B. Macam-macam
Macam-Macam Penyesuaian Diri
1. Penyesuaian yang baik (good adjustment)
Menurut Abe Arkoff (1968) dalam bukunya adjustment and mental health, "a person
who has made good adjustment or one who is called mental health demonstrates
patterns of behavior or person characteristics which are valued or considered
considerable" (Arkoff, 1968 h. 206). Seseorang yang mempunyai pola penyesuaian diri
yang baik atau orang yang disebut sebagai orang yang sehat mentalnya menunjukan
pola tingkah laku atau karakteristik yang sesuai dengan yang diinginkannya.
Adapun kriteria penyesuaian diri. Yang pertama yaitu mempunyai persepsi yang
akurat terhadap realitas. Persepsi yang akurat terhadap kenyataan ini merupakan syarat
munculnya penyesuaian diri yang baik, persepsi ini biasanya diwarnai dengan keinginan
dan motivasi. Untuk mencapai hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari individu pada
kenyataannya harus memodifikasi tujuan yang ingin dicapainya sehingga ia dapat
mencapai tujuan tersebut. Sehubungan dengan itu aspek yang terpenting bagi individu
adalah kemampuan individu untuk mengenali konsekuensi dari tindakannya dan
kemampuan mengarahkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan norma yang ada
dalam lingkungannya.
Yang kedua yaitu kemampuan mengatasi stress dan kecemasan. Dalam kehidupan
sehari-hari biasanya setiap individu akan menghadapi suatu masalah. Masalah yang
dihadapi tersebut ada yang dapat terselesaikan dengan mudah dan ada yang tidak dapat
diselesaikan dengan mudah, dan ketika masalah yang dihadapinya sulit untuk
terselesaikan maka biasanya akan menimbulkan stress, dan apabila individu tersebut
tidak dapat mengatasi stress yang datang maka ia dapat disebut dengan individu yang
kurang dapat menyesuaikan diri.
Kriteria yang ketiga yaitu memiliki citra diri positif. Citra diri merupakan salah satu
indikator dari penyesuaian diri, dan persepsi merupakan salah satu indikator dari citra
diri, ketika persepsi tidak disetujui dan individu tidak mampu mengharmonisasikan
persepsi tersebut maka ia akan menjadi maladjustment tetapi apabila individu tersebut
dapat mengharmonisasikan persepsi tersebut maka ia dapat dikatakan sebagai orang
yang mampu menyesuaikan diri.
Yang keempat yaitu kemampuan mengekspresikan perasaan. Dalam
mengekspresikan perasaannya biasanya individu yang mempunyai pola penyesuaian diri
yang baik mampu mengontrol emosi atau perasaannya sehingga apabila ia bergembira
ia pun tidak terlalu larut dalam kegembiraan dan begitu juga sebaliknya apabila ia
bersedih ia pun tidak terlalu larut dalam kesedihannya. Biasanya orang seperti ini
mempunyai kontrol diri yang baik, yang tidak mengontrol secara berlebihan dan tidak
juga membiarkan dirinya tanpa kontrol sama sekali.
Yang kelima yaitu mempunyai hubungan interpersonal yang baik. orang yang
mempunyai pola penyesuaian diri yang baik akan mampu mencapai keakraban yang
mudah dalam hubungannya dengan kelompok sosial. Dan biasanya ia mampu membuat
orang lain merasa nyaman ketika berinteraksi dengannya dan dia pun akan merasa
nyaman bila berinteraksi dengan individu atau kelompok sosial yang lainnya. (Haber dan
Ruyon 1984; Nita Pandriani Nainggolan, 2000 h. 26-28)
2. Maladjustment
Menurut Buss seperti yang dikutip Adam E. Henry (1972) dalam bukunya psychology
of adjustment, ada beberapa kriteria dalam menentukan penyesuaian yang buruk yaitu
discomfort, bizarreness, dan inefficiency.
Discomfort atau ketidaknyamanan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain indisposition, worry, depresion dan lain sebagainya. Kurang enak badan atau
indisposition dapat disebabkan oleh rasa lelah, sakit, mual dan rasa muak yang
disebabkan oleh faktor biologis atau faktor lainnya. Kecemasan atau worry dapat
disebabkan oleh rasa takut yang tidak realistis, khawatir akan masa depan yang tidak
pasti dan gelisah. Depresi atau depresion dapat disebabkan oleh berbagai sebab antara
lain gagal dalam ujian, kekacauan dalam menangani pekerjaan atau bisa juga disebabkan
oleh kehilangan seseorang yang dicintai.
Bizarreness are unusual deviation from social norm or reality, perilaku yang ganjil
adalah tingkah laku yang menyimpang dari norma sosial dan kenyataan. Beberapa
penyakit yang menyimpang atau yang termasuk dalam bizarreness antara lain adalah
delusi, halusinasi, amnesia, phobia serta kompulsif termasuk juga diantaranya kenakalan
remaja yang kronis atau chronic delinquency dan penyimpangan seksual.
Ineficiency atau ketidakberdayaan, banyak cara bagi individu untuk menyelesaikan
masalahnya, dan banyak pula pola respon yang tercipta dalam mengerjakan
masalahnya. Terkadang pola respon tertentu kurang praktis sehingga masalah tidak
dapat terselesaikan. Ketidakberdayaan dalam menyelesaikan masalah secara ekstrim
dianggap abnormal oleh lingkungan sosial. Ada dua cara dalam mengukur ketidak
berdayaan seseorang yaitu membandingkan potensi individu dengan kemampuannya
dan membandingkan kemampuannya dengan tugas yang diembannya (Adam E. Henry,
1972).
Yang dimaksud maladjustment di sini bukan berarti individu tersebut tidak dapat
menyesuaikan diri sama sekali, sebenarnya dia dapat menyesuaikan diri namun tidak
seperti kebiasaan orang normal sehingga orang lain menganggap dia mempunyai pola
penyesuaian diri yang buruk.
C. Karakteristik
Pengetahuan tentang kekurangan dan kelebihan dirinya, objektivitas diri dan
penerimaan diri, kontrol dan perkembangan diri, integrasi pribadi yang baik, adanya tujuan
dan arah yang jelas dari perbuatannya, adanya perspektif, skala nilai, filsafat hidup yang
adekuat, mempunyai rasa humor, mempunyai rasa tanggung jawab, menunjukkan
kematangan respon, adanya perkembangan kebiasaan yang baik, adanya adaptabilitas,
bebas dari respon-respon yang simtomatis atau cacat, memiliki kemampuan bekerjasama
dan menaruh minat terhadap orang lain, memiliki minat yang besar dalam bekerja dan
bermain, adanya kepuasan dalam bekerja dan bermain, memiliki orientasi yang adekuat
terhadap realitas.
Kriteria Individu yang berhasil dalam mengadakan penyesuaian diri mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:
a. Dapat memenuhi segala kebutuhannya tanpa harus melebih-lebihkan atau
mengurangi kebutuhannya.
b. Tidak merugikan orang yang melakukan penyesuaian diri yang sama dalam
memenuhi kebutuhannya.
c. Mampu melakukan tanggung jawab terhadap lingkungan tempat tinggal.
Seseorang dikatakan mempunyai kemampuan penyesuaian diri yang positif menurut
Schneiders (Novi. 2007: 15-16) kriteria individu dengan penyesuaian diri yang baik, yaitu
sebagai berikut :
- Memiliki pengetahuan tentang kekurangan dan kelebihan dirinya
- Memiliki sudut pandang yang objektif mengenai diri dan menerimanya diri
- Kontrol dan perkembangan diri
- Integrasi pribadi yang baik
- Adanya tujuan dan arah yang jelas dari perbuatannya
- Adanya perspektif, skala nilai, filsafat hidup yang adekuat
- Mempunyai rasa humor
- Mempunyai rasa tanggung jawab
- Menunjukkan kematangan respon
- Adanya perkembangan kebiasaan yang baik
- Adanya adaptabilitas, bebas dari respon-respon yang simtomatis atau cacat
- Memiliki kemampuan bekerjasama dan menaruh minat terhadap orang lain
- Memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain
- Adanya kepuasan dalam bekerja dan bermain
- Memiliki orientasi yang adekuat terhadap realitas.
Sedangkan penyesuaian diri yang tidak sehat (Enung, 2006) ditandai oleh sikap dan
tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, mudah marah, menunjukkan kekhawatiran dan
kecemasan, sering merasa tertekan (stres atau depresi), bersikap kejam atau senang
mengganggu orang lain yang usianya lebih muda, ketidakmampuan untuk menghindar dari
perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum, mempunyai kebiasaan
berbohong, hiperaktif, bersikap memusuhi semua bentuk otoritas, senang mengkritik atau
mencemooh orang lain, kurang memiliki rasa tanggung jawab, kurang memiliki kesadaran
untuk mentaati ajaran agama, bersifat pesimis dalam menghadapi kehidupan, kurang
bergairah dalam menghadapi kehidupan.
1. Setiap orang yang kamu temui selalu memiliki watak dan temperamen yang
berbeda-beda
2. Mampu menentukan jalan hidup
3. Mudah mencari solusi
4. Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan diri
5. Mampu menerima kondisi diri
6. Mampu mengetahui potensi diri
7. Membantu untuk survive di segala keadaan
8. Kamu dapat terhindar dari hal-hal yang mungkin dapat kamu sesali setelahnya