Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

TELAAH KURIKULUM
Dosen Pengampu: Dra.Dilinar Adlin,M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Amelia Grace Sinaga (2213141010)
2. Cindy Agatha Pasaribu (2213141020)
3. Dia Ulfa (2213141022)
4. Ermin Lastiar Barasa (2213141013)
5. Nuricha Lovindy (2213141001)
6. Pratiwi Nuzuwa
(2213141014) 7. Winda Aulia
(2203341003)

PENDIDIKAN SENI TARI


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang maha Esa, maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Critical Book Review tepat pada waktunya. Semoga dengan
adanya Critical Book Review ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
mengenai Telaah Kurikulum. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
pembuatan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan tentunya masih banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk tugas-tugas kami selanjutnya. Penulis juga mohon maaf
apabila terdapat kesalahan–kesalahan kata yang kurang berkenan dihati para
pembaca. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 17 Mei 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Rasional Pentingnya CBR 4
1.2. Tujuan 4
1.3. Manfaat 4

BAB II IDENTITAS DAN RINGKASAN ISI BUKU


2.1. Identitas Buku 5
2.2. Ringkasan Isi Buku 5

BAB III PEMBAHASAN


3.1. Keunggulan Buku 12
3.2. Kelemahan Buku 12

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan 13
4.2. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi pentingnya CBR


Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca
masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk
menaikkan ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik
buku (critical book report) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil
karya atau buku, baik berupa buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai
karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku. Mengkritik buku
dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku melainkan untuk
menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang akan
menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal
buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Yang lebih
jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang
dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.

1.1 Tujuan Critical Book Review


- Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku tersebut
- Untuk mengulas isi dan materi yang terdapat dari sebuah buku
- Mengetahui kelamahan dan kelebihan suatu buku

1.2 Manfaat Critical Book Review


- Terpenuhinya Tugas CBR pada mata kuliah Telaah Kurikulum
- Membantu mahasiswa bersikap kritis dalam suatu hal.
- Menambah pengetahuan dan wawasan
BAB II

IDENTITAS DAN RINGKASAN ISI BUKU

2.1. Identitas Buku

1. Judul buku : Kurikulum (Pembelajaran dan Pengembangan)


2. Penulis : Dr.Dilinar Adlin M.Pd & Rika Restela,S.Pd, M.Pd
3. Penerbit : Universitas Negeri Medan (Fakultas Bahasa & Seni)
4. Tahun Terbit 2022
5. Kota Terbit : Medan
6. ISBN :-
7. Tebal Buku 53

2.2. Ringkasan Isi Buku

BAB I

Pengantar Kurikulum

Kurikullum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam


suatu sistem pendidikan, sebagai pedoman yang menentukan dalam suatu sistem
pendidikan, dalam pelaksanaan pada semua jenis dan tingkat pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam suatu periode
jenjang pendidikan. Unsur dalam definisi kurikulum yaitu, seperangkat rencana,
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, pengaturan cara yang digunakan, dan
sebagai pedoman kegiatan belajar-mengajar. Perkembangan kurikulum di indonesia yakni
kurikulum 1947 sampai kurikukulum 2013. Kurikulum mengalami pembaruan karena
adanya faktor perkembangan zaman. Pada pembaruan terakhir yaitu pada kurikulum 2013
atau yang sekarang sering disebut dengan K-13, merupakan modifikasi dan pemutakhiran
dari pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Fungsi kurikulum bagi pendidikan tidak lain sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan itu sendiri. Pada dasarnya kurikulum memiliki fungsi tersendiri berdasarkan
peran diambil dalam bidang pendidikan. Pada dasarnya kurikulum memiliki komponen
pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lain
dalam mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli, maka kurikulum
memiliki 4 komponen unsur yang menjadi dasar dalam menyusun kurikulum yaitu
komponen tujuan, komponen isi (bahan pengajaran), komponen strategi dan komponen
evaluasi.

BAB II

Kurikulum dan pembelajaran

Kurikulum dan pembelajaran adalah dua komponen yang saling tidak dapat
dipisahkan, sebagai acuan yang saling berkesinambungan,penentusn bahan ajar,
menjadikan mutu pendidikan yang sesuai dengan apa yang kita harapkan. Terdapat tiga
hal penting yang menjadi karakteristik suatu sistem yaitu tujuan, proses, dan proses dalam
memanfaatkan komponen-komponen atau unsur tertentu. Adapun faktor yang
memperngaruhi sistem pembelajaran, yaitu faktor guru, faktor siswa, sarana-prasarana,
dan lingkungan. Mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau
pengetahuan dari guru kepada siswa. Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi
pembelajaran.Pengaturan lingkungan adalah proses menciptakan iklim yang baik.

Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi


juga dimaknai sebagai proses mengatur agar siswa belajar. Makna belajar bukan hanya
mendorong anak agar mampu menguasai sejumlah materi pembelajaran akan tetapi
bagaimana agar anak itu memiliki sejumlah kompetensi untuk mampu menghadapi
rintangan yang muncul sesuai dengan perubahan pola hidup masyarakat, proses beripikir,
dan memanfaatkan potensi otak. Terdapat 4 pilar pendidikaan universar yaitu learn to
know, learn to do, learn to be, and learn to live together. Prinsip dari mengajar adalah
berorientasi pada tujuan, aktivitas, individualis, integritas, interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan motivasi. Terdapat dua aliran teori belajar yairu aliran
behavioristik-elementeristik dan aliran kognitif holistik.

BAB III

A. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang disusun untuk memberi pedoman


kepada para pelaksana pendidikan dalam proses pengembangan siswa, dan untuk
mencoba tujuan yang diinginkan. Ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum,
yaitu:

(1) Prinsip Umum

Ada 5 prinsip umum dalam pengembangan kurikulum yaitu, relevansi,


fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektifitas. Pertama, prinsip relevan. Artinya, tujuan.
Kedua, prinsip fleksibibelitas. pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-
penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan dan latar belakang
anak.

Ketiga, kontinuitas yaitu kesinambungan. kurikulum juga hendaknya


berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya. Keempat, praktis,
mudah dilaksanakan. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis. Kelima,
efektivitas. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.

(2) Prinsip Khusus

Beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum yaitu:

a. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan yang bersumber pada ketentuan


dan kebijaksanaan pemerintah.

b. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan.

c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar.

d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran.

e. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.

B. Model-Model Pengembangan Kurikulum

Model adalah konstruksi yang bersifat teoritis konsep. Pemilihan suatu model
pengembangan kurikulum bukan hanya didasarkan oleh kelebihan dan kemungkinan
pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan
dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana
yang digunakan. Pengembangan kurikulum secara garis besar diutarakan sebagai berikut:

1. Model Administratif (The Administrative Model).

Diberi nama model administratif karena inisiatif dan gagasan pengembangan datang dari
administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi.

2. Model dari bawah (grass-root)

Model pengembangan ini merupakan kebalikan dari model administratif.

3. Model Demonstrasi (The Demonstrastion Model)

Model ini pada dasarnya bersifat grass-root, dimana pembentukannya berasal dari bawah.

4. Model beauchamp (Beauchamp’s system)

Model perkembangan kurikulum ini di kembangkan oleh beauchamp yang


merupakan seorang ahli kurikulum, dan mengembangkan suatu kurikulum yaitu

a. Menetapkan lingkup wilayah dimana kurikulum itu akan di kembangkan seperti


sekolah,kecamatan,kabupaten, provinsi,ataupun seluruh negara
b. Menetapkan personalita, yaitu orang yang turut dan terlibat dalam pengembangan
kurikulum.

c. Organisasi dan produser perkembangan kurikulum.

d. Implementasi atau melaksanakan kurikulum dengan membutuhkan kesiapan yang


menyeluruh

e. Evaluasi kurikulum mencangkup evaluasi tentang pelaksanaan pada guru guru.

5. Model Terbalik Hilda Taba (Taba’s Interverted Model)

Taba berpendapat bahwa lebih terdorong inovasi dan kreativitas guru” adalah bersifat
induktif.

6. Model Hubungan Interpersonal dari Rogers (Roger’s Interpersonal Relations Model)

Menurut rogers manusia berada dalam proses perubahan dan memiliki kekuatan juga
potensi untuk berkembang sendiri ada empat langkah perkembangan menurut Roger
adalah

a. Pemelihat target dalam sistem pendidikan

b. Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok yang intensif

c. Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif

d. Partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok.

7. Model Action Research yang sistematis

Faktor aktor yang perlu dipertimbangan dalam penyusunan kurikulum yaitu


hubungan antara manusia, keadaan organisasi sekolah, situasi masyarakat, dan otoritas
ilmu pengetahuan.

8. Emerging Technical Model

Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efisiensi


efektivitas dalam bisnis.

C. Pendekatan Pengembangan Kurikulum

Menurut Sukmadinata (2000:1), pengembangan kurikulum pada satu sisi berarti


menyusun seluruh perangkat kurikulum mulai dari dasar-dasar kurikulum, struktur dan
sebaran mata pelajaran, garis-garis bear program pengajaran, sampai dengan pedoman-
pedoman pelaksanaan.

Pada dasamya ada tiga pendekatan dalam pengembangan kurikulum, yaitu terdiri dari:

1. Pendekatan berdasarkan Materi

2. Pendekatan berdasarkan Tujuan


3. Pendekatan berdasarkan Kemampuan

D. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum

Kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat strategis dan menentukan,
artinya guru akan menetapkan kedalaman dan keluasan materi kurikulum atau
pembelajaran sedangkan bersifat menentukan, karena guru dan dosenlah yang memilah
dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik dan kemudian
menjabarkannya ke dalam pembelajaran di kelas.

Rendahnya prestasi akademik atau hasil bel jar, tingginya angka tinggal kelas dan putus
sekolah tidak dapat dilepaskan dari mutu kinerja guru, terutama dalam mengembangkan
kurikulum dan mengimplementasikan dalam proses belajar mengajar di kelas.

1. Guru sebagai Pendidik Profesional

Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja di tuntut melaksanakan tugasnya secara
profesional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional.

2. Guru sebagai Pembimbing Belajar

Dalam konsep interaksional guru berperan sebagai mitra belajar sedangkan dalam konsep
pendidikan pribadi guru lebih berperan sebagai pengarah, pendorong dan pembimbing.

3. Pendidikan Guru

- Masalah pendidikan guru

Masalah pendidikan guru tidak dapat dilepas dari masalah pendidikan dari secara
keseluruhan.

- Standardisasi pendidikan guru

Pendidikan guru perlu memiliki suatu standar yang akan menjadi acuan, baik dalam
pengembangan, pelaksanaan, maupun evaluasi program pendidikan guru.

- Pendidikan guru berdasarkan kompetensi

Salah satu model pendidikan guru yang mungkin bisa mencapai standar adalah model
pendidikan guru berdasarkan kompetensi (PGBK) atau competence based teacher
education (CBTE).

- IKIP FKIP, STKIP sebagai lembaga pendidikan Dalam bagian ini yang akan dibahas
terbatas hanya pada IKIP FKIP dan STKIP sebagai lembaga pendidikan tenaga
kependidikan (LPTK) yang menyiapkan guru dan tenaga kependidikan lainnya.
BAB 4

A. Evaluasi dan Kurikulum

Evaluasi dan kurikulum merupakan 2 disiplin yang berdiri sendiri, ada pihak yang
Serpendapat antara keduanya tidak berhubungan, tetapi ada pihak lain yang mengatakan
keduanya berkaitan dengan sangat crat. Perubahan dalam kurikulum berpengaruh pada
evaluasi kurikulum, sebaliknya perubahan evaluasi akan memberi warna pada
pelaksanaan kurikulum, hubungan antara evaluasi dan kurikulum bersifat organis dan
proses berinagsung ecara evolusioner.Penekanan organisasi kurikulum.Kurikulum ini
sangat menekankan pada proses belajar mengajar Perbedaan jelas antara kurikulum yang
menekankan organisasi dengan yang menekankan isi dan situasi adalah memberikan
perhatian yang sangat besar kepada si peserta didik Dalam pembelajaran model sistem
instruksional aktivitas murid sangat ditekankan, tetapi aktivitas ini merupakan aktivitas
yang sudah dirancang secara ketat. Siswa melakukan kegiatan yang telah diatur dan
diprogramkan Siswa mempunyai kesempatan, dan didorong untuk berinovasi,
menyatakan kreativitasnya.

B. Konsep Kurikulum

Secara sederhana toon kurikulum dalam di klasifikasikan atas teori-teori yang lebih
menekankan pada isi kurikulum. pada situasi pendidikan serta pada organisasi kurikulum
1 Penekanan pada isi kurikulum.

Strategi pengembangan yang menekankan isi merupakan yang paling banyak dipakai
tetapi juga selalu dilakukan penyempurnaan dan pembaharuan Hal im berdasarkan oleh

(a) tuntutan untuk menguatkan kembali nilai-nilai moral dan budaya dari masyarakat,

(b) perubahan dasar filosofis tentang struktur pengetahuan;

(c)adanya tuntutan bahwa kurikulum harus lebih berorientasi pada pekerjaan Faktor-
faktor tersebut berpengaruh pada pengembangan kurikulum.

C. Implementasi dan Evaluasi Kurikulum

Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa perbedaan penekanan dalam kurikulum
mengakibatkan perbedaan dalam pola rancangan, dalam pengembangan serta dalam
desiminasinya.

D. Peranan Evaluasi Kurikulum

Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum khususnya pendidikan umumnya


minimal berkenaan dengan 3 hal, yaitu evaluasi sebagai moral judgement, evaluasi dan
penentuan keputusan, evaluasi dan konsensus nilai.

1. Evaluasi sebagai moral judgment


2. Evaluasi dan penentu keputusan
3. Evaluasi dan konsensus nilai

E. Ujian sebagai Evaluasi Sosial

Ujian bukan saja menunjukkan nilai pengetahuan atau kemampuan secara sosial, tetapi
juga telah merupakan peraturan dari sekolah Dalam dua dekade pertama dari abad 20
sejumlah ahli psikologi dikumpulkan dalam satu komisi untuk menyusun tes kecerdasan
Sistem ujian lebih banyak digunakan untuk mengukur atau menguji kemampuan siswa.

F. Model-model Evaluasi Kurikulum

1. Evaluasi Model Penelitian

Model evaluasi kurikulum yang menggunakan model penelitian didasarkan atas teori dan
metode tes psikologi serta eksperimen lapangan.

2. Evaluasi Model Objektif

Perbedaan model objektif dengan model komparatif adalah dalam dua hal. Pertama
perbedaan model objektif, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses
pengembangan kurikulum.

3. Evaluasi Model Campuran Multivariasi

Evaluasi model perbandingan dan model Tylor dan Bloom melahirkan evaluasi model
campuran mutivariasi, yaitu strategi evalasi yang menyatukan unsur-unsur dan kedua
pendekatan tersebut. Langkah-langkah model multivariasi adalah sebagai berikut:

Mencari sekolah yang minat untuk dievaluasi/diteliti

Pelaksanaan program

Sementara tim menyusun tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran umpamanya
dengan metode global dan metode unsur, dapat disiapkan tes tambahan

Tipe analisis dapat juga digunakan untuk mengukur pengaruh bersama dari beberapa
variabel yang berbeda.
BAB III
PEMBAHASAN
1.1. Kelebihan Buku
Kelebihan dari buku ini adalah sama sama memiliki informasi sangat lengkap dan
menyeluruh dengan penjabaran masing-masing poin di setiap materi
pembahasannya, terutama di bagian tentang pengertian Telaah kurikulum. Buku
ini menyajikan beberapa argument yg terkait dengan materi yang dibahas
sehingga membantu siswa untuk menambah wawasannya dengan materi-materi
lain yang diikutsertakan dalam buku ini.

1.2. Kekurangan
Didalam buku ini kurang lengkap dikarenakan tidak adanya tertera no ISBN buku
.
BAB IV
KESIMPULAN

1.1. Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia
pendidikan karena kurikulum ini digunakan oleh pakar-pakar pendidikan terutama
guru-guru sebagai landasan untuk mengembangkan proses pendidikan yang lebih
inovatif dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Sesuai dengan
Kurikulum 2013, guru dituntut siap untuk melaksanakan pendekatan saintifik
dalam proses belajar mengajar. Pendekatan saintifik merupakan proses belajar
yang dirancarang agar anak didik aktif dan inovatif. Dengan melihat lingkungan
sekitarnya siswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan menemukan masalah,
merumuskan masalah, mengumpulkan data, memproses data yang ditemukan,
menemukan jawaban, dan mengomunikasikan jawaban yang ditemukan.
Pendekatan saintifik ini dilakukan dengan lima (5) langkah yaitu: mengamati,
menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, mengomunikasikan.

1.2. Saran
Kami berharap buku ini dapat berkelanjutan untuk edisi atau cetakan selanjutnya.
Selain itu pengarang juga dapat menambahkan gambar-gambar yang menarik
sesuai dengan isi buku agar dapat menarik minat pembaca dari semua kalangan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai