TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyesuaian Diri
dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan
yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Schneiders (1964)
diri merupakan interaksi yang dilakukan oleh seseorang secara kontinyu dengan
dirinya sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan di sekitarnya. Menurut
Sunarto dan Hartono (2002) penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu
seseorang untuk mencapai suatu hubungan yang memuaskan dengan orang lain
dan lingkungan di sekitarnya. James F. Calhoun dan Joan Ross Acocella (dalam
Sobur, 2010) mendefinisikan penyesuaian diri adalah sebagai interaksi anda yang
kontinu dengan diri anda sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia anda”.
penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri
dan pada lingkungannya, sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, prasangka,
9
10
depresi, kemarahan dan lain-lain emosi negatif sebgai respons peribadi yang tidak
sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis. Calhoun dan Acocella (dalam Anissa,
seseorang secara kontinyu dengan dirinya sendir, dengan lain dan dengan
lingkungan disekitarnya
efektif dan memadai terhadap realitas, situasi dan relasi sosial. Sunarto,
menyebutkan bahwa penyesuaian diri ini adalah suatu proses bagaimana individu
pandai beradaptasi dengan anak-anak lain, anak harus beradaptasi dengan ruang
belajarnya, anak harus mengenal gurunya sebagai figur yang wajib digugu, ditiru,
dan dihormati sampai kapanpun juga. Sistem sosial di sekolah yang terbentuk dan
perangkat tata-tertib dan peraturan sekolah adalah sistem nilai yang mengikat dan
mengendalikan perilaku anak, yang menuntut kepada anak untuk tunduk dan
Penyesuaian diri yang baik dapat ditandai dengan tidak adanya emosi yang
realtif berlebihan atau tidak dapat gangguan emosi yang merusak. Individu
yang mampu menanggapi situasi atau masalah yang dihadapinya dengan cara
yang normal akan merasa tenang dan tidak panik sehingga dapat menentukan
dihadapi individu akan lebih terlihat sebagai reaksi yang normal dari pada
masalah.
Adanya perasaan frustasi akan membuat individu sulit atau bahkan tidak
merupakan hal yang penting bagi penyesuaian diri yang normal. Dalam
a. Penyesuaian Peribadi
tidak ada rasa benci, tidak ada keinginan untuk lari dari kenyataan, atau tidak
b. Penyesuaian Sosial
Selain itu secara umum dengan mengacu pada beberapa konsep tentang
sehatnya kepribadian sehat individu yang diajukan oleh beberapa ahli, maka
secara garis besar penyesuaian diri yang sehat dapat dilihat dari empat aspek
kepribadian yaitu:
etika dan hidup jujur; Melihat perilaku dari segi konsekuensi atas dasar sistem
yang dikemukakan oleh Schneiders untuk digunakan sebagai alat ukur skala
berikut:
sekolah dan mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku, dalam hal ini adalah
peraturan sekolah, kepala sekolah dan guru tanpa disertai rasa marah dan rasa
enggan.
c. Membina relasi yang baik dengan teman sekolah, guru, dan unsur-unsur
sekolah.
15
penyesuaian diri secara positif, namun ada pula individu yang melakukan
berada. Menurut Sunarto dan Hartono (2002) penyesuaian diri terbagi menjadi
dua yaitu penyesuaian diri secara positif dan penyesuaian diri yang salah dengan
1) Rekasi bertahan
kurang enak kea lam tidak sadar; melemparkan sebab kegagalan dirinya
2) Reaksi menyerang
Selalu membenarkan diri sendiri; mau berkuasa dalam situasi; mau memiliki
dendam; memperkosa hak orang lain; tidakan yang serampangan, dan marah
secara sadis.
perkembangan yang lebih awal (missal orang dewasa yang bersikap dan
Dalam cara ini, individu melakukan tindakan coba-coba, dalam arti kalau
berpacaran secara fisik, ia akan mencari pacar penggati yang sesuai dengan
yang ia inginkan.
Penyesuaian diri akan lebih efektif jika disertai oleh pengetahuan memilih
tindakan yang tepat serta pengendalian diri yang tepat pula. Dalam situasi
ini, individu akan berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan
18
dan tindakan mana yang tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut
inhibisi.
Dalam hal ini, sikap dan tindakan yang dilakukan merupakan keputusan
keuntungan lebih banyak dari para guru, membuat remaja kecewa, karena remaja
yang salah bisa dilihat dari tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, sikap
susunan saraf, kelenjar, dan system otot, kesehatan, penyakit, dan sebagainya.
d. Kelincahan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang
dapat mempengaruhu penyesuaian diri adalah faktor psikologi. Salah satu faktor
psikologi yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah konsep diri, karena konsep
diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian seseorang terhadap
B. Konsep Diri
seperangkat dari sikap-sikap diri yang memiliki empat komponen yaitu (1) suatu
keyakinan, atau pengetahuan atau komponen kognitif, (2) suatu komponen yang
efektif atau emosional (3) suatu evaluasi (4) suatu kecendrungan untuk memberi
respons. Menurut Kretch, Crutchfied dan Ballachey (dalam Burns, 1993) konsep
diri merupakan suatu sistem evaluasi-evaluasi yang positif dan nogiti, perasaan-
perasaan emosional dan tendensi-tendesi tindakan pro dan kontra yang berkenaan
seseorang yang didalamnya meliputi segala kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-
cita (Mahmud, 2010). Menurut Seifert dan Hoffung (dalam Desmita, 2010)
konsep diri adalah suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang diri sendiri.
Konsep diri terdiri atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai peribadi,
bagaimana kita merasa tentang diri sendiri dan bagaimana kita menginginkan diri
derived from experiences and our interaction with others” Jadi, konsep diri adalah
pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini adalah
bersifat psikologi, social dan fisis. Menciptakan konsep diri pada anak yang baik
dan benar dan menghasilkan perilaku anak yang positif, maka diperlukan orang
21
tua, lembaga pendidikan dan guru yang benar-benar mengetahui dan memahami
menjiwai konsep diri yang benar dan bisa mempengaruhi terhada perilaku
(perilaku positif) remaja itu sendiri. Konsep diri adalah sebuah cara yang berguna
Rogers, (dalam Sobur, 2010) konsep diri bagian sadar dari ruang
referensi setiap pengalaman. Konsep diri ini merupakan bagian inti dari
Lebih lanjut Sobur (2010) menyebutkan bahwa konsep diri adalah kesadaran
bathin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dari
bukan aku. Untuk menunjukkan bahwa konsep diri yang konkret sesuai atau
diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup kayakinan, pandangan,
dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas
bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai peribadi, bagaimana kita merasa
tentang diri sendiri dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi
Piers & Harris (dalam Burns, 1993) menyebutkan konsep diri memiliki enam
b. Diri moral & etik (morality & ethical self). Aspek ini menggambarkan
Meliputi sifat-sifat baik atau sifat-sifat jelek yang dimiliki dan penilaian dalam
mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosial dengan orang lain.
e. Diri keluarga (family self). Aspek ini mencerminkan perasaan berarti dan
Konsep diri remaja dibentuk dalam proses pembelajaran dimana seorang guru
mempunyai peran yang sangat penting. Oleh karena itu seorang guru harus
a. Perlu dedikasi dan kesadaran akan fungsinya sebagai pamong bagi anak
didik.
d. Adanya fasilitas ruangan yang memadai bagi para guru untuk mencukupi
diperlukan agar proses belajar mengajar mampu membentuk konsep diri siswa
yang baik. Oleh karena itu seorang guru merupakan yang penting dan sebagai
ujung tombak dalam perubahan siswa. Hal ini diungkapkan dalam penelitian
Pederson dan Zahran yang dikutip oleh Slameto (2010) guru mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap konsep diri siswa, guru dapat meningkatkan atau
Selain adanya persyaratan yang harus dimiliki seorang guru, tentu yang
tidak kalah petingnya adalah kemampuan guru itu sendiri yang benar-benar harus
dikuasai. Ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh guru diantaranya
adalah:
c. Mengelola kelas
agar proses pembelajaran tidak jemu dan bosan yang dapat mengakibatkan siswa
bolos dalam belajar. Apabila semua itu dikuasai atau dimiliki seorang guru maka
akan mampu melahirkan siswa yang mempnyai perilaku yang positif atau baik
dan dapat mencegah terhadap perilaku membolos dan salah satu penyebab siswa
Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, tetapi konsep diri
sehingga dewasa, lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orang tua turut
seseorang. Sikap dan respon orang tua serta lingkungan akan menjadi bahan
kemampuan sosial, anak usia sekolah dasar juga mengalami perubahan dalam
pendangan terhadap dirinya, demikian juga dengan remaja yang duduk dibangku
a. Abstrak dan idealistik, pada masa remaja, anak-anak lebih mungkin membuat
gambaran tentang diri mereka dengan kata-kata yang abstrak dan idealitstik.
terdiferensiasi.
dan lebih mengutamakan sesuatu yang mereka anggap benar. Karakteristik remaja
C. Kerangka Berfikir
Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penyesuaian
diri yang dikemukakan oleh Schneiders (1964) serta teori konsep diri yang
suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar
terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya
Individu yang dapat menyesuikan diri dengan baik adalah individu yang dengan
segala keterbatasan dalam dirinya, mampu belajar untuk berinteraksi dan bereaksi
dengan diri dan lingkungannya dnegan cara yang matang, baik dan sesuai,
tingkah laku
meliputi sekolah, rumah, dan keluarga; dan tingkat religiusitas dan kebudayaan
dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang
berpengaruh terhadap orang lain. Anggapan lain tentang konsep diri menurut G.H
Mead (dalam Slameto, 2010) menyebut konsep diri adalah sebagai suatu produk
anak, yang menyangkut kemenarikan dan ketidakmenarikan diri dan cocok atau
tidaknya jenis kelamin dan pentingnya bagian-bagian tubuh yang berbeda serta
prestise yang ada pada dirinya, sedangkan konsep diri yang bersifat psikologis
kualitas dan abilitas yang memainkan peranan penting dalam penyesuaian dalam
dimiliki seseorang tentang dirinya. Dapat diartikan bahwa konsep diri akan
diri individu akan berubah jika konsep diri yang dimiliki berubah. Jadi, untuk
mengubah suatu proses penyesuaian diri siswa yaitu dengan mengubah konsep
diri yang dimiliki. Dengan dapat dilihat bahwa antara konsep diri dan penyesuaian
Remaja yang sudah mempunyai konsep diri yang positif diduga lebih
konsep diri yang negatif. dengan kata lain semakin positif atau tinggi konsep diri
semakin rendah atau negatif konsep diri seseorang, maka semakin rendah
D. Hipotesis
diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara konsep diri dengan