Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN KELAS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2
1. Dian Rani Tambunan (1202411031)
2. Hyssa Sihotang (1203111124)
3. Pesta Romauli Gultom (1203311018)
4. Ruth Natali (1203111121)
5. Yunita Purba (1203311027)

DOSEN PENGAMPU: Dra. Sorta Simanjuntak, MS.


MATA KULIAH: MANAJEMEN KELAS

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
FEBRUARI 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas
makalah kami yang berjudul “Manajemen Kelas”. Tugas ini kami buat untuk memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah Manajemen Kelas, semoga tugas kami ini dapat
menambah wawasan dan pengatahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, kami tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa bantuan dari pihaklain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan.
2.      Kepada dosen pengampu, Ibu Dra. Sorta Simanjuntak, MS.
Kami menyadari bahwa tugas yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta
maaf dan mengharapkan kritik, serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata, kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada pada
makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi semua para pembaca.

Medan, Februari 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah1

1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Indikator Perkuliahan 3

2.2 Pengertian Manajemen Kelas 8

2.3 Tujuan Manajemen Kelas 9

2.4 Azas-Azas Manajemen Kelas

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 15

3.2 Saran 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Indikator Perkuliahan

Menurut kamus besar bahasa indonesia indikator adalah sesuatu yang dapat
memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan. Menurut Darwin Syah, Indikator
merupakan tanda ataupun ciri yang menunjukan siswa telah mampu memenuhi standar
komptensi yang diterapkan berlaku. Indikator Keberhasilan dalam pengelolaan kelas
adalah (Alam S: 2003).

1. Terciptanya suasana atau kondisi belajar mengajar (tertib, lancar, berdisiplin dan
bergairah).
2. Terjadinya hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan peserta didik
dan peserta didik dengan peserta didik.
B. Pengertian Manajemen Kelas

Merujuk pada definisi manajemen kelas, manajemen kelas dapat didefinisikanseperti berikut
ini.

1.Manajemen kelas adalah seni atau praksis (praktik dan strategi)kerja, yaitu guru bekerja sec
ara individu, dengan atau melalui oranglain (semisal bekerja dengan sejawat atau siswa sendi
ri) untuk mengoptimalkan sumber daya kelas bagi penciptaan proses pembelajaran yang efekt
is dan efisien. Di sini, sumber daya kelasmerupakan instrumen, proses pembelajaran sebagai i
nti, dan hasil belajar sebagai muaranya.
 2.Manajemen kelas adalah proses perencanaan, pelaksanaan, danevaluasi yang dilakukan ole
h guru, baik individual maupun denganatau melalui orang lain (semisal dengan sejawat atau s
iswa sendiri)untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Kata perencanaan disini merujuk p
ada perencanaan pembelajaran dan unsur-unsur  penunjangnya. Pelaksanaan bermakna proses 
pembelajaran,sedangkan evaluasi bermakna evaluasi pembelajaran. Evaluasi disini terdiri dar
i dua jenis, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.

3.Manajemen kelas adalah proses perencanaan, pengorganisasian,aktuasi, dan pengawasan ya
ng dilakukan oleh guru, baik individualmaupun dengan atau melalui orang lain (semisal seja
wat atau siswasendiri) untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif danefisien, dengan c
ara memanfaatkan segala sumber daya yang ada.Definisi kelas di atas tidak sepenuhnya relev
an dijadikan acuanuntuk menjelaskan tempat terjadinya proses pembelajaran, kecualikalau pr
oses pembelajaran diidentikkan dengan pertemuan kelas belaka. Dalam konteks interaksi gur
u dengan siswa, proses pembelajaran dapat terjadi diluar kelas, laboratorium, objek-objek  be
rnilai sejarah, dan lain-lain. Kesemuanya ini menuntut pulakemampuan manajemen
(managenent capability) bagi penciptaan proses pembelajaran.Definisi manajemen kelas telah 
mengalami pergeseran secara paradigmatik meskipun esensi dan tujuannya relatif sama, yaitu
terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.Efisien dan efektivitas pembel
ajaran diukur menurut nilai-nilai pendidikan yang dianut pada saat itu, adapun nilai-nilai yan
gdimaksud bisa nilai-nilai perjuangan, kognitif, afeksi,solidaritas,
sosial, moralitas, keagamaan, dan sebagainya yang dikaitkan dengansumber daya yang digun
akan.

C. Tujuan Manajemen Kelas

Tujuan manajemen kelas adalah agar setiap anak di kelas itu dapat bekerjadengan tertib sehin
gga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif danefisien.Sebagai indikator dari sebuah 
kelas yang tertib adalah apabila:1.Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada ana
k yangterhenti karenatidak tahuakan tugas yang harus dilakukan atau
tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.2.Setiap anak terus melakukan pekerj
aan tanpa membuang waktu, artinyasetiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyeles
aikan tugasyang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dandapat melak
sanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairahdan mengulur waktu bekerja, mak
a kelas tersebut dikatakan tidak tertib.Jadi beda antara (1) dan (2) adalah jika (1) anak
tidak tahuakan tugas atautidak dapat melakukan tugas, pada (2) anaktahu
dandapat tetapi kurang bergairah bekerja

Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
dalam pencapaian tujuan peembelajaran. Adapun kegiatan pengelolaan fisik dan pengelolaan
sosio-emosional merupakan bagian dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan belajar siswa.
Keberhasilan sebuah kegiatan dapat dilihat dari hasil yang dicapainya. Tujuan adalah titik
akhir dari sebuah kegiatan dari tujuan itu juga sebagai pangkal tolak pelaksanaan kegiatan
selanjutnya. Keberhasilan sebuah tujuan dapat dilihat dari efektifitas dalam pencapaian tujuan
itu serta tingkat efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang dimiliki.

Ketercapaian tujuan manajemen kelas dapat dideteksi atau dilihat dari:

Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh
perhatian dari orang dewasa.

Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang
sesuai dengan kemampuannya

D. Azas-Azas Manajemen Kelas

stilah didaktikberasal dari bahasa Yunani “didaskein” yang berarti pengajaran dan “didaktos”
yang berarti pandai mengajar. Didaktik diartikan sebagai ilmu mengajar yang memberikan
prinsip-prinsip atau asas-asas tentang cara-cara menyampaikan bahan pelajaran
sehingga siswa dapat menguasai dan memiliki bahan pelajaran yang disajikan. Asas-asas
didaktik yang utama yang harus dihayati dan diterapkan oleh guru dalam mengelola
pembelajarannya adalah sebagai berikut:

1.      Asas Apersepsi

Apersepsi adalah memperoleh tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang


telah ada (Herbart: 1841). Pengetahuan (struktur kognitif) yang telah dimiliki siswa dapat
digunakan untuk memahami sesuatu yang belum diketahui sehingga didapat sesuatu yang
bernakna bagi siswa. Apersepsi diharapkan dapat membangkitkan minat dan
perhatian siswa terhadap sesuatu.

2.      Asas Peragaan

Peragaan merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif karena sangat menarik


bagi siswa apalagi jika peragaan itu menggambarkan aktivitas yang sebenarnya. Asas
peragaan menurut Edgar Dale dapat diwujudkan dalam bentuk: (1) pengalaman langsung; (2)
pengalaman yang diatur, (3) dramatisasi; (4) demonstrasi; (5) karyawisata; (6) pameran; (7)
televisi sebagai alat peraga; (8) film sebagai alat peraga; dan (9) gambar sebagai alat peraga.

3.      Asas Motivasi

Dalam menjalankan tugasnya sebagai edukator, guru juga bertugas sebagai motivator


yang mendorong siswa untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu demi suksesnya
tujuan belajar. Guru harus bisa memotivasi siswa agar memiliki semangat dan kemauan
untuk lebih giat belajar. Beberapa contoh yang dapat diterapkan guru dalam memotivasi
siswa antara lain:

a.         Mendesain tujuan pembelajaran agar lebih menarik dan jelas.

b.        Menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan

c.         Memberikan reward (penghargaan) bukan sebaliknya memberikan hukuman


(punishment). Memberikan siswa pekerjaan rumah yang disesuaikan dengan kemampuan
siswa

d.        Mendiskusikan hasil evaluasi siswa

4.      Asas Belajar Aktif


Siswa harus didorong untuk terlibat secara aktif  dalam kegiatan pembelajaran yang
dilangsungkan guru baik mental maupun fisiknya. Hal ini bertujuan agar siswa
dapat menyerap kebermaknaan pembelajaran yang akan berguna bagi dirinya.

5.      Asas Kerjasama

Prosesbelajar mengajar harus memberikan kesempatan bagi siswa untukberlatih bagaimana


hidup dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secara bersama-
sama. Diharapkan siswa dapat menghayati makna kerjasama dan nantinya dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, karena siswa juga merupakan pelaku
masyarakat yang sangat dituntut untuk dapat memajukan masyarakat secara bersama-sama.

6.      Asas Mandiri

Guru sebagai fasilitator harus dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
yang telah dimiliki siswa agar siswa dapat memaknai pembelajaran secara mandiri. Masalah
yang diajukan guru untuk diselesaikan oleh siswa harus sesuai dengan perkembangan usia
dan kematangan siswa sehingga diharapkan secara bertahap siswa akanmampu
menyelesaikan masalah yang dihadapinya tanpa bantuan orang lain.

7.      Asas Penyesuaian dengan Individu Siswa

Kemampuantiap siswa dalam menguasai suatu materi pelajaran berbeda-beda,sehingga guru


dituntut untuk mampu menyesuaikan iklim pembelajaran dengan kecepatan masing-masing
anak. Guru perlu paham benar karakteristik masing-masing anak didiknya untuk dapat
menciptakan pembelajaran yang adaptif dengan karakteristik semua anak didiknya.

8.      Asas Korelasi

Asas korelasi adalah mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain
dalam satu mata pelajaran ataupun dengan pelajaran lain. Asas ini digunakan untuk dapat
membuat suatu pokok bahasan lebih bermakna bagi siswa. Tidak jarang siswa melupakan apa
yang telah diajarkan sebelumnya. Korelasi pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok
bahasan lain misalnya dengan pokok bahasan yang sudah diajarkan akan membuat siswa
mengingat kembali dan menemukan kebermaknaan pembelajaran dengan tepat. Misalnya
untuk pokok bahasan perkalian dalam Matematika, guru dapat mengkorelasikannya dengan
pokok bahasan penjumlahan yang sebelumnya sudah dikuasai siswa. Guru memfasilitasi
siswa dalam pembelajaran untuk mengkaitkan hubungan antara pokok bahasan tersebut dan
diharapkan siswa dapat menyerap makna pembelajaran tanpa melupakan apa yang sudah
pernah dikuasainya.

9.      Asas Evaluasi yang Teratur

Melakukan evaluasi terhadap proses belajar mengajar yang ditunjukan oleh kinerja siswa
dalam belajar perlu dilakukan secara teratur dan berkesinambungan selama dan setelah proses
belajar mengajar berlangsung.

Evaluasi dilaksakan dengan menganut prinsip-prinsip: (1) menyeluruh; (2)


berkesinambungan; (3) berorientasi pada tujuan; (4) obyektif; dan (5) terbuka.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai