Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MANAJEMEN KELAS

Dosen Pengampu:

Dr. Rozi Sastra Purnama, M. Psi., Psikolog

Disusun Oleh:

Sylvina Damayanti 21090000106

Anggie Claudia Clarasisca Putri Yafet 21090000109

Adista Nova Larasati 21090000134

Alsyahira Ramadhanesya Rendi. R 21090000147

FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Manajemen Kelas” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Malang, 12 Juni 2022

Penyusun Kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
2.1. Pengertian Manajemen Kelas......................................................................................5
2.2. Fungsi Manajemen Kelas.............................................................................................6
2.3. Pendekatan dalam Manajemen Kelas..........................................................................7
2.4. Prinsip Manajemen Kelas..........................................................................................10
2.5. Proses Pembelajaran..................................................................................................10
2.6. Tujuan Pembelajaran.................................................................................................11
2.7. Prosedur Manajemen Kelas.......................................................................................11
2.8. Implementasi Manajemen Kelas................................................................................15
BAB III.................................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................................16
3.1. Kesimpulan................................................................................................................16
3.2. Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah lingkungan belajar bagi peserta didik untuk secara aktif
mengembangkan potensi kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, kepribadian mulia dan kemampuan yang diakui oleh dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau
dukungan yang dengan sengaja diberikan oleh seorang anak oleh orang dewasa dengan
harapan untuk menjadi dewasa.

Pada saat ini terdapat permasalahan, dimana pendidikan merupakan hal yang sangat
penting bagi penerus negara, dengan kata lain pendidikan merupakan kunci utama dalam
membangun sebuah negara. Namun, kualitas pendidikan di Indonesia sangat rendah.
Terdapat berbagai strategi belajar dan lingkungan belajar yang perlu diubah supaya
menjadi lebih efektif. Kedua hal ini penting untuk diperhatikan, karena pembelajaran
tidak dapat efektif apabila tidak terarah dan tanpa strategi yang tepat. Sehingga, belajar
terus menerus membuang-buang waktu dan energi, tetapi siswa tidak dapat
memahaminya dengan baik karena strategi belajar yang buruk dan lingkungan belajar
yang buruk juga.

Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering menjadi perhatian utama
calon guru dan pelatih. Guru baru maupun guru yang sudah berpengalaman. Hal ini
dikarenan calon guru maupun seorang guru sendiri menginginkan pembelajaran yang
terbaik bagi siswanya. Dalam artian guru dapat mengajar dan disukai oleh siswa.

Manajemen kelas juga merupakan bagian dari pengetahuan dan keterampilan guru
dalam menciptakan kondisi kelas yang fasilitatif dan efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maslaah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah
yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Kelas?


2. Apakah fungsi dari Manajemen Kelas?
3. Apakah yang dimaksud Pendekatan dalam Manajemen Kelas?
4. Apa saja prinsip Manajemen Kelas?
5. Apa yang dimaksud proses pembelajaran?
6. Apa saja tujuan dari pembelajaran?
7. Bagaimana prosedur Manajemen Kelas?
8. Bagaimana Implementasi Manajemen Kelas?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas dari mata kuliah Psikologi Pendidikan.
2. Untuk menambah wawasan tentang Manajemen Kelas.
3. Untuk mengetahui proses dan tujuan dalam pembelajaran.
4. Untuk mengetahui pengertian, prinsip, prosedur, pendekatan, serta implementasi
dalam Manajemen Kelas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manajemen Kelas


Menurut bahasa (Etimologi) Manajemen berasal dari bahasa Inggris, yang artinya
pengurusan, kepemimpinan, pengurusan (Rusydie,2011:24). Sedangkan dari segi terminologi,
manajemen adalah suatu proses yang berisi kemampuan dan kemampuan khusus yang
dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara individu atau kolektif orang
lain atau melalui orang lain dalam koordinasi dan penggunaan semua sumber daya untuk
mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif, dan efisien (Engkoswara dan Komariah,
2011: 87). 
Menurut Mary Parker Foulett dalam Sagala (2004:14), manajemen adalah suatu trik
atau seni untuk mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan sesuatu dengan bantuan orang
lain. Ditambahkan oleh Daft dan Steers, manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Sagala 2004:15).
Manajemen kelas berasal dari dua kata yaitu dari kata manajemen dan kelas.
Manajemen dari kata Management yang juga diterjemahkan menjadi manajemen, berarti
proses menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan (Mulyadi, 2009: 2).
Kelas menurut pengertian umum dapat dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu sudut
pandang dari sudut pandang fisik dan sudut pandang dari sudut pandang siswa. untuk
berpartisipasi Nawawi dalam Djamarah (2013: 176) juga melihat pelajaran dari dua sudut,
yaitu:
1. Kelas dalam arti sempit: ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah
siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian
tradisional ini, mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan
siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur
kronologis masing-masing
2. Kelas dalam arti luas: suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat
sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu
tujuan.
Emmer dalam Salfen (2009: 41) mendefinisikan manajemen kelas sebagai perangkat
perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas,
dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan. Berdasarkan pendapat di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di
dalam kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana/kondisi kelas
yang menunjang program pembelajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan
motivasi siswa untuk selalu ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di
sekolah.

2.2. Fungsi Manajemen Kelas


Fungsi manajemen kelas sebenarnya adalah implementasi dari fungsi manajemen
yang diterapkan di kelas oleh guru untuk mendukung pencapaiannya tujuan pembelajaran
secara efektif. Fungsi manajemen kelas menurut Karwati dan Priansya (2014: 20-23) ada
empat, yaitu:
 Fungsi perencanaan pelajaran
Merencanakan adalah membuat suatu tujuan yang ingin dicapai atau dicapai
dalam masa depan. Perencanaan pembelajaran sangat penting bagi guru karena
berfungsi untuk:
1. Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai di dalam kelas.
2. Menetapkan aturan yang harus diikuti agar tujuan kelas tercapai secara efektif.
3. Memberikan tanggung jawab individu kepada siswa yang berada di dalam kelas.
4. Memelihara dan memantau berbagai kegiatan di dalam kelas agar sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
 Fungsi organisasi kelas
Guru melakukan upaya pengorganisasian agar rencana
dapat terjadi dengan sukses. Dalam istilah kelas, pengorganisasian berarti:
1. Menentukan sumber daya dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
kelas.
2. Merancang dan mengembangkan kelompok belajar yang berisi siswa dengan
kemampuan yang bervariasi.
3. Menugaskan siswa atau kelompok belajar untuk tugas tertentu dan tanggung
jawab peran.
4. Mendelegasikan wewenang pengelolaan kelas kepada siswa.
 Fungsi kepemimpinan kelas
Kepemimpinan kelas yang efektif adalah tanggung jawab guru kelas. Dalam
hal ini guru memimpin, mengarahkan, memotivasi dan membimbing siswa agar
mampu melaksanakan proses belajar dan pembelajaran yang efektif sesuai dengan
fungsi dan tujuan pembelajaran. Kegiatan kelas dipantau, dicatat dan kemudian
dievaluasi untuk mendeteksi apa yang hilang dan merefleksikan apa yang perlu
diperbaiki.
 Fungsi kontrol kelas
Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas benar-benar
sesuai dengan rencana kegiatan. Kontrol proses bisa melibatkan beberapa unsur,
yaitu:
1. Tetapkan standar untuk kinerja kelas.
2. Menyediakan alat ukur standar penampilan kelas.
3. Bandingkan kinerja dengan standar kelas yang ditetapkan.
4. Melakukan tindakan korektif apabila ditemukan penyimpangan yang tidak sesuai
dengan tujuan kelas.

2.3. Pendekatan dalam Manajemen Kelas


Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam manajemen kelas akan sangat
dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap tingkah laku siswa, karakteristik watak
dan sifat siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan.
Dibawah ini ada beberapa pendekatan yang dapat dijadikan sebagai alternatif pertimbangan
dalam upaya menciptakan disiplin kelas yang efektif, antara lain sebagai berikut:

A. Pendekatan Manajerial 

Pendekatan ini dilihat dari sudut pandang manajemen yang berintikan konsepsi
tentang kepemimpinan. Dalam pendekatan ini, dapat dibedakan menjadi:

1. Kontrol otoritatif

Saat menegakkan disiplin kelas, guru harus tegas, dengan hukuman berat jika perlu.
Menurut konsep ini, disiplin kelas yang baik adalah ketika siswa duduk, diam, dan
mendengarkan perkataan guru.

2. Kebebasan Liberal
Menurut konsep ini, siswa harus memiliki kebebasan penuh untuk melakukan
aktivitas apapun sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dengan demikian, aktivitas
dan kreativitas anak akan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Namun sering
terjadi kebebasan yang diberikan secara penuh, hal ini mengakibatkan kekacauan atau
chaos di dalam kelas karena kebebasan yang diperoleh siswa disalahgunakan.

3. Kebebasan Terpimpin

Konsep ini merupakan kombinasi dari kontrol otoriter dan kebebasan liberal. Di sini
siswa memiliki kebebasan untuk melakukan kegiatan, tetapi mereka dibimbing atau
dikendalikan. Di satu sisi siswa diberikan kebebasan sebagai hak asasinya, dan di sisi
lain siswa harus dihindarkan dari perilaku negatif akibat penyalahgunaan kebebasan
tersebut. Disiplin kelas yang baik menurut konsep ini paling ditekankan pada
kesadaran diri dan pengendalian diri.

B. Pendekatan Psikologis

Ada beberapa pendekatan berdasarkan studi psikologis yang dapat digunakan guru
untuk mempromosikan disiplin kelas pada siswa mereka. Pendekatan yang dimaksud
meliputi hal-hal berikut:

1. Pendekatan Modifikasi Perilaku

Pendekatan ini didasarkan pada psikologi behavioris, yang berpendapat bahwa:

 Semua perilaku baik atau buruk merupakan hasil dari proses belajar.
 Ada sejumlah kecil proses psikologis penting yang dapat digunakan untuk
menjelaskan terjadinya proses pembelajaran yang dimaksud, yang meliputi
penguatan positif seperti hadiah, penghargaan, pujian, kesempatan melakukan
aktivitas yang disukai siswa, dan penguatan negative sebagai hukuman,
perampasan hak dan ancaman.

Penguatan tersebut masih dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu:

o Penguatan Primer, penguatan yang tanpa dipelajari seperti makan, minum,


menghangatkan tubuh, dsb.
o Penguatan Sekunder, penguatan sebagai hasil proses belajar. Penguatan
sekunder ini ada yang dinamakan penguatan sosial (pujian, sanjungan,
perhatian, dsb), penguatan simbolik (nilai, angka, atau tanda penghargaan
lainnya) dan penguatan dalam bentuk kegiatan (permainan atau kegiatan
yang disenangi oleh siswa yang tidak semua siswa dapat
mempraktekkannya). Dilihat dari segi waktunya, ada penguatan yang
terus-menerus (continue) setiap kali melakukan aktivitas, ada pula
penguatan yang diberikan secara misalnya setiap satu semester sekali,
setahun sekali, dsb.

C. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate)


Pendekatan ini berlandaskan psikologi klinis dan konseling yang memperagakan:
1. Proses belajar mengajar yang efektif mempersyaratkan keadaan sosio-
emosional yang baik dalam arti terdapat hubungan antara pribadi guru dengan
siswa dan antara siswa dengan siswa.
2. Guru merupakan unsur terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional
yang baik. Guru diperlukan bersikap tulus di hadapan siswa, menerima dan
menghargai siswa sebagai manusia, dan mengerti siswa dari sudut pandang
siswa sendiri. Dengan cara demikian, siswa akan dapat dikuasai tanpa
menutup perkembangannya. Sebagai dasarnya, guru dituntut memiliki
kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan siswa,
sehingga guru dapat mendeskripsikan apa yang perlu dilakukannya sebagai
alternatif penyelesaian.
D. Pendekatan Proses Kelompok (Group Process)
Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi klinis dan dinamika kelompok.
Yang menjadi anggapan dasar dari pendekatan ini adalah:
1. Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks kelompok sosial.
2. Tugas pokok guru yang utama dalam Manajemen Kelas adalah membina
kelompok yang produktif dan efektif.
E.Pendekatan Elektif (Eclectic Approach) 
Ketiga pendekatan tersebut, mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-
masing. Dalam arti, tidak ada salah satu pendekatan yang cocok untuk semua masalah
dan semua kondisi. Setiap pendekatan mempunyai tujuan dan wawasan tertentu.
Dengan demikian, guru dituntut untuk memahami berbagai pendekatan. Dengan
dikuasainya berbagai pendekatan, maka guru mempunyai banyak peluang untuk
menggunakannya bahkan dapat memadukannya. Pendekatan elektif disebut juga
dengan pendekatan pluralistik, yaitu manajemen kelas yang berusaha menggunakan
berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan
mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan
efektif dan efisien. Dimana guru dapat memilih dan menggabungkan secara bebas
pendekatan tersebut, sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dari
penggunaannya untuk menciptakan proses belajar mengajar berjalan secara efektif
dan efisien.

2.4. Prinsip Manajemen Kelas


Manajemen pembelajaran yang baik harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
mengajar Ini harus mempertimbangkan aspek dan strategi pembelajaran, dirancang secara
sistematis, konseptual tetapi praktis-realistis dan fleksibel, baik yang berkenaan dengan
masalah interaksi belajar, pengelolaan kelas, penggunaan sumber belajar (mengajar) dan
penilaian pembelajaran. Dengan demikian, manajemen kelas yang efektif merupaka prasyarat
untuk pengajaran yang efektif. (Kompri, 2014: 149).

2.5. Proses Pembelajaran


Proses belajar adalah suatu proses yang didalamnya terdapat kegiatan interaksi antara
guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang terjadi di situasi pendidikan untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Rustaman, 2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa
merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Di antara kedua komponen tersebut
harus terjalin interaksi yang saling mendukung agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara
optimal. Menurut Bafadal (2005:11), belajar dapat diartikan sebagai “segala upaya atau
proses belajar mengajar dalam rangka menciptakan suatu proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
adalah setiap usaha bersama antara guru dan siswa untuk saling berbagi dan mengolah
informasi, dengan harapan agar ilmu yang diberikan bermanfaat bagi siswa dan menjadi
dasar pembelajaran. diharapkan adanya perubahan yang lebih baik untuk mencapai perbaikan
yang positif yang ditandai dengan perubahan perilaku individu, guna terciptanya proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang baik akan membentuk
keterampilan intelektual, berpikir kritis dan munculnya kreativitas, serta perubahan perilaku
atau kepribadian seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
2.6. Tujuan Pembelajaran
Tujuan sebenarnya dari belajar adalah untuk memperoleh pengetahuan dalam rangka
melatih kemampuan intelektual siswa dan merangsang rasa ingin tahu serta memotivasi
kemampuannya (Dahar, 1996: 106). Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori:
kognitif (keterampilan intelektual), afektif (perkembangan moral) dan psikomotor
(keterampilan). Hal ini diperkuat oleh pendapat Bloom yang membagi tiga kategori tujuan
pembelajaran, yaitu: 1) Kognitif, 2) Afektif, 3) Psikomotor (Nasution, 1998:25).
Tujuan kognitif berkaitan dengan kemampuan individu untuk mengenal dunia di
sekitarnya, yang meliputi perkembangan intelektual. Tujuan afektif dalam kaitannya dengan
pengembangan sikap, perasaan, nilai disebut juga perkembangan moral. Tujuan psikomotor
berkaitan dengan pengembangan keterampilan yang mengandung unsur motorik agar siswa
mengalami perkembangan yang maju dan positif.
Tujuan pembelajaran yang didalamnya terdapat rumusan perilaku dan keterampilan
yang harus dicapai dan dimiliki oleh siswa atau siswa setelah selesainya kegiatan belajar
dalam proses pengajaran. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru
harus bermanfaat bagi siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa agar tujuan tersebut dapat
tercapai secara optimal.

2.7. Prosedur Manajemen Kelas


Upaya menciptakan suasana yang dipenuhi dengan motivasi siswa yang tinggi perlu
adanya pengelolaan kelas yang baik. Langkah-langkah ini disebut prosedur manajemen kelas.
Prosedur pengelolaan kelas dapat dilakukan secara preventif atau kuratif. Perbedaan antara
kedua jenis pengelolaan kelas tersebut akan mempengaruhi perbedaan langkah yang perlu
dilakukan oleh seorang guru dalam menerapkan kedua jenis pengelolaan kelas tersebut.
Dikatakan preventif apabila dilakukan upaya atas prakarsa guru untuk menata siswa,
peralatan (fasilitas) atau format belajar mengajar yang sesuai dan dapat mendukung
berlangsungnya proses belajar mengajar. Sedangkan yang dimaksud dengan pengelolaan
kelas kuratif adalah tindakan kuratif yang jarang terjadi terhadap perilaku menyimpang yang
dapat mengganggu kondisi ideal dan berlangsungnya proses belajar mengajar.

 Prosedur Manajemen Kelas yang Bersifat Preventif Meliputi:


a. Meningkatkan Kesadaran Pendidik Sebagai Guru
Langkah kunci dalam strategi manajemen kelas preventif adalah untuk
meningkatkan kesadaran diri pendidik sebagai guru. Dalam kedudukannya sebagai
guru, pendidik harus menyadari bahwa dirinya mempunyai tugas dan fungsi yaitu
sebagai fasilitator bagi peserta didik yang sedang belajar, dan bertanggung jawab atas
proses pendidikan. Ia percaya bahwa apapun gaya proses pendidikan yang terjadi
pada siswa, itu semua akan menjadi tanggung jawab guru.
b. Meningkatkan kesadaran siswa
Kesadaran akan kewajibannya dalam proses pendidikan hanya akan tercapai
secara menyeluruh dan seimbang jika siswa sadar akan kebutuhannya dalam proses
pendidikan. Dalam hal proses belajar, siswa harus menyadari bahwa belajar itu untuk
tujuan tertentu. Efektivitas siswa dalam proses pembelajaran sebenarnya tergantung
pada tingkat kesadarannya, semakin besar efektivitasnya. Kondisi ini kemudian
berdampak pada tingkat penguasaan keterampilan siswa yang bersangkutan.9 Agar
tercipta lingkungan kelas yang mendukung proses belajar mengajar.
c. Penampakan Sikap Tulus Guru
Guru memiliki peran besar dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang
optimal. Guru perlu bersikap dan bertindak adil, tulus dan tidak berpura-pura kepada
siswa. Kemunculan sikap guru tersebut diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa
yang dihadirkan dengan sikap yang tulus dan hangat. Yang dimaksud dengan sikap
ikhlas adalah sikap seorang guru dalam menghadapi anak didik dengan terus terang
tanpa kepura-puraan, tetapi disertai dengan rasa keikhlasan dalam setiap tindakannya
terhadap perkembangan dan pertumbuhan peserta didik sebagai terdidik.
 Sedangkan yang dimaksud dengan hangat adalah keadaan hubungan guru dan
siswa dalam proses belajar mengajar yang menunjukkan suasana keakraban dan
keterbukaan dalam batas-batas peran dan posisinya masing-masing sebagai anggota
masyarakat sekolah. Dengan sikap tulus dan hangat dari guru, diharapkan proses
interaksi dan komunikasi berlangsung secara alami, yang mengarah pada penciptaan
lingkungan yang mendukung kegiatan pendidikan. 
d. Pengantar Perilaku
Siswa Perilaku siswa yang harus dikenali adalah perilaku yang mendukung
sekaligus dapat mencemari suasana yang diperlukan untuk berlangsungnya proses
pendidikan. Perilaku ini dapat bersifat individu atau kelompok. Identifikasi variasi
perilaku siswa diperlukan bagi guru untuk menentukan pola atau pendekatan
Pengelolaan Kelas yang akan diterapkan dalam situasi kelas tertentu.
e. Penemuan Alternatif Pengelolaan Kelas

Agar pemilihan alternatif tindakan Pengelolaan Kelas sesuai dengan situasi


yang dihadapi, pendidik perlu mengenal berbagai pendekatan yang dapat digunakan
dalam Pengelolaan Kelas. Mengikuti pendekatan yang tepat, arah yang diharapkan
dari Manajemen Kelas diharapkan dapat tercapai.

Selain itu, pengalaman guru yang telah dilakukan selama ini dalam
pengelolaan kelas selama mengajar, baik disadari maupun tidak, perlu dijadikan acuan
yang berharga dalam melakukan Pengelolaan Kelas.

f. Membuat Kontrak Sosial

Kontrak sosial pada hakikatnya berupa norma-norma yang ditetapkan dalam


bentuk aturan atau peraturan kelas tertulis atau tidak tertulis, yang berfungsi sebagai
standar perilaku bagi siswa sebagai individu maupun kelompok. Kontrak sosial yang
baik adalah kontrak yang benar-benar dijalankan dan dipatuhi dengan cara
meminimalkan pelanggaran. Dengan kata lain, kontrak sosial yang digunakan untuk
upaya Pengelolaan Kelas harus dibuat oleh siswa itu sendiri dengan bimbingan dan
bimbingan pendidik.

 Prosedur Manajemen Kelas yang Bersifat Kuratif meliputi:


a. Identifikasi masalah
Pertama-tama guru melakukan identifikasi masalah dengan jalan berusaha
memahami dan menyelidiki penyimpangan tingkah laku siswa yang dapat
mengganggu kelancaran proses pendidikan didalam kelas, dalam arti apakah
termasuk tingkah laku yang berdampak negatif secara luas atau tidak, ataukah
hanya sekedar masalah perseorangan atau kelompok, ataukah bersifat sesaat saja
ataukah sering dilakukan maupun hanya sekedar kebiasaan siswa.
b. Analisis Masalah
Dengan hasil penyidikan yang mendalam, seorang guru dapat melanjutkan
langkah ini yaitu dengan berusaha mengetahui latar belakang serta sebab-musabab
timbulnya tingkah laku siswa yang menyimpang tersebut. Dengan demikian, akan
dapat ditemukan sumber masalah yang sebenarnya. 
c. Penetapan Alternatif Pemecahan 
Untuk dapat memperoleh alternatif-alternatif pemecahan tersebut, hendaknya
mengetahui berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam Manajemen Kelas
dan juga memahami cara-cara untuk mengatasi setiap masalah sesuai dengan
pendekatan masing-masing. Dengan membandingkan berbagai alternatif
pendekatan yang mungkin dapat dipergunakan, seorang guru akan dapat memilih
alternatif yang terbaik untuk mengatasi masalah pada situasi yang dihadapinya.
Dengan terpilihnya salah satu pendekatan, maka cara-cara mengatasi masalah
tersebut juga akan dapat ditetapkan. Dengan demikian, pelaksanaan Manajemen
Kelas yang berfungsi untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan.
d. Monitoring 
Hal ini diperlukan, karena akibat perlakuan guru dapat saja mengenai sasaran,
yaitu meniadakan tingkah laku siswa yang menyimpang, tetapi dapat pula tidak
berakibat apa-apa atau bahkan mungkin menimbulkan tingkah laku menyimpang
berikutnya yang justru lebih jauh menyimpangnya. Langkah monitoring ini pada
hakikatnya ditujukan untuk mengkaji akibat dari apa yang telah terjadi.
e. Memanfaatkan Umpan Balik (Feed-Back) 
Hasil Monitoring tersebut, hendaknya dimanfaatkan secara konstruktif, yaitu
dengan cara mempergunakannya untuk:
1). Memperbaiki pengambilan alternatif yang pernah ditetapkan bila kelak
menghadapi masalah yang sama pada situasi yang sama. 
2). Dasar dalam melakukan kegiatan Manajemen Kelas berikutnya sebagai tindak
lanjut dari kegiatan Manajemen Kelas yang sudah dilakukan sebelumnya.

2.8. Implementasi Manajemen Kelas


Kemampuan mengelola proses belajar mengajar yang baik akan menciptakan situasi
yang memungkinkan anak untuk belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan
pengajaran. Siswa dapat belajar dalam suasana wajar, tanpa tekanan dan dalam yang
merangsang untuk belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa memerlukan suatu yang
memungkinkan dia berkomunikasi secara baik, meliputi komunikasi guru-murid, murid-
murid, murid-lingkungan, murid-bahan ajar dan murid dengan dirinya sendiri. Tugas dan
peran guru dalam implementasi pengelolaan proses belajar mengajar menurut Syaiful Bahri
Djamarah (2002), adalah sebagai berikut:

A. Perencanaan

1) Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai


hasil yang maksimal melalui proses penentuan target
2) Mengembangkan alternatif-alternatif tindakan

3) Mengumpulkan dan menganalisis informasi

4) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-


keputusan

B. Pengorganisasian

1) Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan


untuk menyusun kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana
melalui proses penetapan kerja yang diperlukan untuk menyelesaikannya.

2) Mengelompokkan kelompok kerja dalam struktur organisasi secara teratur.

3) Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi

4) Merumuskan, menetapkan latihan dan pendidikan tenaga serta mencari


sumber-sumber lain yang diperlukan

C. Pengarahan

1) Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci

2) Memperkarsa dan menampilkan pelaksanaan rencana dan pengambilan


keputusan

3) Mengeluarkan instruksi-instruksi yang spesifik

4) Membimbing, memotivasi dan melakukan supervise

D.Pengawasan

1) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

2) Melaporkan penyimpangan dan merumuskan serta menyusun standar-


standar dan sasaran-sasaran tindakan koreksi

3) Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dalam makalah ini, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa:

Manajemen kelas merupakan upaya mengelola siswa di dalam kelas yang dilakukan
untuk menciptakan dan mempertahankan suasana/kondisi kelas yang menunjang program
pembelajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu
ikut terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah. Yang memiliki fungsi
dan tujuan untuk mengatur belajar, fasilitas fisik dan rutunitas selain itu juga menyiapkan
kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar tercipta kenyamanan sehingga suasana belajar
dapat efektif. Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam manajemen kelas juga
sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap tingkah laku siswa, karakteristik
watak dan sifat siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan.

3.2. Saran
Demikianlah Makalah mengenai ‘Manajemen Kelas’ yang telah kami buat, semoga
bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan
lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga
sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Erwinsyah, A. (2017). MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES BELAJAR


MENGAJAR. Manajemen Pendidikan Islam, 93-98.

Nugraha, M. (2018). MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN.


Keilmuan Manajemen Pendidikan, 31-35.

Anda mungkin juga menyukai