Anda di halaman 1dari 9

52

PENGEMBANGAN ALAT UKUR PSYCHOLOGICAL WELL-BEING


UNTUK MAHASISWA OLAHRAGA

Juriana1 , Bambang Sujiono2 dan Kurnia Tahki3


1-2
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga UNJ, 3Program Studi Pendidikan Jasmani UNJ,
Jl. Pemuda No.10 Rawamangun Jakarta Timur
Email: juriana@unj.ac.id

Abstrak. Psychological well-being adalah kondisi individu yang ditandai dengan adanya
perasaan bahagia, mempunyai kepuasaan hidup dan bebas dari gejala-gejala depresi.
Pengukuran terhadap psychological well-being untuk mahasiswa olahraga sangat
dibutuhkan terutama mahasiswa baru yang harus mampu beradaptasi dengan cepat di
lingkungan fakultas olahraga. Oleh karena itu proses pengukuran ini harus didukung oleh
alat ukur yang valid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat ukur
psychological well-being untuk mahasiswa olahraga. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Mei-Oktober 2018 dengan sampel berjumlah 268 orang. Mereka adalah mahasiswa
baru angkatan 2017 yang mewakili program studi yang ada di fakultas olahraga UNJ.
Instrumen yang dikembangkan terdiri dari enam indikator psychological well-being yaitu:
penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan,
tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat 30
soal yang valid dan cocok digunakan untuk mengukur psychological well-being
mahasiswa olahraga yang baru masuk perguruan tinggi. Validitas instrumen antara 0,125
hingga 0,594, sementara reliabilitas instrumen r = 0,848.
Kata Kunci: Psychological Well-Being, Mahasiswa Olahraga

PENDAHULUAN Perguruan Tinggi untuk menjadi


Mahasiswa adalah peserta didik intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau
yang berada dalam jenjang pendidikan profesional. Oleh karena itu mahasiswa
tinggi. Pengertian atau definisi memiliki peranan penting terhadap
mahasiswa dalam peraturan pemerintah kemajuan suatu bangsa, sesuai dengan
RI Nomor 30 tahun 1990 adalah peserta adanya Tri Darma Perguruan Tinggi,
didik yang terdaftar dan belajar di yang meliputi tiga poin penting yaitu :
perguruan tinggi tertentu. Sedangkan 1) Pendidikan dan Pengajaran; 2)
menurut UU RI no. 20 tahun 2003 Penelitian dan Pengembangan; dan 3)
tentang SISDIKNAS bab VI bagian ke Pengabdian kepada Masyarakat.
empat pasal 19 bahwasanya Mahasiswa olahraga memiliki
“mahasiswa” sebenarnya hanya sebutan peran penting dalam sektor olahraga
akademis untuk siswa /murid yang telah khususnya perkembangan olahraga di
sampai pada jenjang pendidikan tertentu Indonesia, termasuk mahasiswa yang
dalam masa pembelajarannya. mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu
Mahasiswa sebagai anggota Keolahragaan Universitas Negeri
sivitas akademika diposisikan sebagai Jakarta. Kemauan, kemampuan, dan
insan atau individu yang berada pada skill yang tidak sama dalam pelaksanaan
fase remaja akhir menuju yang yang perkuliahan juga menjadi suatu
mulai mengembangkan karakter orang hambatan dan beban tersendiri bagi
dewasa seperti: memiliki tanggung mahasiswa olahraga untuk
jawab, memilih dan menjalankan minat menyelesaikan studi.
yang diinginkan. Pemilihan ini Terdapat fenomena yang menarik
mengharuskan mahasiswa memiliki di Fakultas Ilmu Keolahragaan dimana
kesadaran sendiri dalam mahasiswa semester kedua pada
mengembangkan potensi dirinya di umumnya mengalami periode yang
53

cukup krusial yaitu masa penjajakan dan itu sendiri, yang penting bukanlah
peralihan belajar. Pada saat itu, para bahannya, melainkan metode ilmiah.
mahasiswa mendapatkan mata kuliah Mahasiswa harus mempelajari bahan
gerak. Semakin berat ketika mata kuliah bahan yang diajarkan dalam kuliah atau
gerak tersebut bersifat prerekuisit, praktikum. Yang lebih penting lagi
dimana mahasiswa dituntut untuk lulus adalah dia harus meninggalkan cara
dengan baik agar dapat mengambil mata belajar pasif yang menghafal bahan yang
kuliah lanjutannya. Contoh mata kuliah diajarkan. Di universitas cara belajar
prerekuisit seperti: senam, atletik, tersebut harus diubah menjadi cara
renang, dan lain sebagainya. Faktor belajar aktif, dengan membuat
lainnya adalah adanya latar belakang ringkasan, bahan dan laporan. Cukup
atau alasan yang berbeda-beda dari banyak dari mahasiswa dari tingkat satu
setiap mahasiswa mengapa mereka dan dua yang mencoba menghafal
memilih dan masuk ke Fakultas Ilmu seluruh bahan akademis, sehingga
Keolahragaan. akhirnya mereka tenggelam karena
Mahasiswa olahraga pada mencoba menguasai bahan studi hanya
semester 2 (dua) merupakan mahasiswa ingatan tanpa memakai abstraksi (Anna
ditahun pertama, dimana di tahun Alisjahbana, M. Sidartha, MAW
tersebut mahasiswa mengalami masa Brouwer, 2012).
adaptasi setelah di masa sekolah karena Keberhasilan mahasiswa dalam
suasana yang sangat berbeda dengan saat belajar di perguruan tinggi dipengaruhi
menjadi mahasiswa. Di tahun pertama oleh beberapa faktor yaitu faktor internal
ini juga merupakan saat untuk dan eksternal. Faktor internal antara lain
menentukan pilihan bahwa apakah faktor jasmaniah seperti kesehatan.
dirinya akan siap terjun di lingkungan Proses belajar seseorang akan terganggu
olahraga dan berkonsentrasi dalam jika kesehatannya menurun, kondisi
pembelajaran yang sudah diambil atau fisiknya cepat lelah, kurang
tidak. Hal ini merupakan hal yang bersemangat, mudah pusing, atau
sangat penting untuk keberlanjutan mengantuk jika badannya lemah. Oleh
setiap mahasiswa dalam menempuh karena itu, agar mahasiswa olahraga
pendidikan selama di perkuliahan. dapat belajar dengan baik harus
Mahasiswa olahraga tahun mengusahakan agar kesehatan badannya
pertama mengalami berbagai tuntutan tetap terjamin. Faktor internal lainnya
adaptasi, yaitu: adaptasi lingkungan, seperti: faktor intelegensi, kelelahan
adaptasi suasana baru, adaptasi psikis sehingga cenderung mudah
kebijakan dan peraturan baru yang harus merasa lelah, sulit untuk berkonsentrasi,
dilaksanakan. Kesulitan dan lelah lesu hingga kebosanan. Sedangkan
ketidaksanggupan yang dikemukakan faktor eksternal yang mempengaruhi
mahasiswa dalam masa peralihan dari mahasiswa dalam belajar di perguruan
cara belajar saat di sekolah menengah tinggi antara lain faktor keluarga. Hal ini
atas masih menjadi masalah. Pekerjaan berhubungan dengan cara orang tua
seorang siswa dapat dianggap sebagai dalam mendidik anaknya. Orang tua
usaha seratus persen dipimpin dan yang kurang/tidak memperhatikan
direncanakan oleh gurunya. Baik pendidikan anaknya, acuh, dan
macamnya bahan atau semua ditentukan mementingkan kepentingan pekerjaan,
oleh guru. Lain halnya di universitas maka anak akan kesulitan belajar
atau akademi. Studi akademis terutama sehingga dia akan menjadi seorang yang
merupakan hasil dari usaha mahasiswa malas. Begitu pula jika orangtua
54

mendidik anak dengan cara sendiri. Psychological Well-Being atau


memanjakan. Selain itu, beberapa faktor yang biasanya disingkat dengan PWB
eksternal lainnya seperti: relasi antar adalah sebuah kata yang muncul dan
keluarga, suasana ruma, keadaan popular akhir-akhir ini. Istilah
ekonomi keluarga, lingkungan dan Psychological well-being (PWB)
teman bergaul. berawal dari tulisan filsuf Aristoteles
Berdasarkan uraian tersebut, mengenai eudaimonia (Linawarti, 2003).
menunjukkan bahwa faktor psikis sama Psychologicalwell-being
pentingnya dengan faktor fisik. (kesejahteraan psikologis) adalah kondisi
Kesejahteraan psikologis atau individu yang ditandai dengan adanya
psychological well-being mahasiswa perasaan bahagia, mempunyai kepuasaan
olahraga menentukan kemampuan hidup dan tidak ada gejala-gejala
mahasiswa bertahan kuliah di FIK UNJ. depresi. PWB merujuk pada perasaan-
Mahasiswa yang memiliki psychological perasaan seseorang mengenai aktivitas
well-being yang baik, ia akan memiliki hidup keseharian. Perasaan ini berkisar
ketetapan hati dari diri sendiri dalam dari kondisi mental negatif, misalnya:
melakukan suatu keinginan dan kecemasan; sampai ke kondisi mental
aktualisasi diri yakni ketepatan positif. misalnya aktualisasi diri
seseorang dalam menempatkan dirinya (Nadhifah, 2014).
sesuai dengan kemampuan. Psychological well-being dalam
Psychological well-being penelitian ini terdiri atas 6 dimensi
merupakan realisasi dan pencapaian utama menurut D.Ryff Carol dan Burton
penuh dari potensi individu dapat Singer (1996) yaitu: 1) Penerimaan diri
menerima kekurangan dan kelebihan (self acceptance); 2) Hubungan positif
dirinya, mandiri, mampu membina dengan orang lain (positive relation with
hubungan positif dengan orang lain, others); 3) Otonomi (autonomy); 4)
dapat menguasai lingkungan (dalam arti Penguasaan lingkungan (environmental
memodifikasi lingkungannya agar sesuai mastery); 5) Tujuan hidup (purpose of
dengan keinginannya), memiliki tujuan life); dan 6) Pertumbuhan pribadi
hidup, serta terus mengembangkan (personal growth).
pribadinya. Psychological well-being Berikut penjelasan setiap dimensi
bukan hanya kepuasan hidup dan yang memberikan informasi tambahan
keseimbangan antara efek positif dan bagi peneliti selanjutnya, khususnya
efek negatif namun juga melibatkan yang berhubungan dengan Psychological
persepsi dari keterlibatan dengan well-being sebagaimana yang digunakan
tantangan tantangan sepanjang hidup. dalam penelitian ini:
Individu dengan Psychological 1. Penerimaan diri (self acceptance)
well-being yang baik akan memiliki Menggambarkan karakeristik
kemampuan untuk memilih dan aktualisasi diri, fungsi optimal dan
menciptakan lingkungan sesuai dengan kematangan. Individu yangbersikap
kondisi fisik dirinya. Dengan kata lain positif terhadap diri sendiri berarti
mempunyai kemampuan dalam memiliki karakteristik utama fungsi
menghadapi kejadian kejadian di luar psikologis positif. Seperti mengakui
dirinya. Selain itu individu juga dapat dan menerima berbagai aspek
menerima kekuatan dan kelemahan diri perasaan baik dan buruk, perasaan
sendiri sebagaimana adanya, memiliki positif tentang kehidupan.
hubungan positif dengan orang lain, Hubungan positif dengan yang
mampu mengarahkan perilakunya lain(positive relation with others).
55

Kemampuan mencintai dipandang mempunyai tujuan dalam hidup


sebagai komponen utama dari dan terarah; merasa berarti
kesehatan mental. Hubungan positif kehadiran saat ini dan lalu dalam
dengan orang lain, sering berkaitan hidup, mempunyai maksud dan
dengan konsep kebahagiaan. Contoh tujuan hidup.
positifnya ialah Hangat, nyaman, 4. Pertumbuhan pribadi (personal
percaya pada orang lain, perhatian growth).
pada keselamatan orang lain, tegas, Fungsi psikologis akan optimal
kasih saling, rukun, saling pengertian jika ada pengembangan
dan hubungan baik dengan manusia potensi,Contohnya seperti
lain. mempunyai perasaan untuk
1. Otonomi. (Autonomy) berkembang; memandang diri
Otonomi merupakan kualitas sendiri sebagai pertumbuhan dan
ketetapan hati diri sendiri, perkembangan, membuka
kebebasan dan aturan perilaku pengalaman baru, realistis pada
dari dalam. Aktualisasi diri potensinya, senantiasa
adalah gambaran fungsi mengembangkan diri dan prilaku
pemenuhan kebutuhan dan daya sepanjang masa, senantiasa
tahan pada akulturasi.Contohnya berubah dalam merefleksi
seperti tekun dan percaya diri; pengetahuan dan keefektifan.
mampu mengendalikan tekanan
sosial dalam berpikir dan Tabel 1. Petunjuk Ukuran
bertindak; kesadaran berperilaku Psychological well-being
baik; senantiasa evaluasi diri Penerimaan diri
dengan standar pribadi. Skor memiliki sikap positif
Tinggi terhadap diri sendiri :
2. Pengusaaan mengakui dan menerima
lingkungan(environmental berbagai aspek perasaan
mastery) baik dan buruk; perasaan
Kemampuan individu untuk positif tentang kehidupan
memilih atau menciptakan Skor Merasa tidak nyaman,
Rendah dengan diri sendiri, kecewa
lingkungan yang sesuai kondisi
dengan apa yang terjadi
psikisnya, menunjukkan adanya dalam hidupnya,
penguasaan bermasalah dengan kualitas
lingkungan.Contohnya seperti pribadinya, berharap
mempunyai penguasaan dan menjadi berbeda dengan
orang lain
kemampuan menata lingkungan;
Hubungan Positif dengan Orang
mengendalikan aturan komplek Lain
dari aktifitas eksternal; efektif Skor Hangat, nyaman, percaya
menggunakan kesempatan; Tinggi pada orang lain, perhatian
mampu memilih dan pada keselamatan orang
menciptakan kebutuhan pribadi lain, tegas, kasih sayang,
rukun, saling pengertian,
dan keinginan. dan hubungan baik dengan
3. Tujuan hidup(purpose of life) manusia lain.
Kesehatan mental didefinisikan Skor Sedikit tertutup, kurang
sebagai keyakinan yang Rendah percaya diri, sulit
memberikan satu perasaan bahwa mempunyai kehangatan,
keterbukaan dan perhatian
ada tujuan dan arti pada orang lain, terisolasi
hidup.Contohnya seperti dan frustasi dalam
56

hubungan pribadi, tidak Pertumbuhan Pribadi


sudi berkompromi dengan Skor Mempunyai perasaan
orang lain. Tinggi untuk berkembang,
Otonomi memandang diri sendiri
Skor tekun dan percaya diri, sebagai pertumbuhan
Tinggi mampu mengendalikan dan perkembangan,
tekanan sosial dalam membuka pengalaman
berfikir dan bertindak, baru, realistis pada
kesadaran perilaku baik, potensinya, senantiasa
senantiasa evaluasi diri mengembangkan diri
dengan standar pribadi. dan perilaku sepanjang
Skor Terkonsentrasi pada masa, senantiasa
Rendah harapan dan evaluasi berubah dalam
orang lain, merefleksi pengetahuan
mempercayakan pada dan keefektifan
orang lain dalam Skor Mempunyai perasaan
pengambilan keputusan Rendah yang tidak berkembang,
penting, bergantung kurang menumbuhkan
pada tekanan sosial dan mengembangkan
dalam berfikir dan diri, merasa bosan dan
bertindak tidak tertarik dengan
Penguasaan Lingkungan kehidupan, merasa tidak
Skor Mempunyai penguasaan mampu
Tinggi dan kemampuan menata mengembangkan sikap
lingkungan, dan perilaku baru
mengendalikan aturan
komplek dari aktivitas Berdasarkan wawancara dan
eksternal, efektif observasi singkat juga didapatkan,
menggunakan
kesempatan, mampu bahwa beberapa diantara mengatakan
memilih dan bahwa kuliah di Fakultas Ilmu
menciptakan kebutuhan Keolahragaan bukan kemauan dan
pribadi dan keinginan. keinginan pribadi. Hal ini menunjukkan
Skor sulit menata urusan bahwa mahasiswa tidak memiliki
Rendah setiap hari, merasa tidak
mampu berubah atau otonomi diri sebagaimana salah satu
tidak mampu dimensi dalam psychological well-being
memperbaiki keadaan, (D.Ryff Carol dan Burton Singer, 1996).
tidak sadar akan Selain itu, tidak semua mahasiswa FIK
kesempatan, tidak peka UNJ memiliki tingkat aktualisasi diri
mengendalikan dunia
luar. yang tinggi. Adanya faktor tidak percaya
Tujuan Hidup diri dalam mengikuti perkuliahan, pasif
Skor Mempunyai tujuan saat proses perkuliahan berlangsung,
Tinggi hidup dan terarah, malu bertanya, kurangnya komunikasi,
merasa berarti kehadiran adanya rasa malas menambah aktivitas
saat ini dan lalu dalam
hidup, mempunyai
fisik dan latihan secara pribadi untuk
maksud dan tujuan. menunjang perkuliahan praktik. Hal ini
Skor Kurang merasa berarti membuat mahasiswa tersebut mengalami
Rendah atas hidupnya, rasa minder dan tingkat kepercayaan diri
mempunyai hanya yang rendah. Mahasiswa semakin kurang
sedikit tujuan dan
terbantu sejak mata kuliah Kesehatan
maksud petunjuk, tidak
melihat tujuan dimasa Mental dihapus dalam kurikulum yang
lalu, tidak mempunyai ada di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ.
arti harapan hidup. Oleh karena itu dibutuhkan faktor fisik
57

maupun faktor psikis yang baik demi cepat beradaptasi terhadap tuntutan
kelancaran penyelesaian studi. lingkungan dan tugas-tugas yang ada di
Selama ini, faktor fisik selalu fakultas olahraga. Namun begitu, lebih
menjadi penekanan pada mahasiswa dahulu perlu dikembangkan alat ukur
olahraga yang memang cenderung lebih yang valid untuk melihat gambaran
banyak melakukan olah fisik dalam psychological well-being mahasiswa
kegiatan perkuliahannya sehari-hari. olahraga. Oleh karena itu, penelitian ini
Mahasiswa dituntut agar memiliki bertujuan untuk membuat alat ukur
kebugaran atau physical fitness yang psychological well-being untuk
terjaga sepanjang waktu agar dapat mahasiswa olahraga.
mengikuti perkuliahan yang padat, baik
kuliah teori maupun kuliah gerak. Hal ini METODE
semakin berat ketika mata kuliah gerak Penelitian ini adalah penelitian
tersebut bersifat prerekuisit, dimana survei, dengan menggunakan analisis
mahasiswa dituntut untuk lulus dengan statistik deskriptif untuk memperoleh
baik agar dapat mengambil mata kuliah aitem-aitem soal yang valid dan cocok
lanjutannya. Contoh mata kuliah digunakan untuk mengukur
prerekuisit seperti: senam, atletik, psychological well-being mahasiswa
renang, dan lain sebagainya. Mahasiswa olahraga.
disarankan agar menjaga asupan gizi dan Penelitian ini dilakukan di
manajemen istirahat yang baik agar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
dapat bertahan menjalankan Negeri Jakarta bertempat di jl. Pemuda
pendidikannya di Fakultas Ilmu No. 10. Rawamangun, Jakarta Timur.
Keolahragaan. Sementara itu, perhatian Waktu penelitian dilakukan bulan Mei
terhadap faktor psikis pada mahasiswa sampai Oktober. Sampel penelitian
olahraga terlihat kurang diperhatikan, diambil dengan cara puposive sampling
terlebih saat sejak mata kuliah Kesehatan dengan kriteria: tercatat atau terdaftar
Mental dihapus dalam kurikulum yang sebagai sebagai mahasiswa baru (tahun
ada di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ. pertama) di Fakultas Ilmu Keolahragaan
Mahasiswa menjadi kurang terbantu UNJ dan aktif mengikuti kuliah. Sampel
untuk menyeimbangkan antara kekuatan mewakili setiap prodi di Fakultas Ilmu
atau ketahanan fisik dengan psikisnya. Keolahragaan UNJ berjumlah 268 orang.
Mahasiswa olahraga, tidak hanya Instrumen Psychological well-
dibentuk kemampuan atau kekuatan being yang digunakan dalam penelitian
fisiknya. Lebih dari itu, mereka juga ini terdiri atas 6 dimensi utama menurut
perlu memiliki ketangguhan mental dan D.Ryff Carol dan Burton Singer (1996)
karakter yang kuat. Sebagaimana hasil yaitu: 1) Penerimaan diri (self
penelitian Shields, D.L.,Bredemeien, acceptance); 2) Hubungan positif
B.L., La Voi, N.M., Power, F.C (2005) dengan orang lain (positive relation with
menunjukkan bahwa ada berbagai others); 3) Otonomi (autonomy); 4)
masalah karakter pada atlet usia muda, Penguasaan lingkungan (environmental
yang terkait dengan nilai-nilai kelompok mastery); 5) Tujuan hidup (purpose of
dan atmosfir moral yang berkembang. life); dan 6) Pertumbuhan pribadi
Berdasarkan uraian di atas, sudah (personal growth).
saatnya dikembangkan sebuah program
untuk meningkatkan psychological well- 1) Uji Validitas
being mahasiswa olahraga terutam untuk Validitas adalah suatu ukuran
membantu mahasiswa baru agar dapat yang menunjukkan tingkat kesahihan
58

suatu tes. Suatu tes dikatakan valid Keterangan :


apabila tes tersebut mengukur apa yang k =Jumlah butir yang valid
hendak diukur. Tes memiliki validitas r11 =Reliabilitas yang dicari
yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan ∑σi2 =Jumlah varians skor tiap item
kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran  2t =Varians total
antara tes dan kriteria. Alat ukur
dikatakan baik dan dapat diandalkan HASIL PENELITIAN
dalam penelitian alat ukur tersebut valid Secara keseluruhan, hasil
dan reliabel. penelitian ini menggambarkan empat
Validitas menunjukan sejauh langkah yang telah dilakukan untuk
mana alat pengukur itu dapat mengukur pengembangan alat ukur psychological
apa yang akan diukur. Rumus yang akan well-being untuk mahasiswa olahraga,
digunakan untuk menghitung validitas yaitu :
adalah koefisien korelasi “ Product 1) Pembuatan Konsep. Dalam
Moment” sebagai berikut : pembuatan konsep, diperoleh
beberapa hal yaitu : alat
N(ΣXY)-(ΣX.Y) ukur/instrumen psychological well-
R = √ (N ΣX2 – (ΣX)2 I NΣY2-(ΣY) being ini memang diperlukan untuk
mengetahui kondisi dan kemampuan
Keterangan : beradaptasi pada mahasiswa baru di
r = Koefisien korelasi Product Fakultas Olahraga. Instrumen
moment psychological well-being dimaksud
x = jumlah skor dalam distribusi x belum ada selama ini, yang akan
y = Jumlah skor dalam situasi y menggunakannya adalah setiap ketua
x2 = Jumlah kuadrat dari situasi x program studi, instrumen akan
y2 = Jumlah kuadrat dari distribusi y diberikan kepada mahasiswa baru,
xy = Jumlah skor hasl kali x dan y tata laksana atau administrasi dapat
N = Jumlah sampel dilakukan pada saat pertama kali
pelaksanaan kuliah, dan format yang
2) Uji Reliabilitas digunakan adalah kuesioner.
Reliabilitas adalah yang dipakai 2) Perumusan Konstruk. Berdasarkan
untuk menunjukan sejauh mana suatu definisi dari beberapa ahli, maka
hasil pengukuran relatif konsisten ditentukan enam dimensi yang ada
apabila pengukuran diulang. Jadi uji dalam psychological well-being
reliabilitas instrumen dilakukan dengan yaitu: penerimaan diri (self
tujuan untuk mengetahui konsistensi dari acceptance), hubungan positif
instrument sebagai alat ukur, sehingga dengan orang lain (positive relation
hasil pengukuran dapat dipercaya. with others), otonomi (autonomy,
Perhitungan reliabilitas dilakukan penguasaan lingkungan
setelah validitas tiap item diketahui. (environmental mastery), tujuan
Reliabilitas dihitung dari item-item yang hidup (purpose of life); dan
telah diseimbangkan dalam tabel pertumbuhan pribadi (personal
komposisi kisi-kisi. Untuk mendapatkan growth).
alat ukur yang dapat dipercaya atau 3) Try out atau uji coba, dilakukan
menyatakan ketetapan digunakan rumus untuk mengetahui validitas dan
Alpha, yaitu: reliabilitas alat ukur yang sedang
r11 = k  2
 2i
dikembangkan. Validitas adalah
sejauhmana indikator yang disusun
(k  1)  t
59

memang cocok atau mengukur kegiatan eksternal di luar


psychological well-being mahasiswa FIK
Saya belum mampu
olahraga. Sementara reliabilitas membuat rencana 0,558 V
adalah sejauhmana alat ukur tersebut kegiatan selama kuliah
ajeg, handal, terpercaya, dan Saya tidak tertarik untuk
konsisten untuk mengukur mengikuti salah satu 0,333 V
psychological well-being mahasiswa kegiatan di FIK
olahraga. Hasil analisis statistik Otonomi
Saya merasa kuliah di FIK
menunjukkan validitas masing- telah membuat performa 0,462 V
masing soal sebagai berikut : fisik saya meningkat
Tabel 2. Validasi Aitem Psychological Saya merasa kuliah di FIK
well-being Mahasiswa Olahraga telah membuat performa 0,269 V
Penerimaan Diri fisik saya meningkat
Saya menyadari bahwa Saya masih sulit
kuliah di Fakultas Ilmu beradaptasi di lingkungan 0,448 V
Keolahragaan UNJ 0,510 V FIK UNJ
memang merupakan Saya tetap berpikir bahwa
pilihan saya saya tidak memiliki bakat 0,188 V
Saat ini saya yakin kuliah dalam olahraga
0,578 V Saya tidak mampu
di FIK UNJ
Saya mampu bertahan memperbaiki skill 0,134 V
walau kuliah praktik 0,361 V olahraga saya di FIK
membuat saya lelah Penguasaan lingkungan
Saya merasa bahwa Saya mengetahui
Program studi yang saya kesalahan saya selama ini
0,443 V 0,183 V
ambil sesuai dengan dan saya berusaha untuk
tujuan dan cita-cita saya memperbaikinya
Saya peduli dengan Saya berusaha agar dapat
penilaian negatif orang 0,116 TV berbagi waktu dengan 0,063 TV
lain orang lain
Saya akan mengubah Saya masih merasa tidak
pemikiran saya tentang nyaman melihat orang
suatu keputusan, jika lain
0,205 V -0,010 TV
teman-teman atau mengeluh/menceritakan
keluarga saya tidak masalahnya dalam
menyetujuinya perkuliahan.
Saya lebih memilih Saya merasa tidak
diterima oleh orang lain memiliki teman dekat di 0,264 V
0,125 V FIK
daripada berpegang teguh
pada prinsip saya Saya masih bersikap acuh
Hubungan Positif terhadap masalah teman 0,293 V
Saya menemukan FIK saya
sebagai tempat yang Saya merasa tidak
0,593 V memiliki teman dekat yang
sesuai dengan kebutuhan 0,263 V
saya benar-benar memahami
Saya percaya bahwa saya
mengikuti kegiatan Tujuan Hidup
0,322 V Saya yakin bahwa
organisasi adalah hal
penting berkuliah di FIK dapat
0,532 V
Saya sudah akrab dengan membantu meraih cita-cita
0,465 V saya
senior-senior saya di FIK
Saya bersemangat Saya menyadari bahwa
mengikuti kegiatan yang 0,480 V menyelesaikan kuliah di
0,360 V
ada di FIK UNJ FIK adalah salah satu
Saya tidak mengikuti 0,459 V tujuan hidup saya saat ini
60

Saya pasrah dengan diri (self acceptance), hubungan positif


keadaan saya di FIK saat 0,494 V dengan orang lain (positive relation with
ini
Saya belum tahu apa yang
others), otonomi (autonomy, penguasaan
harus saya lakukan hari 0,387 V lingkungan (environmental mastery),
ini tujuan hidup (purpose of life); dan
Pertumbuhan pribadi pertumbuhan pribadi (personal growth).
Saya merasa bahagia
0,237 V
dengan kehidupan saat ini
DAFTAR PUSTAKA
Saya merasa bahwa
keadaan saya lebih baik -0,005 TV D.Ryff Carol and Burton Singer. (1996).
dari orang lain Psychological Well-
Saya merasa bahwa masa Being:Meanin, Measurement,and
lalu saya merupakan Implication for Psychotherapy
0,248 V
motivasi untuk menata Research. Journal of
kehidupan di masa depan
Saya mudah tersinggung
Psychoterapy and Psychosomatic.
jika orang mengkritik 0,190 V
kekurangan saya. Linawarti. (2003). Kesejahteraan Istri
Saya merasa kecewa Ditinjau dari perbedaan Sikap
dengan kehidupan saya di 0,133 V Peran Gender Pada Pasutri
masa lalu
Muslim. Thesis Magister (tidak
Berdasarkan 30 soal yang valid, diterbitkan). Jakarta Fakultas
analisa data mendapatkan nilai Psikologi UNTAR.
reliabilitas sebesar r = 0,848, artinya alat Shields, D.L., (2005). Bredemeien, B.L.,
ukur tersebut terpercaya dan dapat La Voi, N.M., Power, F.C. The
digunakan untuk mengukur sport behavior of youth, parents,
psychological well-being mahasiswa and coaches: the Good, the Bad,
olahraga karena memiliki keajegan dari and the Ugly. Journal of
waktu ke waktu. Research in Character Education.
4) Penggunaan Alat Ukur. Berdasarkan
hasil ujicoba alat ukur terhadap 268 Zahrotun Nadhifah Ummu. (2014). 3
mahasiswa, maka ada 30 soal yang Hal sederhana menuju well-
dapat digunakan untuk melakukan being, Kompasian.
pengukuran psychological well-being
mahasiswa olahraga. Pemberian . Peraturan Pemerintah No. 30
jawaban berkisar antara STS (Sangat Tahun 1990 tentang Pendidikan
Tidak Sesuai) sampai SS (Sangat Tinggi
Sesuai) dengan penilaian 1 sampai 5
untuk soal favorable dan penilaian 5 .Undang – Undang Republik
sampai 1 untuk soal unfavorable . Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa terdapat 30 soal yang valid
(validitas berkisar antara 0,125 hingga
0,594) dan reliabel (r = 0,848) yang
dapat digunakan untuk melakukan
pengukuran terhadap psychological well-
being mahasiswa olahraga, yang terdiri
dari enam dimensi yaitu : penerimaan

Anda mungkin juga menyukai