Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REVIEW

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

(Strategi Belajar Mengajar, W Gulo : 2008)

Dosen Pengampu : Drs Sugito, M.Pd.

DI SUSUN OLEH :

Nama : Siska Riana Purba

Nim : 2193351001

Kelas :D

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas hikmat serta berkat yang melimpah yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa, Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Critical Book Review
ini dengan baik. Selain itu juga penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih penulis kepada
dosen mata kuliah Strategi belajar mengajar, Drs.Sugito, M.Pd yang sudah membimbing dan
menjelaskan dalam mengerjakan tugas makalah ini.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah critical Book Review ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki lagi. Oleh karena itu penulis mengharapkan
pengertian apabila terdapat kekurangan didalam makalah ini. Begitu juga, penulis sangat
menerima kritikan dan saran untuk makalah ini demi memperbaiki dan membuat laporan
tugas semakin baik dan sempurna lagi. Dan sekira – kiranya tugas saya ini dapat berguna bagi
kita semua terkhususnya untuk dosen dan mahasiswa.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................................


Daftar Isi ........................................................................................................................
Bab I PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Rasional Pentingnya CBR...................................................................................
B. Tujuan Penulisan CBR........................................................................................
C. Manfaat CBR......................................................................................................
D. Identitas Isi buku ................................................................................................

Bab II RINGKASAN ISI BUKU....................................................................................


Bab III PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Pembahasan Isi Buku..........................................................................................
B. Kelebihan dan Kelemahan buku.........................................................................

Bab IV PENUTUP..........................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR


Berpikir kritis adalah seni menganalisis sebuah gagasan berdasarkan penalaran yang
logis. Berpikir kritis bukanlah berpikir secara keras melainkan berpikir lebih baik lagi.
Seseorang yang mengasah kemampuan berpikirnya biasanya memiliki tingkat keingintahuan
intelektual yang tinggi. Dengan kata lain, orang yang menganalisis suatu gagasan adalah
mereka yang rela menginventasi waktu dan tenaganya untuk memahami dan mempelajari
segala fenomena dan masalah yang ada disekitarnya.
Dalam mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam bersikap kritis dan analisis, maka
dibuatlah enam jenis penugasan untuk mendukungnya. Salah satu penugasan tersebut adalah
Critical Book Review.
Critical book review merupakan salah satu instrumen yang dapat mendukung
keberhasilan pembelajaran dibangku perkuliahannya. Indikator perkuliahan critical Book
review ini untuk mendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dalam
penciptanya kemampuan dari setiap mahasiswa atau mahasiswi untuk mengevaluasi
penjelasan, interpretasi serta analisis mengenai kelebihan maupun kelemahan baik dari jurnal,
buku ataupun artikel lainnya, sehingga berdampak besar bagi pengembangan cara berpikir
dan sikap dari mahasiswa yang pada akhirnya menambah pemahaman dan pengetahuan
mahasiswa itu sedini mungkin terhadap kajian mata kuliah yang telah diambil tersebut.
Adapun Tujuan dari pengerjaan Critical Book Review ini yaitu pertama untuk
mendorong setiap mahasiswa untuk berpikir kritis mengenai setiap masalah yang sedang
terjadi atau yang mungkin akan terjadi. Selanjutnya untuk membuat setiap mahasiswa
memperluas ilmu pengetahuannya mengenai teori – teori ataupun masalah dan yang terakhir
adalah untuk menghadirkan pendekatan kepada mahasiswa serta membantu mahasiswa dalam
mencari serta menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi serta akan dihadapi mahasiswa.

B. Tujuan penulisan CBR


Critical Book Review ini bertujuan untuk :
1. Menyelesaikan salah satu tugas dalam mata kuliah ‘Strategi Belajar Mengajar’
2. Menambah wawasan bagi setiap mahasiswa.
3. Meningkatkan Kemampuan mahasiswa dalam menganalisa artikel, buku atau jurnal
yang dibacanya.
4. Menguatkan sikap kritis mahasiswa pada proses pendidikan.
5.
C. Manfaat CBR
Critical Book Review bermanfaat untuk membantu mahasiswa dalam memperoleh
wawasan, meningkatkan pemahaman terhadap suatu artikel, buku maupun jurnal serta sikap
kritis pada pembelajaran.
D. Identitas buku yang direview
1. Judul : Strategi Belajar Mengajar
2. Pengarang : W Gulo
3. Penerbit : Grasindo
4. Kota terbit : Jakarta
5. Tahun terbit : 2008
6. ISBN :-
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

BAB 1 WAWASAN KEPENDIDIKAN GURU


Teknologi pendidikan yang berkembang di lingkungan pendidikan di Indonesia
adalah teknologi yang berorientasi pada kemampuan. Pendidikan berusaha untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik pada taraf tertentu. untuk itu dibutuhkan teknologi
yang sesuai agar guru dapat menguasai berbagai Kemampuan sebagai guru yang profesional
dalam bidangnya. Proses pendidikan cenderung menjadi usaha merekayasa manusia yang
mengarah pada domestikasi atau penjinakan. Oleh karena itu peran guru dalam kegiatan
belajar mengajar tidak hanya sekedar menjalankan proses belajar mengajar secara teknis
menurut ketentuan - ketentuan yang ada, tetapi ia adalah orang yang melaksanakan suatu
tugas yang bertanggung jawab.
Wawasan kependidikan guru pada hakikatnyanya menunjukkan pada cara seorang
guru melihat dirinya sendiri dan tugas-tugasnya. pandangan seorang guru terhadap diri
sendiri dan tugas-tugasnya itu bersumber pada pandangan hidup yang dimiliki olehnya.
Pandangan hidup termasuk pandangan terhadap ilmu pengetahuan tergantung pada
pandangan seseorang terhadap Tuhan yang maha kuasa, yang supranatural dan bersifat
transenden itu. Pandangan terhadap Tuhan itu menentukan pandangan terhadap Cosmos dan
pandangan terhadap Cosmos yang mempengaruhi pandangan terhadap anthropos (manusia).
Masalah pendidikan adalah masalah yang berpusat pada manusia guru sebagai
pendidik dan peserta didik sebagai subjek Didik. keduanya adalah manusia yang sejajar
dalam peranan yang berbeda. Pandangan guru tentang manusia termasuk dirinya sendiri
sangat mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam mengelola tugas-tugas kependidikan
sehari-hari. Dua kelompok manusia yang kita lihat terlibat secara langsung dalam kegiatan
pendidikan tersebut berada dalam suatu interaksi namun dengan peranan yang berbeda. Guru
sebagai penolong berusaha memberi bantuan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dirinya secara utuh berdasarkan kasih yang membaharui. Guru berdiri di antara peserta didik
dan Tuhan memberi tanggung jawab.
Peran peserta didik adalah dalam proses belajar harus berusaha secara aktif untuk
mengembangkan dirinya di bawah bimbingan guru. Kegiatan ini disebut dengan kegiatan
belajar. Guru hanya menciptakan situasi yang memaksimalkan kegiatan belajar peserta didik.
Kegiatan pendidikan mengalami kegagalan Jika kegiatan mengajar tidak menghasilkan
kegiatan belajar. Oleh karena itu fungsi belajar pada peserta didik sangat menentukan
keberhasilan pendidikan. Peserta didik bukanlah objek pendidikan karena sebagai manusia
adalah subjek dalam segala modalitas. Oleh karena itu ia harus diperlakukan dan
memperlakukan dirinya bukan sebagai objek tetap sebagai subjek yang aktif dalam kegiatan
belajar mengajar. Peserta didik adalah manusia yang di dalam proses belajar-mengajar
mengalami proses perubahan untuk menjadikan dirinya sebagai seorang individu dan
personal yang mempunyai kepribadian dan dengan kemampuan tertentu.

BAB 2 GURU SEBAGAI PROFESI


Di Indonesia sejak dahulu berkembang sejalan dengan perkembangan zaman di
masyarakat. Guru mendapatkan posisi yang terhormat bahkan lebih mulia dibandingkan
profesi yang lainnya. Saat itu guru mengajar sebagai ilmu di tempat tertentu bahkan di
lembaga pendidikan sebagian besar dari lembaga pendidikan tersebut mempunyai asrama hal
tersebut adalah cikal bakal adanya sekolah yang ada saat ini. Pada masa perjuangan telah
dibentuk organisasi di kalangan guru yaitu perserikatan guru Hindia Belanda (PGHB) yang
pertama kali digelarkan kongres di Magelang 12 Februari 1912. pertama ini muncullah
kegiatan untuk mendirikan Levensverzekering dan disetujui secara aklamasi. Perjuangan guru
tidak lagi perjuangan memperbaiki nasib tetapi telah memuncak menjadi perjuangan
nasional. Profesionalisme dan kesejahteraan guru adalah dua hal yang selalu dibicarakan
dalam membenahi pendidikan guru merupakan ujung tombak untuk membangun generasi
penerus yang akan menentukan masa depan suatu bangsa. Persoalan guru adalah persoalan
masa depan sebuah bangsa dan sudah semestinya pemerintah memperhatikan nasib para guru.
Pada tanggal 21 September sampai 5 Oktober 1966 diselenggarakan konferensi antara
pemerintah di Paris yang dihadiri oleh wakil dari 76 negara anggota termasuk Indonesia dan
35 organisasi internasional. Konferensi tersebut menghasilkan rekomendasi tentang status
guru yang dikenal dengan ILO. Sejak dikeluarkannya undang-undang nomor 14 tahun 2005
guru adalah pekerja profesional yakni pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
yang menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian kemahiran atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.
Lebih lanjut dalam pasal 7 undang-undang tersebut dan jelaskan beberapa prinsip
profesionalisme seorang guru yaitu meliputi : Memiliki bakat minat panggilan jiwa dan
idealisme, memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, memiliki kualifikasi
akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas, memiliki kompetensi
yang diperlukan sesuai bidang tugas, memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas,
memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai Prestasi Kerja, memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan, memiliki jaminan perlindungan
hukum dalam melaksanakan, dan memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas profesionalisme guru. Dengan lahirnya
undang-undang tersebut pekerjaan guru tidak lagi dapat dianggap sebagai pekerjaan
sampingan atau dapat dilakukan oleh siapa saja yang diinginkan untuk menjadi guru.
Kompetisi merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan
sesuai dengan kondisi yang diharapkan pengertian kompetensi dalam keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang kurikulum inti
pendidikan tinggi pada salah salah satu dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat
tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan
tertentu. Salah satu kompetensi yang dituntut dari seorang guru adalah profesional yaitu
merupakan kompetensi untuk membelajarkan peserta didik dengan baik sehingga mampu
menghasilkan lulusan yang menguasai kompetensi yang diajarkan kepada mereka. Adapun
kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu kompetensi pedagogik yang merupakan
kemampuan yang harus dimiliki guru yang berkenaan dengan karakteristik peserta didik yang
dilihat dari berbagai aspek seperti fisik moral sosial kultural emosional dan intelektual.
Selanjutnya kompetensi kepribadian yang di mana guru melaksanakan tugas harus memiliki
perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan kualitas
anak didik sebagai generasi masa depan bangsa. Kompetensi sosial yang di mana guru harus
merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri tauladan dalam kehidupan yang
ada di masyarakat maupun peserta didik. Dan terakhir Kompetensi profesional yang
merupakan kemampuan guru menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam.

BAB 3 TUJUAN PENGAJARAN


Pendidikan yang berlangsung didalam lembaga pendidikan formal adalah pendidikan
yang terarah pada tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka disusun kurikulum
sebagai alat yang membawa segala kegiatan kependidikan kepada tujuan yang dikehendaki.
Ada dua jenis kurikulum berdasarkan orientasinya yang pertama ialah pendidikan yang
berorientasi pada disiplin ilmu pengetahuan dan kedua pendidikan yang berorientasi pada
kemampuan atau kompetensi. Pendidikan yang berorientasi pada disiplin adalah pendidikan
yang mengantar peserta didik pada penguasaan salah satu cabang ilmu pengetahuan tertentu
sesuai dengan itu maka kurikulum disusun berdasarkan disiplin ilmu pengetahuan yang
menjadi sasarannya. Orientasi seperti ini dapat dijumpai di kurikulum sekolah di Indonesia
sebelum tahun 1975.
Oleh karena itu masuk sekolah disamakan dengan mencari ilmu pengetahuan lulusan
lembaga pendidikan adalah manusia-manusia yang ahli dalam salah satu cabang ilmu
pengetahuan tertentu. Maka Sejak tahun 1955 dilaksanakan pembaruan pendidikan secara
menyeluruh dengan pendekatan kompetensi berbeda dengan pendidikan berdasarkan disiplin
pendidikan berdasarkan kompetensi berorientasi pada kemampuan yang perlu dikuasai oleh
peserta didik sebagai tujuan pendidikan.
Pendidikan berdasarkan kompetensi dibandingkan dengan pendidikan secara
konvensional menunjukkan perbedaan yang esensial yaitu : pendidikan berdasarkan
kompetensi dilakukan dengan pendekatan sistem berbeda dengan pendidikan konvensional
yang bercirikan transformasi informasi, pendidikan berdasarkan kompetensi tujuannya
diadakan pada perilaku yang dapat dinegosiasi sedangkan pendidikan konvensional tujuannya
tidak dinyatakan dalam bentuk perilaku yang dapat didemonstrasikan, konsekuensi dari
pendidikan kompetensi ialah bahwa penilaian hasil belajar dilakukan dengan sistem penilaian
acuan patokan, pendidikan berdasarkan kompetensi mementingkan baik balikan formatif
maupun balikan sumatif sedangkan pada pendidikan konvensional hanya balikan sumatif
yang dipentingkan, penyajian pengajaran pada pendidikan berdasarkan kompetensi
dilaksanakan dengan penerapan belajar tuntas, pendidikan berdasarkan kompetensi memberi
tekanan pada penguasaan secara Individual.

BAB 4 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN


Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Guru merupakan faktor kunci keberhasilan siswa dalam aktivitas
mengajar karena guru berinteraksi langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran
sehingga perilaku buruk dapat mempengaruhi langsung dan ditiru oleh siswa. Kondisi ini
sangat dilematis sebagai guru, sebab di satu sisi guru sarat dengan tuntutan terhadap peran
strategis dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul sedangkan di sisi lain guru
yang dihasilkan oleh produsen tunggal yaitu lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan
belum semuanya matang atau profesionalisme.
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu pertandingan seseorang
yang berperan dalam mengatur strategi untuk memenangkan peperangan. Sebelum
melakukan suatu tindakan yang akan menimbang Bagaimana kekuatan pasukan yang dimiliki
baik dilihat dari kualitas maupun kuantitas. Strategi yang awalnya digunakan dalam
lingkungan militer sekarang ini dipakai sebagai bidang dengan esensi makna yang relatif
sama istilah strategi. Menurut Mulyani Sumantri dalam Johar Permana berasal dari kata
strategos yang mengandung makna Jendral atau dalam hal ini perwira negara yang
bertanggung jawab merencanakan suatu strategi dan mengerahkan pasukan untuk mencapai
kemenangan.
Menurut Soedijarto yang mendefinisikan strategi belajar mengajar sebagai upaya
memilih menyusun segala arah sarana dan prasarana dan tenaga untuk menciptakan sistem
lingkungan untuk mencapai perubahan perilaku. Adapun menurut Senada bahwa strategi
belajar mengajar memiliki dua dimensi yaitu dimensi perancangan dan dimensi pelaksanaan
strategi belajar mengajar pada dimensi perancangan merupakan pemikiran dan
mengupayakan secara seri untuk merumuskan memilih dan menetapkan aspek-aspek dari
komponen pembentukan sistem internasional sehingga dapat konsisten antara aspek-aspek
tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep strategi belajar
mengajar mengandung makna multidimensi dalam arti dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu
dimensi perancangan, dimensi pelaksanaan, keputusan bertindak secara strategi dalam
memodifikasi dan menjelaskan komponen-komponen sistem instruksional yang telah
ditetapkan dan pola umum perbuatan guru - murid dalam mewujudkan kegiatan belajar
mengajar. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu
pelajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian
kecerdasan masyarakat bangsa dan negara. Proses pendidikan yang terencana itu diarahkan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran hal ini berarti pendidikan tidak
boleh mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk
mencapai surga Tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri
Tugas pendidik adalah mengembangkan potensi yang dimiliki anak bukan
menjejelkan materi pelajaran atau memaksa agar dapat menghafal data dan fakta. Standar
proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yakni
kompetensi yang harus dicapai dalam ikhtiar pendidikan. Menurut J.R. David
mengemukakan strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan kegiatan yang didirikan untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut.

BAB 5 MODEL PEMBELAJARAN


Pembelajaran memiliki hakikat bahwa perencanaan atau perancangan sebagai upaya
untuk membelajarkan sesuatu Itulah sebabnya dalam belajar siswa tidak hanya berinteraksi
dengan guru sebagai salah satu sumber belajar tetapi mungkin berinteraksi dengan seluruh
sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran diinginkan. Menurut
Hamzah B. Uno, pembelajaran memusatkan perhatian pada Bagaimana membelajarkan siswa
bukan pada apa yang dipelajari siswa. Pembelajaran melalui modal dapat dilakukan melalui
beberapa fase yaitu fase perhatian fase retensi fase reproduksi fungsi motivasi.
Adapun beberapa model pembelajaran yang dapat dipertimbangkan untuk diterapkan
yaitu yang pertama model pembelajaran kooperatif yang di mana tujuan dalam pembelajaran
kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi
artinya setiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya,
model pembelajaran student team achievement Division yang di mana pembelajaran ini
dikembangkan oleh Robert E. Slavin dimana pembelajaran ini mengacu pada belajar
kelompok peserta didik dalam satu kelas peserta didik dibagi kedalam beberapa kelompok
setiap kelompok haruslah heterogen, model pembelajaran teams games Tournament di mana
model pembelajaran ini adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang
mudah diterapkan model pembelajaran ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status yang melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dalam aktivitas belajar, model pembelajaran Quantum teaching model
pembelajaran ini berisi prinsip-prinsip perancangan pengajaran yang efektif efisien dan
progresif yang di mana metode penyajian nya mendapatkan hasil belajar yang mengagumkan
dalam waktu yang sedikit, model pembelajaran mind mapping yang merupakan salah satu
tipe model pembelajaran kooperatif yang di mana pertama kali diperkenalkan oleh Tony
buzan pada tahun 1970-an di mana inti dari model pembelajaran ini adalah menggunakan
teknik penyusunan catatan untuk membantu murid menggunakan seluruh potensi otak agar
optimum, model pembelajaran think pair and share yaitu jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa sesuai dengan namanya thinking
pembelajaran dengan model ini diawali dengan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan
pembelajaran guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban apa yang
telah diajukan dan terakhir model pembelajaran problem Based Learning merupakan model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap
metode ilmiah siswa dapat memperoleh pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
tersebut sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
BAB III
PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI BUKU

Pembahasan bab I pada buku yang berjudul ‘strategi belajar mengajar’, membahas
tentang wawasan kependidikan guru. Wawasan kependidikan guru pada hakikatnyanya
menunjukkan pada cara seorang guru melihat dirinya sendiri dan tugas-tugasnya. pandangan
seorang guru terhadap diri sendiri dan tugas-tugasnya itu bersumber pada pandangan hidup
yang dimiliki olehnya. Sedangkan pada buku yang berjudul ‘strategi pembelajaran’ tentang
wawasan kependidikan guru yaitu dalam memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang
berkenaan dengan memandang serta cara bersikap yang lebih umum yang dimiliki setiap guru
didalam menghadapi tugas-tugasnya dalam arti yang lebih mendasar, yaitu seperti wawasan
dalam hal belajar mengajar.
Pembahasan bab II pada buku yang berjudul ‘strategi belajar mengajar’ membahas
tentang Guru sebagai profesi. Profesionalisme dan kesejahteraan guru adalah dua hal yang
selalu dibicarakan dalam membenahi pendidikan guru merupakan ujung tombak untuk
membangun generasi penerus yang akan menentukan masa depan suatu bangsa. Persoalan
guru adalah persoalan masa depan sebuah bangsa dan sudah semestinya pemerintah
memperhatikan nasib para guru. prinsip profesionalisme seorang guru yaitu meliputi :
Memiliki bakat minat panggilan jiwa dan idealisme, memiliki komitmen untuk meningkatkan
mutu pendidikan, memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas, memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas, memiliki tanggung
jawab atas pelaksanaan tugas, memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai Prestasi
Kerja, memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan,
memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan, dan memiliki organisasi profesi
yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas profesionalisme
guru. Sedangkan pada buku yang berjudul ‘strategi pembelajaran’ membahas tentang profesi
guru yaitu menjadi guru seorang guru dituntut memiliki suatu keahlian tertentu (mengajar,
mengelolak kelas, merancang pengajaran) dan dari pekerjaan itu seseorang dapat memiliki
nafkah bagi kehidupan selanjutnya.
Pembahasan bab III, pada buku yang berjudul ‘strategi belajar mengajar’ yang
membahas tentang tujuan pengajaran. Untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut maka
disusun kurikulum sebagai alat yang membawa segala kegiatan kependidikan kepada tujuan
yang dikehendaki. Ada dua jenis kurikulum berdasarkan orientasinya yang pertama ialah
pendidikan yang berorientasi pada disiplin ilmu pengetahuan dan kedua pendidikan yang
berorientasi pada kemampuan atau kompetensi. Sedangkan pada buku yang berjudul ‘strategi
pembelajaran’ membahas tentang tujuan pengajaran tidak ditampilkan pada buku tersebut.
Pembahasan bab IV, buku yang berjudul ‘strategi belajar mengajar’ membahas tentang
penerapan strategi pembelajaran yaitu keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan
oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru merupakan faktor kunci
keberhasilan siswa dalam aktivitas mengajar karena guru berinteraksi langsung dengan siswa
dalam proses pembelajaran sehingga perilaku buruk dapat mempengaruhi langsung dan ditiru
oleh siswa. Sedangkan pada buku yang berjudul ‘strategi pembelajaran’ yang membahas
tentang tujuan pendidikan dan pengajaran diartikan sebagai suatu bentuk usaha untuk
memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa/mahasiswa sebagai subjek belajar,
sehingga member kearah mana proses belajar mengajar itu di bawa dan dilaksanakan.
Pembahasan bab V pada buku yang berjudul ‘strategi belajar mengajar’ membahas
tentang model pembelajaran yaitu model pembelajaran yang dapat dipertimbangkan untuk
diterapkan yaitu yang pertama model pembelajaran kooperatif yang di mana tujuan dalam
pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan
kolaborasi artinya setiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota
kelompoknya. Sedangkan pembahasan pada buku yang berjudul ‘strategi pembelajaran’
tentang model pembelajaran yaitu model pembelajaran sebagai penyajian materi ajar yang
meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta
segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
belajar mengajar.

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah pada cover
buku yang sangat menarik dan cocok dengan apa yang menjadi pembahasan yang akan
didalam buku. Adapun Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan
font sudah ditata dengan rapi. Sehingga menarik untuk dibaca dan pengaturan tata letak sudah
baik. Dari aspek isi, penjelasan yang ada pada setiap bab dibuku sudah sangat memadai dan
jelas.
Adapun, Kekurangan yang tampak pada buku ini adalah pada akhir setiap bab pada buku
tidak memuat rangkuman atau kesimpulan dari topik yang dibahas.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Strategi pembelajaran adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yang dapat
memberikan kemudahan kepada siswa agar dapat mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan. Menurut Soedijarto yang mendefinisikan strategi belajar mengajar sebagai upaya
memilih menyusun segala arah sarana dan prasarana dan tenaga untuk menciptakan sistem
lingkungan untuk mencapai perubahan perilaku. Adapun menurut Senada bahwa strategi
belajar mengajar memiliki dua dimensi yaitu dimensi perancangan dan dimensi pelaksanaan
strategi belajar mengajar pada dimensi perancangan merupakan pemikiran dan
mengupayakan secara seri untuk merumuskan memilih dan menetapkan aspek-aspek dari
komponen pembentukan sistem internasional sehingga dapat konsisten antara aspek-aspek
tersebut.
Strategi belajar mengajar merupakan proses belajar mengajar agar tercapainya tujuan
pengajaran yang efektif, efisien dan ekonomis serta dapat meningkatkan keterlibatan siswa
baik secara intelektuan maupun fisik. Dalam proses pembelajaran guru harus banyak
memiliki strategis dan pembaharuan-pembaharuan dalam proses belajar mengajar sehingga
membuat suasana kelas menjadi interaktif dan strategi pembelajaran juga menyangkut materi-
materi yang ada dalam pengajaran. Sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat
tercapai.
Tujuan Strategi belajar mengajar antara lain: Meningkatkan kualitas belajar. Karena
jika murid atau siswa mudah memahami setiap ilmu yang disampaikan, ia pun secara
otomatis akan menjadi pintar. Memudahkan siswa dalam menerima ilmu. Merupakan salah
satu tujuan penting dalam penerapan strategi belajar mengajar.
Meningkatkan kualitas guru. Dengan adanya penerapan strategi ini tentunya membuat
guru lebih berpikir lagi soal strategi yang lebih bagus untuk belajar siswanya. Makanya,
dengan pencarian ini guru akan memiliki banyak referensi yang kemudian akan membuat
sang guru menjadi lebih berkualitas.

B. SARAN

Dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah yang paling penting adalah bagaimana


tujuan dari pendidikan dapat tersampaikan kepada peserta didik. Oleh karena itu, penentuan
strategi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan, haruslah berdasarkan metode, model dan
pendekatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar.2008. Jakarta : Grasindo

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran.2014. Bandung : Remaja Rosdakarya

http://file.upi.edu/direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/1948062
61980112-MASITOH/Strategi_Pembelajaran-Dra._Masitoh
%252C_M.Pd..pdf&ved=zahUKEwiLz5apzsLdAhUMSX0KHeo3DcKQFjA

https://tomahayuningtiablog.files.wordpress.com/2016/05/makalah-strategi-pembelajaran-
revisi.doc&ved=zahUKEwiLz5apz5apzsLdAhUMSX0KHeo3DckQFjAB

Anda mungkin juga menyukai