Anda di halaman 1dari 18

Tugas Mandiri II

Inovasi Kurikulum Dan Pembelajaran


(Prastyawan)
Teacher as Curriculum Leader: A Consideration of the
Appropriateness of that Role Assignment to ClassroomBased
Practitioners
(Beth Handler)

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang


Diwajibkan Dalam Mengikuti Perkuliahan Kurikulum dan
Pembelajaran
Oleh,

Nama : Sheila Anggita Diva (1602050106)


Kelas : 3B Pagi Bahasa Inggris

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan


karuniaNya dan memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat
menyelesaikan tugas mandiri II sehingga saya dapat menyusun dan
menyelesaikan review jurnal 1 dengan judul “Inovasi Kurikulum Dan
Pembelajaran”, dan jurnal 2 dengan judul “Teacher as Curriculum Leader:
A Consideration of the Appropriateness of that Role Assignment to
Classroom-Based Practitioners” ,Review jurnal ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.
Dalam penulisan ini saya menyadari bahwa review jurnal ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan dan kesempurnaan hasil yang didapat. Harapan saya semoga
review jurnal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 3 Januari 2017

Sheila Anggita Diva


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Manfaat Critical Jurnal Review
B. Tujuan Penulisan Critical Jurnal Review
C. Identitas Jurnal yang Diriview
BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL
A. Pendahuluan
B. Deskripsi Isi
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Jurnal
B. Kelebihan dan Kekurangan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi Untuk Perbaikan Jurnal
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Manfaat critical jurnal review


Adapun manfaat dari critical jurnal review adalah
1. Untuk mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam
mengenai jurnal tersebut.
2. Dapat mengetahui perbedaan dari kedua jurnal tersebut, terutama
dalam hal inovasi pembelajaran dan guru sebagai pemimpin kurikulum

B. Tujuan critical jurnal review


Adapun tujuan dari critical jurnal review adalah
1. Untuk mengetahui tugas mandiri II mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran
2. Meningkatkan kemampuan nalar dan berfikir kritis dalam mencari
informasi yang terdapat dalam jurnal tersebut
3. Mengetahui apa saja inovasi pembelajaran serta mengapa guru
sebagai pemimpin kurikulum

C. Identitas Jurnal Yang Diriview


Jurnal 1
1. Judul : Inovasi Kurikulum Dan Pembelajaran
2. Nama Jurnal : -
3. Edisi Terbit : Volume 1, Nomor 2, September 2011
4. Penulis Artikel : Prastyawan
5. Penerbit : AL HIKMAH
6. Kota Terbit :
7. Nomor ISSN :
8. Alamat Link :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=358054&val=8181
&title=INOVASI%20KURIKULUM%20DAN%20PEMBELAJARAN
Jurnal 2
1. Judul : Teacher as Curriculum Leader: A Consideration of the
Appropriateness of that Role Assignment to Classroom-Based
Practitioners
2. Nama Jurnal : International Journal of Teacher Leadership
3. Edisi Terbit : Volume 3, Number 3, Winter 2010
4. Penulis Artikel : Beth Handler
5. Penerbit : -
6. Kota Terbit : U.S.A
7. Nomor ISSN : 1934-9726
8. Alamat Link : http://www.csupomona.edu/ijtl
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,


isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu
penyelenggaraan pendidikan.
Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan
atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit
dengan cara pemberian nilai pencapaian belajar di kurun waktu tertentu.
Sedikit literatur awal tentang pengembangan kurikulum mengharuskan guru
mengambil peran kepemimpinan kurikuler. Pekerjaan awal dengan jelas
memusatkan peran kurir guru dalam kelas dan berfokus pada latihan
instruksional.
Degradasi guru menjadi peran tambahan dalam pengembangan kurikuler
mencerminkan asumsi umum tentang tanggung jawab perempuan dan guru
di paruh pertama abad ke-20. Pemeriksaan terhadap program persiapan guru
yang ditawarkan pada saat itu dan uraian tugas guru kontemporer
memberikan bukti tambahan mengenai asumsi terbatas semacam itu (Ogren,
2005). Peran guru dan pimpinan kurikulum tidak secara alami setara.
Guru harus memiliki pemahaman yang komprehensif tentang area
konten dan metode mereka untuk mengkomunikasikan pengetahuan kepada
siswa. Seorang pemimpin kurikulum adalah orang yang tidak hanya
memiliki pemahaman komprehensif tentang pragmatik desain kurikuler dan
latihan instruksional, namun juga pemahaman global tentang pendidikan
sebagai perusahaan masyarakat. Sedangkan peran guru dan pimpinan
kurikulum bersifat komplementer, peran dan kompetensi yang terkait tidak
sama.
Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka
semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Untuk menghadapi
tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan di Indonesia, ketegasan
kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk memperbaiki
kinerja pendidikan yang masih sangat jauh tertinggal dengan Negara-negara
maju di dunia. Inovasi kurikulum dan pembelajaran adalah suatu ide,
gagasan atau tindakantindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan
pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah-masalah
pendidikan. Inovasi biasanya muncul dari keresahan pihak-pihak tertentu
tentang penyelenggaraan pendidikan, dengan kata lain bahwa inovasi itu ada
karena adanya masalah yang dirasakan
B. Deskripsi Isi

Jurnal 1
Didalam jurnal satu membahasa tentang apa saja yang ada di inovasi
dalam pembelajaran.
Inovasi kurikulum dan pembelajaran adalah suatu ide, gagasan atau
tindakantindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang
dianggap baru untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Inovasi
biasanya muncul dari keresahan pihak-pihak tertentu tentang
penyelenggaraan pendidikan, dengan kata lain bahwa inovasi itu ada karena
adanya masalah yang dirasakan.
Beberapa faktor yang menuntut adanya inovasi kurikulum dan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan
teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik,
pendidikan, dan kebudayaan bangsa Indonesia.
2. Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan
daya tampung, ruang, dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak
seimbang.
3. Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan
yang lebih baik, sedangkan dipihak lain kesempatan sangat terbatas.
4. Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum
mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Belum berkembangnya alat organisasi yang efektif, serta belum
tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk
mengadakan perubahan perubahan yang dituntut oleh keadaan
sekarang dan yang akan datang.
6. Kurang ada relevansi antara program pendidikan dan kebutuhan
masyarakat yang sedang membangun.
7. Keterbatasan dana.
Ada keterkaitan erat antara difusi, inovasi, dan komunikasi. Oleh
karena itu difusi adalah proses komunikasi untuk menyebarluaskan gagasan,
ide, karya dan sebagainya, sebagai suatu produk Inovasi, maka aspek
komunikasi menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan gagasan, ide,
ataupun
produk tersebut. Sebagai contoh, ide pembelajaran kelas rangkap (multi
grade instruction), dapat dipandang sebagal suatu ide atau gagasan dalam
mengatasi keterbatasan jumlah guru di sekolah. Untuk menyebarluaskan
gagasan itu, diperlukan difusi inovasi tentang pembelajaran kelas rangkap di
sekolah. Biasanya ada pilot proyek yang dilakukan, disosialisasikan, dibina,
dan kemudian disebarluaskan kepada sekolah lain. Hal inilah yang disebut
difusi inovasi, yaitu penyebaraluasan suatu inovasi untuk kemudian diadopsi
oleh kelompok masyarakat tertentu.

Berbagai Jenis Inovasi dalam Kurikulum dan Pembelajaran


1. KTSP
2. KBK
3. Broad Based Curicculum
4. PSG
Beberapa hasil inovasi pembelajaran ;
1. Model Pembelajaran Brain Based Learning
2. LCBT
3. ICARE

Jurnal 2

Sedikit literatur awal tentang pengembangan kurikulum menuntut guru


mengambil peran kepemimpinan kurikuler. Pekerjaan awal secara jelas
memusatkan peran kurikuler guru di dalam kelas dan berfokus pada latihan
instruksional. Degradasi guru ke peran tambahan dalam pengembangan
kurikuler mencerminkan asumsi umum mengenai perempuan dan tanggung
jawab guru pada paruh pertama abad ke-20. Pemeriksaan program persiapan
guru yang ditawarkan pada saat itu dan deskripsi tugas guru kontemporer
memberikan bukti tambahan mengenai asumsi terbatas semacam itu (Ogren,
2005).
Peran pemimpin guru dan kurikulum tidak setara secara alami. Guru
harus memiliki pemahaman yang komprehensif tentang bidang konten dan
metode mereka untuk mengkomunikasikan pengetahuan kepada siswa.
Pemimpin kurikulum adalah orang yang tidak hanya memiliki pemahaman
menyeluruh tentang rancangan kurikuler pragmatik dan latihan
instruksional, namun juga pemahaman global tentang pendidikan sebagai
usaha masyarakat. Sementara peran pemimpin guru dan kurikulum saling
melengkapi, peran dan kompetensinya tidak sama. Di sisi praktis, mungkin
sisi yang paling sering dikenali oleh pendidik sekolah dasar dan menengah,
kurikulumnya dicirikan sebagai apa yang harus diajarkan, dalam urutan apa,
dengan cara apa, dan oleh siapa (Ornstein & Hunkins, 2004). Guru
umumnya siap secara profesional untuk terlibat dalam diskusi kurikulum
dalam kerangka kerja ini. Isi buku teks, pengalaman instruksional mereka
sendiri, dan standar isi tingkat negara lebih jauh mendukung kemampuan
guru untuk terlibat dalam keputusan kurikuler dalam kerangka konseptual
ini. Urutan konten, aktivitas perencanaan dan penilaian, atau konten yang
sesuai dengan standar negara dikonseptualisasikan dengan lebih baik
sebagai pelajaran pengambilan keputusan versus pembuatan keputusan
kurikulum. Pemimpin kurikuler harus menunjukkan pemahaman yang
canggih tentang pendidikan sebagai perusahaan politik dan sosial.
Pemimpin kurikulum harus memahami tujuan pendidikan sekolah,
pengalaman pendidikan apa yang cenderung untuk memenuhi tujuan
tersebut, dan bagaimana mengatur dan mengevaluasi pengalaman mereka
secara efektif (Tyler, 1949). Mereka harus selalu sadar akan ideologi, bias,
agenda politik, dan hegemonies yang mempengaruhi apa yang diajarkan,
bagaimana pengajarannya, dan oleh siapa ia diajarkan di setiap kelas di
Amerika (Apple, 1996, 2000, 2004; Freire, 1970 / 2004; Ornstein &
Hunkins, 2004). Dengan lokus kontrol atas kurikulum yang telah beralih ke
Negara Bagian (Fullan, 2001), para pemimpin kurikulum saat ini harus
memiliki pengetahuan yang substansial dan terkini mengenai implementasi
kebijakan dan pengembangan pendidikan negara dan nasional. Mereka juga
harus rajin dalam terus
melakukan pemantauan perdebatan dan mengubah kebijakan di semua
tingkat pengaruhnya.
BAB III
PEMBAHASAN

A.1 Pembahasan Isi Jurnal

Di dalam jurnal pertama dijelaskan bahwa, Kurikulum adalah


seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan
pendidikan. Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu
kumpulan atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik
komplit dengan cara pemberian nilai pencapaian belajar di kurun waktu
tertentu. Inovasi kurikulum dan pembelajaran adalah suatu ide, gagasan atau
tindakantindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang
dianggap baru untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Inovasi
biasanya muncul dari keresahan pihak-pihak tertentu tentang
penyelenggaraan pendidikan, dengan kata lain bahwa inovasi itu ada karena
adanya masalah yang dirasakan. Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh
bangsa ini di dalam bidang pendidikan, dimana masalah tersebut bisa
menjadi sumber atau penyebab adanya inovasi, masalahmasalah tersebut
yaitu: masalah relevansi pendidikan, masalah kualitas pendidikan, masalah
efektifitas dan efesiensi, masalah daya tampung yang terbatas. Dengan
adanya inovasi pendidikan khususnya di bidang kurikulum dan
pembelajaran, diharapkan nantinya bisa memberikan solusi kongrit terhadap
masalah yang ada. Pembuatan keputusan dalam pembinaan kurikulum
bukan saja menjadi tanggung jawab para perencana kurikulum, akan tetapi
juga menjadi tanggung jawab para guru di sekolah. Para perencana
kurikulum perlu membuat keputusan yang tepat, rasional, dan sistematis.
Pembuatan
keputusan itu tidak dapat dibuat secara acak-acakan, melainkan harus
berdasarkan informasi dan data yang obyektif.6 Kurikulum meliputi
komponen-komponen, yaitu tujuan pendidikan, tujuan instruksional, alat
dan metode instruksional, pemilihan dan pembimbingan materi program,
evaluasi dan staf pelaksanaan kurikulum. Semua komponen tersebut harus
dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum secara keseluruhan.

Berhubungan dengan jurnal pertama yang dijelaskan bahwa Pembuatan


keputusan dalam pembinaan kurikulum bukan saja menjadi tanggung jawab
para perencana kurikulum, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab para
guru di sekolah. Para perencana kurikulum perlu membuat keputusan yang
tepat, rasional, dan sistematis. Didalam jurnal kedua, Peran pemimpin guru
dan kurikulum tidak setara secara alami. Guru harus memiliki pemahaman
yang komprehensif tentang bidang konten dan metode mereka untuk
mengkomunikasikan pengetahuan kepada siswa. Pemimpin kurikulum
adalah orang yang tidak hanya memiliki pemahaman menyeluruh tentang
rancangan kurikuler pragmatik dan latihan instruksional, namun juga
pemahaman global tentang pendidikan sebagai usaha masyarakat.
Sementara peran pemimpin guru dan kurikulum saling melengkapi, peran
dan kompetensinya tidak sama. Pemimpin kurikuler harus menunjukkan
pemahaman yang canggih tentang pendidikan sebagai perusahaan politik
dan sosial. Pemimpin kurikulum harus memahami tujuan pendidikan
sekolah, pengalaman pendidikan apa yang cenderung untuk memenuhi
tujuan tersebut, dan bagaimana mengatur dan mengevaluasi pengalaman
mereka secara efektif. pemimpin kurikuler harus menunjukkan pemahaman
yang canggih tentang hubungan antara data penilaian dan rancangan
instruksional, terutama mengingat dominasi pemantauan saat ini dan
paradigma "Respon terhadap Intervensi". Untuk memenuhi beragam
kebutuhan yang ditunjukkan di setiap kelas, kepemimpinan kurikulum
memerlukan kemampuan untuk mengenali kebutuhan akan teknik
perancangan dan implementasi terbaik dari variasi
instruksional yang luas. Kepemimpinan kurikulum membutuhkan lebih
dari sekedar pemahaman umum tentang psikologi, karena para pemimpin
kurikulum harus mempertimbangkan faktor perkembangan, kognitif,
emosional, dan komunikatif karena berhubungan dengan penerimaan dan
ekspresi pembelajaran konten. Pemimpin kurikulum harus berpengalaman
dan mengartikulasikan.

A. Kelebihan dan Kekurangan


 Kelebihan jurnal 1:
1. Dilihat dari aspek isi, teori yang digunakan sudah tepat.
Menjelaskan tentang apa itu dan bagaimana inovasi di dalam
kurikulum dan pembelajaran
2. Dari aspek tata bahasa, penulis artikel/jurnal ini sudah
tepat dan mudah di mengerti
3. Teori/pendapat dari beberapa tokoh menambah keakuratan
dalam isi jurnal ini

 Kelebihan jurnal 2 :
1. Sama seperti jurnal pertama, aspek isi serta teori yang
digunakan sangat mudah di pahami dan tepat.
2. Banyak sekali memaparkan pendapat-pendapat dari
beberapa tokoh
3. Mencantumkan metode dan hasil research

 Kekurangan jurnal 1 :
1. Teori di tampilkan agak banyak
2. Pendapat beberapa ahli agak sedikit di tulis
3. Tidak di cantumkan ISSN Kekurangan
 jurnal 2
1. Dikarenakan jurnal kedua, adalah jurnal bahasa inggris
jadi sedikit lebih lama dan sulit untuk di pahami
2. Sedikit nya teori yang di paparkan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari review kedua jurnal ini adalah, Kurikulum adalah
suatuhal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan pendidikan. Secara
sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan atau daftar
pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan cara
pemberian nilai pencapaian belajar di kurun waktu tertentu. Implikasinya
bahwa pembelajaran sebagai suatu proses harus dirancang, dikembangkan
dan dikelola secara kreatif, dinamis, dengan menerapkan pendekatan multi
untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi
siswa. Dan guru sangat berperan penting dalam proses kurikulum, karena
guru lah yang menjadi pemimpin dan membina untuk pemakaian
kurikulum, pembuatan keputusan dalam pembinaan kurikulum merupakan
tanggung jawab guru, Para perencana kurikulum perlu membuat keputusan
yang tepat, rasional, dan sistematis. Pembuatan keputusan itu tidak dapat
dibuat secara acak-acakan, melainkan harus berdasarkan informasi dan data
yang obyektif. Maka dari itu jika adanya perubahan atau inovasi dalam
kurikulum, guru langsung berperan penting dan bertanggung jawab untuk
penerapan inovasi-inovasi tersebut. novasi selalu dibutuhkan, terutama
dalam bidang pendidikan, untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak
hanya terbatas masalah pendidikan tetapi juga masalah-masalah yang
mempengaruhi kelancaran proses pendidikan.

B. Rekomendasi Untuk Perbaikan Jurnal


Dalam segi isi teori sudah bagus, tapi alangkah lebih bagusnya lagi
dalam hal untuk perbaikan jurnal lebih baik penulis lebih memperbaiki
penulisannya, mulai dari segi penggunaan tanda baca serta dalam
penggunaan kosakata/kalimat agar yang mereview tidak bingung saat
diriview. Dan dalam segi isi sudah bagus karena memasukkan beberapa
pendapat para ahli, tapi agar lebih baik ditambahkan lagi beserta
contohnya agar dalam penelitian ini lebih bagus lagi. Dan juga sebaik nya
pendapat dari beberapa ahli lebih banyak di tampilkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=358054&val=8181
&title=INOVASI%20KURIKULUM%20DAN%20PEMBELAJARAN
http://www.csupomona.edu/ijtl
https://phaidanilre.wordpress.com/tag/inovasi-dalam-kurikulum/
Dr. siti halimah, M. (2010). telaah kurikulum. medan: perdana
publishing.

Anda mungkin juga menyukai