Abstrak. Psychological well-being adalah kondisi individu yang ditandai dengan adanya
perasaan bahagia, mempunyai kepuasaan hidup dan bebas dari gejala-gejala depresi.
Pengukuran terhadap psychological well-being untuk mahasiswa olahraga sangat
dibutuhkan terutama mahasiswa baru yang harus mampu beradaptasi dengan cepat di
lingkungan fakultas olahraga. Oleh karena itu proses pengukuran ini harus didukung oleh
alat ukur yang valid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat ukur
psychological well-being untuk mahasiswa olahraga. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Mei-Oktober 2018 dengan sampel berjumlah 268 orang. Mereka adalah mahasiswa
baru angkatan 2017 yang mewakili program studi yang ada di fakultas olahraga UNJ.
Instrumen yang dikembangkan terdiri dari enam indikator psychological well-being yaitu:
penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan,
tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat 30
soal yang valid dan cocok digunakan untuk mengukur psychological well-being
mahasiswa olahraga yang baru masuk perguruan tinggi. Validitas instrumen antara 0,125
hingga 0,594, sementara reliabilitas instrumen r = 0,848.
Kata Kunci: Psychological Well-Being, Mahasiswa Olahraga
cukup krusial yaitu masa penjajakan dan itu sendiri, yang penting bukanlah
peralihan belajar. Pada saat itu, para bahannya, melainkan metode ilmiah.
mahasiswa mendapatkan mata kuliah Mahasiswa harus mempelajari bahan
gerak. Semakin berat ketika mata kuliah bahan yang diajarkan dalam kuliah atau
gerak tersebut bersifat prerekuisit, praktikum. Yang lebih penting lagi
dimana mahasiswa dituntut untuk lulus adalah dia harus meninggalkan cara
dengan baik agar dapat mengambil mata belajar pasif yang menghafal bahan yang
kuliah lanjutannya. Contoh mata kuliah diajarkan. Di universitas cara belajar
prerekuisit seperti: senam, atletik, tersebut harus diubah menjadi cara
renang, dan lain sebagainya. Faktor belajar aktif, dengan membuat
lainnya adalah adanya latar belakang ringkasan, bahan dan laporan. Cukup
atau alasan yang berbeda-beda dari banyak dari mahasiswa dari tingkat satu
setiap mahasiswa mengapa mereka dan dua yang mencoba menghafal
memilih dan masuk ke Fakultas Ilmu seluruh bahan akademis, sehingga
Keolahragaan. akhirnya mereka tenggelam karena
Mahasiswa olahraga pada mencoba menguasai bahan studi hanya
semester 2 (dua) merupakan mahasiswa ingatan tanpa memakai abstraksi (Anna
ditahun pertama, dimana di tahun Alisjahbana, M. Sidartha, MAW
tersebut mahasiswa mengalami masa Brouwer, 2012).
adaptasi setelah di masa sekolah karena Keberhasilan mahasiswa dalam
suasana yang sangat berbeda dengan saat belajar di perguruan tinggi dipengaruhi
menjadi mahasiswa. Di tahun pertama oleh beberapa faktor yaitu faktor internal
ini juga merupakan saat untuk dan eksternal. Faktor internal antara lain
menentukan pilihan bahwa apakah faktor jasmaniah seperti kesehatan.
dirinya akan siap terjun di lingkungan Proses belajar seseorang akan terganggu
olahraga dan berkonsentrasi dalam jika kesehatannya menurun, kondisi
pembelajaran yang sudah diambil atau fisiknya cepat lelah, kurang
tidak. Hal ini merupakan hal yang bersemangat, mudah pusing, atau
sangat penting untuk keberlanjutan mengantuk jika badannya lemah. Oleh
setiap mahasiswa dalam menempuh karena itu, agar mahasiswa olahraga
pendidikan selama di perkuliahan. dapat belajar dengan baik harus
Mahasiswa olahraga tahun mengusahakan agar kesehatan badannya
pertama mengalami berbagai tuntutan tetap terjamin. Faktor internal lainnya
adaptasi, yaitu: adaptasi lingkungan, seperti: faktor intelegensi, kelelahan
adaptasi suasana baru, adaptasi psikis sehingga cenderung mudah
kebijakan dan peraturan baru yang harus merasa lelah, sulit untuk berkonsentrasi,
dilaksanakan. Kesulitan dan lelah lesu hingga kebosanan. Sedangkan
ketidaksanggupan yang dikemukakan faktor eksternal yang mempengaruhi
mahasiswa dalam masa peralihan dari mahasiswa dalam belajar di perguruan
cara belajar saat di sekolah menengah tinggi antara lain faktor keluarga. Hal ini
atas masih menjadi masalah. Pekerjaan berhubungan dengan cara orang tua
seorang siswa dapat dianggap sebagai dalam mendidik anaknya. Orang tua
usaha seratus persen dipimpin dan yang kurang/tidak memperhatikan
direncanakan oleh gurunya. Baik pendidikan anaknya, acuh, dan
macamnya bahan atau semua ditentukan mementingkan kepentingan pekerjaan,
oleh guru. Lain halnya di universitas maka anak akan kesulitan belajar
atau akademi. Studi akademis terutama sehingga dia akan menjadi seorang yang
merupakan hasil dari usaha mahasiswa malas. Begitu pula jika orangtua
54
maupun faktor psikis yang baik demi cepat beradaptasi terhadap tuntutan
kelancaran penyelesaian studi. lingkungan dan tugas-tugas yang ada di
Selama ini, faktor fisik selalu fakultas olahraga. Namun begitu, lebih
menjadi penekanan pada mahasiswa dahulu perlu dikembangkan alat ukur
olahraga yang memang cenderung lebih yang valid untuk melihat gambaran
banyak melakukan olah fisik dalam psychological well-being mahasiswa
kegiatan perkuliahannya sehari-hari. olahraga. Oleh karena itu, penelitian ini
Mahasiswa dituntut agar memiliki bertujuan untuk membuat alat ukur
kebugaran atau physical fitness yang psychological well-being untuk
terjaga sepanjang waktu agar dapat mahasiswa olahraga.
mengikuti perkuliahan yang padat, baik
kuliah teori maupun kuliah gerak. Hal ini METODE
semakin berat ketika mata kuliah gerak Penelitian ini adalah penelitian
tersebut bersifat prerekuisit, dimana survei, dengan menggunakan analisis
mahasiswa dituntut untuk lulus dengan statistik deskriptif untuk memperoleh
baik agar dapat mengambil mata kuliah aitem-aitem soal yang valid dan cocok
lanjutannya. Contoh mata kuliah digunakan untuk mengukur
prerekuisit seperti: senam, atletik, psychological well-being mahasiswa
renang, dan lain sebagainya. Mahasiswa olahraga.
disarankan agar menjaga asupan gizi dan Penelitian ini dilakukan di
manajemen istirahat yang baik agar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
dapat bertahan menjalankan Negeri Jakarta bertempat di jl. Pemuda
pendidikannya di Fakultas Ilmu No. 10. Rawamangun, Jakarta Timur.
Keolahragaan. Sementara itu, perhatian Waktu penelitian dilakukan bulan Mei
terhadap faktor psikis pada mahasiswa sampai Oktober. Sampel penelitian
olahraga terlihat kurang diperhatikan, diambil dengan cara puposive sampling
terlebih saat sejak mata kuliah Kesehatan dengan kriteria: tercatat atau terdaftar
Mental dihapus dalam kurikulum yang sebagai sebagai mahasiswa baru (tahun
ada di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ. pertama) di Fakultas Ilmu Keolahragaan
Mahasiswa menjadi kurang terbantu UNJ dan aktif mengikuti kuliah. Sampel
untuk menyeimbangkan antara kekuatan mewakili setiap prodi di Fakultas Ilmu
atau ketahanan fisik dengan psikisnya. Keolahragaan UNJ berjumlah 268 orang.
Mahasiswa olahraga, tidak hanya Instrumen Psychological well-
dibentuk kemampuan atau kekuatan being yang digunakan dalam penelitian
fisiknya. Lebih dari itu, mereka juga ini terdiri atas 6 dimensi utama menurut
perlu memiliki ketangguhan mental dan D.Ryff Carol dan Burton Singer (1996)
karakter yang kuat. Sebagaimana hasil yaitu: 1) Penerimaan diri (self
penelitian Shields, D.L.,Bredemeien, acceptance); 2) Hubungan positif
B.L., La Voi, N.M., Power, F.C (2005) dengan orang lain (positive relation with
menunjukkan bahwa ada berbagai others); 3) Otonomi (autonomy); 4)
masalah karakter pada atlet usia muda, Penguasaan lingkungan (environmental
yang terkait dengan nilai-nilai kelompok mastery); 5) Tujuan hidup (purpose of
dan atmosfir moral yang berkembang. life); dan 6) Pertumbuhan pribadi
Berdasarkan uraian di atas, sudah (personal growth).
saatnya dikembangkan sebuah program
untuk meningkatkan psychological well- 1) Uji Validitas
being mahasiswa olahraga terutam untuk Validitas adalah suatu ukuran
membantu mahasiswa baru agar dapat yang menunjukkan tingkat kesahihan
58