Anda di halaman 1dari 7

PSYMPATHIC : Jurnal Ilmiah Psikologi eISSN: 2502-2903, pISSN: 2356-3591

Volume 1, Nomor 1, 2022: 1-10 DOI: xxx

Permasalahan-Permasalahan Yang Sering Terjadi Di Sekolah Dan Kenakalan Remaja SMA As-Salaam Bandung
1 2 3 4 5 6
Ade Rahman Taufiq , Aditya Hidayat , Meiviana Nurul Khadijah Maulana , Meiviani Nurul Aisyah Maulana , Safira Fajriani Azzahrah , Anisa Nopiyanti
1
Fakultas Psikologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:
119600001@student.uinsgd.ac.id
2
Fakultas Psikologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:
adittiyahidayat.ah@gmail.com
3
Fakultas Psikologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:
1196000098@student.uinsgd.ac.id
4
Fakultas Psikologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:
1196000099@student.uinsgd.ac.id
5
Fakultas Psikologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:
5
safirafajriani67391@gmail.com ,
6
Fakultas Psikologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:
anisanopiyanti706@gmail.com

1
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 1, No. 1, Hal : 1-10

Pendahuluan Kebiasaan merokok anak usia sekolah di Indonesia banyak terjadi pada


siswa sekolah menengah. Masa remaja merupakan masa penting dimana
Kesejahteraan sekolah adalah pendekatan sosiologis yang menilai kualitas anak mengalami berbagai perubahan dalam pikiran dan tubuhnya.
sekolah untuk mendukung keberhasilan sekolah dan menciptakan Terjadinya perubahan psikologis membuat remaja bingung,
lingkungan positif yang menumbuhkan perkembangan fisik, kognitif, sosial mengalami gejolak emosi dan tekanan psikologis, membuat mereka lebih
dan emosional siswa. Dalam KBBI, sekolah adalah bangunan atau lembaga cenderung menyimpang dari aturan dan norma sosial yang berlaku di
belajar dan mengajar, tempat menerima dan memberikan pengajaran. masyarakat (Fransiska & Firdaus, 2019).
Menurut jenjangnya terdapat beberapa tingkatan ada sekolah dasar, sekolah
lanjutan dan sekolah tinggi. (Insyiroh, 2019) Metode Penelitian

Konu dan Rimpela (2002 dalam Laure et al., 2020) menemukan bahwa Secara umum terdapat 2 metode dalam penelitian, yaitu metode penelitian
sekolah kesejahteraan didefinisikan sebagai rasa memiliki yang siswa kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini
rasakan terhadap sekolah, perasaan dicintai dan mencintai sekolah dan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian kepustakaan
siswa merasakan siswa menjadi seseorang yang dapat bermakna dan siswa (library research) yaitu penelitian dengan studi literatur, juga dengan
dapat merasakan fasilitas-fasilitas sekolah seperti kesehatan untuk siswa. menggunakan pendekatan investigasi, biasanya peneliti mengumpulkan
data dengan cara bertatap muka secara langsung kemudian berinteraksi
Pada masa remaja, sekolah merupakan faktor penting dalam proses
dengan orang yang berada di lingkungan penelitian tersebut (McMillan &
pengembangan pribadi. Sekolah menengah cenderung lebih penting karena
Schumacher, 2006).
pada tahap inilah remaja mulai mempersiapkan pilihan karir masa depan
mereka. Kesejahteraan sekolah penting untuk memastikan bahwa siswa Penelitian dilakukan di salah satu tempat sekolahan yaitu SMA As-salaam
merasa nyaman berpartisipasi dalam pembelajaran mereka. Siswa juga Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling
lebih bahagia di sekolah ketika mendapat dukungan positif dari guru dan SMA As-salaam. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu
siswa lainnya (Papalia 2011 dalam Laure et al., 2020). Siswa yang tidak dengan observasi dan wawancara semi terstruktur, agar mengacu pada
merasa sejahtera di sekolah lebih cenderung melakukan perilaku negatif inti pembahasan mengenai permasalahan yang telah ditentukan peneliti.
seperti membolos, berkelahi, merokok di lingkungan sekolah, dan merusak Dalam penelitian ini, data yang diperoleh menggunakan analisis deskriptif
fasilitas sekolah (Nidianti & Desiningrum, 2015). Perilaku negatif inilah kualitatif, data tersebut dianalisis, disusun secara sistematis dan jelas
yang disebut dengan kenakalan remaja. kemudian disimpulkan. Peneliti mewawancarai guru bimbingan dan
konseling mengenai permasalahan yang sering terjadi dan kenakalan
Shaffer 2009 (dalam Laure et al., 2020) menjelaskan kenakalan remaja
remaja khususnya pada siswa maupun siswi di sekolah SMA As-salaam
meliputi membolos, berkelahi, merokok di lingkungan sekolah, dan
Bandung.
kerusakan fasilitas sekolah. Juvenile delinquency, atau kenakalan
remaja dalam bahasa Inggris, adalah suatu kondisi sosiopatologis pada Hasil dan Pembahasan
masa remaja yang disebabkan oleh pengabaian sosial dan berkembangnya
bentuk-bentuk perilaku menyimpang pada masa remaja (Kartono, 2013 Hasil dalam penelitian ini didapatkan melalui proses wawancara kepada
dalam Laure et al., 2020) salah satu guru BK (Bimbingan Konseling) di SMA Assalaam Bandung.
Data yang diperoleh dari SMA Assalaam Bandung merupakan pembahasan
Permasalahan yang ada di sekolah dan kenakalan remaja juga terjadi di
mengenai permasalahan-permasalahan yang biasanya terjadi di sekolah.
SMA As-salam. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah swasta di
Dari hasil wawancara, beberapa permasalahan yang terjadi di SMA
kota Bandung, dengan jumlah siswanya mencapai sekitar 334 siswa, dan
Assalaam Bandung ini adalah gangguan belajar pada siswa, jurusan guru bk
untuk pembelajaran SMA As-salam mengadopsi silabus kurikulum tahun
yang tidak linear, dan perilaku merokok pada siswa.
2013.

Gangguan Belajar
Kenakalan remaja yang terjadi dan ditemukan pada siswa yang ada di SMA
As-Salaam salah satunya adalah perilaku merokok pada siswa. Perilaku Definisi Gangguan Belajar
merokok adalah penggunaan produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar, dihisap dan/atau dihirup, termasuk rokok kretek, rokok putih, Belajar merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan kemampuan
cerutu, atau bentuk lain yang berasal dari tumbuhan seperti Nicotina individu dalam berpikir atau mengkonseptualisasi, integrasi antara sistem
tabacum, Nicotina rustica. produk sintetis, dengan atau tanpa aditif, motorik, sensorik, dan fungsi bahasa. Keterbatasan dalam sistem dan fungsi
mengandung nikotin dan tar dalam asapnya. (Fransiska & Firdaus, 2019) tersebut akan berakibat pada terjadinya gangguan belajar. Gangguan belajar
pada anak akan berpengaruh secara negatif kepada kualitas hidup anak.

2
Permasalahan-Permasalahan Yang Sering Terjadi Di Sekolah Dan Kenakalan Remaja SMA As-Salaam Bandung (Ade Rahman Taufiq, Aditya Hidayat, Meiviana Nurul Khadijah Maulana, Meiviani Nurul Aisyah Maulana, Safira Fajriani

Azzahra, Anisa Nopiyanti)

Gangguan belajar spesifik adalah sebuah gangguan internal yang Diskalkulia adalah suatu bentuk gangguan belajar pada kemampuan
mengindikasikan bahwa keterbatasan anak atau ketidakmampuan belajar individu melakukan operasi perhitungan matematika. Anak dengan
bersumber dari anak sehingga terbentuk hambatan pada kemampuan gangguan diskalkulia akan mengalami hambatan dalam mengerti langkah-
perseptual, yang mencakup persepsi secara visual, auditoris, ataupun langkah matematis, hal ini dapat terlihat dengan adanya hambatan dalam
sentuhan kinestesis. Anak yang mengalami gangguan belajar akan belajar dan mengerjakan suatu tugas yang menyertakan simbol atau angka-
mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran, misalnya angka. Beberapa kemampuan anak yang terhambat karena diskalkulia
terjadi gangguan dalam membaca, menulis, berhitung, dan kesulitan belajar diantaranya yaitu kesulitan memahami simbolik angka, kesulitan
non-verbal sehingga hambatan tersebut akan berdampak pada pencapaian mengingat fakta operasi bilangan, kesulitan lancar dalam menghitung, dan
prestasi akademik. kesulitan dalam menalar matematika secara tepat. Terdapat beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan diskalkulia, yaitu
Jenis-Jenis Gangguan Belajar menyusun materi pembelajaran yang disesuiakan dengan lingkungan
sekitar siswa, memberikan kebebasan kepada anak untuk berpikir atau
Secara umum, gangguan belajar spesifik dikelompokan menjadi tiga
bergerak, melakukan kegiatan belajar seraya bermain, dan
bagian, yaitu gangguan pada kemampuan membaca (disleksia), gangguan
mengkoordinasikan hubungan antara guru dan siswa.
pada kemampuan menulis (disgrafia), dan gangguan pada kemampuan
operasi matematika (diskalkulia). Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Belajar

Disleksia Genetika Dan Konstitusional

Disleksia merupakan bentuk gangguan belajar berupa lemahnya Anak-anak yang tidak memiliki beberapa keterampilan yang dibutuhkan
kemampuan membaca, mengeja, juga merupakan gangguan dalam untuk membaca, seperti mendengar bunyi kata-kata yang terpisah, lebih
kemampuan fonologis sehingga mengakibatkan kesulitan dalam memahami mungkin memiliki orang tua dengan masalah terkait. Saat ini, perkiraan
bunyi dan juga huruf yang disatukan untuk menyusun kata. terdapat tiga berdasarkan studi genetik perilaku menunjukkan bahwa heritabilitas
kemampuan yang terhambat karena disleksia ini yaitu ketepatan membaca menyumbang lebih dari 60% varians dalam gangguan membaca (Bishop,
sebuah kata, tempo membaca, kelancaran, dan juga memahami bacaan. 2015; Plomin et al., 2010), meskipun cara penularan yang tepat masih
Gejala dari disleksia dapat diamati ketika kemampuan anak dalam berada belum ditentukan. Ketika salah satu orang tua memiliki kesulitan dalam
di bawah kemampuan anak-anak lain bila dibandingkan dengan usia, belajar seperti diseksia atau diskalkulia, maka gangguan belajar tersebut
kecerdasan, dan tingkat pendidikannya. Hambatan dalam belajar ini akan menurun kepada keluarganya melalui transmisi genetik. 
biasanya teridentifikasi ketika memasuki dunia sekolah. Terdapat beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengatasi disleksia, diantaranya Neurobiologis
yaitu menggunakan teknik bermain tiba-tiba, lomba memberi nama benda,
menyanyi, menonton televisi, dan melakukan permainan drama. BA Shaywitz dkk. (2002) menemukan aktivasi yang lebih rendah di banyak
tempat—terutama belahan kiri otak anak-anak disleksia dibandingkan
Disgrafia dengan anak-anak yang tidak berpasangan—termasuk frontal inferior,
parieto temporal, dan gyri occipitotemporal. Ketiga area otak ini masing-
Disgrafia merupakan bentuk gangguan belajar yang diidentifikasi dengan masing bertanggung jawab untuk memahami fonem, menganalisis kata, dan
adanya hambatan dalam kemampuan penyampaian ide-ide atau suatu mendeteksi kata secara otomatis. Dari sudut pandang kognitif, temuan
pandangan ke dalam suatu bentuk tulisan. Hambatan ini bersumber dari neurologis ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan gangguan belajar
suatu gangguan pada saraf yang mengakibatkan adanya kesulitan dalam secara khas kurang beruntung dalam hal pemrosesan yang mendasari
kemampuan menulis, misalnya kesulitan memegang pensil ataupun tulisan memori jangka pendek dan memori kerja mereka. Gangguan dalam memori
tangan yang buruk. Anak yang memiliki gangguan disgrafia akan jangka pendek mempengaruhi ingatan fonem dan angka; demikian pula,
mengalami kesulitan ketika mengkoordinasikan memori dengan pergerakan gangguan dalam memori kerja mempengaruhi bagaimana informasi
otot secara langsung ketika menulis sebuah huruf dan angka. Selain itu, tersebut diproses dan disimpan sehingga dapat diakses dengan cepat.
anak dengan disgrafia akan mengalami kesulitan dalam melakukan ejaan
yang tepat, tata bahasa yang tepat, penulisan tanda baca yang tepat, Kehamilan Dan Kelahiran
kejelasan tulisan, dan harmonisasi ekspresi tertulis.
Gangguan belajar dapat dipengaruhi karena adanya permasalahan selama
Diskalkulia kehamilan atau terjadinya kelahiran secara prematur. Diperkirakan sekitar
37% anak dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLR) pada usia

3
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 1, No. 1, Hal : 1-10

sekolah mengalami kesulitan belajar karena keterlambatan perkembangan a. Menyusun bentuk perawatan atau treatment yang akan
saraf.  dilaksanakan
b. Mempersiapkan materi atau bahan yang sekiranya akan
Peran Guru dalam Mengatasi Gangguan Belajar dibutuhkan
c. Menyusun metode treatment yang akan dilakukan
Guru memiliki peran penting dalam pendidikan siswa ketika di sekolah. d. Menyiapkan alat bantu pengajaran yang dibutuhkan
Peran guru dalam mengajar sangat menentukan bagaimana masa depan e. Menyediakan waktu untuk pelaksanaan kegiatan
siswa akan dicapai. Peran guru sangat penting dalam mengatasi kesulitan
belajar yang dialami siswa. Menurut Usman (2006:4), peran guru adalah Terapi
menjalankan serangkaian perilaku yang saling terkait dalam situasi tertentu
dan berkaitan dengan perkembangan perubahan perilaku dan Terapi meruapakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada siswa
perkembangan siswa. Dari hasil wawancara didapatkan data bahwa di SMA yang memiliki gangguan belajar. Terapi disusun sesuai dengan program
Assalaam Bandung, terdapat beberapa siswa yang mengalami gangguan yang telah dibuat pada tahap prognosis sebelumnya. Terdapat beberapa
belajar, namun guru kemudian berperan sehingga permasalahan gangguan bentuk terapi yang dapat diberikan kepada asiswa yang mengalami
belajar pada siswa dapat tertangani dengan baik. Secara umum terdapat gangguan belajar yaitu:
beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menangani gangguan
belajar pada siswa, yaitu: a. Bimbingan belajar secara berkelompok
b. Bimbingan belajar secara individual
Identifikasi c. Kegiatan remedial
d. Memberikan konseling secara pribadi
Identifikasi merupakan kegiatan mencari siswa yang mengalami kesulitan e. Mengambil alih kasus
belajar, melalui kegiatan berikut:

a. Menemukan data hasil belajar siswa


Jurusan Guru Bimbingan Dan Konseling yang Tidak Linear
b. Analisis absensi siswa di kelas
c. Wawancarai siswa Layanan bimbingan dan konseling adalah bagian integral dalam proses
d. Membagikan angket untuk mendapatkan data tentang masalah
pendidikan di lembaga formal, dan memiliki kedudukan di luar pengadaan
pembelajaran.
mata pelajaran, muatan lokal, ataupun kegiatan ekstrakurikuler. Pelayanan
e. Tes untuk mengetahui informasi siswa yang mengalami
BK merupakan pelayanan yang menunjang proses tercapainya tujuan
kesulitan belajar atau masalah yang dihadapi.
pendidikan. Secara fungsional, bimbingan dan konseling sangat penting

Diagnosis dalam upaya untuk membantu siswa berkembang sesuai dengan tahapan

perkembangannya dan tuntutan lingkungan sosialnya. Layanan bimbingan


Diagnosis adalah penetapan hasil pengolahan data siswa yang mengalami
dan konseling memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan
kesulitan belajar dan mengidentifikasi jenis kesulitan belajar yang dialami
masalah yang terkait hambatan dalam belajar ataupun masalah dalam
siswa. Tindakan diagnosis dapat dilakukan dengan beberapa cara,
kehidupan pribadi. Bimbingan dan konseling bermanfaat agar siswa
diantaranya:
memiliki wawasan yang luas, dapat menentukan pilihan hidup,
Bandingkan skor pencapaian individu untuk setiap mata pelajaran dengan penyesuaian, dan keterampilan yang relevan dengan diri sendiri dan
skor rata-rata untuk semua individu.
lingkungannya untuk menjadi individu yang memiliki kematangan dalam

a. Melakukan perbandingan antara prestasi siswa dengan potensi


Pendidikan, personal, emosional, karir, ataupun matang secara sosial.

yang dimiliki siswa


Namun, dalam fakta lapangan menunjukan banyak guru BK yang memiliki
b. Melakukan perbandingan untuk melihat nilai yang didapatkan
latar belakang Pendidikan bukan dari jurusan bimbingan dan konseling.
oleh siswa dengan batas minimal nilai yang telah ditentukan.
Prognosis Banyak ditemukan baik di sekolah SMP, MTs, MA, SMA, dan SMA

dimana guru yang diangkat menjadi guru BK bukan berasal dari lulusan
Prognosis merupakan kegiatan perencanaan atau penyusunan program yang bimbingan dan konseling. Ternyata hal ini terkait dengan pemahaman
diinginkan dapat membantu siswa mengatasi masalah gangguan belajarnya.
kepala sekolah bahwa banyak dari calon guru bk berlatar belakang sarjana
Bentuk prognosis diantaranya adalah:
Pendidikan atau non-pendidikan memiliki jam mengajar yang lebih

4
Permasalahan-Permasalahan Yang Sering Terjadi Di Sekolah Dan Kenakalan Remaja SMA As-Salaam Bandung (Ade Rahman Taufiq, Aditya Hidayat, Meiviana Nurul Khadijah Maulana, Meiviani Nurul Aisyah Maulana, Safira Fajriani

Azzahra, Anisa Nopiyanti)

terbatas. Sehingga hal ini berakibat pada kurang tepatnya pemahaman guru merokok, maka anggota kelompok lain akan melakukan hal serupa agar

BK terkait bagaimana menjalankan layanan bimbingan dan konseling. mendapatkan penerimaan.

Latar belakang Pendidikan yang berbeda akan berdampak kepada Diskusi

kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada siswanya di sekolah. Di


Berdasarhakan hasil penelitian terkait pemasalahan dan kenalakan remaja
mana guru BK di luar latar belakang Pendidikan bimbingan dan konseling
yang terjadi di SMA As-salam Kota Bandung adalah ganguan belajar pada
tidak memahami bagaimana penyusunan program BK, pelaksanaan layanan
siswa, jurusan guru bimbingan dan konseling yang tidak linier dan prilaku
konseling klasikal atau individual, dan melakukan penilaian kebutuhan
merokok pada siswa. 1. Ganguan Belajar, Gangguan Belajar merupakan
siswa. suatu hal yang mengangggu dalam proses pemberlajaran. Hal tersebut
menyebabkan sulit menerima dan mengakses informasi yang didapat
Perilaku Merokok sehinggga mempengaruhi nilai akademis siswa. Gangguan tersebut bukan
berarti tanda bawa anak itu bodohatau malas belajar melainkan mengalami
Masa remaja merupakan masa proses pencarian jati diri individu, sehingga gangguan secara psikologis yang disebut dengan learning disorder. Dalam
kebanyakan remaja akan melakukan hal-hal baru yang menyenangkan, penelitian ini di SMA As-salam terdapat beberapa siswa yang mengalami
salah satunya mengakibatkan remaja cenderung mudah terpengaruhi oleh learning disorder. Faktor seseorang mengalami learning disorder ini
ingkungan di sekitarnya. Salah satunya adalah membuat para remaja beragam biasanya disebabkan gangguan terhadap perkembangan otak saat
mencoba melakukan merokok. Pada saat ini, para remaja sudah berada dalam kandungan, atauapun ketika berusia balita.
menganggap biasa kegiatan merokok padahal merokok akan menyebabkan
masalah dalam kesehatnnya. Kini, merokok dianggap sebagai symbol Menurut penasehat Pendidikan Minoca Mandell yang dilansir dari
maskulinitas, dimana remaja yang merokok akan menganggap orang yang Heatlnine gangguan belajar dapat mempengaruhi sara seseorang belajar
tidak merokok sama dengan pecundang. Karena tuntutan lingkungan ini, baik dalam membaca, menulis, berhitung atau proses belajar lainnya.  2.
banyak remaja yang akhirnya memilih merokok agar dapat diterima di Jurusan Bimbingan Konseling yang tidak linier,  Perlunya bimbingan
lingkungan sosialnya. konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah siswa yang
berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya
Perilaku merokok pada remaja umumnya disebabkan oleh wawasan salah satu siswauntuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari
mengenai rokok, sikap, dan juga mudahnya akses mendapatkan rokok. teman-temannya memiliki akar  permasalahan yang biasanya beruntun.
Selain itu, terdapat juga faktor keluarga dan dukungan dari teman sebaya
yang mendorong remaja untuk merokok. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam
keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. guru merupakan
Keluarga memiliki peran penting terhadap pembentukan sikap seorang salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai
remaja karena keluarga merupakan lingkungan pembelajaran pertama bagi tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan
anak. Orang tua merupakan panutan, dimana perilaku yang ditampilkan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai
oleh orang tua mudah untuk ditiru anak. Orang tua atau saudara yang terhadap konsep-konse pdasar bimbingan dan konseling di sekolah. Maka
merokok merupakan model yang dapat diimitasi oleh remaja untuk apabila dalam proses konseling berada ditangan oorang yang kurang tepat
melakukan kegiatan merokok. artinya tidak sesuai dengan keilmuan dibidangnya maka dalam penerapan
dan hasilnya pun cenderung kurang baik. 3. Prilaku Merokok pada Siswa,
Akan tetapi menurut penelitian Hansel dan Mechaniq yang dikutip oleh
Pada kehidupan remaja saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan
Iqbal (2008) menunjukan bahwa pada masa remaja peran keluarga tidak
yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan
lebih berpengaruh dari peran teman sebaya terhadap perilaku merokok pada
kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak
remaja. Hal ini sejalan dengan penelitia yang dilakukan oleh Hasanah
buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Hal tersebut
(2013), yang menunjukan bahwa peran teman sebaya adalah pengaruh
terjadi juga di lilngkungan SMA As-salam Bandung. Banyak sekali siswa
paling besar terhadap perilaku merokok pada remaja. Hal ini diakibatkan
yang merokok seolah-olah menjadi lifestyle dan kebutuhan. Faktor yang
karena secara umum remaja akan bergaul dengan teman yang memiliki
mendorong siswa menglonsumsi rokok diantarannya karena adanya faktor
karakteristik yang sama dengan mereka, misalnya kesamaan usia, jenis
dari luar. Faktor dari luar seperti faktor lingkungan bergaul di masyarakat,
kelamin, atau ras. Ketika seorang remaja ingin memasuki suatu kelompok,
lingkungan di sekolah dan lingkungan keluarga. Pada awalnya siswa belum
maka secara tidak sadar akan mencari kesamaan dengan kelompok agar
mengenal rokok dan belum merasakan bagaiamanakah rokok itu, akan
dapat diterima. Demikian pula terjadi ketiak seorang anggota kelompok
tetapi karena pengaruh pergaulan di sekolah misalnya saat istirahat atau

5
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 1, No. 1, Hal : 1-10

saat pulang sekolah, maka siswa yang belum terbiasa dengan rokok, lambat Insyiroh, L. (2017). Studi Tentang Penanganan Siswa yang Terlambat Tiba
laun terpegaruhnya. di Sekolah oleh Guru BK SMA Negeri 1 Gresik (Doctoral dissertation,
State University of Surabaya).
Awal mula remaja terarik dengan rokok dengan motivasi coba-coba dan ad-
Isari, V., Efendi, Z. M., & Suhaili, N. (2017). Perbedaan Latar Belakang
fanya dorongan pengaruh teman sebaya atau teman sepergaulan untuk me-
Pendidikan Dan Masa Kerja Guru Bimbingan Dan Konseling Terhadap
nunjukkan jati diri dan perilaku sosial sebagai remaja yang harus diakui
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Format Klasikal.
oleh kelompoknya dan pergaulannya. Berawal dari coba-coba dan menun-
Bikotetik (Bimbingan Dan Konseling Teori Dan Praktik), 1(1), 21–29.
jukkan jati diri remaja itulah, maka lama kelamaan menjadi sebuah kebu-
https://doi.org/10.26740/bikotetik.v1n1.p21-29
tuhan yang dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, tanpa
menghiraukan dampaknya bagi diri dan lingkungannya. Para remaja be-
Jannah, M., & Yamin, R. (2021). Determinan Perilaku Merokok Pada
ranggapan bahwa melalui rokok akan tampak gagah, jantan dan diperhi-
Remaja Sekolah Menengah Atas (Sma) Di Kota Palopo. Jurnal Kesehatan,
tungkan oleh lingkungan dalam kelompoknya. namun di lain pihak dapat
14(1), 6–12. https://doi.org/10.32763/juke.v14i1.276
menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang dis-
ekitarnya. Selain pengaruh dari luar siswa ada beberapa motivasi yang Laure, S. H. A. I., Damayanti, Y., Benu, J. M. Y., & Ruliati, L. P. (2020).

melatar belakangi mengapa harus ikut-ikutan merokok. Kesejahteraan Sekolah dan Kenakalan Remaja Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan. Journal of Health and Behavioral Science, 2(2), 88–104.

Simpulan https://doi.org/10.35508/jhbs.v2i2.2192

Lestari, A., Astuti, I., & Lestari, S. Studi Kasus Tentang Siswa yang
Berdasarkan hasil wawancara di sekolah SMA Assalam Bandung tidak ada
Merokok di Sekolah pada Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan dan
kasus bullying, merusak fasilitas sekolah dan terdapat 1 sampai 2 orang
Pembelajaran Khatulistiwa, 5(11)
siswa yang mengalami gangguan belajar. Permasalahan yang dialami seko-
lah SMA Assalam Bandung perlu partner guru BK yang linear karena part-
Lubis, P. S., Alizamar, & Syahniar. (2018). Upaya Guru BK dalam
ner guru BK bukan berasal dari BK asli tetapi dari lulusan sarjana Komu-
Mengentaskan Permasalahan Siswa yang Mengalami Self Efficacy Rendah.
nikasi Penyiaran Islam dan perilaku merokok pada siswa.
Jurnal Neo Konseling, 01(01), 1–8. https://doi.org/10.24036

Daftar Pustaka Mash, E. J., & Wolfe, D. A. (2019). Abnormal Child Psychology. Cengage.

Amalia, E., Nurbaiti, L., Affarah, W. S., & Kadriyan, H. (2019). Skrining McMillan, James H., & Sally Schumacher (2006). Research in Education.

dan Edukasi Pencegahan Bullying Pada Siswa SMA Negeri Di Kota New Jersey : Pearson.

Mataram. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2(1).


Mirnawati, Nurfitriani, Zulfiarini, F. ., & Cahyati, W. . (2018). Perilaku
https://doi.org/10.29303/jpmpi.v1i2.245
merokok pada remaja umur 13-14 tahun. Higeia, 2(3), 396–405.
Arsaf, N. A. (2016). Faktor penyebab pelanggaran tata tertib (studi pada http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia
siswa di sma negeri 18 makassar). Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil
Mufidah, E. F., Wirastania, A., & Pravesti, C. A. (2021). STUDI KASUS:
Pemikiran, Penelitian dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi Pendidikan,
PERMASALAHAN YANG SERING DITANGANI GURU BIMBINGAN
3(1).
DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH
Bahar, S. (2020). Permasalahan-Permasalahan Sekolah Menengah Pertama
MENENGAH PERTAMA. JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia),
(SMP) Bunda Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Sebagai Dampak Pandemi
6(1), 7-12.
Covid-19. Alasma: Jurnal Media Informasi Dan Komunikasi Ilmiah,
02(02), 217–230. Nurhadiyanto, L. (2019). Tantangan dan Masa Depan Pengendalian Sosial
Cyber Bullying: Diskursus Keterlibatan Sekolah sebagai Bystander.
Bahri, S. (2020). Studi Evaluasi Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling di
Deviance Jurnal kriminologi, 3(2), 170- 184.
Sekolah. Jurnal Pencerahan, 14(1), 1–23.
Nur Najwa Solehah Binti Hasan Ashaari. (2019). Masalah Pergaulan Bebas
Dwitalia Sari, D. (2021). Permasalahan Guru Sekolah Dasar Selama
dalam Kalangan Remaja Sekolah. International Journal of Humanities,
Pembelajaran Daring. Jurnal Ilmiah KONTEKSTUAL, 2(02), 27–35.
Management and Social Science, 2(1), 38–50.
https://doi.org/10.46772/kontekstual.v2i02.394
https://doi.org/10.36079/lamintang.ij-humass-0201.21

Fransiska, M., & Firdaus, P. A. (2019). Faktor yang berhubungan dengan


Shofy, M. N. (2018). Cyberbullying di Kalangan Peserta Didik SMAN 2
Perilaku Merokok pada Remaja Putra SMA X Kecamatan Payakumbuh.
Kota Surakarta.
Jurnal Kesehatan, 10(1), 11. https://doi.org/10.35730/jk.v10i1.367
Suryana, S. (2020). Permasalahan Mutu Pendidikan Dalam Perspektif

6
Permasalahan-Permasalahan Yang Sering Terjadi Di Sekolah Dan Kenakalan Remaja SMA As-Salaam Bandung (Ade Rahman Taufiq, Aditya Hidayat, Meiviana Nurul Khadijah Maulana, Meiviani Nurul Aisyah Maulana, Safira Fajriani

Azzahra, Anisa Nopiyanti)

Pembangunan Pendidikan. Edukasi, 14(1).


https://doi.org/10.15294/edukasi.v14i1.971

Taufany, A. F. (2017). “CYBERBULLYING DI KALANGAN PELAJAR


SMP”(Studi Tentang Pelaku Cyberbullying Di Kalangan Pelajar SMP Di
Surabaya) (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Utami, F. N. (2020). Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar


Siswa Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 93–101.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.91

Wijaya, E. (2020). Identifikasi Dan Intervensi Gangguan Belajar Spesifik


Pada Anak. Damianus: Journal of Medicine, 19(1), 70–79.
https://doi.org/10.25170/djm.v19i1.1279

Anda mungkin juga menyukai