Anda di halaman 1dari 4

SOLID STATE RELAY

Pengertian SSR

Solid State Relay adalah perangkat semikonduktor dari relay elektromekanis dan
dapat digunakan untuk mengontrol beban listrik tanpa menggunakan bagian yang
bergerak. Tidak seperti Elektromekanis Relay (EMR) yang menggunakan kumparan
atau coil, medan magnet, pegas dan kontak mekanis untuk mengoperasikan dan
mengalihkan supply, solid state relay atau SSR, tidak memiliki bagian yang bergerak
tetapi sebaliknya menggunakan sifat listrik dan optik semikonduktor solid state.

Solid State Relay sangat banyak digunakan pada berbagai macam peralatan
elektronik yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Seperti diantaranya
adalah berbagai peralatan seperti periferal komputer, termostat pemanas listrik,
mesin CNC, remote control maupun peralatan otomatis industri.

Prinsip Kerja SSR

Sedikit berbeda dangan fungsi relay pada umumnya, cara kerja Solid State Relay
sederhana saja. Ujung input hanya membutuhkan arus dengan kontrol yang kecil serta
kompatibilitas yang lebih baik dengan TTL, HTL, CMOS Integrated Circuit. SSR juga
menggunakan sirkuit keluaran yang mengadopsi thyristor dan transistor berdaya
tinggi yang berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus beban.

Cara kerja Solid State Relay dapat dilihat dari rangkaiannya. Pada dasarnya prinsip
kerjanya ini tidaklah rumit. Dimana triac berfungsi sebagai saklar utama, sedangkan
phototriac berfungsi sebagai penghubung antara input dengan saklar utamanya.
Phototriac inilah yang nantinya memberikan isolasi galvanis.
Mirip dengan Relay Elektro-Mekanik, tegangan input kecil, biasanya 3 hingga 32 volt
DC, untuk mengontrol tegangan output yang jauh lebih besar.

Salah satu komponen utama dari solid state relay (SSR) adalah Opto-Isolator
(OptoCcoupler) yang berisi satu (atau lebih) Infra-Red Light Emitting Diode, atau
sumber Cahaya LED, dan perangkat SensitifFoto dalam satu kasus. Opto-Isolator
mengisolasi Input dari Output.

Sumber Cahaya LED terhubung ke bagian Drive Input SSR dan menyediakan Kopling
Optik melalui celah ke transistor Sensitif Foto yang berdekatan, pasangan Darlington
atau TRIAC. Ketika arus melewati LED, menyala dan Cahayanya terfokus di celah ke
Foto-Transistor / Foto-Triac.

Gambar Rangkaian Input DC Solid State Relay :

Dengan output dari SSR Opto-Coupled berubah "ON" oleh energi LED ini, biasanya
dengan sinyal tegangan rendah. Karena satu-satunya koneksi antara input dan output
adalah berkas cahaya, isolasi tegangan tinggi (biasanya beberapa ribu volt) dicapai
dengan menggunakan Isolasi Opto Internal.
Rangkaian Input AC Solid State Relay :

Tidak hanya Opto-Isolator memberikan isolasi tingkat input / output yang lebih tinggi,
ia juga dapat mengirimkan sinyal dc dan frekuensi rendah. Selain itu, perangkat LED
dan foto-sensitif dapat benar-benar terpisah satu sama lain dan digabungkan secara
optik dengan menggunakan Serat Optik.

OUTPUT Relay Solid State

Kemampuan Switching Output dari Relay Solid State dapat berupa AC atau DC sesuai
dengan kebutuhan tegangan inputnya. Rangkaian output dari relay solid state yang
dikonfigurasi untuk melakukan hanya satu jenis tindakan switching yang memberikan
ekuivalen operasi terbuka, Single-Pole, Single-Throw (SPST-NO) dari Relay Elektro-
Mekanis.

Rangkaian Output Solid State Relay :

Kelebihan dan Kekurangan SSR


Kelebihan dan kekurangan Solid State Relay dibandingkan dengan relay konvensional
antara lain dapat dibedakan dengan beberapa hal.

Kelebihan Solid State Relay


1. Kelebihan yang pertama adalah minimnya suara yang dihasilkan oleh alat ini
ketika kontraktor mengalami perubahan keadaan.
2. Memiliki umur pemakaian yang lebih panjang dibandingkan dengan relay
mekanik.
3. Tidak menimbulkan percikan bunga api pada saat kontaktor mengalami
perpindahan keadaan.
4. Memiliki sifat yang tahan korosi sehingga umur pemakaian pun menjadi lebih
panjang.
5. Tidak seperti relay konvensional. Solid state relay sangat kebal dengan getaran
atau goncangan.

Kekurangan Solid State Relay


1. Tegangan yang dikontrol oleh SSR ini benar-benar tidak murni sehingga dapat
berimbas ada komponen-komponen SSR yang lainnya.
2. Terbuat dari bahan silikon, maka pada alat ini akan terdapat tegangan jatuh
antara tegangan input dan output. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
tegangan drop.
3. Dapat terjadi arus bocor (Leakage current). Dimana pada Solid Relay State yang
dalam keadaan on atau off maka dalam kondisi yang ideal seharusnya tidak
ada arus yang mengalir pada SSR. Namun tidak demikian pada komponen yang
sebenarnya.
4. Susah untuk diimplementasikan pada aplikasi multi fasa.
5. Harganya jauh lebih mahal dari relay konvensional.

Aplikasi solid state relay yang paling umum adalah dalam peralihan beban AC, baik itu
untuk mengontrol daya AC untuk pergantian ON/OFF, peredupan cahaya, kontrol
kecepatan motor atau aplikasi lain yang memerlukan kontrol daya, beban AC ini dapat
dengan mudah dikontrol dengan tegangan DC arus rendah menggunakan solid state
relay yang memberikan umur panjang dan kecepatan switching yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai