Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REPORT

MK: PEMBELAJARAN IPA SD

Skor Nilai:

Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA


untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar
(Wahyu Candra Dwi Safitri, Nani Mediatati, 2021)

Nama Mahasiswa : Frentina Nababan


NIM : 1203111094
Dosen Pengampu : Lala Jelita Ananda, S.Pd., M.Pd
Mata Kuliah : Pembelajaran IPA SD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review berjudul “Penerapan Model
Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan
Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar” pada mata kuliah Pembelajaran IPA SD. Ucapan
terimakasih saya sampaikan kepada Ibu Lala Jelita Anansa, S.Pd., M.Pd sebagai pembimbing,
yang sudah memberikan arahan dan bimbingan sehingga Critical Journal Review ini dapat
diselesaikan untuk memenuhi salah satu tugas yang harus diselesaikan selama proses
pembelajaran. Saya menyadari Critical Journal Review ini masih belum sempurna dan saya
akan terus belajar untuk memperbaiki, oleh sebab itu saya mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga Critical Journal Review ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, dan bagi saya khususnya dalam memahami materi Pembelajaran
IPA SD.

Medan, Maret 2022

Frentina Nababan
(1203111094)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal penting
sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik yang diangkat,
membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali dengan bahasa sendiri
pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh organisasi penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah; memiliki judul dan nama penulis
serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract yang berisi ringkasan dari isi jurnal,
introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi yang diusulkan, implementasi,
kesimpulan dan daftar pustaka. Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan
bagian pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-hal yang
perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa landasan teori yang
digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan apa yang ingin dicapai;
mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, alat pengumpul
data, dan analisis data yang digunakan; mengambil hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan
memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat; serta menyimpulkan isi dari jurnal .

B. Tujuan Penulisan CJR


1. Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal.
2. Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.
3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal.

C. Manfaat CJR
1. Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat dalam
suatu jurnal.
2. Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya
D. Identitas Artikel dan Jurnal yang direview
- Jurnal Utama
Judul Artikel : Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar
Siswa Sekolah Dasar
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar
Edisi terbit (Vol dan No) : Vol. 5 No.3
Tahun Terbit : 2021
Pengarang artikel : Wahyu Candra Dwi Safitri, Nani Mediatati
Nomor ISSN (online) : 2580-1147
Alamat Situs : https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i3.925

- Jurnal Pembanding

Judul Artikel : Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil


Belajar Ipa Pada Siswa Sekolah Dasar
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti
Edisi terbit (Vol dan No) : Vol. 8 No. 1
Tahun Terbit : 2021
Pengarang artikel : Lusia Meo, Gregorius We’u, dan Yohana Nono BS
Nomor ISSN (online) : 2620-6641
Alamat Situs : http://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/index.php/jil
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan upaya membangun peradaban, sebagai suatu bentuk kegiatan kehidupan
dalam masyarakat untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang berlangsung sepanjang hayat.
Pendidikan merupakan proses bantuan yang diberikan secara sadar dan terencana untuk
mengembangkan berbagai ragam potensi siswa, sehingga dapat beradaptasi secara kreatif dengan
lingkungan, serta berbagai perubahan yang terjadi (Fatonah & Prasetyo, 2014).

Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak, dan meningkatkan SDM yang
berkualitas tinggi. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki manusia secara
optimal, yaitu mengembangkan potensi individu yang setinggitingginya dalam aspek fisik, intelektual,
emosional, sosial dan spiritual, untuk itu pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah maupun jenjang pendidikan tinggi guna
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas (Juniati dan Widiana, 2017).

Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan yang mengadakan program pendidikan selama
enam tahun. SD sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai peranan penting untuk
sumber daya manusia (Sulistianingsih, Susiani, dan Salimi, 2017).

Peran sentral guru dalam menginternalisasi nilai-nilai adalah Pertama, guru berperan sebagai
pribadi yang dapat dipercayai, dalam hal ini guru bertanggung jawab terhadap perkembangan moral,
baik itu dalam hubungannya dengan Tuhan, Negara, masyarakat, sesama, dan diri sendiri. Kedua, guru
berperan sebagai pribadi yang diteladankan.Tugas ini memang sulit karena untuk dilakukan tetapi guru
berusaha untuk memberikan atau menunjukkan sikap-sikap yang baik kepada siswa (We’u, 2018). Hai
itu, tidak terlepas juga dalam pembelajaran IPA, guru IPA berusaha menampilkan yang terbaik dihadapan
siswa baik dari sisi memberikan materi mapun dari sisi karakter atau tindakan-tindakan guru di dalam
proses pembelajaran IPA.

Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA harus menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.
Dalam rangka mengasah kemampuan berpikir kritis siswa, diperlukan suatu model, metode,
strategi maupun pendekatan pembelajaran yang inovatif agar siswa tertarik dan termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran. Guru yang telah menerapkan suatu model, metode, strategi maupun
pendekatan pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan berpikir kritis siswa, tentu akan lebih
mudah mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran yang menarik dan memotivasi
siswa tentu akan bertahan lama pada memori siswa sampai dewasa.
Review Journal Utama

Judul PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM


PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH
DASAR
Volume/ISSN Vol. 5 No.3/ 2580-1147
Tahun 2021
Penulis Wahyu Candra Dwi Safitri, Nani Mediatati
Download https://jbasic.org/index.php/basicedu
Reviewer Frentina Nababan (1203111094)
Tanggal Selasa, 22 Maret 2022

Tujuan Penulisan Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa klas
IV SD Negeri 2 Gunung tumpeng dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning.
Kata Kunci Discovery learning, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar.
Subjek Penelitian Siswa kelas IV dengan jumlah 24 siswa
Assesment Data Menggunakan beberapa cara yaitu:
-Penelitian Tindakan kelas
-Observasi
-Tes
Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian ilmiah yang
dilakukan oleh tenaga pendidik atau guru untuk meningkatkan atau
memperbaiki proses pembelajaran. Penelitian ini mengacu pada
model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart. Rencana tindakan
dilakukan melalui dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
komponen yakni perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Komponen
tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dilakukan dalam
waktu bersamaan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 4 SD
Negeri 2 Gunungtumpeng yang berjumlah 24 orang. Siswa laki-laki
sebanyak 10 orang, dan siswa perempuan sebanyak 14 orang.
Hasil Penelitian Ada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sesudah
diterapkan model pembelajaran Discovery learning. Hasil deskriptif
komparatif kemampuan berpikir kitis mulai dari siklus I dan siklus II
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis pada
siswa kelas 4 SD Negeri 2 Gunungtumpeng. Siklus I menunjukkan
bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dengan kategori sangat
tinggi tidak ada, kategori tinggi sebanyak 3 siswa atau sebesar 13%,
kategori sedang sebanyak 9 siswa atau sebesar 13%, kategori
rendah sebanyak 10 siswa atau sebanyak 42%, kategori sangat
rendah sebanyak 2 siswa atau sebesar 8%. Berbeda dengan hasil
siklus II yang menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
dengan kategori sangat tinggi sebanyak 13 atau sebesar 54%,
kategori tinggi sebanyak 7 siswa atau sebesar 30%, kategori sedang
sebanyak 2 siswa atau sebesar 8%, dan kategori rendah sebanyak
2 siswa atau sebesar 8%. Ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus
I dan siklus II juga menunjukkan peningkatan. Siswa yang tuntas
melampaui KKM (70) pada siklus I sebanyak 3 siswa atau sebesar
13%, dan yang tidak tuntas sebanyak 21 siswa atau sebanyak 87%.
Berbeda dengan siklus II, siswa yang tuntas KKM (70) sebanyak 20
siswa atau sebesar 83%, dan yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa
atau sebesar 17%. Pada siklus 1 kemampuan berpikir kritis siswa
masih banyak dalam kategori rendah dan kecil dalam kategori tinggi
dan tidak ada dalam kategori sangat tinggi walaupun sudah
diterapkan model pembelajaran discovery learning karena siswa
kurang kondusif belajar melalui aplikasi daring, sehingga
pembelajaran yang dilakukan guru belum maksimal. Selain itu
kendala sinyal yang dimiliki beberapa siswa kurang bagus, sehingga
penyampaian materi oleh guru kurang dicerna baik oleh siswa. Hal
ini juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa masih banyak yang
belum tuntas. Namun setelah dilakukan perbaikan pada siklus II
dengan penerapan tata tertib penggunaan microphone ketika ingin
menjawab atau bertanya, akses materi yang dapat dibuka melalui
google drive, serta penggabungan beberapa siswa di tempat yang
memiliki sinyal bagus, kemampuan berpikir kritis siswa meningkat
pada kategori sangat tinggi dan tinggi mencapai 84% serta
ketuntasan hasil belajar mencapai 83% melampaui indikator
keberhasilan dari penelitian ini.
Kekuatan Penelitian - Jurnal ini sudah cukup baik dan telah memenuhi standart
penulisan, sehingga cocok digunakan sebagai referensi
yang baik dalam penelitian
- Dasar teori yang kuat
- Bahasa dan gaya penulisan yang digunakan dalam jurnal ini
cukup mudah dipahami sehingga pembaca mudah untuk
mengerti bagaimana Penerapan Model Discovery Learning
dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar
- Penelitian ini memiliki abstrak yang jelas dan sesuai dengan
isi materi jurnal yang terkandung didalam nya.
- Terdapat grafik pendukung untuk melihat hasil penelitian
grafik presentase keberhasilan hasil pengamatan belajar peserta
didik
Kelemahan Penelitian - Tulisan yang berwarna hitam saja tanpa ada perpaduan
dengan warna lain
- Ukuran font pada teks sedikit kecil
Kesimpulan Berdasarkan Hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut ; dengan menerapkan model Discovery learning dalam
pembelajaran IPA dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 2 Gunungtumpeng.
Kemampuan berpikir kritis siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa
yang melampaui KKM (70) meningkat dari siklus I ke siklus II.
Dengan demikian, model pembelajaran Discovery learning dapat
dijadikan alternatif model pembelajaran yang digunakan oleh guru
dalam pembelajaran di seklah dasar. Selain itu, dengan penerapan
model Discovery learning siswa dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritisnya dalam menghadapi berbagai
permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka Safitri, W. C. D., & Mediatati, N. (2021). Penerapan Model Discovery
Learning dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1321-1328.

Review Journal Pembanding

Judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH
DASAR
Volume/ISSN Vol. 8 No.1/ 2620-6641
Jurnal Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti
Tahun 2021
Penulis Lusia Meo, Gregorius We’u, dan Yohana Nono BS
Download http://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/index.php/jil
Reviewer Frentina Nababan (1203111094)
Tanggal Selasa, 22 Maret 2022

Tujuan Penulisan Untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas III SDI
Onekore 5 dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri dan
untuk mengetahui aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri.
Kata Kunci Model pembelajaran inkuiri, hasil belajar siswa
Subjek Penelitian Siswa kelas III SDI Onekore 5 sebanyak 35 orang

Assesment Data Menggunakan beberapa cara yaitu:


- penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri
- observasi atau pengamatan,
- tes atau kuis
- dokumentasi.
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah berfokus pada upaya peningkatan
hasil belajar siswa kelas III SDI Onekore 5. Dalam mendukung
proses belajar siswa sehubungan dengan ini maka jenis penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan sebuah
jenis penelitian tindakan yang diberikan oleh guru kepada siswa
untuk menyelesaikan dan meningkatkan kemampuan belajar siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengamatan (Observasi), dan tes. Analisis data dihitung
dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu menilai tes formatif,
ketuntasan belajar, dan lembar observasi.
Hasil Penelitian Setelah menggunakan model pembelajaran Inkuiri dan dengan berbagai
tahap pelaksanaan diketahui bahwa hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPA mengalami peningkatan yang sangat baik yang ditinjau dari
pretest, Siklus I dan Siklus II. Hasil belajar siswa yang meningkat sehingga
memperoleh hasil yang memuaskan dapat didefenisikan sebagai
penjelasan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan dalam
sebuah mata pelajaran yang lazim ditentukan oleh tes atau angka nilai
yang berikan oleh guru. Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa,
sebelum menggunakan model pembelajaran Inkuiri hasil belajar siswa
sangat menurun. Setelah menggunakan model pembelajaran Inkuiri dan
dengan berbagai tahap pelaksanaan diketahui bahwa hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA mengalami peningkatan yang sangat baik yang
ditinjau dari pretest, Siklus I dan Siklus II. Pada Siklus II memberi gambaran
bahwa tingkat keberhasilan mencapai 81,33% dengan kategori sangat
baik. Maka pada Siklus II hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri adalah sangat baik. Dari
hasil evaluasi tes Siklus II, 35 orang siswa mampu menyelesaikan soal
evaluasi dengan baik sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan, sehingga
nilai ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 100% dengan nilai rata-rata
80,57%. Artinya, semua siswa mencapai nilai ketuntasan. Dari data hasil
observasi hasil belajar siswa pada Siklus II memberi gambaran bahwa
tingkat keberhasilan mencapai 81,33% dengan kategori sangat baik. Maka
pada Siklus II hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri adalah sangat baik.
Kekuatan Penelitian - Jurnal ini sudah cukup baik dan telah memenuhi standart
penulisan, sehingga cocok digunakan sebagai referensi
yang baik dalam penelitian
- Penelitian ini memiliki abstrak yang jelas dan sesuai dengan
isi materi jurnal yang terkandung didalamnya.
- Terdapat grafik pendukung untuk melihat hasil penelitian
Kelemahan Penelitian - Tulisan yang berwarna hitam saja tanpa ada perpaduan
dengan warna lain
- Terdapat typo pada teks di halaman 45 yaitu dianggapo yang
seharusnya dianggap, berjaloan seharusnya berjalan, kesaan
seharusnya kesan, poengamatan seharusnya pengamatan,
angaka seharusnya angka
Kesimpulan Penerapan model pembelajaran Inkuiri dalam meningkatkan hasil
belajar IPA pada peserta didik kelas III SDI Onekore 5 dengan nilai
sangat baik. Hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan guru dan
peserat didik. Pada Siklus I persentase aktivitas guru 80%, dan
meningkat pada Siklus II menjadi 89,23% dan hasil pengamatan
aktivitas peserat didik persentase Siklus I 68%, meningkat pada
Siklus II menjadi 81,33%. Dari persentase tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Inkuiri sangat
cocok digunakan dalam pembelajaran IPA materi energi dan
pengaruhnya dalam kehiduapan sehari-hari. Dengan menerapkan
model pembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran IPA materi energi
dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkat
hasil belajar peserta didik, ini dapat dilihat dari rata-rata pada siklus
I sebesar 63,71 dan pada siklus II meningkat dengan rata-rata 80,57.
Daftar Pustaka Meo, L., Weu, G., & Nono, Y. (2021). Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra
Bakti, 8(1), 38-52.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai