Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

CRITICAL BOOK REPORT

DOSEN PEMBIMBING

Dr.H.Arwansyah.M.Si

Disusun Oleh

David Harryasen Tampubolon

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

FAKULTAS EKONOMI

PENDIDIKAN EKONOMI

2016/2017
Buku pedoman(BUKU 1)

Judul buku:Perkembangan Peserta Didik

Pengarang:Prof.Dr.H.Sunarto

RINGKASAN ISI:

BAB XIV

PENYESUAIAN DIRI REMAJA

1.PENGERTIAN PENYESUAIAN DIRI

1.Penyesuaian berarti adaptasi;dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa


surviveDan memperoleh kesejahteraaan jasmaniah dan rohaniah

2.penyesuaian juga dapat diartikan sebagai konformitas yag berarti menyesuaikan


sesuatudengan standar dan prinsip

2.Proses Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangandiri


dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan ligkungan penyesuaian yanag sempurna
terjadi jika manusia/individu selalu dalam keadaan seimbangantara dirinya dan
lingkungannyadi mana tidak ada lagikebutuhan yang tidak terpenuhi,dan di mana semua
fungsi organisme individu berjalan normal

Respon penyesuaian,baik atau buruk,secara sederhana dapat di pandang sebagai


suatu individuuntuk mereduksi atau menjauhiketegangan dan untuk memelihara kondisi
kondisi keseimbanganyang lebih wajar.penyesuaian adalahsuatu prose kearah suatu
hubungan yang harmonis antara hubungan internal dan hubungan eksternal

Apakah seseorang berhadapan dengan penyesuaian sehari-hari yang


sederhana atau seatu penyesuaian yang rumit,terdapat suatu pola yang mendasar yang
terdiri dari elemen elemen tertentu.Contoh: seorang anak yang membutuhkan rasa kasih
sayangdari ibunya yang terlalu sibuk dengan tugas tugas lain.Anak akan frustasidan
berusaha sendiri menemukan pemecahan untuk mereduksi ketegangan/kebutuhan yang
belum terpenuhi.Dalam beberapa hal,respon pengganti tidak tersedia,sehingga
individumencari respon lain yang akan memaskan motivasi dan mereduksi ketegangan.
Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri apabila ia dapat
memenuhi kebutuhanya dengan cara-cara yang wajar atau apabla dapat diterima oleh
lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungan
3.KARAKTERISTIKPENYESUAIAN DIRI

a.Penyesuaian Diri Secara Positif

1) Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional.

2)Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis.

3)Tidak menunjukkan adanya frustasi.

4)Memiliki pertimbanganrasional dan penguasaan diri.

5)Mampu dalam belajar

6)Menghargai pengalaman

7)Bersikap ealistik dan objektif

Dalam melakukan penyesuaian dirisecara positif,individu akan melakukan


dalam berbagai bentuk ,antara lain:

1) Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung

Dalam situasi ini individu secara lagsung menghadapi masalahnyadengan segala akibat-
akibatnya.

2)Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi(Penjelajahan)

Dalam situasi ini individu mencari berbagai bahan pengalaan untuk dapatmenghadapi
dan emecahkan masalahnya.

3)Penesuaian dengan trial an arror atau coba-coba

Dalam cara ini individu melakukan suatu tindakan coba-coba dalam arti kalau
menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan.

4) Penyesuaian dengan substitusi(mencari pengganti)

Jika individu merasa gagal daam menghadap masalah,maka ia dapat memperoleh


penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.

5)Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri.

Dalam hal ini individu encoba menggali kemampuan kemampuan khusus dalam
drinya,dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri.
b.Penyesuaian diri yang salah

1.Reaksi bertahan

-Rasionalisasi,yaitu bertahan dengan mencari cari alasan

-Represi, yaitu berusaha untuk mrnrkan pengalaman yang dirasakan kurang enak ke
alam tidak sadar.

-proyeksi,yaitu melemparkan sebabkegagalan dirinya kepada ihak lain untuk mencari


alasan yang dapat di terima.

-Sour Grapes(anggur kecut),yaitu dengan memutar balikkan kenyataan.

2. Reaksi Menyerang (Aggressive Reaction)

Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukkan tingkah laku yang
besifat menyerang untuk menutupi kegagalannya.Contoh:

-selalu membenarkan diri sendiri

-mau berkuasa dalam setiap situasi

-mau memiliki segalanya

-bersikap senang mengganggu orang lain

-menggertak baik dengan uapan maupun dengan perbuatan

-menunjukkan sikap menyerang secara terbuka

-keras kepala

-marah secara sadis

3.Reaksi Melarikan Diri

Dalam reaksi ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan
diri dari situasi yang menimbulkan kegagalan

4.Faktor Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri

Secara keseluruhan kepribadian mempunyai fngsi sebagai penentu primer terhadap


penyesuaian diri.Penentu penyesuaian identik dengan faktor fator yang mengatur
perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bertahap

Penentu itu dapat dikelompokkan sebagai berikut

1)Kondisi-kondisi fisik,termasuk di dalamnya keturunan,konstitusi fisik,suasana


saraf,kelenjar dll.
2)Perkembangan da kematangan,khususnya kematangan intelektual

3)kondisi limgkungan,khususnya keluarga dan sekolah

4)penentu kultural,termasuk agama

A.LINGKUNGAN SEBAGAI PENENTU PENYESUAIAN DIRI

a.pengaruh rumah dan keluarga.

b.hubungan orang tua dan anak

beberapa pola hubungan yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri antara lain

1) Menerima,yaitu situasi hubungan dimana orang tua menerima anaknya dengan


baik.
2) Menghukum dan disiplin yang berlebihan
3) Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan
4) Penolakan ,yaitu pola hubungan dimana orang tua menolak kehadiaran anaknya.

c. Hubungan Saudara

d. Masyarakat

e.Sekolah

Kultural dan Agama sebagai Penentu Penyesuaian Diri

Lingkungan kultural di mana individu berada dan berinteraksiakan menentukan


pola-pola penyesuaian dirinya.Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam
menurangi konflik,frustasi dan ketegangan lainnya.Agama juga memberikan suasana
damaidan tenang bagi anak.

B.Implikasi Proses Penyesuaian Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja
adalah:

-Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa Betah

-Menciptakan suasana belajar mengajar yag menyenangkanbagi anak

-Usaha memahami anak didik secara menyaluruh,baik prestasi belajar,sosial,maupun


seluruh aspek pribadinya.

Buku pedoman (Buku 2)


Judul Buku:Perkembangan Peserta Didik

Pengarang:Kemali Syarif

RINGKASAN ISI:

BAB XVI

IMPLIKASI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH

TERHADAP PENYELENGARAAN PENDIDIKAN

1.TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN

Mahasiswa dapat memaham bagaimana implikasi perkembangan anak usia


menengah penyelenggaraan pendidikan

2.TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu:

1.mendeskripsikan implikasi perkembangan fisik remaja terhadap pembelajaran di


sekolah menengah

2.mendeskripsikan implikasi perkembangan intelik tedap pelaksnaan pembelajaran di


sekolah menengah

3.mampu mendeskripsikan perkembangan bahasa terhadap penyelenggaraan pendidkan


di sekolah.menengah

4.mampu mendeskripsikan perkembangan emosi terhap penyelenggaraan pendidikan di


sekolah.menengah

5.mendeskripsikan perkembangan bakat khusus terhadap penyelenggaraan pendidikan


di sekolah menengah

6.mampu mendeskripsikan perkembangan moral anak dengan pelaksanaan


pembelajaran di sekolah menengah

3.MATERI PEMBELAJARAN

A.Implikasi Perkembangan Fisik Dan Perilaku Psikomotorik

Perkembangan fisik pada usia remaja terutama remaja awal(Usia SLTP)


berlangsung sangat cepat.Kecepatan perkembangan fisik ini sering menyebabkan
kekurangseimbangan pada proporsi tinggi dan berat badan. Pada masa ini tumbuh ciri
ciri public region,terjadinya perkembangan otot pada daerah daerah tertentu,disertai
dengan memulai mengalami sekresi kelenjer jenis kelamin.
Remaja putri mulai mengalami menstruasi

Perubahan suara pada pria dan menstruasi pada wanita,dapat menimbulkan


gejala-gejala emosional tertentu seperti rasa malu.Mtangnya organ reproduksi
membutuhkan pemuasan biologis.Apabila tidak dibarengi dengan norma norma
agamaseringkali menyebabkan remaja melakukan masturbasi,melakukan homo
seksual,bahkan mencoba coba melakukan hubungan suami istri.

Dengan memperhatikan perkembangan fisik anak usia sekolah


menengah,pendidikan seyogyanya menerapkan suatu model pendidikan yang
memisahkan pria dan wanita pada saat menjelaskan perkembangan atonomi dan
fisikologi.Pendidikan jenis kelamin (lebih dikenal dengan pendidikan seks)hendaknya
diberikan secara bijaksana,supaya anak dapat mengenal lebih jauh tentang segala hal
yang berhubungan dengan seks.Orang tua dirumah hendaknya membuka peluang di
rumah untuk berdialog dengan putra-putrinya yang berhubungan dengan pendidikan
seks.Jangan tabu untuk membicarakan tentang seks kepada remaja.Remaja lebih baik
bertanya pada orang tua atau guru dari pada bertanya pada pihak pihak yang justru akan
menjrumuskan mereka.

Guru pembimbing di sekolah dapat berinisiatf untuk mengundang narasumber


atau penceramah tamu atau dokter ke sekolah.Adakan diskusi untuk memperjelaskan
pendidikan seks.Indormasikan bahaya-bahaya perilaku menyimpang dalam pemuasan
kehidupan seksual seperti onani,masturbasi prostitusi dan sebagainya terhadap
kesehatan badan dan juga kesehatan mental.Kras tenaga remaja untuk kegiatan yang
bermanfaat.Sekiranya energi remaja telah terkuras kegatan positid maka remaja tidak
memiliki peluang untuk melamun atau melakukan kegiatan-kegiatan menyimpang.

B.Implikasikan Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif

Pada usia remaja tumbuh kinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa
asing pada kelompoknya.Remaja menggunakan bahasa yang hanya dipahami oleh
anggota kelompok mereka yaitu bahasa sandi ataupun bahasa prokem.Keinginan remaja
untuk menguasai bahasa asing terkadang tidak diimbangi oleh usaha yang sungguh-
sungguh.Kelemahan dalam fonetik umpamanya dapat menjadi mumerang menjadi
cemohan teman lainnya.Akibatnya sering menjadi fatal.Remaja jadi membenci
pelajaran bahasa asing bahasa membenci gurunya.

Karakteristik tersebut diatas membawa implikasi ke dalam plaksanaan


pembelajaran di sekolah,guru bahasa asing harus memiliki kearifan untuk memahami
kemampuan remaja secaraindividual.Menurut Abin Symsudin Makmum (1999:96) guru
dituntut untuk melakukan pemahaman yang mendalam serta menyediakan layanan dan
pendidikan dan bimbingan yang bijaksana sehingga siswa-siswi emaja yag biasanya
mengalami kesulitan dan kelemahan tertentu dalam bidang studi yang sensitiv tersebut.

C.Implikasi Perilaku Sosial,Moralitas dan Keagamaan


Karakteristik perilaku sosial siswasekolah menengan adalah adanya kecendrungan
ambivalensi keinginan menyendiri dengan keinginan untuk bergaul dengan banyak
teman.Apabila kecendrungan tersebut tidak diarahkan scara positif,hal ini dapat
menimbulkan kenakalan remaja bersama gang kelompoknya.

Abin Syamsudin Makmun mengatakan Usia sekolah menengah berupaya


mencari dan mencoba menemkan pegangan hidupnya

D.Implikasi Perilaku Apektif,Konotatif dan Kepribadian

Ambivelens penerapan nilai dalam berbagai tataran masyarakat dengan


disekolah akan menambah kebingungan anak remaja .ole karena itu guru hendaknya
memberika peluang bagi anak usia sekolah menengah untuk belajar bertangguang jawab

E.Implikasi Perkembangan Emosi Remaja Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

Intervensi pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat


mengembangkan kecerdasan emosional,salah satu diantaranya adalah dengan
menggunakan intervensi yang dikemukakan oleh W.T.Grant Cosortium tentang unsur
unsur Aktif program pencegahanyaitu sebagai berikut:

aPengembangan Keterampilan Emosional

1.Mengidentifikasi dan memberi nama atau labe perasaan

2.Mengungkapkan perasaan

3.Menilai intensitas perasaan

4.Mengelola perasaan

5.Menunda perasaan

6.Mengendalikan dorongan hati

7.Mengurangi stress

8.Memahami perbedaan

F.Implikasi Tugas-Tugas perkembangan Remaja Bagi Pendidikan

Ada tugas perkembangan remaja yang penting,yaitu:

a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif
d. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
e. Menjacai jaminan kebebasan ekonomis
f. Memilih dan menyiapakan lapangan pekerjaan
g. Persiapan untuk memasuki kehidupan bekeluarga
h. Mengembangkan keterampilan intelektual
i. Memperoleh suatu himpunan nilai nilai dan sistem etika sebagai pedoman
tingkah laku.

3.Buku Pembanding (Buku 3)

Judul Buku :Perkembangan Peserta Didik

Pengarang:S.Marpaung

BAB XIV

BK Untuk Untuk Optimasi Perkembangan Peserta Didik

A.Defenisi Bimbingan Dan Konseling

Apa makna bimbingan bagi peserta didik?

Bimbingan merupakan upaya memberi nasihat dan saran dari seorang atau kelompok
guru pada peserta didik.Bimbingan sungguhan berada pada fase pra masalah,dimana
tidak ada masalah khusus yang diidentifikasi dalam diri peserta didik.Bimbingan adalah
proses penempatan pemilihan bagi peserta didik pada waktudan tempat yang harus
dilakukan.Pilihan dapat dimaksudkan sebagai penjurusan,rencana studi lanjut,karir ke
depan minat khusus,dan sebagainya.

Konseling meupakan aktvitas guru atau konselor menginisisasi atau


menginspirasi,bahkan meminta pesert didik menggunakan
kemampuaan,pemahaman,dan keterampilan yang memungkinkan mereka mengelola
kehidupan mereka sendiri.

Jadi konseling adalah akivitas konselor membantu peserta didik denga


mempertimbangkan semua sisi pilihan potensial,bahkan sebelum pilihan
dibuat.Konselng biasanya dipandang sebagai salah satu bagian dari layanan
bimbingan.Konseling juga dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaranyang
berorientasiyang biasanya terjadi pada hubungan interaktif dengan tujuan untuk
membantu peserta didik tesebut dalam mempelajari lebih lanjut tentang:

-diri sendiri

-orang lain

-situasi dan peristiwa yang berkaitan dengan isu atau kondisi tertentu
-belajar untuk menempatkan pemahaman,misalnya,menjadi anggota masyarakat yang
efektif.

B.Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling

Pelaksanaan konseling dilakukan oleh konselor.Merujuk pada UU No.20 Tahun


2003 tentang sisdiknas sebutan untuk guru pembimbing seertinya telah dinobatkan
sebagai konselor.

1.Mendorong aktivasi potensi multikecerdasan peserta didik agar berkembang secara


optimal.

2.Memandu peserta didik untuk dapat menyelesaikan aneka persoalan akademik.

3.Memberi pencerahan dan memsndu arah peserta didik untuk melanjutkan cita-citanya
sesuai potensial internal.

4.Merencanakan prosen pembelajaran,penyelesaian studi,perkembangan arir,dan arah


kehidupannyadi masa yang akan mendatang

5.Membantu peserta didik menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan


lingkungan masyarakat.

6.Memotivasi peserta sisik untuk bisa keluar dari aneka kemelut pribadi.

7.Mengatasi hambatan,kesulitan,dan tantangan yag dihadapi dalam proses


pembelajaran,penyesuaian diri,dan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah.

C.Prinsip-Prinsip Bimbingan

Fokus utama bimbingan adalah membantu dan mendorong aktivasi perkembangan


peserta didik,baik kognitif,efektif,maupun psikomotornya demi kehidupan mereka di
masa depan.

1. Bimbingan merupakan proses yang berkesinambungan.Kegiatan bimbingan


peserta didik dimulai dari ketika mereka mulai teregistrasidi dekolah.
2. Kegiatan bimbingan secara khusus direncanakan dan dikembangkan untuk
memastikan efektifitas program.
3. Bimbingan dilakukan secara multitujuan,multisubstansi,dan tanpa deskriminasi.
4. Bimbingan dilakukan dengan tanggung jawab orang tua dirumah dan membuka
peluang akses mereka berpartisipasi di sekolah
5. Bimbingan berfokus utama pada program pendidikan,namun tida semua
program pendidikan adalah bimbingan .Program pendidikan yang bersifat
primer berfokus pada program pendidikan.
6. Bimbingan menginisiasi proses pembelajaran peserta didik.Esensi bimbingan
adalah membuat peserta didik mudah belajar dan mencapai prestasi,serta
mewujudkan cita-cita hidupnya
D.Bimbingan Pengembangan Kecerdasan Emosional

1. Peserta didik memiliki daya adaptabilitas tinggi,tanpa harus berstandar ganda dan
berpura-pura.

2. Peserta didik memiliki toleransi terhadap aneka prilaku teman-temanya.

3. Peserta didik memiliki toleransi terhadap aneka kekecewaan

4. Peserta didik mampu mengungkapkan kemarahan tanpa wujud sebagai pertengkaran \

5. Peserta didik memiliki kemampuan menahan diri ataumenunda nafsu amarah

6. Peserta didik mempunyai perasaan positif terhadap diri sendiri,orang tua,keluarga,dan


masyarakat di sekelilingnya

7. Peserta didik mempunyai pandangan positif terhadap guru dan komunitas sekolah

8. Peserta didik mampu mengurangi ekspresi verbal yang akan menjatuhkan atau
merendahkan martabat orang lain.

9. Peserta didik mampu meningkatkan hubungan dengan individu lain atau teman-
temannya

Buku Pembanding(Buku 3)

Judul buku : Perkembangan Peserta Didik

Pengarang:S.Marpaung

BAB XVI

Orientasi Belajar Peserta Didik yang Dewasa


A.Orientasi Dasar

1.Belajar Mandiri

Belajar Mndiri atau biasa disebut juga dengan belajar arah-diri berfokus pada proses
dimana orang dewasa mengendalikan pembelajaran mereka sendiri,khususnya
bagaimana menetapkan tujuan belajar,menemukan sumber daya yang tepat,menentukan
metode yang akan diajarkan,dan mengevaluasi kemajuan belajar.

2.Refleksi Kritis

Sebagi refleksi kritis ide-ide dalam belajar berfokus pada 3 proses yang saling terkait;

(1)prose dimana dewasa merumuskan pertanyaan yang emudian mengembangkan


kerangka asumsi sesuai dengan kearifan akalnya;

(2)proses dimana orang dewasa membuat membuat perspektif alternatif atas ide-
ide,tindakan,bentuk-bentuk pemikiran dan ideologi

(3)proses di mana orang dewasa mampu mengenaldan mengaplikasikan aspek-aspek


substansi yang dipelajari secara representatif.

3.Belajar Dari Pengalaman

Cara terbaik bagi seseorang itu adalah dimulai dari pengalaman yang berharga bagi
dirinya untukbelajar bagi belajarlebih lanjut.hampir semua buku teks pendidikan
orang dewasa menekan pada pentingnya pengalaman belajar dengan menggunakan
metode seperti permainan ,simulasi,studi kasus,psikodrama,bermain peran,dan magang.

4.Belajar Untuk Belajar

Konsepsibelajar cara belajarataubelajar bagaimana belajaradalah setiap upaya


peserta didik atau orang dewasa untuk mengembangkan wawasan tentang cara dan
kebiasaan belajar mereka sendiri.Belajar cara belajar melibatkan kesadaran
epistemologis,lebih dari sekedar mengetahui bagaimana satu nilai pengembangan
kognitif atau salah satu pola pilihan belajar.

Studi mengenaibelajar untuk belajartelah diakukan dengan berbagai kelompok


dewasa dan cara pengaturan seperti pendidikan di tempat dan pada komunitas
keagamaan.Belajar untuk belajar harus dipahai sebagai proyek belajar sepanjang
hayat.Krena sesungguhnya,belajar untuk belajar merupakan keterampian yang jauh
melebihi batas-batas akademik.

4.Pengaturan Diri

Pengaturan diri adalah mengendalikan perilakau itu sendiri.


1.Observasi diri atau self-observation.Di sni peserta didik meliha diri dan perilaku
sendiri.

2.Menimbang atau Judgment.Peserta didik membandingkan apa yang ia lihat dengan


apa yang distandarkan.Juga membandingkan apa saja yang bisa ia lakukan dengan apa
yang seharusnya ia lakukan3.Respon diri atau self-response.Peserta didik melakukan
sesuatu dengan baik,bahkan lebih baik dibandingkan dengan standarnya sendiri.Ini
merupakan tanggapan yang bermanfaat untuk dirinya.Peserta didik yang
akanmenghukum dirinya sendirijika dibawah standar.

5.Pembelajaran Observationa

Kegiatan belajar melalui observasi atau pembelajaran observasional merupakan salah


satu mode belajar peserta didik atau rang dewasa.Pembelajaran observasional
dikembangkan oleh Bandura.Dia mengemukakan langkah langkah tertentu yang terlibat
dalam proses pemodelan terkait dengan pembelajaran observasional ini.

1. Perhatian atau attention.Kunci peserta didik bisa belajar dengan baik adalah
sengan cara memperhatikan atau mengopservasi.Semua bentuk peredam
perhatian akan menurunkan makna belajar.Orang yang
mengantuk,grogi,dibius,sakit,gelisah atauhipertidak mungkin dapat belajar
dengan baik.Beberapa hal yang mempengaruhi perhatian,misalnya,model
yang penuh warna dan drmatis,akan mendorong lebih banyak
perhatian.Model yang menarik,prestisius,atau sangat komponen,juga
menarik perhatian.
2. Retensi atau retention.Peserta didik harus mempertahankan ingatannya dan
ingat apa yang menjadi perhatian.Guru harus menampilkan model citra
mental dan deskripsi verbal.
3. Reproduksi atau reproduction.Peserta didk harus memiliki kemampan
mereproduksi perilaku atas apa yang yang dialami,dicerna,atau di
renungkannya.Banyak peserta didik membayangkan kinerja mereka dalam
pikiran sebelum benar-benar melakukan.
4. Motivasi atau motivation.Peserta didik nyaris tidak melakukan apapun
kecuali termotivasi untuk meniru atau berbuat,yaitu sampai ia memiliki
beberapa alasan untuk melakukannya.

PERBANDINGAN KETIGA BUKU TERSEBUT.

Berdasarkan dari ringkasan buku tersebut maka saya dapat membandingkan kedua buku
tersebut sebagai berikut:

1. Penulisan kata pada buku pedoman,sangat baik menurut saya karna tersusun dengan
rapi dan teratur ,serta menggunakan penulisan kata yag mudah untuk dimengerti.
Sebaliknya dengan buku pemanding,banyak kata yang tidak teratur bahkan penulisan
yang salah.
2. Isi dari buku pedoman lebih lugas dan berisi walaupun banyak menggunakan
pengulangan dalam menjelaskan arti dari topik yang sedang di bahas.

3. Isi dari buku pembanding memang lengkap namun dikarnakan penulisan kata yang
tidak lengkap menyebabkan sulit untuk dimengerti atau harus di baca berulang-ulang
kali.

4. Kedua buku memang memiliki kelebihan tersendiri pada setiap topik yang sedang di
bahas pada setiap bab.

5. Kelebihan buku pedoman terletak pada penjelasan topik yang singkat namun
padat,Dan buku pembanding terlihat pada pengikut sertaan pendapat para ahli pada
suatu topik tertentu yang sedang dibahas.

6. Buku pedoman memiliki keistimewaan dalam pembahasan disetiap topik,seperti


menjelaskan secara rinci suatu topik,menjelaskan masalah dan penyelesaian masalah
tersebut,hal inilah yang tidak dimiliki buku pembanding dalam setiap penjelasan
topiknya.

7. Minimalnya akurasi penjelasan pada suatu topik yang ada pada buku pembanding
yang membuat buku ini berada di bawah buku pedoman dalam segi kualitas isi.

8. Isi pembahasan dari buku buku tersebut berbada dan tingkat pemahaman buku buku
tersebut bagi sebagian orang berbeda beda karna terkadang keluar kata kata yang sulit
untuk dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai