TINJUAN PUSTAKA
A. Penyesuaian Diri
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu menjadi bagian dari
dan tuntutan didalam dirinya, yang harus diselaraskan dengan tuntutan dari
lingkungan. Jadi penyesuaian diri dapat dikatakan sebagai cara tertentu yang
dilakukan oleh individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau
Schneiders (Ali dan Mohamad, 2015:173-174) dapat ditinjau dari tiga sudut
pandangyaitu ;
penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri
mempertahankan diri maka hanya selaras dengan keadaan fisik saja, bukan
11
12
kompleks dan lebih penting lagi adalah adanya keunikan dan keberadaan
Norma yang berlaku pada suatu budaya tertentu tidak sama dengan norma
penyesuaian diri merupakan satu proses yang mencakup respon-respon mental dan
tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil mengatasi kebutuhan,
ketegangan, konflik dan frustasi yang dialami di dalam dirinya. Penyesuaian diri
bukan merupakan suatu yang bersifat absolut atau mutlak. Tidak ada individu
bersifat relatif, artinya harus dinilai dan dievaluasi sesuai dengan kapasitas
yang tersulit (Hurlock, 2016: 257). Mengacu pada seberapa jauhnya kepribadian
berpenyesuaian yang baik dan pola yang dikaitkan dengan mereka yang
tersebut terlalu tinggi, mereka bersedia memodifikasi tujuan agar cocok dengan
kemampuan mereka. Penyesuaian diri adalah suatu proses alamiah dan dinamis
yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih
dalam kehidupan manusia. Hidup manusia sejak lahir sampai mati tidak lain
untuk mengubah tingkah laku untuk mendapatkan hubungan yang lebih serasi
kemampuan yang dimiliki individu untuk berinteraksi dengan orang lain yang
aspekpenyesuaian diri remaja adalah sebagai mana dipaparkan berikut ini. (Ali
memperoleh identitas diri yang semakin jelas dan dapat dimengerti serta
harus rajin belajar. Upaya pencarian identitas diri yang kuat menyebabkan
remaja yang malas dan tidak disiplin dalam belajar. Penyesuaian diri
remaja secara khas berjuang ingin meraih sukses dalam studi, tetapi
masyarakat dan agama. Secara khas seksual penyesuaian diri remaja dalam
konteks ini adalah mereka ingin memahami kondisi seksual dirinya dan
seksualnya yang dapat dimengerti dan dibenarkan oleh norma sosial dan
agama.
dikatakan baik atau buruk, benar atau salah, yang boleh atau tidak boleh
bertindak bebas di satu sisi, dengan tuntutan norma sosial pada masyarakat
disisi lain. Tujuannya adalah agar dapat terwujud internalisasi norma, baik
masyarakat luas.
dalam masalah finansial, mereka memperoleh jatah dari orang tua sesui
tersebut seringkali ditempuh dan menjadi kebiasaan, hal itu akan menjadi
tidak sehat.
18
keluarga.
masyarakat.
19
pribadinya.
persahabatan.
tercapai.
persoalan.
kognisi.
a. Kondisi fisik.
penerimaan diri, percaya diri, harga diri, dan sejenisnya yang akan
penyesuaian diri.
b. Kepribadian
c. Edukasi
kurang percaya diri, gamang, rendah diri, atau bahkan merasa takut
memiliki penyesuaian diri yang kurang baik dan kaku, tetapi karena
baru.
sendiri.
d. Lingkungan.
penting atau bahkan tidak ada yang lebih penting dalam kaitannya
siswa.
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
25
a. Faktor internal
penyesuaian diri yang baik dari pada remaja yang sering bersikap
negatif.
statis.
b. Faktor eksternal
1) Keluarga terutama pola asuh orang tua, pada dasarnya pola asuh
efektif.
remaja negatif, nakal, sukar diatur, suka menentang orang tua dan
dirinya.
penyesuaian diri.
yaitu adanya faktor internal yang berdasarkan pada diri sendiri, Remaja dengan
konsep diri tinggi akan lebih memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian
diri yang menyenangkan dibanding remaja dengan konsep diri rendah, pesimis
ataupun kurang yakin terhadap dirinya. Faktor eksternal yang berdasarkan dari
lingkungan dia tempat tinggal, kelompok teman sebaya ini ada yang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan
ingin tahu, rasa aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin terpenuhin tanpa
bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah, baik
ringan maupun berat. Pada saat seperti itu seseorang akan mencari dukungan
sosial dari orang sekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan
dicintai.
maupun kelompok. Dukungan sosial mencakup dua hal yaitu jumlah sumber
dukungan sosial yang tersedia dan merupakan persepsi individu terhadap sejumlah
bersumber dari orang-orang yang memiliki hubungan yang berarti bagi individu
seperti keluarga, teman dekat, pasangan hidup, rekan kerja, tetangga dan saudara.
Teman dekat merupakan sumber dukungan sosial yang utama bagi remaja karena
bahwa dukungan sosial adalah dukungan yang didapat dari keakraban sosial
(teman, keluarga, anak ataupun orang lain) berupa pemberian informasi, nasehat
verbal atau non verbal, bantuan nyata atau tidak nyata, tindakan yang bermanfaat
sosial dan efek perilaku bagi penerima yang akan melindungi diri dari perilaku
dorongan atau pengobatan semangat dan nasehat kepada orang lain dalam satu
Roberts & Gilbert (dalam Kusrini dan Nanik, 2014) dukungan sosial dapat
dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh
dari orang lain yang dapat dipercaya. Dari keadaan tersebut individu akan
orang-orang yang terdekat dengan individu yang memberikan rasa senang dan
nyaman.
peralihan antara masa anak dan masa dewasa, yakni antara 12 sampai 21 tahun.
Menurut Mussen dkk (Desmita, 2015:194) masa remaja adalah suatu periode
psikologis yang berhubungan dengan kecintaan pada diri sendiri dan munculnya
phallic conflicts. Pada prinsipnya teman sebaya mempunyai arti penting bagi
kehidupan remaja.
bersama teman sebayanya merupakan motivator yang kuat. Diawal masa remaja,
remaja biasanya memilih untuk memiliki beberapa sahabat yang lebih intens dan
akrab dibandingkan anak kecil. Pendapat tokoh lain, teman sebaya sangat penting
remaja awal, dan memotivasi remaja mencari sahabat. Jika remaja gagal untuk
pada kawan-kawan daripada orang tua untuk memenuhi kebutuhan mereka atas
Menurut Piaget (dalam Ananda dan dian, 2015:300) dukungan sosial teman
harapan atau dukungan, dorongan dan umpan balik yang dapat membantu
merupakan sumber dukungan sosial yang utama bagi remaja karena dapat
Dukungan sosial teman sebaya adalah dukungan yang diberikan kepada individu
penghargaan positif, dan nasihat. Kondisi seperti itu akan memberikan individu
32
adalah dukungan yang berasal dari teman dekat yang berupa empati, kasih sayang,
perhatian, dan dapat memberikan informasi terkait hal apa yang harus dilakukan
penegasan.
positif untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan
atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang-
orang lain, seperti orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk
orang memberi pinjaman uang kepada orang itu atau menolong dengan
lain:
dan performa diri sendiri dari orang lain, dorongan untuk maju.
kalau terdapat kekurangan pengetahuan dan ketrampilan, dan dalam hal yang amat
memecahkan persoalan.
mudah.
b. Dukungan informasional
balik tentang situasi dan kondisi individu, jenis informasi seperti ini
c. Dukungan emosional
terkontrol.
senasib.
dihargai dan diterima sebagi anggota dari kelompok sosial dengan kondisi
Myers (dalam wahyuni, 2016) mengungkapkan bahwa ada tiga faktor yang
sosial jika mereka tidak ramah, tidak pernah menolong orang lain, dan
orang lain atau bisa saja tidak sadar akan kebutuhan orang lain.
adanya pemberi dukungan, empati, pertukaran sosial, serta norma dan nilai sosial.
38
C. Konsep diri
Konsep diri berasal dari abad kedua puluh dan didefinisikan secara samar
“roh”. William James adalah seorang psikolog pertama yang menguraikan tentang
konsep diri, dimana james menguraikan secara mendalam dua aspek dari diri yang
global, yaitu diri sebagai “me” dan diri sebagai “I”. Diri merupakan “me” dan “I”
secara bersamaaan. James menyebutkan bahwa diri yang empiris terdiri atas
empat komponen yang diklasifikasikan bagi rasa harga diri, yaitu diri spiritual,
diri kebenaran, diri sosial dan diri badaniah (Sobur, 2016:437). Chaplin
sendiri, penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu yang
bersangkutan.
merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang
dirinya, memberikan arti dan penilaian serta membentuk abstraksi tentang dirinya,
berarti menunjukan suatu kesadaran diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya
sendiri untuk melihat dirinya seperti yang lakukan terhadap dunia luar dirinya.
seseorang dari siapa dan apa dia itu. Konsep ini merupakan bayangan cermin,
39
ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungan dengan orang lain, dan
2016:436) konsep diri adalah bagian dasar dari ruang fenomenal yang disadari dan
diri ini merupakan bagian inti dari pengalaman individu secara perlahan-lahan
dibedakan dan disimbolkan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa
dan siapa aku sebenarnya” dan “apa sebenarnya yang harus aku perbuat”. Konsep
diri adalah kesadaran batin yang tetap, menganai pengalaman yang berhubungan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah gambaran
diri sebagai kesan terhadap diri sendiri secara keseluruhan dan mendalam yang
diberikan secara optimal berdasar pandangan diri sendiri dan pengalaman yang
Menurut Fitts (Agustiani, 2009:139) konsep diri terdiri dari dua aspek
a. Aspek internal
membangun identitasnya.
b. Aspek eksternal
diluar dirinya. Aspek eksternal yang bersifat umum bagi semua orang,
keadaan dirinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau
seseorang tentang sikap orang lain terhadap dirinya. Pada seorang anak, mulai
belajar berpikir dan merasakan dirinya seperti apa yang telah ditentukan oleh
orang lain dalam lingkungannya. Konsep diri terbentuk atas berbagai tahapan.
Paling dasar adalah konsep diri primer, yaitu konsep yang terbentuk atas dasar
ditentukan atas dasar didikan ataupun tekanan-tekanan yang datang dari orang
tuanya.
Konsep diri sekunder banyak ditentukan pula oleh konsep diri primernya.
Konsep diri primer yang dimiliki seseorang adalah ia tergolong orang yang
pendiam, penurut, tidak nakal atau tidak suka membuat keributan, ia akan
cenderung pula memilih teman bermain yang sesuai dengan konsep diri yang
sudah dimilikinya, dan teman, teman barunya itulah yang nantinya menunjang
42
terbentuknya konsep diri sekunder. Menurut Clara, konsep diri terbentuk atas dua
merupakan penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang
diri saya. Gambaran diri tersebut akan membentuk citra diri. Sedangkan
data yang bersifat subjektf. Didalam konsep diri tidak terlepas dari masalah
gambaran diri, citra diri, penilaian diri, penerimaan diri, serta penghargaan diri.
Menurut hurlock (2016:237) menyebutkan ada dua aspek konsep diri yaitu:
hukuman atas segala kesalahan, akan membentuk suatu konsep tentang dirinya
sendiri.
yang berkaitan erat dengan macam konsep diri seperti apa yang akan
sebagai berikut.
a. Jenis kelamin
b. Harapan-harapan
c. Suku bangsa
bangsa tertentu yang dapat dikatakan sebagi minoritas. Hal ini tidak saja
lainnya.
positif, dapat mengubah konsep diri seseorang kearah yang lebih positif
panggilan tersebut.
45
b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain.
yang sebenarnya.
suku bangsa, dan nama dan pakaian. Jadi dalam konsep diri seorang baik
ditampilkan.
46
Asuhan
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan
ingin tahu, rasa aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin terpenuhinya tanpa
bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah, baik
ringan maupun berat. Pada saat seperti itu seseorang akan mencari dukungan
sosial dari orang sekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan
dicintai.
sosial teman sebaya tersebut diperoleh dan individu maupun kelompok. Dukungan
sosial teman sebaya mencakup dua hal yaitu jumlah sumber dukungan sosial yang
tersedia dan merupakan persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat
kuantitas), dan tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima berkaitan
berdasarkan kualitas).
47
negatif akan merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan, merasa dibenci, melawan,
bersikap negatif dan agresif. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat
pribadinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual,
merupakan satu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku,
konflik dan frustasi yang dialami di dalam dirinya. Penyesuaian diri bukan
merupakan suatu yang bersifat absolut atau mutlak. Tidak ada individu yang dapat
artinya harus dinilai dan dievaluasi sesuai dengan kapasitas individu untuk
tampak jelas terlihat bahwa setiap anak berhak untuk mendapat kesejahteraan,
perawatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih sayang yang baik dalam
wajar.
48
dalam panti asuhan, untuk mempunyai kebijakan maupun cara sendiri dalam
berperan dan bertugas sebagai pengganti orang tua terlebih dalam perkembangan
moral anak. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia (2009), panti sosial
resosialisasi bimbingan lanjut bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang kurang
mampu, terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali, dapat
rujukan.
dukungan sosial teman sebaya dan konsep diri yang dimilikinya. Dengan
dukungan sosial teman sebaya dan konsep diri yang baik maka dapat menentukan
Apabila tidak bisa menyesuaiakan diri dengan baik dapat menimbulkan dan
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Penyesuaian Diri Remaja yang tinggal
11