tugas, atau proyek

11
dengan visi yang jelas, tentang arah dan tujuan yang Anda inginkan,
dan kemudian dilanjutkan dengan melenturkan otot-otot proaktif Anda
untuk membuat suatu perubahan.

c. Kebiasaan 3 : “ Mendahulukan yang Utama “


Para mahasiswa diajarkan cara untuk mengatur waktu dan diajak
untuk menentukan prioritas. Poin pertama sampai dengan ketiga
adalah poin yang dapat menciptakan kemandirian dalam diri setiap
mahasiswa baru. Maka kemudian akan terbentuk visi yang kuat ketika
para mahasiswa baru tersebut memulai masa kuliahnya.
Untuk menjalni kehidupan yang seimbang diperlukan sebuah fokus
pada prioritas anda yang utama. Kebiasaan pertama mengajarkan kita
tentang tanggungjawab, menjadi proaktif adalah sebuah pilihan. Pada
kebiasaan kedua mengajarkan bahwa semua hal di awali dari mental
kemudian berakhir pada pikiran atau bisa disebut juga sebagai visi.
Sedangkan kebiasaan ketiga ini tentang manajemen kehidupan –
yaitu tujuan, nilai, peran, dan prioritas. Apa “hal pertama?” Hal
pertama adalah mereka yang menemukan hal yang paling berharga
dalam hidupnya. Jika Anda menempatkan prioritas, maka Anda harus
mengatur, mengelola waktu dan peristiwa sesuai dengan prioritas
pribadi Anda. Jangan sampai kita melakukan seseuatu tanpa prioritas,
karena hal ini hanya merugikan waktu dan tenaga kita.

d. Kebiasaan 4 : “ Berfikir Menang - Menang “


Para mahasiswa diajarkan untuk selalu “berpikir menang-menang”
ketika berhubungan dengan orang lain. Untuk dapat berpikir menang-
menang, mahasiswa diajak untuk mendengarkan dan memahami orang
lain terlebih dahulu baru kemudian meminta untuk dipahami. Berpikir
menang melihat kehidupan sebagai arena kooperatif, bukan yang
kompetitif. Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus-
menerus berusaha mencari manfaat bersama dalam semua interaksi

12
manusia. rang atau organisasi yang mendekati konflik dengan sikap
mena memiliki tiga karakter penting.

e. Kebiasaan 5 : “ Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu Baru Dimengerti “


Kebiasaan ini berkaitan dengan kebiasaan keempat, mahasiswa
diajak untuk memahami orang lain, baru meminta orang lain untuk
memahami dirinya. Komunikasi adalah keterampilan yang paling
penting dalam hidup. Kebanyakan orang lebih suka kalau dirinya
dipahami dan menginginkan pendapatnya diperhatikan.
Dalam sebuah komunikasi sering kali kita mengabaikan orang lain,
kita sering berpura-pura seolah-olah kita mendengarkan, namun fokus
kita hanya pada hanya pada kata-kata, sehingga kita sering kehilangan
makna dari apa yang orang lain katakan. Berbeda jika kita yang bicara,
ketika sering memaksa orang lain untuk mendengarkan kita.

Hal itulah yang sering menyebabkan diri kita egois dan mau
menang sendiri. Jadi Kebiasaan manusia efektif adalah berusaha
memahami orang lain terlebih dahulu sehingga kemudian orang lain
pun bisa memahami diri kita.

f. Kebiasaan 6 : “ Wujudkan Sinergi “


Para mahasiswa diajak untuk meningkatkan dan menumbuhkan
kerjasama. Selain itu, para mahasiswa juga dibekali bagaimana
kewajiban mereka untuk menghargai perbedaan dengan menyatukan
visi. Jangan ada pihak yang alergi dengan perbedaan.
"Tujuan dari kebiasaan ke empat sampai dengan ke enam adalah
agar orang lain mau mengerti tentang apa yang akan kita sampaikan.
Tapi untuk itu kita harus mengerti dan menampung aspirasi orang lain
terlebih dahulu. Tanpa memahami, kita akan makin sulit dipahami.
Itulah rahasia kepemimpinan, menyampaikan pendapat dengan cara
yang paling pas.

13
g. Kebiasaan 7 : “ Asahlah gergaji”
Para mahasiswa diajak untuk sadar akan pentingnya
pengembangan diri, menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan
kuliah mereka. Kebiasaan ini sangat penting dan terkait dengan empat
dimensi kehidupan yang harus terus diasah, yaitu, kecakapan
intelektual, kecakapan fisik, sosial emosional dan kecakapan spiritual
yang harus terus dipelihara secara berkesinambungan.
Dengan mengikuti pelatihan ini, setiap mahasiswa baru nantinya
akan siap menghadapi dunia sebagai mahasiswa dengan segala
aktivitas dan suka dukanya yang diimbangi dengan pembentukan
karakter mereka sebagai calon pemimpin yang cerdas (intellectual
leader).

BAB IV
KESIMPULAN

Dari 7 Kebiasaan Manusia yang Paling Efektif menurut Stephen R.


Covey, mengetengahkan tujuh kebiasaan manusia yang jika dilakukan, akan
mengubah hidup seseorang. Tujuh kebiasaan tersebut adalah:
1) Jadilah Proaktif
2) Mulailah dari Akhir dalam Pikiran
3) Mendahulukan yang Utama
4) Berfikir Menang – Menang
5) Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu Baru Dimengerti
6) Wujudkan Sinergi
7) Sadar akan Pentingnya Pengembangan Diri

14
Selain kita mengetahui 7 Kebiasaan Efektif tersebut, kita juga bisa
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam kalangan
mahasiswa yang nantinya akan membawa perubahan yang lebih baik.

15

Anda mungkin juga menyukai