1. RPL 1
2. Berbaik sangka
Hilangkan segera pikiran kalian bahwa lingkungan sekolah baru nanti kurang
menyenangkan termasuk kekhawatiran tentang teman-teman yang tidak bersahabat atau guru-
guru kurang ramah. Ganti kalimat tersebut, penuhi otak dengan kalimat-kalimat positif seperti
lingkungan sekolah baru akan sangat menyenangkan, teman-teman mengasyikkan dan guru-
gurunya pun ramah.
3. Sesuaikan keadaan Sekolah
Sebaiknya dari jauh-jauh hari, siapkan informasi tentang sekolah barunya. Entah
peraturan sekolah atau kebiasaan guru-guru mengajar. Nah, tetapkan keteraturan kegiatan
sekolah dengan di rumah. Misalnya, sesuaikan jadwal bangun dengan jadwal masuk sekolah.
4. Mengetahui Aturan
Segera kalian sadari bahwa memasuki sekolah baru berarti memasuki tempat yang telah
mempunyai aturan. Peraturan sekolah bisa saja berbeda dengan sekolah sebelumnya. Ikuti dan
patuhi peraturan yang ada
5. Mengikuti MOS
Mengikuti kegiatan MOS sangat penting bagi kalian. Masa orientasi sekolah adalah
salah satu masa yang bisa dimanfaatkan untuk mengenal lingkungan sekolah. Pada kegiatan
tersebut akan diperkenalkan siapa saja elemen lingkungannya seperti kepala sekolah, guru-
guru, staf tata usaha, peraturan yang berlaku, kegiatan formal sekolah yang wajib diikuti dan
kegiatan ektrakurikuler yang bisa dipilih setiap siswa, dan sekaligus momen yang bisa
digunakan untuk mengenal teman baru.
6. Kenali dan hormati guru
Kalian harus kenali dan hormat kepada guru yang ada. Lalu bagaimana cara beradaptasi
dengan guru. Guru adalah orang tua saat di sekolah sehingga perlakukan layaknya sedang
berhadapan dengan orang tua di rumah. Selain itu, guru adalah individu-individu yang
mempunyai karakter yang berbeda-beda. bertanya pada kakak kelas apa yang tidak disukai
oleh guru-guru di sekolah sehingga bisa diantisipasi lebih dulu. Pada dasarnya setiap orang
senang diperlakukan dengan baik serta dihargai sesuai porsi dan perannya. Sebagai siswa,
membiasakan diri untuk bertutur kata sopan dan bersikap santun terhadap guru-guru. Hal ini
akan membuat guru-guru merasa dihargai. Jangan ragu untuk menyapa dan memberi salam
setiap guru yang berpapasan.
7. Menghargai sesama
Siapa yang menanam kebaikan maka akan mendapatkan kebaikan pula, begitu juga
siapa yangmenghargai orang lain, maka akan dihargai pula oleh orang lain. kalimat itu harus
kalian ingat dan terapkan. Selama bisa saling menghargai dan menghormati teman baru maka
tidak perlu takut. Tidak semua orang dapat dengan cepat menerima orang lain. Dengan
memmulai percakapan sederhana yang ringan sehingga dapat mencairkan suasana, tetapi
hindari memaksakan pendapat dan kehendak pada teman baru. Semakin bisa menghargai
teman baru, semakin cepat keakraban terjalin.
8. Menjadi diri sendiri
Berada di lingkungan baru seperti sekolah baru, kalian memang sebaiknya ramah
terhadap teman-teman yang baru dikenal, namun yang terpenting tetaplah menjadi diri sendiri.
Jangan melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak mencerminkan siapa diri sesungguhnya.
Hal-hal yang dilakukan tidak sesuai dengan kepribadian hanya akan membuat diri kurang
nyaman yang bisa saja terbaca oleh teman baru. Menjadi diri sendiri akan memudahkan
berinteraksi lebih natural yang mungkin saja mempermudah teman baru untuk mengenal lebih
dalam.
2. RPL 2
Seseorang dikatakan bersikap tidak asertif, jika ia gagal mengekspresikan perasaan, pikiran
dan pandangan/keyakinannya; atau jika orang tersebut mengekspresikannya sedemikian rupa
hingga orang lain malah memberikan respon yang tidak dikehendaki atau negatif (Pratanti,
2009).
Perilaku asertif merupakan terjemahan dari istilah assertiveness atau assertion, yang artinya
titik tengah antara perilaku non asertif dan perilaku agresif. Orang yang memiliki tingkah
laku atau perilaku asertif orang yang berpendapat dari orientasi dari dalam, yaitu :
a. Memiliki kepercayan diri yang baik.
b. Dapat mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa rasa takut.
c. Berkomunikasi dengan orang lain secara lancar.
Sebaliknya orang yang kurang asertif adalah mereka yang memiliki ciri - ciri a). terlalu
mudah mengalah/ lemah, b). mudah tersinggung, cemas, c). kurang yakin pada diri sendiri, d).
sukar mengadakan komunikasi dengan orang lain
Perilaku asertif adalah suatu tindakan yang sesuai dengan keinginan serta tetap menjaga
dan menghargai perasaan dan hak orang lain, mengekspresikan pendapat, saran, dan perasaan
secara jujur dan nyaman, serta dalam bertindak dapat memelihara hubungan interpersonal
yang harmonis dan efektif.
Disini ada konsep Johari Window atau jendela Johari yang menggambarkan pengenalan
diri kita, ada empat Jendela Johari
diantaranya :
Jendela terbuka.
Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu. Misalnya keadaan
fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
Jendela tertutup.
Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu. Misalnya isi perasaan,
pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
Jendela buta.
Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu. Misalnya hal-hal
yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.
Jendela gelap.
Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak tahu. Ini adalah
wilayah misteri dalam kehidupan.
Jika kita ingin benar-benar mengetahui siapa diri kita, maka kita harus bisa membuka jendela
tersebut selebar mungkin, karena semakin kita memuka lebar jendela itu, maka kita akan
semakin mengerti siapa diri kita. Ada beberapa cara untuk kita agar bisa membuka jendela itu
selebar mungkin :
Cobalah untuk selalu terbuka kepada orang lain, jangan menjadi orang yang
munafik..dengan berlagak diri kita itu perfect. Dengan adanya keterbukaan, maka teman-
teman kita pun akan bisa terbuka kepada kita.
Bersikaplah apa adanya, karena dengan sikap kita yang natural tanpa dibuat-buat, maka
kita akan mulai bisa menjadi diri kita sendiri.
Mau menerima saran maupun kriktik dari orang lain. Kritikan negative akan membuat kita
semakin baik.
Cobalah untuk berteman dengan siapa saja, jangan hanya pada satu komunitas saja…
selama itu membawa dampak yang positif.
6. RPL 6
Ada banyak sekali pakar yang mencoba mendeskripsikan arti kata dari potensi, salah satu pakar
yang mencoba mendeskripsikan kata potensi adalah Wiyono. Menurutnya potensi memiliki arti
kemampuan dasar dari seseorang yang masih terpendam dan menunggu untuk dimunculkan menjadi
kekuatan yang nyata. Dari pendapat Wiyono tersebut potensi dapat diartikan sebagai kemampuan yang
masih terpendam dan siap untuk diwujudkan dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Sementara menurut Majdi potensi adalah kemampuan yang masih bisa di kembangkan lebih
baik lagi, secara sederhana potensi merupakan kemampuan terpendam yang masih perlu untuk
dikembangkan.
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah
terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara
maksimal. Dengan mengetahui potensi diri, kita akan merasa lebih percaya diri dalam melaksanakan
setiap tugas dalam hidup kita. Kita juga dapat mengambil keputusan secara tepat menyangkut karier
atau hidup kita. Selain itu, secara psikis pribadi kita juga akan merasa nyaman sebab kita mengerjakan
sesuatu sesuai dengan potensi yang kita miliki. Tentunya ini akan berpengaruh dalam banyak hal
dalam hidup kita, terlebih akan nampak dalam kinerja (produktifitas) dari apa yang kita buat
atau lakukan atau hasilkan dalam hidup kita sehari-hari.
Jadi, jelaslah bahwa memahami potensi diri itu sangatlah penting dan memang perlu diupayakan
oleh setiap pribadi. Sebab dengan memahami dan mengetahui potensi atau talenta yang kita miliki itu,
ia dapat membantu kita meningkatkan kinerja (produktifitas) kita lebih baik lagi dari tugas-tugas atau
dari apa yang kita lakukan sehari-hari dalam hidup. Selain itu, potensi itu pulalah yang akan
mengarahkan dan memotivasi kita untuk lebih meningkatkan produktifitas hidup kita sehari-hari.
Namun, yang perlu dingat adalah potensi itu bukanlah sebuah produk atau barang yang sudah jadi.
Potensi atau talenta yang dapat meningkatkan kinerja (produktifitas) hidup kita adalah hasil atau
produk dari pengalaman belajar dan pengalaman hidup kita sehari-hari yang sudah kita refleksikan.
b. Macam - macam Potensi Diri
Setelah kita mengetahui definisi dari Potensi diri diatas, Kita akan membahas Macam-macam
Potensi diri pada Manusia. Manusia memiliki potensi diri yang dapat dibedakan menjadi 5 macam,
yaitu:
1. Potensi Fisik ( Phychomotoric )
Potensi diri ini dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk saling membagi kepentingan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya hidung untuk mencium bau, tangan untuk menulis, kaki
untuk berjalan, telinga untuk mendengar, dan mata untuk melihat.
Potensi diri ini adalah potensi kecerdasan yang terdapat di otak manusia (terutama otak bagian
kiri). Fungsi dari potensi ini yaitu untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis.
Potensi diri ini sama dengan potensi mental intelektual, tetapi potensi ini terdapat di otak manusia
bagian kanan. Fungsinya yaitu untuk bertanggung jawab, mengendalikan amarah, motivasi, dan
kesadaran diri.
Potensi ini merupakan potensi kecerdasan yang berasal dari dalam diri manusia yang
berhubungan dengan kesadaran jiwa, bukan hanya untuk mengetahui norma, tapi untuk menemukan
norma.
Sama seperti potensi mental spiritual, potensi daya juang juga berasal dari dalam diri manusia dan
berhubungan dengan keuletan, ketangguhan, dan daya juang yang tinggi.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kekuatan dan potensi masing-masing. Tapi sampai saat
ini masih banyak yang belum menyadari potensi di dalam dirinya sendiri. Padahal potensi setiap orang
sangat menunjang kesuksesan hidupnya jika diasah dengan baik. Berikut tips mengenali potensi diri :
1. Kenali diri sendiri
Coba buat daftar pertanyaan, seperti: apa yang membuat Anda bahagia; apa yang Anda inginkan
dalam hidup ini; apa kelebihan dan kekuatan Anda; dan apa saja kelemahan Anda. Kemudian jawablah
pertanyaan ini secara jujur dan objektif. Mintalah bantuan keluarga atau sahabat untuk menilai
kelemahan dan kekuatan Anda.
2. Tentukan tujuan hidup
Tentukan tujuan hidup Anda baik itu tujuan jangka waktu pendek
maupun jangka panjang secara realistis. Realistis maksudnya yang sesuai dengan kemampuan dan
kompetensi Anda. Menentukan tujuan yang jauh boleh aja asal diikuti oleh semangat untuk
mencapainya.
3. Kenali motivasi hidup
Setiap manusia memiliki motivasi tersendiri untuk mencapai tujuan hidupnya. Coba kenali apa
motivasi hidup Anda, apa yang bisa melecut semangat Anda untuk menghasilkan karya terbaik, dan
sebagainya. Sehingga Anda memiliki kekuatan dan dukungan moril dari dalam diri.
4. Hilangkan negative thinking
Buanglah pikiran-pikiran negatif yang bisa menghambat langkah Anda mencapai tujuan. Setiap
kali Anda menghadapi hambatan, jangan menyalahkan orang lain. Lebih baik coba evaluasi kembali
langkah Anda mungkin ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Kemudian melangkahlah kembali jika Anda
telah menemukan jalan yang mantap.
5. Jangan mengadili diri sendiri
Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam mencapai tujuan Anda, jangan menyesali dan
mengadili diri sendiri berlarut-larut. Hal ini hanya akan membuang waktu dan energi. Bangkit dan
tataplah masa depan. Jadikan kegagalan sebagai pengalaman dan bahan pelajaran untuk maju.
Menggali Potensi Diri
Faktor-faktor apa saja yang membuat potensi diri Anda bisa tergali?
1. Percaya diri. Kurangnya percaya diri bisa menghilangkan kesempatan Anda untuk menggali
potensi diri Anda, akan tetapi tidak menghilangkan potensi.
2. Hobi dan minat. Jika Anda mengerjakan sesuatu yang Anda sukai bahkan sebagai hobi atau
minat pasti akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan (seharusnya). Jadi cobalah gali potensi
yang sejalan dengan minat Anda, akan tetapi jangan lupakan yang bukan minat Anda.
7. Pergaulan. Misal jika Anda punya pergaulan yang baik dengan orang yang pintar maka Anda
akan jadi pintar.
7. RPL 7
Remaja itu adalah suatu fase perkembangan yang dialami seseorang ketika memasuki usia 12 -
22 tahun. Mujiyono (Tesis : 1986) membagi remaja menjadi tiga rentangan, yakni : Remaja Awal
: 12 – 15 tahun ; Remaja Madya : 15 – 18 tahun ; Remaja Akhir : 19 – 22 tahun. Masa remaja
merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Hal ini sering membuat bingung
baik oleh si remaja sendiri dan orang tua. Begitu juga, orang tua sering kali tidak tahu harus berbuat
apa kepada anak remajanya yang sepertinya mulai nakal. Disinilah fungsi psikologi remaja, yaitu
untuk memahami cara berpikir para remaja.
b. Ciri-ciri atau Karakteristik Remaja
1. Perkembangan Fisik
Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting dan berdampak luas
bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja awal, pertumbuhan fisiknya sangat pesat tetapi tidak
proporsional, misalnya pada hidung, tangan, dan kaki. Pada remaja akhir, proporsi tubuh mencapai
ukuran tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya. Berkaitan dengan perkembangan fisik ini,
perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas ini dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni :
Remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma
dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan remaja pria, sekitar
usia 14 – 15 tahun, mengalami “mimpi basah”, keluar sperma. Pada remaja wanita, terjadi
pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon
untuk kehamilan. Akibatnya terjadilah siklus “menarche” (menstruasi pertama). Siklus awal
menstruasi sering diiringi dengan sakit kepala, sakit pinggang, depresi, dan mudah tersinggung.
1. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
2. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi,membuat
keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah
3. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang
abstrak
4. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipótesis
5. Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya
6. Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi
7. Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas
(jati diri)
3. Perkembangan Emosi
Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi tingkat tinggi.
Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat
negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung). Sedangkan remaja
akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja yang berkembang di lingkungan yang
kurang kondusif, kematangan emosionalnya terhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif
berupa tingkah laku “salah suai”, misalnya :
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapi
meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain).
5. Perkembangan Sosial
1. Pengertian Kepribadian
Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri
individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang
bersangkutan. Lebih detail Allport mendefinisikan kepribadian sebagai suatu organisasi yang
dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu
secara khas. Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan
bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain, serta di antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah
laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap
individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama,
karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.
Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga
sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Tingkah laku tidak lain merupakan hasil dari konflik dan
rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.
Faktor-faktor yang membentuk kepribadian
Kepribadian terbentuk karena proses keterlibatan subjek atau individu atas pengaruh-
pengaruh internal dan eksternal yang mencakup factor-faktor genetis atau biologis,
pengalaman-pengalaman sosial, dan perubahan lingkungan. Dengan kata lain corak dan
keunikan kepribadian individu itu dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan.
Kepribadian terbentuk oleh faktor-faktor :
1. Internal yang lebih menunjuk kepada faktor bawaan
2. Eksternal, meliputi pengaruh lingkungan baik sosial maupun non-sosial
c. Kepribadian Matang
Kematangan kepribadian menggambarkan kedewasaan seseorang. Kematangan pribadi,
ditunjukkan dengan cirri-ciri antara lain :
1. Mampu menerima diri sendiri apa adanya
2. Mampu menerima kekurangan dan kelebihan diri secara positif
3. Memiliki pegangan hidup yang kuat
Agama merupakan pegangan hidup kita, bagi orang yang memiliki kematangan pribadi,
maka ia akan memiliki kehidupan agama yang kuat
4. Dalam berkehidupan sosial, pribadi yang matang dapat diterima dan menerima orang
lain tanpa hambatan yang berarti. Dia dapat segera menyesuaikan diri tanpa ikut arus.
5. Mempunyai perencanaan masa depan
Mempunyai perencanaan akan masa yang akan datang dalam kehidupannya, tidak berpikiran
sempit
9. RPL 9
MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI
a. Pentingnya Rasa Percaya Diri
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta
memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka
tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya
diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada
dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri
memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup
diri.
Menurut Spencer percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan dan penilaian diri atau
citra sendiri, termasuk atas kemampuan dirinya yang diwujudkan dalam lingkungan yang
semakin menantang serta percaya pada keputusan dan pendapatnya utnuk mengatasi
kegagalan secara konstruktif.
b. Ciri – ciri dan Manfaat Orang yang Mempunyai Rasa Percaya Diri
Apa yang membedakan orang antara yang mempunyai rasa percaya diri dan tidak?
Ternyata ada banyak hal yang membedakan mereka antara lain :
1. Berani Tampil Beda
Orang yang percaya diri adalah sesorang yang hampir pasti memahami dirinya sendiri,
mengerti kebutuhan dirinya, mengerti keterbatasannya, sehingga jadilah ia seorang yang
berani tampil beda, tentunya dalam hal positif.
2. Berani Menerima Tantangan
Bukankah ketika kita belum mencoba, kita belum tahu persis kapankah kesiapan kita?
Berani menerima tantangan berarti berani untuk belajar sesuatu yang baru.
3. Asertif
Asertif berarti tegas, punya pendapat, serta berani berkata tidak. Seseorang yang percaya
diri tentu bersikap tegas, sebab ia berilmu ia tahu kapan saat untuk berkata “ya” dan kapan
saat untuk berkata “tidak”.
4. Mandiri
Seorang yang percaya diri adalah seorang yang mandiri. Ia percaya pada kemampuan dan
kekuatan dirinya dalam emngatasi permasalahan.
5. Selalu bereaksi Positif dalam Menghadapi Masalah
Reaksi positif ini misalnya dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi
permasalahan hidup.
Motivasi Belajar
Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar. Motivasi belajar adalah dorongan mental
yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Motivasi
sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat
belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Motivasi
merupakan syarat mutlak dalam belajar; seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang
motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal.
Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri siswa (intrinsik) dan dari
luar diri siswa (ekstrinsik) untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik meliputi hasrat dan
keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan untuk belajar, dan harapan akan cita-cita siswa.
Sedangkan motivasi ekstrinsik yang meliputi adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif, kegiatan belajar yang menarik, dan adanya upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Motivasi belajar Menurut Djamarah (2008: 149), motivasi yang berasal dari dalam diri
pribadi seseorang disebut “motivasi intrinsik”, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Hal ini dikarenakan di dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang disebut “motivasi ekstrinsik”, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar.
Saat di sekolah, kita tidak memiliki banyak pilihan. Kita mempelajari hal yang sama. Sekalipun
kita tidak menyukai beberapa pelajaran, kita tetap harus mempelajarinya. Saat ini, Anda dapat
memilih hal yang disukai. Ini yang membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Jadi,
tentukan bidang yang ingin Anda pelajari dan yang merupakan kesukaan siswa.
Misalnya Anda ingin mempelajari bahasa Korea. Mungkin Anda tidak suka mempelajari bahasa.
Bayangkanlah hasil yang Anda akan dapatkan. Bayangkanlah Anda pergi ke Korea dan berjalan
di sepanjang toko atau restoran dan Anda dapat berbincang dengan para pelayan toko, sopir atau
yang lainnya menggunakan bahasa Korea dengan lancar. Dengan membayangkan hasil yang
akan Anda dapatkan, Anda akan kembali termotivasi untuk belajar kosa kata, kata kerja bahkan
formula kalimat dalam bahasa Korea.
Mempelajari sesuatu hal dengan tujuan untuk memenangkan perdebatan di kantor bukanlah
alasan yang tepat untuk mempelajari hal baru. Momen kemenangan memang akan memberikan
Anda kepuasan, tetapi itu tidak bertahan lama. Tetapi jika alasan Anda adalah untuk membuat
Anda menjadi lebih efektif dan bekerja lebih baik, Anda akan selalu memiliki dorongan yang
kuat untuk belajar.
Sebelum Anda mempelajari hal baru, pikirkanlah alasan yang membuat Anda ingin
mempelajarinya. Pastikan bahwa itu adalah alasan yang kuat dan terhubung dengan kebutuhan
emosi. Ketika alasan Anda terhubung dengan emosi, seperti kesenangan, cinta atau pemenuhan,
Anda akan selalu memiliki motivasi untuk belajar.
4. Miliki tujuan.
Tentukan tujuan yang ingin Anda capai. Dengan menetapkan tujuan, Anda akan memiliki
motivasi belajar bahkan saat Anda mengalami tekanan
Kita memiliki banyak cara untuk belajar. Anda dapat menggunakan Wikipedia, Google dan
bahkan Youtube. Coba kombinasikan cara belajar yang sangat menyenangkan bagi Anda.
Perasaan senang akan membuat motivasi belajar Anda tetap bertahan.
6. Bergabung dengan grup online.
Memiliki kelompok diskusi adalah cara yang bagus untuk mempertahankan motivasi belajar
Anda. Milikilah grup diskusi yang dapat menjadi tempat Anda bertanya atau membagikan ilmu
dan bahkan menjalin koneksi dengan orang lain dari berbagai dunia. Contohnya Whatsapp,
Twitter, Facebook atau grup lainnya.
Aturlah satu waktu yang tepat bagi Anda untuk belajar setiap harinya. Gunakanlah pengingat.
Lakukanlah bersama kegiatan menyenangkan lainnya, misalnya belajar sambil menghabiskan
secangkir minuman favorit atau sambil berjalan-jalan di ruang kerja Anda. Dengan begini, Anda
akan tetap termotivasi dan memiliki konsistensi.
Dari tujuan besar yang Anda miliki, jabarkanlah tujuan-tujuan kecil yang ingin Anda capai,
misalnya tujuan dalam setiap minggunya. Dengan membuat tujuan-tujuan kecil Anda akan
mampu memeriksa kemajuan Anda. Tentu Anda juga tetap termotivasi setiap kali Anda berhasil
mencapai tujuan-tujuan kecil tersebut.
Kapanpun rekan pembaca kehilangan motivasi, cobalah cara lain untuk belajar. Misalnya Anda
belajar menggunakan Youtube, namun Anda merasa bosan dan tidak bersemangat lagi. Maka,
cobalah cara lain yang dapat mengembalikan motivasi dan semangat belajar Anda.
Ini adalah cara yang hebat dalam mempertahankan motivasi belajar. Ketika Anda berhasil
mempelajari suatu hal, berikan penghargaan kecil, misalnya membeli suatu barang yang Anda
sukai.
13. RPL 13
Ekspresi Wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajah mengungkapkan pikiran
yang sedang melintas pada diri seseorang. Sebagi contoh: sebuah senyum mengungkap
keramah-tamahan dan kasih-sayang ; Mengangkat alis mata menunjukan ekpresi heran.
Semua emosi dan berbagai macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda
yang tergambar di wajah. Jadi saat melakukan komunikasi tunjukan ekspresi bahwa Anda
tertarik dengan bahan pembicaraan.
Postur Tubuh
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengan kekuatan
meyakinkan dari Anda. Mereka bisa jadi semacam tambahan untuk cara efektif yang dapat
ditangkap secara visual daripada secara verbal. Sebagai contoh : menundukan kepala
menunjukkan penyelesaian pernyataan; mengangkat kepala menunjukkan akhir pertanyaan ;
Terlalu sering menggerakan bagian tubuh mengungkapkan sedang bergegas atau
kebingungan. Untuk itu perhatikan gerak-gerik Anda saat melakukan komunikasi dengan
lawan bicara.
Selera Berbusana
Busana memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang berbusana sesuai
dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik. Penampilan fisik seseorang dan busana
yang dikenakan membuat dampak pasti pada proses komunikasi. Kita semua berbusana dan
mungkin banyak diantara kita tak terlalu memperhatikan, namun hal kecil ini memiliki peran
untuk sebuah efektif. Jika kita memperhatikan bagaimana cara berbusana, hal itu akan
memperbaiki kemampun komunikasi kita.
Komunikasi efektif sangat layak Anda perhitungkan dalam membangun karir Anda.
Dengan komunikasi yang baik tentunya akan mendukung segala aktivitas kerja yang kita
lakukan. Bidang pekerjaan komunikasi seperti presenter dan sejenisnya sangat ditentukan oleh
bagaimana cara kita berkomunikasi dalam menyampaikan sesuatu. Banyak faktor yang dapat
membuat apa yang akan kita sampaikan menjadi lebih berkualitas. Seperti kesiapan mental,
penguasaan bahan, kelengkapan sarana pendukung serta hal-hal lainnya. Adakalanya Anda
merasa ‘nervous’ hingga untuk mengungkapkan sesuatu Anda malah kehilangan percaya diri.
Berikut tips dasar dalam berkomunikasi :
1. Gunakan kalimat seefektif mungkin
Uraikan isi pembicaraan dengan kalimat efektif dan langsung mengena pada sasaran.
Hindari mengungkapkan informasi detail yang kurang relevan, seperti, “Tadi sebelum menuju
tempat ini saya bertemu famili saya di suatu tempat….”. Biasanya lawan bicara Anda tidak
akan peduli dengan informasi yang tidak berhubungan dengan topik pembicaraan. Hindari
penggunaan idiom bahasa yang kurang/tidak dimengerti calon pendengar Anda.
2. Jangan mengungkapkan pengulangan ide/pokok bahasan
Jika Anda ingin mengungkapkan ide, entah pada bos atau dalam suatu rapat, ketahui
lebih dulu apakah ide tersebut sudah pernah diungkapkan oleh yang lain. Jika sudah, lebih
baik Anda tidak usah mengungkapkannya. Karena umumnya orang tidak akan tertarik
mendengarkan pengulangan sebuah ide. Dalam presentasi suatu analisa, usahakan tidak
terjadi pengulangan kalimat-kalimat yang merupakan teori ataupun kesimpulan. Aturlah
urutan penyampaian agar lebih fokus saat menyampaikannya.
3. Jangan berbicara terlalu lambat
Tutur kata yang terlalu pelan dan lamban hanya akan membuat lawan bicara Anda bosan
dan tidak sabar. Lagi pula gaya bicara Anda yang terlalu pelan akan mengesankan Anda
ragu-ragu dan tidak percaya diri. Karena itu bicaralah dengan nada yang optimis dan penuh
percaya diri.
Namun yang patut kita ingat, bukan berarti Anda harus berbicara secara cepat tanpa ritme.
Anda harus pAndai menentukan ritme bicara, dimana harus berbicara dan dimana harus
berhenti. Ritme yang tepat dalam berkomunikasi tentunya didapat setelah Anda sering
melakukan latihan/pengalaman orasi yang cukup.
4. Hindari gumaman yang terlalu sering
Gumaman yang terlalu sering hanya akan mengganggu pembicaraan Anda. Lagipula
lawan bicara Anda akan merasa lelah menunggu kapan pembicaraan Anda selesai. Sebisa
mungkin minimalkan atau hilangkan gumaman seperti “ ehmmm…., eeee…., oooo…..", dsb.
Hal ini juga akan mengurangi respek calon pendengar Anda, karena Anda dinilai tidak
menguasai materi pembicaraan.
e. Hindari humor yang tidak perlu
Melontarkan humor memang sah-sah saja untuk menyegarkan suasana. Namun, Anda harus
tanggap membaca suasana setelah Anda mengungkapkan humor. Apakah lawan bicara Anda
benar-benar terpancing tertawa atau tertawa dengan terpaksa. Atau bahkan menunjukkan
wajah yang terganggu dengan humor Anda. Jika lawan bicara Anda tidak tertarik dengan
humor Anda, teruskan pembiraan kembali. Jangan memaksa lawan bicara untuk
mentertawakan humor Anda yang telah gagal. Dengan mempelajari dan melakukan tips
diatas, Anda dapat bermokunikasi secara lebih efektif sekaligus melatih diri Anda menjadi
pribadi yang efektif. Ingat keefektifan diperlukan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.
e. Tips Komunikasi yang Efektif
Komunikasi adalah pemecah masalah ketika kita mengalami konflik, konflik secara
internal maupun secara external, komunikasi membawa kita pada perubahan yang lebih baik,
seorang komunikator yang baik cenderung mampu membentuk opini publik, mampu
menggerakkan massa, mampu mengendalikan situasi dan mampu mengeksekusi sebuah
gagasan menjadi sebuah realita. Seorang komunikator yang baik sangat disegani oleh lawan
maupun kawan, seorang komunikator yang baik sangat diperhitungkan daam berbagai
tatanan.
Komunikasi yang baik telah melahirkan beberapa penulis yang luar biasa, komunikasi
yang baik telah melahirkan pembicara - pembicara besar, hampir semua masalah dalam
kehidupn manusia cenderung berakar pada masalah komunikasi, ketidaksanggupan untuk
menerima kekurangan orang lain, ketidaksanggupan untuk menerima hal buruk orang lain,
bahkan ketidaksanggupan menerima kekurangan diri. Jika ingin mengubah hidup maka kita
hanya perlu memperbaiki komunikasi kita.
Bagaimana cara komunikasi yang baik ? Berikut tips cara berkomunikasi yang baik :
1. Kenali konsep diri Anda
2. Kenali kelebihan dan kekurangan Anda
3. Tetapkan tujuan komunikasi
4. Gali manfaat dari komunikasi yang akan terjadi
5. Buat draft pembicaraan
6. Kuasai topik pembicaraan
7. Hargai perbedaan pendapat
8. Menahan diri untuk menguasai pembicaraan
9. Pertahankan kontak mata
10. Empati terhadap situasi dan kondisi klien
11. Atur dan managemen nafas
12. Kontrol postur tubuh
13. Gunakan bahasa non verbal seperlunya
14. Gunakan bahasa yang sama - sama dimengerti
15. Cerahkan perbincangan dengan humor - humor segar
15. RPL 15
PACARAN REMAJA
1. Pengertian Pacaran
Pacaran merupakan proses persatuan atau perencanaan khusus antara dua orang yang
berlawanan jenis, yang tertarik satu sama lain dalam berbagai tingkat tertentu. Menurut saxton,
pacaran adalah suatu peristiwa yang telah direncakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama
antara dua orang (biasanya dilakukan oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis).
Dalam Islam tidak dikenal istilah pacaran melainkan ta’aruf atau berkenalan, karena
pacaran sendiri merupakan suatu perbuatan yang bisa mendekatkan diri pada zina. Perbuatan
yang termasuk mendekati zina adalah pacaran yang seringkali berdua-duan di tempat sunyi.
Kesimpulan dari pernytaaan di atas, dapat ditegaskan pacaran adalah proses saling
mengenal anatara laki-laki dam perempuan yang berkaitan dengan masalah menikah dan
didampingi oleh mediator untuk melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling
mengenal satu sama lain.
2. Masa terjadinya pacaran
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Di masa ini masa
terjadinya pacara, yaitu adanya ketertarikan dengan lawan jenis. Masa ini dapat diperinci lagi
menjadi beberapa masa, yaitu:
Masa remaja awal (12-15) pada masa ini amal telah memiliki perkembangan intelek yang
cukup besar, hingga telah memiliki minnat kecakapan dan pengetahuan, telah memiliki
perkembangan jasmani yang kuat untuk melakukan tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban di
sekolah, kepercayaan pada diri sendiri kuat dan cita-citanya hebat.
Dari urain di tas maka masa sekolah yang bertepatan dengan masa yang banyak menarik
perhatian, masa pembentukan dan penentuan nilai dan cita-cita. Untuk dapat mencapai cita-cita
tersebut tidak bisa hanya dengan bermalas-malasan, bermain atau bahkan berpacaran sampai
lupa waktu dan tempat. Tetapi mereka harus rajin, gigih dan tekun belajar. Dengan demikian
dalam masa belajar, siswa dapat mencapai cita-citanya dengan baik seiring dengan tujuan
sekolah yaitu berakhlak mulia, berprestasi, peduli lingkungan dan berwawasan global.
3. Factor pendorong pacaran
Remaja melakukan pacaran karena banyak hal yang mendasarinya, menurut el-Hakim
dalam skripsi diantara adalah sebagai berikut:
Globalisasi Indonesia, yaitu dengan semakin maraknya teknologi canggih seperti TV,
computer, internet, VCD, dan media lainnya, melemahnya control lingkungan, bergesernya nila
dan fungsi keluarga, merosotnya kemampuan persepsi dam interpresepsi terhadap nilai-nilai
agama dan budaya, kurang terarahnya metode pendidikan seksual bagi remaja, besarnya
keninginan remaja untuk mencoba-coba.
“Pasti gagal;
dan sebagainya”.
WAKTU KEGIATAN
04.00 Bangun pagi, menunaikan sholat subuh (bagi mereka yang menjalankan)
dilanjutkan dengan membantu pekerjaan orang tua.
05.30- Berolah raga
06.00 Persiapan berangkat sekolah
06.00- Melakukan kegiatan belajar di sekolah
06.30 Istirahat siang
07.00- Kegiatan ekstra kurikuler di sekolah atau kegiatan karang taruna
13.30 Kegiatan membantu orang tu
13.30- Belajar
15.30 Tidur
15.30-
17.00
17.00-
18.30
19.00-
21.00
21.00-
04.00
Waktu belajar yang efisien antara lain 1 sampai 2 jam. Apabila ingin menambah jam
belajar maka harus ada rentang waktu istirahat untuk mengendorkan saraf otak yang terlalu
tegang sehingga saat meneruskan belajar tubuh terasa segar kembali.
Berikut ini kiat-kiat mengatur waktu yang ditulis leh Heanne Shay Schummm dalam buku
bejudual Sekolah? Siapa Takut ? berikut ini :
1. Tetapkan Prioritas !
Kalau banyak yang harus dikerjakan, buatlah daftar apa yang harus dan akan dikerjakan.
Lalu, urutkan setiap tugas dalam urutan 1,2,3 dan seterusnya menurut tingkat urgensi.
2. Jangan Membenani diri dengan jadwal yang berlebihan !
Lakukanlah perubahan untuk mencapai prestasi secara bertahap. Kalau terlalu banyak yang
harus kita lakukan, kita dapat menjadi bingung dengan jadwal tersebut.
3. Luangkah waktu untuk membiasakan diri menjadi teratur !
Menjadi teratur membutuhkan pembiasaan yang cukup lama.
2. Luangkan waktu untuk refreshing !
Waktu untuk penyegaran membantu Anda agar tetap sehat secara mental dan fisik.
3. Jangan Menunda-nunda !
Banyak orang menunda-nunda karena suatu alasan. Mungkin tugas yang mereka hadapi
terlalu sulit atau pekerjaan tersebut membuat stress. Apapun penyebabnya, menunda-nunda
bisa menjadi kebiasaan buruk.
18. RPL 18
Kecerdasan Emosi dan Pengendalian Diri
a. Tentang Kecerdasan Emosi
Emosi adalah suatu hal yang begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap
bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya
adalah akibat dari atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi
pada Anda. Membahas soal emosi maka sangat kait eratannya dengan kecerdasan emosi itu
sendiri dimana merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan
menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan
lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu
mengendalikan stres. Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali
dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan,
semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Keterampilan yang berkaitan
dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain,
kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan
berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi
inspirasi dan sebagainya.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menenali perasaan diri sendiri, perasaan
orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan
baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Kecerdasan Emosisonal atau Emotional Quotient (EQ) semakin gperlu dicermati
karena kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksnya kehidupan manusia membawa
dampak yang buruk terhadap kehidupan emosional individu, hasil survey Daniel Goleman
menunjukkan kecenderungan yang sama di seluruh dunia, bahwa generasi sekarang lebih
banyak mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya. Mereka lebih kesepian
dan penurung, lebih beringas dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup, mudah
cemas, lebih meledak-ledak (impulsif dan regresif).
EQ atau kecerdasan emosional itu tumbuh, dipupuk, dipelajari melalui proses belajar
dan direspons melalui pengalaman hidup sejak seseorang lahir hingga meninggal.
Pertumbuhan dan perkembangan EQ dapat dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan
keluarga maupun masyarakat.
Menurut Daniel Goleman, ada beberapa kemampuan yang menyebabkan seseorang
mempunyai EQ tinggi. Kemampuan tersebut adalah :
1. Kemampuan memahami atau mengenali emosi diri, yaitu kesadaran diri untuk mengenali
perasaan apada waktu perasaan itu terjadi.
2. Kemampuan mengelola emosi, yaitu mampu menangani perasaan agar perasaan dapat
terungkap dengan tepat.
3. Kemampuan memotivasi diri, yaitu kemampuan untuk menata emosi untuk mencapai
tujuan, selalu meyakinkan diri sendiri, bergairah dan antusias.
4. Kemampuan mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan untuk dapat berempati
terhadap orang lain.
5. Kemampuan untuk membina hubungan, yaitu kemampuan untuk dapat menularkan
perasaan positif kepada orang lain.
Seseorang yang secara emosi tidak cerdas biasanya :
1. Bersifat agresif.
2. Cenderung berpikir negatif.
3. Malas dan lebih suka melakukan kegiatan untuk menyenangkan diri secara berlebihan.
4. Lebih mementingkan diri sendiri (egois).
5. Tidak mampu menentukan tujuan.
6. Cepat cemas dan depresi.
7. Menarik diri dari pergaulan.
8. Suka memanfaatkan kelemahan orang lain.
9. Tidak sopan.
10. Kurang percaya diri.
Seseorang yang secara emosi bermasalah tentu akan sulit untuk mempelajari sesuatu.
Remaja yang pemarah, cepat stress dan depresi biasanya malas untuk membuka diri dan
menerima pengalaman belajar baru.
Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotient (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan
perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan
mengendalikannya. Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan Mental yang
membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang
menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut.
Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan,
tetapi juga memahami apa arti emosi dan perasaan tersebut. Dapat melihat diri sendiri seperti
orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang
itu kita rasakan juga.
Setidaknya ada 5 unsur yang membangun kecerdasan emosi, yaitu:
1. Memahami emosi-emosi sendiri
2. Mampu mengelola emosi-emosi sendiri
3. Memotivasi diri sendiri
4. Memahami emosi-emosi orang lain
5. Mampu membina hubungan sosial
Sejauh mana kecerdasan emosi Anda? Untuk mengetahuinya, kelima unsur di atas dapat
dijadikan barometer untuk mengukur apakah Anda termasuk orang yang cerdas secara emosi.
Berikut ini adalah hal-hal spesifik yang perlu dipahami dan dimiliki oleh orang-orang yang
cerdas secara emosi :
1. Mengatasi stress
Stres merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup. Stress dapat dialami oleh siapa
saja. Orang yang cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala
tegak, tegar dan tidak hanyut oleh emosi yang kuat. Cenderung menghadapi semua hal,
bukannya lari dan menghindar. Dapat mengelakkan pukulan sehingga tidak hancur dan tetap
terkendali. Mungkin sesekali terjatuh namun tidak terpuruk sehingga dapat berdiri tegak
kembali.
2. Mengendalikan Dorongan Hati
Orang yang cerdas secara emosi tidak memakai prinsip “harus memiliki segalanya saat
itu juga”. Mengendalikan dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa
sakit atau kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar dimasa yang akan
datang. Kecerdasan emosi penuh dengan perhitungan.
3. Mengelola Suasana Hati
Orang yang cerdas secara emosi tidak berada dibawah kekuasaan emosi. Mereka akan
cepat kembali bersemangat apapun situasi yang menghadang dan tahu cara menenangkan diri.
b. Pengendalian Diri
Pengendalian diri merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik
direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. Mengendalikan
diri tidaklah mudah, namun memberikan banyak manfaat. Sebelum lanjut ke penjelasan
mengenai cara-cara pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut
adalah cara-caranya :
Cara pertama adalah mengendalikan diri dengan menggunakan prinsip kemoralan.
Seperti menjaga sikap, ucapan, maupun menjaga dari pikiran-pikiran negative terhadap
apapun yang dihadapi. Setiap agama pasti mengajarkan kemoralan, misalnya tidak mencuri,
tidak membunuh, tidak menipu, tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak melakukan
tindakan asusila. Saat ada dorongan hati untuk melakukan sesuatu yang negatif, coba larikan
ke rambu-rambu kemoralan. Apakah yang kita lakukan ini sejalan atau bertentangan dengan
nilai-nilai moral dan agama?
Cara kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesadaran. Kita sadar saat
suatu bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu
menangkap pikiran atau perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh
dan dikuasai oleh pikiran dan perasaan mereka. Misalnya, seseorang menghina atau
menyinggung kita. Kita marah. Nah, kalau kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi
marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan ini. Jika
kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi marah ini muncul. Kita akan tahu
saat emosi ini mulai mencengkeram dan menguasai diri kita.
Kita tahu saat kita akan melakukan tindakan ”bodoh” yang seharusnya tidak kita lakukan.
Saat kita berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya.
Kalau masih belum bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, larikan pikiran kita
pada prinsip moral. Biasanya kita akan lebih mampu mengendalikan diri. Bagaimana jika
sudah melakukan jurus satu, prinsip moral, dan jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit
mengendalikan diri? Lakukan cara ketiga!
Cara ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar tidak tahan, mau
”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan perenungan.
Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan, misalnya, berikut ini:
a. Apa sih untungnya saya marah?
b. Apakah benar reaksi saya seperti ini?
c. Mengapa saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah benar?
Kalau saya marah dan sampai melakukan tindakan yang ”bodoh”, nanti reputasi saya
rusak, kan saya yang rugi sendiri. Dengan melakukan perenungan, kerap kali maka kita akan
mampu mengendalikan diri. Prinsip kerjanya sebenarnya sederhana. Saat emosi aktif maka
logika kita nggak akan jalan. Demikian pula sebaliknya. Jadi, saat kita melakukan perenungan
atau berpikir secara mendalam maka kadar kekuatan emosi atau keinginan kita akan menurun
Cara keempat pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesabaran. Emosi naik,
turun, timbul, tenggelam, datang, dan pergi seperti halnya pikiran. Saat emosi bergejolak
sadari bahwa ini hanya sementara. Usahakan tidak larut dalam emosi. Gunakan kesabaran,
tunggu sampai emosi ini surut, baru berpikir untuk menentukan tanggapan yang bijaksana dan
bertanggung jawab. Oh ya, tahukah Anda bahwa kata bertanggung jawab itu dalam bahasa
Inggris adalah responsibility, yang bila kita pecah menjadi response-ability atau kemampuan
memberikan respon? Kalau sudah menggunakan kesabaran masih juga belum bisa,
bagaimana? Lakukan cara kelima.
Cara kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran
hanya bisa memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan
hanya bisa satu film dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah yang
mempengaruhi emosi dan persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya
hal-hal yang positif maka film di layar pikiran kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh
dari keinginan atau suatu emosi akan mereda.
Adapun hal-hal yang harus dihindari antara lain :
1. Berbicara tidak sopan atau sering menggunakan kata-kata kasar. Seseorang yang sering
menggunakan kata-kata kasar akan otomatis mengeluarkan kata-kata kasar tersebut ketika
ia sedang dalam keadaan emosi dan secara otomatis pula mosinya justru akan terus
berkobar.
2. Terlalu sering bermain game. Ini merupakan salah satu bentuk hawa nafsu yang sudah
menjadi kebiasaan dikalangan remaja bahkan anak-anak pada saat ini. Hasrat untuk
bermain game akan sulit dikendalikan sehingga kita akan terus-menerus melakukan ini.
3. Nafsu terhadap hal bersifat pornografi. Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas (terlalu
sering bermain game). Hal ini dapat mengakibatkan seseorang semakin tersesat kedalam
hal-hal negative dan akan membuatnya semakin jauh dari agama dan Tuhannya.
4. Dengan menjauhi hal-hal tersebut diatas, akan membantu kita untuk bisa mengendalikan
diri.