Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REVIEW

MK. STRATEGI PEMBELAJARAN BI


PRODI S1 PBSI - FBS

SKOR NILAI :

NAMA : Urmila Sari


NIM : 2213311062
KELAS : Reguler F PBSI
MATA KULIAH : Profesi Kependidikan
DOSEN PENGAMPU :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ,SASTRA INDONESIA DAN DAERAH


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , dimana atas
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan tugas rutin mata kuliah
Filsafat Pendidikan ini yang berjudul “Critical Journal Review “ .
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Journal Review ini dapat
terselesaikan karena berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait . Maka
dari itu saya menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada Ibu Dra.
Rosdiana Siregar, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa
Indonesia .
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan , untuk itu
mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan selanjutnya. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan dapat menambah pengetahuan kita.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih

Labura, Maret, 2021

Urmila Sari
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

B. Tujuan Penulisan CJR

C. Manfaat Penulisan CJR

D. Indentitas CJR

BAB II RINGKASAN JURNAL

BAB III PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Jurnal

B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Jurnal

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Kritik jurnal adalah analisa terhadap suatu jurnal untuk mengamati atau menilai baik
buruknya jurnal secara objektif . Kritik jurnal adalah kegiatan penganalisisan dan
pengevaluasian suatu jurnal dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman , memperluas
apresiasi, atau menganilisis kekurangan dan kelebihan jurnal dan membantu kesalahan pada
jurnal agar tidak terjadi kekeliruan kembali. Kegiatan mengkritik jurnal sangatlah penting
mengingat pembaca dituntut untuk memahami suatu jurnal secara kritis . Apabila kegiatan ini
tidak dilakukan maka tidak akan terjadi kemajuan literasi dalam dunia pendidikan terutama
Indonesia. Dalam hal ini pengkritik akan mengkritik tiga buah jurnal yang berhubungan dengan
Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia .Demi terwujudnya pemahaman materi pembelajaran
filsafat pendidikan bagi mahasiswa yang akan menjadi seorang pendidik.

B. Tujuan Penulisan CJR


1. Menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Indoneisa.
2. Meningkatkan kemampuandalam mengulas isi artikel pada jurnal.
3. Menguatkan kemampuan dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan isi jurnal.
4. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan dalam
jurnal.

C. Manfaat CJR
Mendapatkan informasi yang kritis terhadap satu topik Mata Kuliah Strategi Pembelajaran
Bahasa Indoneisa dalam sebuah artikel . Serta menambah pengetahuan dan wawasan tentang
metode-metode pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan Startegi Pembelajaran.
D. Indentitas CJR

Jurnal Utama
1. Judul :
2. Penulis :
3. Jurnal :
4. Volume :
5. ISSN :
6. Halaman :
7. Tahun Terbit :

Jurnal Pembanding 1
1. Judul :
2. Penulis :
3. Jurnal :
4. Volume :
5. ISSN :
6. Halaman :
7. Tahun Terbit :

Jurnal Pembanding 2
1. Judul :
2. Penulis :
3. Jurnal :
4. Volume :
5. ISSN :
6. Halaman :
7. Tahun Terbit :
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

Jurnal Utama
A. PENDAHULUAN
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran sangat menentukan dalam mensukseskan
program pendidikan, serta menunjang tercapainya keberhasilan belajar peserta didik. Adapun
kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien akan tercapai dan tercipta apabila guru mampu
memilih dan mau mengembangkan serta menggunakan metode-metode pembelajaran yang
tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Tujuan dari PBL untuk
menantang peserta didik mengajukan permasalahan dan juga menyelesaikan masalah yang
lebih rumit dari sebelumnya, dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
mengemukakan pendapatnya, menggalang kerjasama dan kekompakan peserta didik dalam
kelompok, mengembangkan kepemimpinan peserta didik serta mengembangkan kemampuan
pola analisis dan dapat membantu peserta didik mengembangkan proses nalarnya. Pengajaran
berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi
masalah, termasuk belajar bagaiman belajar. Pengajaran berbasis masalah tidak dapat
dilaksanakan jika guru tidak mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya
pertukaran ide secara terbuka.Intinya, peserta didik dihadapkan pada situasi masalah yang
otentik dan bermakna yang dapat menantang peserta didik untuk memecahkannya.
Menurut Slameto (Dalam Sugiyono, 2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Sementara itu, menurut Abdillah (Dalam Annurrahman, 2008:27) Belajar adalah suatu usaha
sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan
pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, efektif dan psikomotorik untuk
memperoleh tujuan tertentu.
Pada intinya problem based learning merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata disajikan di awal pembelajaran. Kemudian masalah tersebut diselidiki
untuk diketahui solusi dari pemecahan masalah tersebut oleh siswa. Problem based learning
tidak dirancang untuk membantu guru untuk menyampaikan informasi dalam jumlah yang
besar kepada siswa. Problem based learning benar-benar dirancang untuk membantu siswa
dalam mengembangkan keterampilan berfikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan
keterampilan intelektualnya untuk mempelajari peran orang dewasa melalui berbagai situasi riil
atau situasi yang disimulasikan sehingga siswa akan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2016.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Palangka raya yang terletak di Jalan George Obos
Kota Palangka Raya pada kelas X-7. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada keterkaitan
sekolah dengan judul penelitian yang diajukan oleh peneliti dan fenomena yang terlihat di
sekolah terkait dengan pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut
Sugiyono (2009:6) menyatakan bahwa Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,
dan dibuktikan, sesuai pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

PERENCANAAN

Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi bagaimana menerapkan Strategi Pembelajaran


Aktif Tipe Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning/PBL ). Persiapan yang
dilakukan untuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu: 1) peneliti melakukan analisis
kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik, 2)
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 3) mempersiapkan Strategi Pembelajaran
Aktif tipe Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning/PBL ) yang akan digunakan
atau dipakai dalam pembelajaran, 4) membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan 5) m
enyusun instrumen yang digunakan dalam pembelajaran.
PELAKSANAAN TINDAKAN

1) Pendahuluan, guru mengkondisikan kelas Guru menjelaskan dan memperkenalkan


metode pembelajaran Strategi Pembelajaran Aktif tipe Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning/PBL ) kepada peserta didik, guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. 2) Kegiatan inti Guru menyampaikan materi yang akan disajikan serta
memperlihatkan media yang akan dipergunakan dalam pembelajaran, guru melakukan prosses
pembelajaran yang difokuskan kepada demonstrasi yang akan dilakukan oleh guru dan diikuti
oleh peserta didik, peserta didik dipersilahkan untuk bertanya tentang materi pembelajaran
yang baru saja disampaikan, setelah demontrasi guru meminta peserta didik untuk menjawab
soal atau latihan yang ada pada lembar kerja. 3) Penutup, guru merangkum materi pelajaran,
guru memberikan motivasi, evaluasi berupa pemecahan masalah terhadap materi yang tidak
dipahami peserta didik dan memecahkan masalah tersebut, meminta peserta didik untuk
berdoa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada data siklus I yang terdiri dari: (a) data aktivitas guru dan aktivitas peserta didik, (b)
data hasil belajar, dan (c) Indikator ketuntasan hasil belajar, (d) data refleksi siklus I. Data
tersebut disajikan sebagai berikut: Perhitungan hasil observasi aktivitas guru dengan
menggunakan rumus persentase. Berdasarkan uraian di atas yang perlu diperbaiki dalam siklus
II yaitu: 1). peneliti harus memperjelas penggunaan bahasa dalam penyampaian materi
pembelajaran, 2). memperbanyak tanya jawab kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran, 3). peneliti harus lebih jelas lagi mengarahkan diskusi yang dilakukan peserta
didik agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Semua kekurangan dalam siklus I
akan diperbaiki kembali pada siklus II dan peneliti akan melanjutkan ke siklus II.
Deskripsi data siklus II hampir sama dengan siklus I. Data siklus II terdiri dari data yang
diperoleh dari: (a) data aktivitas guru dan peserta didik, (b) data hasil belajar, (c) Indikator
ketuntasan hasil belajar, dan (d) data refleksi. Data tersebut disajikan sebagai berikut: Data
situasi belajar mengajar merupakan data tentang situasi belajar mengajar (aktivitas peserta
didik) pada saat penelitian tindakan kelas berlangsung.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa dengan menggunakan
Starategi Pembelajaran Aktif Tipe Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
dalam pembelajaran Ekonomi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

JURNAL PEMBANDING 1

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 adalah pembelajaran tematik


terpadu. Pembelajaran tematik adalah salah satu alternatif yang dapat mewujudkan
peningkatan pengetahuan, keterampilan, kreativitas, nilai, dan sikap peserta didik. Tematik
dalam pembelajaran akan membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami
sebuah pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan. Pembelajaran
tematik adalah metode pembelajaran yang menekankan pemberian tema khusus untuk
mengajarkan beberapa konsep. Kegiatan pembelajaran berbasis tematik didasarkan pada
sebuah tema yang di dalam tema tersebut terdiri dari beberapa mata pelajaran yang
digabungkan menjadi sebuah tema. Berdasarkan pemaparan mengenai permasalahan dalam
pembelajaran tematik, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan proses pembelajaran tidak mengkaji permasalahan yang berbasis situasi
dunia nyata siswa menyebabkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran tematik terjadi.
Hasilnya dapat dilihat dari nilai ulangan harian tematik (muatan pelajaran Bahasa Indonesia)
dengan rata-rata nilai yang diperoleh siswa SD Negeri 2 Sanur Kelas III adalah 59 dari KKM yang
ditentukan 65. Rata-rata nilai yang didapat masih kurang untuk mencapai ketuntasan belajar
siswa pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil belajar tematik (muatan pelajaran Bahasa
Indonesia) yang rendah disebabkan oleh kecenderungan siswa hanya menerima apa yang
disampaikan guru, kesulitan memahami materi dari informasi yang ada pada bacaan dan
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Solusi yang diberikan untuk memecahkan
permasalahan guna meningkatkan hasil belajar tematik (muatan pelajaran Bahasa Indonesia)
siswa yakni dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai . Salah satu model yang
mampu membuat pembelajaran berpusat kepada siswa yaitu model pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning). Model pembelajaran berbasis masalah ini lebih
memusatkan proses pembelajaran kepada siswa dengan menyelesaikan suatu permasalahan
sebagai pokok pembelajaran sehingga siswa dituntut aktif untuk menyelesaikan suatu
persoalan yang dihadapi.
Model pembelajaran problem based learning (PBL) dapat digunakan untuk memancing
keaktifan siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui mode PBL Siswa tidak hanya
sekadar mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi yang disampaikan guru tetapi juga
berpikir, mencari, mengolah data, dan mengomunikasikan dalam proses pembelajaran. Pada
PBL guru lebih berperan sebagai fasilitator sehingga siswa dapat menyelesaikan
permasalahannya sendiri dan dituntut lebih aktif (Suliyati et al., 2018; Sumardi, 2019). Model
pembelajaran berbasis masalah menggunakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis, keterampilan
pemecahan masalah, dan untuk memperoleh pengetahuan serta konsep dan materi pelajaran
yang disampaikan.

2. METODE

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research. Desain penelitian dilaksanakan dalam bentuk dua siklus yang terdiri atas empat tahap
yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi (Talib, 2021). Jumlah siklus
yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan oleh hasil atau tingkat keberhasilan siklus
sebelumnya. Jika pada siklus tertentu sudah tercapai indikator yang telah ditetapkan, maka
penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Subjek yang terlibat dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa kelas III A SD Negeri 2 Sanur tahun pelajaran 2020/2021 yang
berjumlah 22 orang siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan dengan latar
belakang kemampuan akademik yang berbeda beda. Objek dalam penelitian ini adalah
peningkatan hasil belajar tematik (muatan pelajaran Bahasa Indonesia) siswa melalui
penerapan model problem based learning (PBL) pada siswa kelas III A SD Negeri 2 Sanur Tahun
Pelajaran 2020/2021. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi
dan metode tes. Metode tes dilakukan dengan menggunakan lembar evaluasi berupa soal
pilihan ganda sebagai tolak ukur kompetensi siswa terhadap materi tematik (muatan pelajaran
Bahasa Indonesia) yang telah dipelajari dengan menerapkan model pembelajaran problem
based learning (PBL).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pembelajaran selama penelitian melalui penerapan model pembelajaran


PBL secara umum telah berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
Rekapitulasi peningkatan hasil belajar tematik (muatan pelajaran Bahasa Indonesia) siswa yang
diperoleh dari sebelum penelitian (pra siklus) hingga sesudah penelitian (siklus I dan siklus II).
Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar tematik (muatan pelajaran Bahasa Indonesia) pada
pra siklus menunjukkan nilai rata-rata kelas yaitu 59.09 dengan rata-rata persen sebesar
59.09%. Kemudian, diadakan perbaikan dengan penerapan model problem based learning
(PBL).
Dalam menggunakan model PBL guru terlebih dahulu menyajikan permasalahan sebagai
bahan diskusi siswa (Akmalia et al., 2016). Permasalahan yang digunakan dalam PBL adalah
permasalahan yang dihadapi di dunia nyata. Meskipun kemampuan individual dituntut bagi
setiap siswa, tetapi dalam proses belajar dalam PBL siswa belajar dalam kelompok untuk
memahami persoalan yang dihadapi. Penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) dapat meningkatkan hasil belajar Tematik (Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia)
Siswa. Berdasarkan terjadinya peningkatan hasil belajar, model pembelajaran PBL di sekolah
diharapkan mampu diterapkan pada muatan pelajaran lain selain muatan pelajaran Bahasa
Indonesia untuk peningkatan hasil belajar siswa.
JURNAL PEMBANDING 2
PENDAHULUAN

Huda (2013:16) mengatakan bahwa guru berperan sebagai fasilitator harus memiliki
kemampuan untuk memilih model pembelajaran yang efektip. Pemilihan model pembelajaran
yang tepat akan membantu memperjelas alur dan konsep pembelajaran yang akan diberikan
kepada siswa sehingga siswa akan lebih mudah berpikir secara aktif dan antusias memahami
materi yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran yang diberikan oleh guru harus bisa
membantu proses analisis siswa dalam memecahkan suatu permasalahan materi yang telah
diberikan. Salah satu model pembelajaran tersebur adalah model pembelajaran Problem Based
Learning.
Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran berbasis
masalah yang berhubungan dengan dunia nyata siswa. Siswa dituntut untuk menggunakan
masalah tersebut sebagai pendorong pengetahuan dan mendiskusikannya dengan siswa lain
sehingga sebuah masalah bisa dijadikannya sebagai bahan pembelajaran. Karakteristik model
pembelajaran Problem Based Learning bisa dilihat dari adanya pengajuan pertanyaan atau
masalah, berfokus keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, menghasilkan produk atau
karya untuk dipresentasikan, dan kerjasama (Trianto, 2009:93). Ada beberapa alasan mengapa
model pembelajaran Problem Based Learning ini disarankan untuk digunakan di kurikulum
2013, yaitu dapat membantu siswa untuk mengembangkan potensi keterampilan yang terdapat
pada dirinya sendiri. Selain itu, model pembelajaran Problem Based Learning lebih
mengutamakan guru untuk membantu siswa dan mengarahkan penyelesaian masalah. Guru
hanya berperan sebagai fasilitas pemberi pembelajaran, penyaji masalah, mengadakan diskusi,
dan memberikan dukungan untuk meningkatkan siswa dalam melakukan berpikir proses
pembelajran. Kemudian langkah pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning
akan menghasilkan beberapa keterampilan seperti membuat catatan, kemampuan berpikir
kritis, kerjasama, berkomunikasi antar siswa, dan keaktifan belajar untuk menambah wawasan
ilmu pengetahuan.
METODE PENELITIAN

Pelaksanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai.
Proses pembelajaran berbasis masalah akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala
perangkat yang diperlukan (masalah, media, dan lain-lain). Peserta didik pun juga harus
memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok-kelompok kecil. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP negeri 03 Simpenan, model
pembelajaran Problem Based Learning hampirsering digunakan dalam setiap pembelajaran. Hal
ini dikarenakan model pembelajaran tersebut sangat sederhena dan dapat membantu siswa
untuk bersemangat dalam belajar sepeti yang diungkapkan oleh bapak Ruli Hidayat.
Berdasarkan kutipan di atas, guru dapat terbantu dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning. Selain sederhana penggunaannya, siswa dapat meningkatkan cara
berpikir dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Problem
Based Learning pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 03 Simpenan mengacu
pada teori-teori mengenai pembelajaran tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Jurnal


Jurnal Utama

Anda mungkin juga menyukai