Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Pengembangan Bahan Ajar

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Dalam Mata Kuliah Dasar-Dasar Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Dosen Pengampu:

Drs. Jurubahasa Sinuraya, M.Pd

OLEH : KELOMPOK 3

AFRIDAYANI SITANGGANG 4173321002


CHEESSY M.V.O TAMBUN 4171121004
CHRISTY VERA BR SINURAYA 4173321011
CRISTINA YOLANDA BR GINTING 4173121007
DERMAWATY HUTASOIT 4172121004
ENJELINA SIAGIAN 4173321013
FEBRI JOUNAULI MANURUNG 4173321017
FENTI TANIA SIAGIAN 4171121011

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Critical Journal Review ini. Adapun
penulisan Critical Journal Review ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah " Dasar-
Dasar Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)”. Critical Journal Review ini berjudul
"Pengembangan Bahan Ajar”.

Critical Journal Review ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk melengkapi kekurangan
Critical Journal Review ini guna penyusunan Critical Journal Review selanjutnnya.

Semoga penulisan Critical Journal Review ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 02 November 2020

Penulis,

Teresia Rika Bina br Tarigan

4173121051
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan dewasa ini harus diarahkan pada peningkatan daya saing bangsa agar mampu
berkompetisi dalam persaingan global. Pendidikan dewasa ini harus diarahkan pada peningkatan
daya saing bangsa agar mampu berkompetisi dalam persaingan global. Salah satu tujuan
pembelajaran adalah siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif, dan pemecahan
masalah (Depdiknas, 2002). Berpikir kritis penting untuk menyiapkan peserta didik supanya
dapat memenuhi kompetensi yang terdapat pada kurikulum, serta peserta didik akan mampu
merancang dan mengarungi kehidupannya pada masa datang yang penuh dengan tantangan,
persaingan, dan ketidakpastian. Kemampuan berpikir kritis merupakan pemikiran yang bersifat
selalu ingin tahu terhadap informasi yang ada untuk mencapai suatu pemahaman yang mendalam
(Yustyan et al., 2015). Pembelajaran berpikir kritis dalam pengajaran fisika sangatlah penting,
karena melalui berpikir kritis, siswa dilatih mengamati keadaan, memunculkan pertanyaan,
merumuskan hipotesis, melakukan observasi dan mengumpulkan data, lalu memberikan
kesimpulan (Wahyuni, 2015).

Modul adalah bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri
dengan bantuan seminimal mungkin dari guru, yang tersusun secara sistematis dan terdiri dari
rangkaian kegiatan belajar (Purwanto dkk 2007; Andi 2011; Asyhar 2011). Pembelajaran
menggunakan modul memberikan beberapa keuntungan antara lain: (1) Memberikan feedback
atau balikan yang segera, (2) Dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa secara individual
dengan memberikan keleluasaan dalam menentukan kecepatan mempelajarinya, bentuk maupun
bahan pelajaran, (3) Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa akan mengetahui pada bagian
modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana belum berhasil
mencapai tujuan pembelajaran, (4) Siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya.

Berkaitan dengan kemandirian peserta didik dalam belajar, perlu adanya pendukung untuk
melakukan pembelajarn secara mandiri. Salah satu solusi adalah pemberian modul. Modul
semakin berkembang, salah satu adalah adanya modul elektronik. Modul elektronik merupakan
sebuah bentuk penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis didalam unit
pembelajaran terkecil untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, yang disajikan dalam
format elektronik (Adiputra et al., 2014). Modul elektronik (e-modul) adalah tampilan informasi
dalam format mosul yang direkam secara elektronik (Abidin, 2013). Modul elektronik adalah
sebuah bentuk penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis ke dalam unit
pembelajaran terkecil yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang
disajikan ke dalam format elektronik (Gunawan, 2010). Modul elektronik merupakan
penggabungan istilah modul dalam bentuk bahan ajar elektronik.

Hasil observasi dari pendapat salah satu guru fisika SMA N 4 Jember, sumber belajar yang
digunakan dalam pembelajaran antara lain buku cetak dan media elektronik. Peserta didik SMA
N 4 Jember, menyatakan lebih suka mencari pada media elektronik yang dimiliki (seperti
laptop). Kendala guru dalam pembelajaran, terdapat pada peserta didik yang tidak suka dengan
membaca atau belajar sendiri. Kendala yang dialami guru juga pada buku yang tersedia
terkadang kurang lengkap dan kurang menarik. Kendala peserta didik adalah kesulitan dalam
memahami materi yang terdapat pada buku,kendala juga pada peserta didik yang kurang mandiri
dalam belajar.
BAB II
ANALISIS JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL
a. Jurnal I
Judul : Pengembangan E-Modul Materi Fluida Dinamis Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Kelas XI
Nama Jurnal : Jurnal Pembelajaran Fisika
Penulis : Pynka Marsha Nikita, Albertus Djoko Leksmono, Alex Harijanto
Volume Penerbitan : Vol. 7, No. 2
Bulan dan Tahun Terbit : Juni 2018
Halaman : hal 175-180

b. Jurnal II
Judul : Pengembangan Bahan Ajar Fisika Sma Berbasis Investigasi Pada

Materi Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Nama Penulis : Rizki Maulida dan Mariati Purnama Simanjuntak

ISSN : 2252-732X

Jenis Jurnal : Jurnal Pendidikan Fisika

Tahun : 2015

Vol dan No : Vol. 4 No. 1

Halaman : 71-76

B. RINGKASAN JURNAL
a. Jurnal I
1. Rumusan Masalah Penelitian
a. Bagaimana validitas E-Modul Fluida Dinamis?
b. Bagaimana respon siswa dalam menggunakan E-Modul Fluida Dinamis?
c. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa setelah adanya E-Modul Fluida
Dinamis?

2. Tujuan Penelitian

a. Mendeskripsikan validitas E-Modul Fluida Dinamis.


b. Mendeskripsikan respon peserta didik dalam adanya E-Modul Fluida Dinamis.
c. Mengkaji kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah adanya E-Modul Fluida
Dinamis.
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dimaksud berupa E-
Modul Fluida Dinamis. Pengembangan yang dimaksud berupa modul dalam bentuk
elektronik yang membahas materi fluida dinamis pada siswa SMA kelas XI.
4. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa/i XI MIPA 5 tahun ajaran 2016/2017 di SMA Negeri
4, Jember.

5. Assesmen Data

Pengumpulan data-data didapat dari buku ,jurnal. Selain itu perancangan alat-alat juga
digunakan dalam mendukung penelitian yang dilaksanakan.

6. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
1. Lembar validasi ahli dan validasi empiris
Lembar validasi digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan E-Modul Fluida Dinamis
dan untuk memperoleh masukan berupa saran terhadap modul. Aspek yang ditinjau
dalam instrument validasi berupa relevansi, keakuratan, kelengkapan, kesesuaian sajian
dengan tuntutan pembelajaran yang terpusat pada siswa, cara penyajian, dan kesesuaian
bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selanjutnya hasil validasi
dari tiap validator akan dihitung untuk mendapatkan nilai rata-rata total untuk semua
aspek. Selanjutnya nilai dirujuk pada interval penentuan tingkat kevalidan.
2. Tes penilaian kognitif berupa pre-test dan post-test yang terdiri dari 10 soal essay yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
Penilaian kemampuan berpikir kritis siswa dapat diketahui dengan menggunakan rumus
N-gain. Hasil data Ngain score ditelaah apabila besarnya N-gain score ≥0,3 maka dapat
dikatakan bahwa EModul Fluida Dinamis efektif dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa (Marfuah et al., 2015).
3. Angket respon siswa dalam menggunakan E-Modul Fluida Dinamis
Respon siswa diperoleh dengan instrument lembar angket respon. Data respon siswa
terhadap LKS yang dikembangkan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui tingkat
kepraktisan modul. Hasil data respon ditelaah apabila besarnya percentage of agreement
≥ 61% maka E-Modul Fluida Dinamis dapat dikategorikan praktis.
I. DASAR TEORI

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa E-Modul Fluida Dinamis pada pokok
bahasan fluida dinamis di SMA kelas XI tahun ajaran 2016/2017. Modul ini dikembangkan
dengan berpedoman pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sesuai dengan kerangka dasar
kurikulum 2013 revisi. didalam E-Modul Fluida Dinamis yang dikembangkan terdapat bagian-
bagian, yaitu; (1) halaman muka/cover, (2) menu, (3) petunjuk penggunaan, (4) kata pengantar,
(5) halaman persembahan, (6) anatomi, (7) pendahuluan, (8) isi, (9) langkah-langkah
pembuatan, (10) concept mapping, (11) link persamaan kontinuitas, (12) link persamaan
Bernoulli, (13) rangkuman. Kevalidan e-modul fluida dinamis yang dikembangkan dapat
diketahui dari hasil validasi dilihat dari tabel 1. Berikut disajikan hasil validasi.

TABEL 1. Hasil Validasi LKS

Aspek Penilaian Rata-Rata Aspek Rata-Rata Validasi Kategori


Relevansi 4,00 4,11 Valid
Keakuratan 3,84
Kelengkapan E-Modul Fluida Dinamis 4,08
Kesesuaian E-Modul Fluida Dinamis 4,13
dengan tuntutan pembelajaran berpusat
pada siswa
Cara Penyajian 4,42
Kesesuaian Bahasa 4,20
Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa secara umum hasil validasi E-
Modul Fluida Dinamis adalah 4,11 dan modul dikategorikan valid. Saran dari validator terhadap
sudah dapat diggunakan.

Hasil percentage of agreement tiap aspek respon siswa dalam adanya E-Modul Fluida
Dinamis adalah efektifitas sebesar 90,86%, isi sebesar 91,07%, bahasa sebesar 94,29%,
Penyajian sebesar 97,14%, dan kegrafikan ebesar 85,71%. Sedangkan percentage of agreement
E-Modul Fluida Dinamis adalah 91,81%. Hasil respon siswa tersebut selanjutnya disesuaikan
dengan kategori Arikunto (2010) dimana E-Modul Fluida Dinamis dikategorikan sangat positif
bila percentage of agreement ≥ 80%. Berdasarkan hasil tersebut, maka E-Modul Fluida Dinamis
termasuk dalam kategori praktis dengan nilai percentage of agreement E-Modul Fluida Dinamis
adalah 91,81%. dan dikategorikan sangat positif.

Pada penelitian ini bahan ajar yang digunakan berupa E-Modul Fluida Dinamis pada
pokok bahasan fluida dinamis di SMA kelas XI yang dikategorikan valid. Hasil validasi tersebut
dapat dikatakan valid karena nilai validitas yang diperoleh dari tiga validator sebesar 4.11,
sehingga dapat dikatakan mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan layak digunakan
untuk uji pengembangan di kelas.

II. UJI PENGEMBANGAN

Tahap selanjutnya adalah uji pengembangan yang dilakukan di kelas XI MIPA 5 SMA
Negeri 4 Jember. Waktu yang digunakan untuk uji coba pengembangan adalah 4 kali pertemuan
dimana 2 kali proses belajar mengajar, 1 kali pretest serta 1 kali posttest. Melalui kegiatan uji
coba pengembangan didapatkan data kemampuan berpikir kritis siswa untuk mengukur
efektifitas E-Modul Fluida Dinamis dan respon siswa untuk mengukur kepraktisan E-Modul
Fluida Dinamis. Dalam penelitian ini kemampuan berpikir kritis terdiri atas lima indikator, yaitu
kemampuan menganalisis, mensintesis, memecahkan masalah, menyimpulkan, dan
mengevaluasi.

Data yang diambil guna mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dengan
memberikan melalui tes. Tes yang digunakan berupa tes tertulis yang berupa soal essay yang
berjumlah 10 butir soal. Tes yang dilakukan melalui dua tahap yaitu Pre-Test pada awal
pertemuan dan Post-Test pada pertemuan terakhir. Berdasarkan data diperoleh bahwa adanya
perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa. Perbedaan tersebut ditandai dengan adanya
peningkatan rata-rata skor pre-test ke rata-rata skor post-test siswa pada kemampuan
menganalisis, mensintesis, memecahkan masalah, menyimpulkan, dan mengevaluasi.

Kemampuan menganalisis berada pada kategori cukup dengan nilai N-gain 0,59. Hal ini
dikarenakan siswa menjawab tidak sesuai kisi-kisi penskoran. Kemampuan mensintesis berada
pada kategori tinggi dengan nilai N-gain 0,70. Dikategorikan tinggi karena siswa mampu
menjawab dan sesuai dengan kisi-kisi penskoran. Kemampuan memecahkan masalah berada
pada kategori sedang dengan nilai N-gain 0,80. Hal ini dikarenakan siswa mampu menemukan
konsep yang biasa muncul pada pertanyaan lain. Kemampuan siswa menyimpulkan berada pada
kategori sedang dengan nilai N-gain 0,93. Siswa sudah bisa menjawab dengan benar dan sesuai
dengan penskoran. Kemampuan mengevaluasi berada pada kategori sedang dengan nilai N-gain
0,96. Siswa mampu memberikan bukti dari jawaban yang mereka temukan. Secara umum, rata-
rata kemampuan menganalisis, mensintesis, memecahkan masalah, menyimpulkan, dan
mengevaluasi berada pada kategori tinggi dengan nilai N-gain 0,81.

E-Modul Fluida Dinamis efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
menurut Marfuah et al (2015). E-Modul Fluida Dinamis merupakan pengembangan produk
pembelajaran yang memiliki beberapa kelebihan yakni materi dalam modul menggunakan
concept mapping, terdapat vidio, simulasi PHeT, dan LKS. Terdapat kekurangan pada EModul
Fluida Dinamis yaitu diantaranya beberapa komputer atau laptop toucscreen tidak bisa membuka
file yang telah dilampirkan dalam E-Modul Fluida Dinamis. Pada proses uji pengembangan, data
respon siswa juga diambil guna mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan E-Modul
Fluida Dinamis yang telah dikembangkan dalam pembelajaran yang siswa ikuti. Perolehan data
respon dilakukan dengan menyebarkan angket yang harus diisi siswa secara individu. Data
respon siswa digunakan untuk mengetahui kepraktisan E-Modul Fluida Dinamis yang
dikembangkan.

Berdasarkan hasil respon siswa pada aspek efektifitas E-Modul Fluida Dinamis,
percentage of agreement siswa terhadap E-Modul Fluida Dinamis adalah 90,86%. Ini berarti
bahwa masih ada 9,14% siswa yang merespon negatif terhadap penyajian E-Modul Fluida
Dinamis terutama karena E-Modul Fluida Dinamis yang harus dibuka dengan menggunakan
komputer atau laptop yang sudah teristal PheT. Jadi E-Modul Fluida Dinamis dapat dikatakan
mendapat respon sangat positif. Hal ini sesuai dengan kriteria Trianto (2010) yang menyatakan
bahwa bila percentage of agreement ≥ 50% maka siswa dianggap merespon positif.

Respon siswa terhadap E-Modul Fluida Dinamis pada aspek kejelasan isi menunjukkan
percentage of agreement sebesar 91,07%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat 8,93%
siswa yang merespon negatif terhadap kejelasan isi pada E-Modul Fluida Dinamis. Siswa yang
merespon negatif merasa Siswa agak kesulitan menginstal PheT karena harus mempunyai adobe
flas player dan java dalam laptop mereka. Hal tersebut terjadi karena adobe flash player harus
minimal 8 dan java harus terbaru. Namun secara umum E-Modul Fluida Dinamis dikatakan
mendapat respon sangat positif oleh siswa pada aspek kejelasan isi karena percentage of
agreement ≥ 50%.

Respon siswa dalam memakai EModul Fluida Dinamis pada aspek bahasa menunjukkan
nilai percentage of agreement sebesar 94,29%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
5,71% siswa yang merespon negatif terhadap bahasa pada E-Modul Fluida Dinamis. Siswa yang
merespon negatif merasa ada beberapa kata yang kurang jelas. Namun secara umum EModul
Fluida Dinamis dikatakan mendapat respon sangat positif oleh siswa pada aspek kejelasan isi
karena percentage of agreement ≥ 50%.

Respon siswa terhadap E-Modul Fluida Dinamis pada aspek penyajian menunjukkan nilai
percentage of agreement sebesar 97,14%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat 2,86%
siswa yang merespon negatif terhadap penyajian pada E-Modul Fluida Dinamis. Siswa yang
merespon negatif merasa Siswa agak kesulitan karena harus dengan media elektronik ketika
ingin membuka E-Modul Fluida Dinamis. Hal tersebut terjadi karena sedikit sulit membuka
attack file pada EModul Fluida Dinamis. Namun secara umum E-Modul Fluida Dinamis
dikatakan mendapat respon sangat positif oleh siswa pada aspek kejelasan isi karena percentage
of agreement ≥ 50%.

Respon siswa terhadap E-Modul Fluida Dinamis pada aspek kegrafikan EModul Fluida
Dinamis menunjukkan percentage of agreement sebesar 85,71%. Hasil ini menunjukkan bahwa
terdapat 14,39% siswa yang merespon negatif terhadap pembelajaran menggunakan EModul
Fluida Dinamis. Respon negatif tersebut terutama pada ketertarikan siswa dalam menggunakan
E-Modul Fluida Dinamis. Hal ini terjadi karena siswa tidak terbiasa menggunakan media
elektronik untuk belajar. Namun secara umum EModul Fluida Dinamis dikatakan mendapat
respon positif oleh siswa pada aspek pembelajaran menggunakan E-Modul Fluida Dinamis
karena percentage of agreement ≥50%.

III. HASIL DAN KENDALA

Hasil Penelitian

Secara umum, rata-rata percentage of agreement siswa terhadap E-Modul Fluida Dinamis
adalah 91,81% yang berarti E-Modul Fluida Dinamis mendapat respon sangat positif oleh siswa.
Ini juga berarti bahwa masih ada respon negatif terhadap E-Modul Fluida Dinamis oleh siswa
yaitu sebesar 8,19%. E-Modul Fluida Dinamis dikategorikan praktis.

Pada tahap penyebaran diperoleh bahwa format E-Modul Fluida Dinamis bernilai 4,00
yang termasuk kategori valid. Ini artinya format E-Modul Fluida Dinamis dapat diterima dan
dianggap menarik. Bahasa bernilai 4,00 yang artinya valid. Ini menyatakan bahasan yang
digunakan dalam E-Modul Fluida Dinamis mudah dipahami dan dapat dimengerti dengan baik.
Rata-rata validasi bernilai 4,00 dengan kriteria valid, yang berarti E-Modul Fluida Dinamis dapat
diterima dengan baik.

Kendala dalam penelitian

Kendala yang dihadapi dalam penelitian pengembangan E-Modul Fluida Dinamis adalah
saat menginstal PheT, karena adobe flas player kebanyakan siswa bukan 8 tapi dibawahnya.
Kesulitan lain juga karena adobe java siswa juga jarang di update, karena PHeT tidak bisa dibuka
dengan java lama.

b. Jurnal II
I. PENDAHULUAN
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis tertulis baik maupun
tidak sehingga tercipta lingkungan suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Daryanto,
2014). Dalam pembelajaran di kelas seorang guru juga sebaiknya memiliki bahan ajar yang
tepat. Bahan ajar juga menjadi salah satu faktor pendukung terwujudnya pembelajaran yang
efisien. Bahan ajar yang sinergis dan berjalan sesuai dengan model pembelajaran yang akan
dilakukan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar. Menurut Majid (2009) sumber belajar
yang diorganisir melalui suatu rancangan yang dimafaatkan sebagai sumber ajar dapat
bermanfaat bagi seorang guru mapun peserta didiknya.Bahan ajar yang sesuai dengan model
pembelajaran menjadi hal penting agar pembelajaran dapat bermanfaat dan mencapai tujuannya.
Menurut (Wena, 2009) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kelompok yang memiliki
aturan tertentu dan prinsip dasar pada pembelajaran kooperatif ini adalah pembentukan
kelompok kecil yang saling mengajar untuk mencapai tujuan bersama. Penggunaan buku sebagai
bahan ajar yang saat ini masih menjadi pegangan seorang guru dalam mengajar masih kurang
sesuai dengan metode saintifik. Buku yang biasa digunakan oleh guru adalah buku dari penerbit
yang mana isi dalam buku tersebut berupa materi dan penugasan dalam bentuk soal.buku yang
digunakan guru dari penerbit masih belum selaras dengan model pembelajaran yang saintifik.

II. METODE PENELITIAN


Penelitian ini akan dilaksanakan pada Semester II Kelas XI di MAN 1 Medan yang
beralamat Jalan Willem Iskandar no. 7B. Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh siswa kelas
XI IPA semester 2 pada Tahun 2015 di MAN 1 Medan. Sampel yang ditetapkan dalam penelitian
ini adalah satu kelas XIIPA2 dari semua kelas yang ada di tempat penelitian.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pada tahap pertama pengembangan bahan ajar berbasis investigasi mendapatkan skor
hasil validasi oleh tim ahli tertera pada tabel.

Hasil validasi bahan ajar oleh bahan ajar terdapat empat aspek anataralain aspek
kelayakan dengan jumlah 83,85% dengan kategori valid, aspek kelayakan penyajian dengan
jumlah 81,41 dengan kategori valid, aspek kontekstual dengan jumlah 80,56 dengan kategori
valid dan aspek kesesuaian dengan investigasi dengan jumlah 86,90% dengan kategori sangat
valid.
Hasil validasi tim ahli terhadap desain bahan ajat tertera pada tabel 2.

Bahan ajar yang sudah dilakukan revisi kemudian dilakukan uji coba terbatas kepada satu
kelas yang dipilih pada tempat penelitian. Hasil respon siswa terhadap bahan ajar diperoleh hasil
yang tertera pada tabel 3. Adapun aspek penilaian validasi yang dilakukan antara lain:

a. Materi Modul: Keluasan Materi, Contoh aplikasi, Latihan-latihan, Bahan Pratikum, Uji
Kompetensi
b. Format Modul: Pengetikan, Kalimat, Bahasa yang digunakan, Tampilan bahan ajar

Hasil respon siswa pada pertemuan I adalah 77,18%. Pada pertemuan UU 81,16 dan pada
pertemuan III 88,39%. Dari hasil respon yang diperoleh pada setiap pertemuan dapat dilihat
bahwa terdapat peningkatan respon siswa yang signifikan pada setiap pertemuan. Hasil dari
respon siswa tersebut menjadi dasar untuk melakukan revisi bahan ajar yang sudah digunakan.
Pada penelitian ini selain respon siswa terhadap bahan ajar, juga dilihat aktivitas dan hasil
belajar siswa. Secara ringkas hasil aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pengembangan
bahan ajar berbasis investigasi terlihat pada tabel 4.

Penilaian hasil belajar dilakukan dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir proses
pembelajaran. Terdapat tiga hasil evaluasi yang diperoleh pada penelitian ini. Secara ringkas
hasil belajar siswa dijelaskan pada tabel 5.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Jurnal I

Berdasarkan data yang diperoleh pada hasil dan pembahasan pengembangan produk
pembelajaran fisika E-Modul Fluida Dinamis di SMA N 4 Jember sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Validitas EModul Fluida Dinamis dikategorikan valid yaitu sebesar 4,11 yang artinya E-
Modul Fluida Dinamis layak untuk digunakan;
2. respon siswa dalam menggunakan EModul Fluida Dinamis dikategorikan sangat positif
sebesar 91,81% yang artinya ssiswa merespon sangat positif adanya pengembangan
produk pembelajaran EModul Fluida Dinamis.;
3. tingkat berrfikir kritis siswa setelah adanya produk pengembangan E-Modul Fluida
Dinamis dikategorikan meningkat yaitu 0,81.
b. Jurnal II

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran dengan menggunakan pengembangan bahan ajar berbasis investigasi terdapat
peningkatakan respon siswa pada pertemuan I, II, III yang adapat dilihat dari peningkatan bentuk
grafik yaitu respon rata-rata pada pertemuan pertama sebesar 76,42, pada pertemuan kedua
sebesar 79,77, dan pada pertemuan ketiga 87,36%.
B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan sebagai berikut:

1. Pada manajemen waktu pembelajaran pada saat uji coba pengembangan perlu
diperhatikan dengan baik agar pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal,
2. pengenalan dan bimbingan terhadap penggunaan E-Modul Fluida Dinamis harus benar-
benar diperhatikan, agar pada saat pembelajaran siswa tidak mengalami kesulitan dalam
penggunaan EModul Fluida Dinamis;
3. peralatan pada pembelajaran hendaknya dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sebelum
memulai pembelajaran agar tidak mengurangi waktu pembelajaran;
4. untuk pemilihan kata dan penggunaan kalimat harus diperhatikan sehingga tidak
membuat siswa bingung.
DAFTAR PUSTAKA

Maulida, Riski & Simajuntak Mariati.2015. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Sma Berbasis
Investigasi Pada Materi Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika ISSN 2252-732X Vol (4) (1): Hal 71-76
Nikita, dkk. 2018. Pengembangan E-Modul Materi Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Kelas XI. Vol.7 (2):Hal 175-180.

Anda mungkin juga menyukai