Disusun Oleh :
JURUSAN FISIKA
MEDAN, 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya makalah ini dapat peneliti selesaikan dengan tepat waktu. Adapun tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Evaluasi Proses dan
Hasil Belajar.
Makalah ini berisi tentang bagaimana rekayasa ide dari sebuah jurnal mengenai
kecerdasan ganda. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, peneliti masih
banyak memiliki kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan wawasan pengetahuan yang
dimiliki peneliti. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat peneliti
harapkan agar dapat memperbaiki penulisan laporan ini kedepannya. Sekian dan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................3
2.1 Konsep Kecerdasan Majemuk.....................................................................................................3
2.2 Ciri –Ciri dan Karakteristik Kecerdasan Majemuk.....................................................................4
2.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah.......................................................................................9
2.4 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah...........................................................................9
2.5 Implementasi Kecerdasan Majemuk dalam Pembelajaran Fisika..............................................10
BAB III................................................................................................................................................12
METODE PENELITIAN....................................................................................................................12
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................................................12
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................................................12
3.3 Instrumen Penelitian..................................................................................................................12
3.4 Prosedur Penelitian....................................................................................................................12
BAB IV...............................................................................................................................................14
HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................................................14
BAB V.................................................................................................................................................16
PENUTUP...........................................................................................................................................16
5.1 Kesimpulan................................................................................................................................16
5.2 Saran..........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17
LAMPIRAN........................................................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paradigma baru tentang pembelajaran memandang bahwa mengajar bukan lagi
sekedar how to teach, tetapi lebih kepada how to stimulatelearning (Bryan, 2005). Mengajar
adalah aktivitas guru dalam mengubah lingkungan belajar dan menyiapkan stimulus,
sehingga peserta didik dapat mengembangkan kecerdasannya agar menjadi pembelajar yang
mandiri (independent) dan mampu mengatur dirinya sendiri (self-regulated)( Arends, 2008;
Gardner, 1993). Yore & Hand (2010) menyatakan bahwa guru yang baik dalah guru yang
mampu menginspirasi dan memotivasi peserta didiknya dalam belajar.
1
banyak informasi tetapi guru sebagai penyaji masalah, pengaju pertanyaan, dan fasilitator
(Savery, 2006).
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa model pembelajaran ini akan melibatkan siswa
dengan gambaran sebagai berikut: siswa pertama akan dihadapkan dengan masalah-masalah,
baik itu masalah ill-structured, open-ended, ambigu dan kontekstual mengenai hal yang ingin
dipelajari. Lalu agar dapat memecahkan masalah, siswa harus mempelajari materi terlebih
dahulu. Artinya, siswa harus mengkontruksi pengetahuannya sendiri melalui melalui proses
penemuan materi yang cocok dengan masalah tersebut. Setelah siswa memahami materi yang
terkait dengan masalah, siswa selanjutnya memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam
proses pemecahan masalah siswa akan bekerja di dalam kelompok sehingga mereka dapat
saling bertukar pikiran mengenai masalah dan ilmu yang mereka miliki, dengan demikian
siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan model ini maka
peserta didik dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri sehingga mereka dapat
menggunakan dan mengembangkan kemampuan kecerdasan majemuk yang mereka miliki di
dalam proses pemecahan masalah tersebut.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kecerdasan majemuk
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis masalah
3. Untuk mengetahui apakah pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
kemampuan kecerdasan matematis logi dan kecerdasan spasial.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
kinestetik, musik, intrapribadi, antarpribadi, dan naturalis sebagaimana tampak pada Tabel
5.1
Tabel 5.1 Aspek-Aspek Kecerdasan Menurut Gardner
KECERDASAN KEMAMPUAN INTI
1. Linguistic Kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan
keragaman fungsi bahasa.
4
kata yang tepat. Dengan demikian ada empat komponen dalam kecerdasan ini yakni:
fonologis (kepekaan bunyi), sintaksis (struktur dan susunan kalimat), semantik (pemahaman
tentang makna), dan pragmatika (kemampuan berbahasa untuk mencapai sasaran praktis).
Karakteristik:
Senang mendengarkan cerita; senang bercerita; bermain peran; permainan kata, seperti tebak
kata (teka teki); peka terhadap suara dan arti kata-kata; mampu dan gemar baca-tulis; kaya
perbendaharaan kata; dan menyelesaikan tugas verbal lebih cepat.
Tanda-tanda kesulitan:
Sulit dalam ekspresi verbal; sulit dalam menangkap informasi verbal; sulit dalam percakapan;
tidak tanggapi pemikiran dengan lengkap (kehilangan kata-kata & ekspresi); tidak efisien
menggunakan kalimat perintah; menanggapi dengan pertanyaan yang tidak biasa diajukan;
lebih suka tugas yang tidak mengandalkan pendengaran; tidak dapat membedakan ide pokok
saat bicara; sulit membedakan bunyi kata yang mirip; tidak dapat cerita ulang atas cerita yang
baru didengar; sulit identifikasi & menghasilkan ritme pada kata-kata; mengabaikan awalan
& akhiran tertentu; tidak dapat mengulang serangkaian kata atau angka yang disebut secara
verbal.
2) Kecerdasan logis-matematis
Kemampuan menggunakan angka secara efektif dan penalaran secara baik.
Kecerdasan logis-matematis mencakup: perhitungan matematis; berfikir logis; pemecahan
masalah; pertimbangan deduktif dan induktif; ketajaman akan pola-pola dan hubungan.
Karakteristik:
Gemar bereksperimen; pandai mengkategorikan sesuatu; melakukan pengukuran-
pengukuran; menganalisa; kuantifikasi; menuntut bukti konkrit dan empiris; memberikan
penjelasan logis (terkait linguistik); dapat mengkonstruksikan solusi sebelum diartikulasikan;
Tanda-tanda kesulitan:
Sulit menguasai konsep yang bersifat kuantitatif dan hubungan sebab-akibat; sulit menangkap
simbol dan konsep abstrak; kurang terampil memecahkan masalah secara logis; sulit
memahami pola-pola dan hubungan; tidak mampu mengajukan dan menguji hipotesis; tidak
tertarik pada bahan informasi angka dan grafik; kurang tertarik pada operasi kompleks yang
5
melibatkan angka dan komputer; tidak tertarik pada bidang-bidang yang akrab dengan
operasi angka dan pengembangan wawasan baru.
Karakteristik:
Peka dan cermat dalam mengamati suatu objek; mampu berpikir dalam gambar; menemukan
pemecahan masalah tanpa menuliskan sesuatu; mudah membayangkan bentuk-bentuk
geometri atau bangun tiga dimensi; mampu memvisualisasikan sesuatu dalam grafik; pandai
mengarahkan diri dalam ruang secara tepat;
Kecenderungan lain:
Suka bermain puzzle dan maze, menggambar, bermain balok; tampak sering melamun;
mengamati lingkungan secara holistik; menyimpan informasi secara nonsekuen; menyukai
presentasi visual; suka mencari kesalahan detail yang diabaikan orang lain; kesadaran akan
jarak dan orientasi tubuh mereka. kemampuan visual-spasial ini biasa menonjol pada anak
tuna rungu
4) Kecerdasan kinestetik
Kemampuan menggunakan badan untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan dan
menyelesaikan problem (Amstrong, 1994; Gardner, 1993; Lazear, 1991). Kemampuan untuk
menggerakkan objek dan mengembangkan keterampilan motorik yang halus. Kecerdasan ini
mencakup: keseimbangan; kelenturan; kegesitan; ketangkasan; kontrol; keanggunan; dan
ketahanan dalam gerak tubuh.
Karakteristik:
Kecenderungan bertubuh atletis; menguasai banyak keterampilan fisik; memiliki
keterampilan motorik halus dan kasar yang baik; merasakan dan mampu melakukan
bagaimana seharusnya tubuh membentuk; menggunakan tubuh untuk ekspresikan ide &
6
perasaan; terampil menghasilkan dan memindahkan sesuatu dengan tangan & gerak
kinestetik lain.
Kecenderungan lain
Senang bergerak; sulit diminta duduk diam; senang menyentuh sesuatu; koordinasi gerak
tubuh yang baik; tangkas dan cepat; senang dengan kerajinan tangan; merespon dengan baik
komunikasi nonverbal; memecahkan masalah dengan tubuhnya.
5) Kecerdasan musik
Kemampuan memahami dan menyusun pola titi nada, irama, dan melodi.
Tingkat sensitivitas dan kemampuan mengenali, mengikuti, dan menghasilkan berbagai pola
titi nada. Stimulasi kecerdasan ini berpengaruh besar terhadap aspek kecerdasan lainnya,
terutama logis, linguistik dan spasial (khusus dari musik klasik).
Karakteristik:
Mudah mengenali dan mengingat nada-nada; cakap mentransformasikan kata-kata menjadi
lagu; pintar melantunkan beat lagu dengan bagus; suka menggunakan kosa kata musikal;
peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara pada sebuah potongan komposisi
musik.
Kecenderungan lain
Suka menyanyi dan memutar lagu-lagu; suka melakukan gerak berirama; suka melakukan
kegiatan diiringi musik; menggambar dengan musik; suka memanipulasi komposisi musik;
mencoba-coba membuat alat musik.
6) Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi
dengan orang lain secara efektif.
Kakteristik:
Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain; pandai menjalin hubungan sosial; mampu
mengetahui dan menggunakan berbagai cara saat berinteraksi; mampu merasakan perasaan,
pikiran dan tingkah laku serta harapan orang lain; mampu bekerjasama dengan orang lain;
pandai mempengaruhi orang lain; mau menerima dan memanfaatkan balikan orang lain.
Kecenderungan lain
7
Biasanya lebih menonjol dan terpilih menjadi pemimpin kelompok; menikmati suasana
kebersamaan; tertarik pada perbedaan budaya dan kegiatan sosial; gemar humor saat
berkomunikasi.
7) Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat
tentang diri sendiri dan menggunakannya dalam mengarahkan kehidupan sendiri.
Karakteristik:
Memiliki kepekaan perasaan dan situasi yang tengah berlangsung; memahami diri dan
memiliki citra diri yang positif; mampu berinstrospeksi; mampu mengendalikan diri dalam
situasi konflik; mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam lingkungan
sosial; tahu kepada siapa harus minta bantuan saat memerlukan.
Ciri-ciri lain
Umumnya memiliki etika yang baik; terkadang tampak pemalu dan pendiam di lingkungan
sosial; mampu menemukan cara untuk mengekspresikan perasaan dan pemikirannya secara
tepat; mampu mengungkapkan diri dengan baik; memiliki motivasi untuk mencapai yang
diinginkan; kerap penasaran akan makna hidup, relevansi dan tujuan sesuatu; sering membuat
catatan dan gambar mengenai perasaannya; mencari dan berusaha memahami pengalaman
batinnya; memiliki tanggung jawab kemanusiaan; kadang lebih suka bekerja sendiri (bukan
berarti antisosial); merasa bebas untuk berkreasi.
8) Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali dan mengklasifikasikan tanaman,
batu-batuan, binatang, dan artefak atau simbol-simbol budaya. Kecerdasan naturalis
berkenaan dengan kemampuan mengamati dan merasakan bentuk-bentuk dan
menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam.
Karakteristik:
Memiliki ketertarikan yang besar pada dunia luar, sangat berminat pada lingkungan, bumi,
dan spesies; gemar mengumpulkan benda-benda alam; pandai menandai kesamaan dan
perbedaan yang ada di sekitar, mengingat dan menandai kekhasan suatu benda, tumbuhan
atau binatang; selalu ingin mengetahui detail benda dan makhluk di sekitar.
Kecenderungan lain
8
Lebih menyukai bermain di luar rumah; suka menyendiri dan mengamati benda-benda atau
makhluk di sekitar; suka memandangi benda-benda angkasa, dan perubahan alam; tidak takut
dengan binatang yang umumnya dipandang menjijikkan; menikmati benda, cerita, dan
tontonan tentang fenomena alam; serta menikmati dan gemar berkemah, hiking dan
sejenisnya.
Di samping kedelapan inteligensi di atas, masih terdapat dua kandidat inteligensi yaitu
inteligensi eksistensial dan inteligensi spiritual. Namun, Gardner belum begitu yakin bahwa
keduanya merupakan inteligensi, sebab masih belum ditemukan bukti-bukti kuat bahwa
keduanya memenuhi syarat-syarat sebagai inteligensi.
9
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap-2 Guru meminta siswa untuk mendefenisikan dan
Mengorganisasi siswa untuk mengorganisasikan tugas belajar yang
belajar berhubungan dengan masalah tersebut.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
Tahap-3 informasi yang sesuai, melaksanakan
Membimbing penyelidikan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
individual maupun pemecahan masalah.
kelompok
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
Tahap-4
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
Mengembangkan dan
video, dan model serta membantu mereka untuk
menyajikan hasil karya
berbagi tugas dengan temannya.
Tahap-5 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
Menganalisis dan atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
mengevaluasi proses proses-proses yang mereka gunakan.
pemecahan masalah
(Arends, 2008)
Menurut Trianto (2010), di dalam kelas pembelajaran berdasarkan masalah peran guru
berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru di dalam kelas pembelajaran berdasarkan
masalah antara lain sebagai berikut :
1. Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah
kehidupan nyata sehari-hari.
2. Memfasilitasi/membimbing penyelidikan misalnya melakukan pengamatan atau
melakukan eksperimen/percobaan.
3. Memfasilitasi dialog siswa.
4. Mendukung belajar siswa.
10
pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta
didik di Sekolah Menengah Atas didasarkan pada pemikiran untuk memenuhi tiga visi yaitu:
(1) mencocokkan pembelajaran dengan cara belajar peserta didik, (2) mendorong peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan dan membangun seluruh potensi kecerdasan yang
dimiliki semaksimal mungkin, dan (3) menghargai keragaman.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, tampak bahwa dengan menerapkan teori
kecerdasan majemuk dalam pembelajaran Fisika dapat meningkatkan hasil belajar Fisika
serta prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa tidak
dituntut untuk menghafal konsep, rumus dan lainnya yang membuat siswa merasa bosan dan
tidak tertarik dalam belajar fisika. Dalam pembelajaran dengan menerapkan kecerdasan
majemuk ini, siswa diharapkan dapat belajar sesuai dengan cara mereka sendiri. Atau sesuai
dengan kecerdasan yang mereka miliki.Kenyataannya memang tidak semua kecerdasan
majemuk dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika.Namun bukan berarti tidak mungkin,
apabila peserta didik yang bersangkutan terus mengasah kecerdasan tersebut. Maka lama-
kelamaan kecerdasan majemuk yang awalnya kurang menonojol dalam diri peserta didik
akan menjadi lebih menonjol.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
b. Waktu Penelitian
c. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 November 2016 mulai pukul 13.50 –
14.50 WIB.
12
b. Memberikan tes awal (pretes) kepada responden
c. Meberikan materi hukum Newton sesuai dengan sintaks model pembelajaran
berbasis masalah
d. Memberikan Postes
3. Tahap Akhir Penelitian
a. Menganalisis data dari hasil penelitian
b. Menarik kesimpulan dari penelitian
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
a. Data Pretes
Berikut adalah hasil data postes yang dimiliki oleh 15 orang mahasiswa sesudah
diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah.
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa kemampuan kecerdasan matematis logis dan
spasial dari mahasiswa masih tergolong rendah. Dimana rata-rata kemampuan siswa yang
dapat menjawab soal matematis logis hanyalah 38 %, dan rata-rata kemampuan siswa yang
dapat menjawab soal spasial hanyalah 33% yang ditunjukkan oleh rata-rata keseluruhan nilai
14
yang diperoleh oleh mahasiswa ialah 34,5. Data tersebut dihasilkan sebelum peneliti
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan kecerdasan ganda
yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa pada materi pokok hukum Newton.
b. Data Postes
Berikut adalah hasil data postes yang dimiliki oleh 15 orang mahasiswa sesudah
diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah.
15
Dari data tabel diatas dapat kita lihat bahwa setelah dilakukannya atau diterapkannya
model pembelajaran berbasis masalah mahasiswa dapt meningkatkan tingkat kecerdasannya,
hal tersebut dapat kita lihat dari hasil postes mahasiswa, dimana mahasiswa rata-rata
kemampuan siswa yang dapat menjawab soal matematis logis sudah mencapai hasil 75 %,
dan rata-rata kemampuan siswa yang dapat menjawab soal spasial sudah mencapai 69% yang
ditunjukkan oleh rata-rata keseluruhan nilai yang diperoleh oleh mahasiswa ialah 70,88.
Jadi dari hasil yang diperoleh diatas dapat kita lihat bahwa model pembelajaran
berbasis masalah mampu meningkatkan kemampuan kecerdasan ganda mahasiswa.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah yang memperhadapkan
siswa kepada masalah yang akan mereka temukan sendiri pemecahan masalahnya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan kecerdasan matematis logis dan kecerdasan
spasial mahasiswa dapat meningkat secara signifikan, dimana data pretes menunjukkan
bahwa rata-rata kemampuan siswa yang dapat menjawab soal matematis logis hanyalah 38
%, dan rata-rata kemampuan siswa yang dapat menjawab soal spasial hanyalah 33% yang
ditunjukkan oleh rata-rata keseluruhan nilai yang diperoleh oleh mahasiswa ialah 34,5
sedangkan data postes menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan siswa yang dapat menjawab
soal matematis logis sudah mencapai hasil 75 %, dan rata-rata kemampuan siswa yang dapat
menjawab soal spasial sudah mencapai 69% yang ditunjukkan oleh rata-rata keseluruhan nilai
yang diperoleh oleh mahasiswa ialah 70,88.
5.2 Saran
Diharapkan kepada guru-guru yang mengajar bidang studi fisika dapat menerapkan
proses pembelajaran berbasis masalah di dalam sekolah, agar dapat meningkatkan
kemampuan kecerdasan ganda yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa.
16
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Bryan, J. 2005. Physics activities for family math and science nights. Journal of Physics
Teacher Education Online. 3(2): 19-21
Djamarah, S., dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gardner, H. 2003. Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York : John Wiley
(Terjemahan Alexander Sindoro)
Kemendikbud, (2013b), Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum, Kemendikbud,
Jakarta.
Mudyahardjo, R. 2010. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Presseisen, B.Z. 1985. “Thinking Skills: Meanings and Models”, dalam Developing Minds. A
Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD
Savery, J.R., (2006), Overview of Problem-based Learning: Definitions and Distinctions, The
Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning 2 (1).
Slameto. 2011. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiharti, P. 2005. Penerapan Teori Multiple Intelligence Dalam Pembelajaran Fisika.Jurnal
Pendidikan Penabur, Vol.5, Hal. 29-42
Suparno, P. 2004. Teori inteligensi Ganda dan Aplikasinya. Yogyakarta; Kanisius
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
17
Yore, L.D. & Hand, B. 2010. Epilogue: Plotting a Research Agenda for Multiple
Representations, Multiple Modality, and Multimodal Representational Competency.
Springer Res Sci Educ (40):93–101
LAMPIRAN
Instrumen Soal Matematis Logis
1. Apabila dimensi panjang, massa, dan waktu berturut-turut adalah L, M, dan T maka dimensi
gaya adalah
a. ML2
b. MLT-1
c. M-1LT
d.MLT-2
e. MLT
18
2. Sebuah benda bermassa 6 kg bergerak pada bidang datar licin, kecepatan benda berkurang
dari 25 m/s menjadi 9 m/s setelah bergerak selama 4 sekon. Gaya mendatar yang berkerja
pada benda adalah sebesar
a. 8 N
b. 12 N
c. 24 N
d. 32 N
e. 48 N
3. Mobil dengan masssa 700 kg mogok di jalan yang datar. Mobil tersebut ditarik oleh truk
derek menggunakan kabel dengan posisi horizontal. Kabel truk derek tersebut akan putus jika
tegangannya melebihi 1400 newton. Percepatan maksimum yag dapat diterima mobil mogok
itu dari truk derek adalah.....
a. 2 ms-2
b. 0,2 ms-2
c. 0,5 ms-2
d. 5 ms-2
e. 700 ms-2
4. Jika sebuah balok bermassa 20 kg ditarik dengan pegas dengan gaya 450 N, maka percepatan
yang dihasilkan benda adalah.....
a. 9000 m/s2
b. 22,5 m/s2
c. 470 m/s2
d. 0,04 m/s2
e. 225 m/s2
5. Sebuah benda dian ditarik oleh 3 gaya seperti pada gambar
F1 = 12 N
F3 = 36 N F2 = 24 N
20
a. 500 N
b. 450 N
c. 400 N
d. 350 N
e. 300 N
10. Benda dengan massa 50 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Besar gaya perlawanan yang
diperlukan agar benda tersebut berhenti 10 m dari tempat semula adalah....
a. 80 N
b. 40 N
c. 20 N
d. 10 N
e. 5 N
11. Seseorang yang massanya 80 kg ditimbang dalam sebuah lift, jarum ditimbangan
menunjukkan angka 1000 N, percepatan gravitasi bumi (10 m/s 2). Dapat disimpulkan
bahwa...
a. Lift sedang bergerak ke atas dengan kecepatan tetap
b. Lift sedang bergerak ke bawah dengan kecepatan tetap
c. Lift sedang bergerak dengan percepatan tetap
d. Lift sedang bergerak ke bawah dengan percepatan tetap
e. Lift sedang tidak bergerak
12. Ketika seekor kuda menarik gerobak maka yang menyebabkan gerobak bergerak maju adalah
gaya…
a. Yang dilakukan kuda pada gerobak
b. Yang dilakukan gerobak pada kuda
c. Yang dilakukan kuda pada bumi
d. Yang dilakukan bumi pada kuda
e. Yang dilakukan oleh gaya gravitasi bumi
13. Pernyataan yang benar tentang konsep gaya, gaya dapat.....
1. Mengubah kecepatan benda
2. Mengubah arah gerak benda
3. Mengubah bentuk benda
4. Mengubah ukuran benda
a. 1, 2 dan 3
21
b. 1, 2 dan 4
c. 1, 2 , 3 dan 4
d. 1, 3 dan 4
e. 1 dan 4
14. Perhatikan pernyataan berikut!
1. Arahnya berlawanan dengan kecenderungan gerak benda gerak benda relatif terhadap
bidang
2. Usaha yang dilakukan dapat bernilai negative
3. Untuk benda yang diam, nilai maksimumnya bergantung pada masa benda dan koefisien
gesek statis
4. Menyebabkan tidak berlakunya Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Dari penyataan diatas, yang merupakan kondisi yang ditimbulkan gaya gesekan adalah
a. 1, 2 dan 3
b. 1, 2, 3 dan 4
c. 1 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3
15. Pernyataan berikut yang sesuai dengan Hukum I Newton adalah
a. Bila ∑F=0, beban yang mula- mula bergerak akan terus bergerak dengan
kelajuan tetap
b. Bila ∑F=0, benda yang mula-mula diam akan bergerak
c. Bila ∑F=0, benda yang mula-mula bergerak akan diam
d. Bila ∑F=0, benda yang bergerak akan dipercepat
e. Bila ∑F=0, benda akan bergerak melingkar beraturan
16. Gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak benda disebut...
a. Gaya gesekan
b. Gaya gravitasi
c. Gaya negatif
d. Gaya nol
e. Gaya normal
17. Sebuah benda bergerak pada permukaan bidang yang kasar, maka selama benda bergerak.....
a. Gaya normal tetap, gaya gesekan berubah
b. Gaya normal berubah, gaya gesekan tetap
22
c. Gaya normal dan gaya gesekan keduanya tetap
d. Gaya normal dan gaya gesekan keduanya berubah
e. Gaya normal dan gaya gesekan kadang-kadang berubah dan tetap bergantian
23
1. Kelembaman kelereng tidak dapat menetang gerak cepat kertas sehingga kelereng
tidak jatuh terguling.
2. Kelembangan kelereng dapat menetang gerak cepat kertas sehingga kelereng tidak
terguling.
3. Kelembangan kelereng dapat menetang gerak pelan kertas sehingga kelereng tidak
jatuh terguling
4. Kelembaman kelereng tidak dapat menetang gerak pelan kertas sehingga kelereng
jatuh terguling.
Ketika kertas ditarik pelan, kelereng jatuh terguling sedangkan kertas ditarik dengan cepat
ternyata kelereng tidak jatuh dan tetap diatas meja. Alasan yang sesuai u tuk menjawab
pertanyaan tersebut ditunjukkan oleh pernyataan nomor .....
a. 1 dan 3
b. 1 dan 4
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 1, 2, dan 3
22. Sebuah bola tenis dilempar ke tembok, maka yang mengalami gaya kontak yang lebih besar
sesaat setelah tumpukan adalah.....
a. Tembok
b. Bola tenis
c. Udara
d. Si pelempar
e. Tidak ada yang benar
23. Dari gambar berikut ini yang merupakan pasangan aksi-reaksi adalah.....
NA NB
FBA
F A B
24
FAB
WA WB
a. NA dan NB
b. NB dan WA
c. FAB dan FBA
d. NA dan FBA
e. NB dan FAB
24. Contoh gaya gesekan:
1. Kita dapat berjalan tanpa terpeleset
2. Kendaraan beroda dapat bergerak
3. Hancurnya benda langit saat jatuh ke bumi
4. Gesekan air saat berenang
a. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. Hanya 4
e. 1, 2, 3, dan 4
25. Perhatikan peristiwa sehari-hari berikut ini:
1. Kaki terasa sakit ketika tersandung batu
2. Kita tidak bisa berdiri dengan posisi miring dengan satu kaki
3. Untuk menghindar dari bahaya akibat pengereman mendadak, pengemudi harus
menggunakan sabuk pengaman
4. Senapan terdorong ke belakang ketika peluru ditembakkan ke depan
pernyataan yang merupakan contoh berlakunya hukum Newton ditunjukkan pada nomor...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1, 3 dan 4
d. 1, 2, dan 3
e. Semua benar
26. Seorang nelayan berada di dalam perahu, ketika sampai di pelabuhan, nelayan melompat dari
perahu terdorong ke belakang. Dari hukum III Newton diketahui bahwa besar gaya aksi
reaksi pada dua benda yang berbeda selalu sama besar tetapi berlawanan arah. Hal ini
berarti .....
a. Resultan gaya pada benda sama dengan nol
25
b. Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
sebanding
c. Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
sebanding dengan massa benda
d. Untuk gaya aksi reaksi bekerja pada satu garis
e. Semua benar
27. Besarnya gaya gesek yang dialami peti yang didorong diatas lantai yang kasar bergantung
pada:
1. Massa benda
2. Percepatan gravitasi
3. Koefisien gesekan
4. Luas permukaan bidang gesekan
a. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. Hanya 4
e. 1, 2, 3, dan 4
28. Budi menendang tembok dengan sepatunya, jari kakinya dibalut karena patah. Pada kejadian
tersebut yang menyebabkan jari kaki Budi patah adalah....
a. Karena kaki Budi tidak memiliki gaya
b. Karena gaya jari kaki Budi lebih kuat dari gaya tembok
c. Karena gaya jari kaki Budi sama dengan gaya tembok
d. Karena gaya jari kaki Budi lebih kecil dari gaya tembok
e. Karena gaya jari pada tembok
29. Dari hukum II Newton dapat disimpulkan bahwa jika gaya yang bekerja pada sebuah benda
berubah, maka. . . .
a. Massa dan percepatannya berubah
b. Massa dan percepatannya tidak berubah
c. Massa berubah dan percepatannya tidak berubah
d. Massa tidak berubah dan percepatannya berubah
e. Volumenya berubah
30. A naik bus dan bergerak dengan kecepatan 40 km/jam. Tiba-tiba bus di rem secara
mendadak, akibatnya A terdorong ke muka. Hal ini disebabkan karena
a. Gaya dorong bus
b. Gaya dari rem
c. Sifat kelembaman dari A
d. Sifat kelembaman dari bus
e. Gaya berat A
26