Anda di halaman 1dari 17

TINGKAT PENGATURAN DIRI DALAM BIDANG

AKADEMIK PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN


KONSELING DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ARTIKEL E- JOURNAL

Oleh:
Ika Ayuningtyas
NIM. 11104241027

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JULI 2015
Pengaturan diri dalam....(Ika Ayungingtyas) 1
TINGKAT PENGATURAN DIRI DALAM BIDANG AKADEMIK PADA
MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING DI UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
THE LEVEL OF SELF-MANAGEMENT IN THE ACADEMIC FIELD OF THE STUDENTS OF
GUIDANCE AND COUNCELLING AT STATE UNIVERSITY OF YOGYAKARTA

Oleh : Ika Ayuningtyas, Universitas Negeri Yogyakarta


ikamunci@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaturan diri dalam bidang akademik (academic
self-management) pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Yogyakarta tahun ajaran
2014-2015. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif menggunakan jenis penelitian
survey. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri
Yogyakarta yakni angkatan tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 yang berada pada semester VIII, VI, IV, dan
II yang masih aktif dalam perkuliahan dengan ukuran populasi 440 mahasiswa. Teknik penentuan sampel
menggunakan stratified quota random sampling sehingga diperoleh ukuran sampel 151 mahasiswa. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu skala pengaturan diri dalam bidang akademik (academic self-
management). Validitas instrumen menggunakan validitas logis dengan menitikberatkan pada expert
judgement. Reliabilitas skala menggunakan analisis uji reliabilitas alpha cronbach. Hasil reliabilitas skala
pengaturan diri dalam bidang akademik (academic self-management) sebesar 0,950. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan diri
dalam bidang akademik (academic self-management) mahasiswa Bimbingan dan Konseling di Universitas
Negeri Yogyakarta sebanyak 52 mahasiswa (34,4%) memiliki academic self-management pada kategori
tinggi, sebanyak 99 mahasiswa (65,6%) memiliki academic self-management pada kategori sedang, dan
academic self-management pada kategori rendah tidak ada. Dengan demikian sebagian besar mahasiswa
Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Yogyakarta memiliki pengaturan diri dalam bidang
akademik (academic self-management) cenderung sedang.

Kata kunci: pengaturan diri dalam bidang akademik , mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract

The objective of this research is to knowing the level of self-management in the academic field
(academic self-management) to the students of Guidance and Counseling in State University of Yogyakarta
period 2014-2015. The approach in this research was quantitative descriptive which used survey type
research. The subjects of this research were the students of Guidance and Counseling State University of
Yogyakarta period of 2011, 2012, 2013, and 2014 who were in the semester of VIII, VI, IV, and II who were
still active in the learning activities in the college with the population of 440 students. The technique to
determine the samples in this research used stratified quota random sampling, so it is obtained the number
of the samples 151 students. The method to collect the data was the scale of self-management in the
academic field (academic self-management). The instrument validity used logic validity that emphasizes the
expert judgment. The scale reliability used the analysis of reliability test alpha cronbach. The result of scale
reliability of self-management in the academic field (academic self-management) was 0,950. This research
used the technique of quantitative descriptive analysis. The result of this research shows that self-
management in the academic field (academic self-management) to the students of Guidance and Counseling
in State University of Yogyakarta are 52 students (34,4%) categorize as high, 99 students (65,6%) categorize
as medium, and no one student categorizes as low. Thus, the level of self-management in the academic field
(academic self-management) of the students of Guidance and Counseling in State University of Yogyakarta
majority tends to medium.
Keywords: academic self-management, the students of Guidance and Counseling State University of
Yogyakarta.
2 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-4 2015

PENDAHULUAN Negeri Yogyakarta (UNY) menyelenggarakan


pendidikan akademik sarjana dan
Pendidikan adalah hal yang penting
pascasarjana. Program sarjana merupakan
dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
jenjang pertama program akademik di
seseorang. Definisi pendidikan menurut UU
perguruan tinggi, yang mempunyai beban
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
studi 144-160 SKS. Program S1 dijadwalkan
Pendidikan Nasional yakni. Pendidikan
sekurang-kurangnya 8 semester dan selama-
adalah usaha sadar dan terencana untuk
lamanya 14 semester setelah pendidikan
mewujudkan susasana belajar dan proses
menengah (Panduan Mengenal Uny, 2011:
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
50).
mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Berdasarkan data yang telah diperoleh
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dari kegiatan lokakarya percepatan skripsi
akhlak mulia, serta keterampilan yang yang diselenggarakan Prodi Bimbimbangan
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan dan Konseling pada tanggal 29 November
negara. Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam 2014 bertempat di ruang Abdullah Sigit,
Dwi Siswoyo, 2011: 51) mendefinisikan bahwa terdapat mahasiswa angkatan tahun
pendidikan sebagai tuntutan di dalam hidup 2006 dan 2007 drop out (DO) disebabkan
tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya beberapa hal yaitu kelalaian akademik alias
pendidikan yaitu, menuntut segala kekuatan malas, lupa belum mengambil mata kuliah,
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar nilai yang tidak segera diproses, menunda-
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota nunda penyelesaian Tugas Akhir Skripsi (baik
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan penyusunan proposal, kegiatan lapangan, dan
dan kebahagiaan yang setingi-tingginya. laporan), kuliah sambil bekerja yang
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas mengakibatkan mahasiswa fokus dalam
mengenai pendidikan dapat disimpulkan bekerja lupa pada kuliahnya, menikah atau
bahwa pendidikan merupakan kebutuhan melahirkan, dan problem ekonomi keluarga.
individu yang sangat penting dan merupakan Rata-rata penyelesaian Tugas Akhir Skripsi
sarana dalam mengembangkan potensi diri (TAS) mahasiswa angakatan tahun 2006 dan
seseorang untuk mencapai kebahagiaan yang 2007 mencapai 1 tahun lebih. Kemudian
setinggi-tingginya. disampaikan bahwa jumlah mahasiswa yang
belum menyelesaikan studinya angkatan 2006
Salah satu penyelenggara pendidikan
terdapat 5 orang, angakatan 2007 terdapat 23
tinggi negeri di Indonesia adalah Universitas
orang, angkatan 2008 terdapat 20 orang,
Negeri Yogyakarta yang berada di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Saat ini, Universitas
Pergaturan diri dalam... (Ika Ayuningtyas)3

angkatan 2009 terdapat 29 orang, dan Pada mahasiswa yang bekerja,


angkatan 2010 terdapat 29 orang. melakukan kegiatan akademik sekaligus
mencari uang bukanlah hal yang mudah,
Berbagai faktor penyebab masih
karena dapat menyebabkan stres. Hal ini
banyaknya mahasiswa yang mengalami
diungkapkan oleh Furr dan Elling (2000: 454-
kesulitan dalam menyelesaikan studinya
470) bahwa mahasiswa yang bekerja
diantaranya yakni masih banyak mahasiswa
cenderung memiliki tingkat stres yang lebih
yang memiliki permasalahan terkait akademik
tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang
dan gaya belajar, kurang mementingkan
tidak bekerja dan juga jarang terlibat pada
studinya, bekerja paruh waktu, menikah atau
aktivitas kampus dan aktivitas sosial. Jika hal
melahirkan sebelum lulus studinya,
tersebut terus terjadi tentunya dapat
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
mempengaruhi afeksi, pikiran dan tingkah
tugas akhir skripsi, prokrastinasi dalam
laku mahasiswa dalam penerapan academic
penyelesaian Tugas Akhir Skripsi, lupa belum
self-management untuk menunjang prestasi
mengambil mata kuliah yang harus ditempuh
akademik yang memuaskan.
pada semester sebelumnya dan belum
memiliki pengaturan diri dalam bidang Terdapat pula beberapa mahasiswa
akademik yang baik (Lokakarya, 2014). menikah/melahirka sebelum lulus masa
studinya. Adanya pernikahan di kalangan
Terdapat beberapa mahasiswa yang
mahasiswa kadangkala merupakan suatu
bekerja paruh waktu sehingga dalam
alternatif untuk memenuhi kebutuhan,
memenuhi tuntutan untuk mendapatkan
sehingga ada banyak di kalangan mahasiswa
prestasi akademik yang baik, mahasiswa yang
mengambil alternatif untuk menikah di
sedang bekerja harus belajar dengan giat dan
pertengahan studi yang mungkin dianggap
dapat mengatur waktunya dengan baik
sebagai langkah antisipasi dalam
meskipun dihadapkan pada kendala-kendala
menghadapinya. Di prodi Bimbingan dan
yang berhubungan dengan pengaturan jadwal
Konseling Universitas Negeri Yogyakarta
kuliah dengan waktu bekerja. Bagi mahasiswa
terdapat fenomena dimana mahasiswi yang
yang sedang bekerja waktu belajarnya harus
telah menikah, pada umumnya mahasiswi
terbagi, sehingga waktu belajarnya menjadi
akan tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat
berkurang dan konsentrasinya juga kurang.
pada waktunya.
Hal ini akan berdampak pada rendahnya
prestasi akademik mahasiswa tersebut (Widya Hasil wawancara kepada beberapa
Puspitasari,2012: 2). mahasiswi Bimbingan dan Konseling yang
sudah menikah, menunjukkan bahwa
perempuan yang sudah menikah serta
4 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-4 2015

berkuliah di perguruan tinggi mempunyai Peneliti membatasi permasalahan yang


peran yang lebih besar dibandingkan dengan akan diteliti mengenai pengaturan diri dalam
mahasiswi yang belum menikah. Mahasisiwi bidang akademik pada mahasiswa Bimbingan
yang sudah berumah tangga, mereka harus dan Konseling bertujuan untuk mengetahui
menyesuaikan diri mereka baik itu dengan tingkat pengaturan diri dalam bidang
kegiatan studinya dan juga rumah tangganya. akademik pada mahasiswa Bimbingan dan
Mereka seringkali harus mengatur waktu Konseling. Defini operasional menegenai
antara tanggung jawab dalam keluarga da pengaturan diri dalam bidang akademik
tanggung jawab akan pendidikan. Hal ini (academic self-management) adalah suatu
dikarenakn mahasiswa yang telah menikah strategi yang dilakukan oleh pelajar atau
harus mampu membagi waktu untuk bekerja, mahasiswa untuk dapat mengontrol cara
waktu untuk keluarga dan waktu untuk belajarnya sehingga dapat mencegah dan
pendidikan. Pengaruh yang timbul dari hal menghindari faktor-faktor yang dapat
tersebut ialah konsentrasi yang berkurang dan menghambat dalam belajar demi tercapainya
akan berdampak turunnya nilai akademik tujuan yang ingin dicapai dan
pada mahasiswa. terselesaikannya tugas dengan baik.

Pada penelitian ini, peneliti hanya METODE PENELITIAN


membatasi pada pengaturan diri dalam bidang Jenis Penelitian
akademik pada mahasiswa Bimbingan dan Jenis penelitian yang digunakan dalam
Konseling saja, dimana. pengaturan diri
penelitian ini ialah penelitian survey dengan
dalam bidang akademik (academic self- pendekatan kuantitatif deskriptif.
management) ialah strategi yang digunakan
oleh pelajar untuk mengontrol faktor-faktor Waktu dan Tempat Penelitian

yang dapat menghambat dalam belajar Penelitian dilaksanakan pada tanggal


(Dembo, 2004: 4). Dengan adanya strategi 09-16 April 2015 di Prodi Bimbingan dan
yang dimiliki oleh pelajar akan menunjukkan Konseling Universitas Negeri Yogyakarta.
bagaimana seorang pelajar mampu
mengurangi maupun mengontrol hal-hal yang Target/Subjek Penelitian

dapat menghambat dalam belajar atau dalam Subjek penelitian ini ialah mahasiswa
pencapaian prestasi. Maka dari itu, seorang Bimbingan dan Konseling angkatan 2011
pelajar harus mampu mengelola dirinya (semester VIII), 2012 (semester VI), 2013
terutama dalam hal akademik guna dapat (semester IV), dan 2014 (semester II) yang
mencapai prestasi yang baik. berjumlah 440 mahasiswa. Pada penelitian ini
peneliti mengunakan teknik stratified quota
Pergaturan diri dalam... (Ika Ayuningtyas)5

random sampling untuk pengambilan yaitu skor pengaturan diri dalam bidang
sampelnya. Teknik stratified random akademik (academic self-management) pada
sampling dilakukan karena kondusi populasi mahasiswa Bimbingan dan Konseling di
yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau Universitas Negeri Yogyakarta.
kelompok ndividual dengan karakteristik
Instrumen Penelitian dan Teknik
yang berbeda (Sukardi, 2003: 6), sedangkan Pengumpulan Data
teknik Quota sampling digunakan peneliti
Teknik pengumpulan data dalam
dengan menetukan besarnya jumlah
penelitian ini menggunakan angket skala
responden untuk menjadi anggota sampel pengaturan diri dalam bidang akademik
(Sukardi, 2003: 64). Pada penelitian ini
(academic self-management). Dalam
sampel yang digunakan terdiri dari 151
penelitian ini, pengujian instrumen
mahasiswa, yakni angkatan 2011 (semester
menggunakan uji validitas logis melalui
VIII) sejumlah 45 mahasiswa, angkatan 2012
expert judgement yang terdiri dari 59 item
(semester VI) sejumlah 42 mahasiswa,
berdasarkan expert judgement yang telah
angakatan 2013 (semester IV) sejumlah 32
dilakukan tersebut terdapat beberapa item
mahasiswa, dan angkatan 2014 (semester II)
yang tidak relevan dengan kisi-kisi instrumen
sejumlah 32 mahasiswa.
dan item-item yang diperbaiki yaitu nomor 1,

Prosedur Penelitian 12, 12, 18, 23, 25, 28, 28, 29, 31, 40, dan
telah dilakukan perbaikan oleh peneliti sesuai
Peneliti melaksanakan penelitian
dengan kisi-kisi. Dalam pengujian reliabilitas
dengan yang terdiri dari rangkaian kegiatan
instrumen menggunakan bantuan SPSS versi
observasi dan pembagian angket skala
21 dengan memperoleh koefisien reliabilitas
pengaturan diri dalam bidang akademik
sebesar 0.950. selanjutkan dilakukan uji
(academic self-management) uji coba untuk
keterbacaan instrumen pada beberapa
mengatahui reliabilitas instrumen kemudian
mahasiswa dengan memberikan penilaian
setelah instrumen reliabel maka peneliti
terhadap pengantar instrmen, petunjuk
melakukan penelitian yang sebenarnya
pengerjaan, dan istilah atau kata-kata dalam
dengan membagikan angket skala pengaturan
instrumen.
diri dalam bidang akademik (academic self-
management) setelah uji coba kepada Teknik Analisis Data

mahasiswa Bimbingan dan Konseling


Pada penelitian ini, analisis data
angkatan 2011 (semester VIII), angkatan
dilakukan secara kuantitatif deskriptif
2012 (semester VI), angkatan 2013 (semester
terhadap data-data angka yang dihasilkan dari
IV), dan angkatan 2014 (semester II) untuk
hasil skala pengaturan diri dalam bidang
mendapatkan data penelitian berupa angka
akademik (academic self-management) diolah
6 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-4 2015

melalui beberapa tahapan, yakni mengukur HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
harga mean (M), rentang nilai (range), dan
simpangan baku atau standar deviasi (SD). A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Kemudian setelah didapatkan data tersebut, Data yang telah diperoleh peneliti
dilakukan pengkategorisasian atau mengenai pengaturan diri dalam bidang
penggolongan dengan rumus menurut akademik (academic self-management)
Saifudin Azwar (2012: 149) sebagai berikut: dengan cara menyebar 151 angket skala
kepada subyek yaitu mahasiswa Bimbingan
X < ( - 1,0) =Rendah
( - 1,0) ≤ X < ( + 1,0) =Sedang dan Konseling angkatan 2011, 2012, 2013,
( + 1,0) ≤ X =Tinggi dan 2014. Keseluruhan angket skala kembali
Kemudian kriteria untuk dapat
sesuai dengan jumlah yang disebarkan oleh
mendeskripsikan pengaturan diri dalam
peneliti yaitu sebanyak 151 angket. Peneliti
bidang akademik (academic self-
mengkategorisasikan subyek peneliti menjadi
management) dilakukan dengan menghitung
tiga tingkatan yang memiliki tingkat
nilai presentase dari masing-masing
pengaturan diri dalam bidang akademik
komponen dan semester. Adapun rumus
(academic self-management) tinggi,
untuk menghitung nilai presentase sebagai
pengaturan diri dalam bidang akademik
berikut:
(academic self-management) sedang, dan
Prosentase Jumlah Mahasiswa Pengaturan pengaturan diri dalam bidang akademik
Diri dalam Bidang Akademik (Academic Self- (academic self-management) rendah dengan
Management)=
menggunakan rumus pengkategorisasian yang
frekuensi jumlah mahasiswa dari masing −masing kategori
jumlah seluruh mahasiswa
x100 telah ditentukan sebelumnya.

Angka presentase dari hasil Karakteristik subjek dalam penelitian ini


perhitungan ditafsirkan kedalam kalimat- apabila ditinjau dari jenis kelamin, subyek
kalimat yang berisikan gambaran atau yang berjenis kelamin perempuan sebanyak
deskripsi tentang pengaturan diri dalam 120 mahasiswa (79.5%), dan yang berjenis
bidang akademik (academic self- kelamin laki – laki sebanyak 31 mahasiswa
management) pada mahasiswa Bimbingan (20.5%). Sehingga dapat dikatakan mayoritas
dan Konseling. Langkah berikutnya dapat subyek penelitian ini berjenis kelamin
ditarik kesimpulan untuk menjawab perempuan. Selain itu, subjek berdasarkan
pertanyaan penelitian. usia bahwa jumlah subyek yang berusia 18
tahun sejumlah 13 mahasiswa (8.6%), yang
berusia 19 tahun sejumlah 31 mahasiswa
(20.5%), yang berusia 20 tahun sejumlah 46
Pergaturan diri dalam... (Ika Ayuningtyas)7

mahasiswa (30.5%), yang berusia 21 tahun dari data subyek penelitian maka dapat
sejumlah 28 mahasiswa (18.5%), yang berusia dilakukan pengkategorisasian berdasarkan
22 tahun sejumlah 29 mahasiswa (19.2%), rumus pengkategorisasian yang telah
yang berusia 23 sejumlah 3 mahasiswa (2 %), ditentukan sebelumnya. Pengaturan diri dalam
dan yang berusia 24 tahun sejumlah 1 bidang akademik (academic self
mahasiswa (0.7%). Sehingga dapat management) digolongkan menjadi 3 kategori
disimpulkan bahwa subyek penelitian ini menggunakan model distribusi normal yaitu
berada pada rentang usia 18 tahun hingga 24 pengaturan diri dalam bidang akademik
tahun, dan mayoritas pada usia 20 tahun. Jika (academic self management) tinggi, sedang
berdasarkan semester bahwa jumlah subyek dan rendah.
yang berada pada jenjang semester VIII
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengaturan Diri
sebanyak 45 mahasiswa (29.8%), yang dalam Bidang Akademik (academic self-
semester VI sebanyak 42 mahasiswa (27.8%), management)

semester IV sebanyak 32 mahasiswa (21.2%), Variabel Kriteria Kategori N Persent


Kategori ase
dan semester II sebanyak 32 mahasiswa sasi
Pengaturan 177,00 – Tinggi 52 34.4%
(21.2%). Diri dalam 236
Bidang
B. Deskripsi Hasil Penelitian Akademik 118,00 − Sedang 99 65.6%
(Academic 176,00
Self
Data yang dikumpulkan dari 151 Managemen 59 - Rendah 0 0%
t) 117,00
responden diperoleh hasil pada tabel di bawah
ini. Berdasarkan data yang diperoleh,
diketahui bahwa mahasiswa Prodi Bimbingan
Tabel 1. Deskripsi Data Pengaturan Diri
dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
dalam Bidang Akademik (academic self-
management) Universitas Negeri Yogyakarta yang memiliki

Deskripsi Data Skor pengaturan diri dalam bidang akademik

Jumlah 151 (academic self management) pada kategori

Mean 147.5 tinggi sebesar 52 mahasiswa (34.4%), ada

SD 29.50 kategori sedang 99 mahasiswa (65.6%) dan


tidak terdapat mahasiswa yang pada kategori
Nilai Max 236
rendah. Secara umum, pengaturan diri dalam
Nilai Min 59
bidang akademik (academic self
Dari data diatas, dapat diketahui
management) subyek penelitian berada pada
bahwa nilai minimum sebesar 59, nilai
rentang kategori sedang.
maksimum sebesar 236, mean sebesar 147.5
dan standar deviasi sebesar 29.50.
Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi
8 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-4 2015

C. Pembahasan Hasil Penelitian yang memiliki pengaturan diri dalam bidang


akademik (academic self-management)
Hasil penelitian yang telah dilakukan,
rendah memiliki kepercayaan yang salah
menunjukkan bahwa tingkat pengaturan diri
mengenai kemampuan, proses belajar, dan
dalam bidang akademik (academic self-
motivasi, tidak menyadari akan perilaku
management) mahasiswa Bimbingan dan
belajarnya yang tidak efektif, dan tidak siap
Konseling pada kategorisasi tinggi sejumlah
untuk mengubah perilaku belajar, namun
52 mahasiswa (34.4%), hal ini menunjukkan
tidak terdapat mahasiswa yang pada kategori
bahwa mahasiswa yang memiliki pengaturan
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
diri dalam bidang akademik (academic self-
pengaturan diri dalam bidang akademik
management) yang tinggi atau baik tahu cara
(academic self management) mahasiswa
untuk memotivasi dirinya walaupun banyak
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu
gangguan, mampu menggunakan strategi
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
belajar yang bervariasi, memiliki kemampuan
memiliki kecenderungan sedang, yang berarti
manajemen waktu yang lebih baik, lebih
bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling
banyak melakukan restrukturisasi lingkungan
tersebut memiliki kemampuan yang cukup
yang mengacu pada tempat belajar yang
baik dalam menerapkan strategi untuk
nyaman dan tidak mengganggu, mampu
mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi
menentukan kapan ia harus bekerja sendiri
proses belajar.
atau dengan orang lain, serta mampu
membuat perubahan yang diperlukan untuk Pengaturan diri dalam bidang akademik
memenuhi tujuan belajarnya (Dembo,2004: (academic self-management) ialah sebuah
10). strategi yang digunakan oleh pelajar untuk
mengontrol faktor-faktor yang dapat
Kemudian pada kategori sedang sejumlah
menghambat dalam belajar (Dembo, 2004: 4).
99 mahasiswa (65.6%), hal ini menunjukkan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengaturan
bahwa mahasiswa yang memiliki pengaturan
diri dalam bidang akademik (academic self-
diri dalam bidang akademik (academic self-
management) ini diantaranya yakni faktor
management) yang sedang ialah yang cukup
personal dan sosiokultural, faktor lingkungan
mampu memotivasi diri sendiri, cukup baik
kelas, serta faktor internal. Dalam pengaturan
memiliki strategi belajar yang kuat dalam
diri dalam bidang akademik (academic self-
mencapai tujuannya, cukup mampu mengatur
management) mempunyai beberapa strategi,
waktunya, dan cukup mampu untuk mencari
yakni diantaranya strategi perilaku, strategi
bantuan dari instruktur, tutor, teman sebaya,
motivasi, dan strategi belajar cara belajar.
atau sumber daya nonsosial, seperti buku
referensi (Dembo,2004: 25) dan mahasiswa
Pergaturan diri dalam... (Ika Ayuningtyas)9

Dalam strategi perilaku meliputi baik dalam menentukan kapan waktunya


manajemen waktu, merupakan bagian penting harus belajar sendiri ataupun mencari bantuan
dari pengaturan diri dalam bidang akademik orang lain, misalnya dengan dosen, tutor,
(academic self-management) dikarenakan teman sebaya maupun dengan belajar dari
individu yang memilki kesulitan dalam sumber lain seperti internet, hal ini terlihat
mengatur waktu tidak berkesempatan untuk dari mengatur tempat belajar,
menyusun perencanaan jangka panjang, yang mengkondisikan suasana belajar, dan diskusi
dapat digunakan dalam mempertimbangkan dengan teman diantaranya dengan menata
pentingnya tugas yang berbeda dan buku secara rapi agar nyaman saat belajar,
bagaimana tugas tersebut dapat diselesaikan belajar dalam suasana yang tenang, bertanya
dengan baik (Zimmerman, Bonner, & Kovach kepada teman tentang materi yang kurang
dalam Dembo, 2004: 14). Manajemen waktu paham, serta memilki teman diskusi untuk
mahasiswa BK tampak dalam kemampuan belajar bersama. Sedangkan individu yang
mengatur waktu belajar pada hari biasa mempunyai pengeturan lingkungan fisik dan
maupun menjelang ujian, hal ini terlihat dari sosial rendah ditunjukan dengan hal tempat
mengatur waktu belajar dan menyelesaikan belajar dalam keadaan berantakan, tidak
tugas tepat waktu diantaranya pengaturan terpengaruh dengan suasana belajar yang ada
waku belajar terjadwal dengan rapi, setiap saat belajar, dan lebih suka menyendiri
hari meluangkan waktu untuk belajar, belajar daripada berdiskusi dengan teman mengenai
sebelum ujian, segera menyelesaikan tugas materi perkuliahan yang kurang paham.
yang diberika dosen. Untuk individu yang
Selain itu penyusunan tujuan menjadi
memiliki manajemen waktu yang rendah
penting karena tujuan membantu pelajar
terlihat dari belajar tanpa rencana atau tanpa
menjadi waspada terhadap nilai dan
batasan waktu dalam sehari, terlambat
menentukan apa yang diinginkan (Dembo,
menyerahkan atau mengumpulkan tugas,
2004: 99), hal ini terlihat dari menetapkan
kesulitan dalam menyelesaikan tugas secara
target IPK dan menetapkan target belajar
tepat waktu, dan menunda-nunda
diantaranya ialah dengan mempunyai target
mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas.
IPK yang tinggi, dan ada perubahan positif
Pada pengaturan lingkungan fisik dan sebelum dan sesudah belajar. Sedangkan
sosial mencakup kemampuan untuk individu yang kurang memilki tujuan terlihat
merestruktur lingkungan fisik dan sosial dari target IPK bukan hal yang penting, dan
untuk memenuhi kebutuhan pelajar pesimis dapat lulus tepat waktu.
(Zimmerman dan Martinez-Pons dalam
Dalam strategi motivasi meliputi
Dembo, 2004: 15). Mahasiswa BK cukup
menyusun tujuan dan meregulasi emosi dan
10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-4 2015

usaha. Penyusunan tujuan menjadi penting Kemudian untuk strategi belajar cara
karena tujuan membantu pelajar menjadi belajar meliputi belajar dari buku bacaan,
waspada terhadap nilai dan menentukan apa belajar dari dosen, mempersiapkan diri untuk
yang diinginkan (Dembo, 2004: 99), hal ini ujian, dan menjalani ujian. Mahasiswa BK
terlihat dari menetapkan target IPK dan tahu cara membaca dengan baik, dan
menetapkan target belajar diantaranya ialah membuat catatan di kelas dari penjelasan dari
dengan mempunyai target IPK yang tinggi, dosen, hal ini terlihat dari rutin membaca
dan ada perubahan positif sebelum dan buku bacaan, membaca buku sebelum materi
sesudah belajar. Sedangkan individu yang diperoleh dari dosen, meringkas materi dari
kurang memilki tujuan terlihat dari target IPK buku bacaan, dan mencari materi dari media
bukan hal yang penting, dan pesimis dapat lain diantaranya dengan cara rajin membaca
lulus tepat waktu. buku materi perkuliahan, memunculkan
pertanyaan dari membaca materi yang akan
Meregulasi emosi dan usaha merupakan
disampaikan dosen, menggaris bawahi bagian
bagian penting dari pengeturan diri dalam
yang penting saat embaca buku materi kuliah,
bidang akademik (academic self-
dan rajin mencari materi kuliah dari internet.
management) dikarenakan emosi akademik
Individu yang balajar dari buku bacaan yang
pelajar berpengaruh terhadap proses belajar,
cenderung kurang baik ialah terlihat dari saat
kontrol diri, dan pencapaian akademik
membaca tidak peduli sudah mnegerti bagian
(Pekrum, Goetz, Titz, & Perry dalam Dembo,
yang dibaca tersebut atau tidak, tidak perlu
2004: 112). Beberapa mahasiswa BK mampu
untuk mempelajari atau membaca materi yang
mengontrol stressor belajar namun beberapa
akan disampaikan dosen, hanya membaca
juga ada yang tidak mampu mengontrol
buku materi kuliah tanpa menemukan
stressor belajar, hal ini terlihat dari mengatur
kesimpulan dari materi yang dibaca, serta
emosi terhadap hasil belajar, dan menetapkan
hanya belajar dari materi atau hardcopy dari
usaha pencapaian belajar diantaranya ialah
dosen.
dengan cara berusaha semangat saat belajar,
berusaha bangkit saat mendapat nilai kurang Belajar dari dosen akan berbeda dengan
baik, dan sebelum belajar, membuat beberapa belajar dari buku, sewaktu belajar dari dosen,
target materi yang ingin dipelajari. Sedangkan dosen yang menjadi kunci dalam
individu yang kurang dapat meregulasi emosi menyalurkan informasi sehingga dibutuhkan
dan usahanya terlihat dari pasrah saat teknik belajar yang dapat membantu pelajar
menghadapi stres belajar, dan menyerah untuk mendapatkan informasi dari dosen,
dalam belajar ketika menerima nilai yang salah satunya adalah dengan membuat catatan
buruk. (Kiewra dalam Dembo, 2004: 218).
Pergaturan diri dalam... (Ika Ayuningtyas)11

Mahasiswa belajar dari dosen dengan cara tidak mempunyai catatan perkuliahan, dan
bertanya kepada dosen jika kurang paham, tidak mempunyai materi untuk ujian.
belajar materi dari dosen dengan media yang
Untuk yang terakhir, dalam hal menjalani
lain, dan mencatat saat dosen menjelaskan
ujian, Strategi dalam menjelani ujian
materi, hal ini ditunjukan melalui bertanya
tergantung pada tipe soal ujian (Dembo, 2004:
kepada dosen jika tidak paham dengan
225). Mahasiswa BK teliti dalam dalam
penjelasan dosen di kelas, mempelajari materi
menjalani ujian, hal ini terlihat dari membaca
dari dosen melalui internet, dan mencatat
instruksi soal ujian, membaca soal ujian
materi saat dosen menjelaskan di kelas.
dengan teliti dan cermat, menyelesaikan
Sedangkan mahasiswa yang belajar dari
berbagai jenis soal, melakukan pengecekan
dosennya kurang ialah ditunjukan dengan hal
ulang setelah mengerjakan soal ujian, serta
pasif di kelas saat mengikuti perkuliahan,
percaya diri dengan jawaban ujian. Bentuk
malas mempelajari materi dari dosen dengan
usaha yang dilakukan diantaranya ialah
media lain, hanya belajar dari hardcopy
dengan membaca instruksi atau petunjuk soal
dosen, hanya mendengarkan ketika dosen
ujian sebelum mengerjakan ujian, memahami
menjelaskan, serta penjelasan dari dosen
soal ujian yang dimaksud, berusaha
hanya perlu didengarkan dan tidak perlu
mengerjakan soal ujian hingga selesai,
ditulis.
membacaa kembalijawaban ujian, dan
Selanjutnya pelajar dapat mempersiapkan percaya diri dengan jawaban ujian sendiri
diri untuk menghadapi ujian dengan tanpa bertanya dengan teman. Sedangkan
menyusun rencana belajar (Dembo, 2004: mahasiswa yang kurang teliti dalam menjalani
238). Mahasiswa BK dapat menyusun ujian terlihat dengan usahanya yang seperti
rencana belajar yakni dengan cara belajar menjawab pertanyaan ujian tanpa membaca
sebelum ujian, mereview catatan perkuliahan, instruksi atau petunjuk, hanya melihat jenis
dan mengumpulkan materi sebelum ujian. pertanyaan dan langsung menjawabnya tanpa
Bentuk usaha yang dilakukan diantaranya memperhatikan instruksi atau petunjuk,
ialah dengan belajar jauh-jauh hari sebelum kurang teliti membaca soal ujian, untuk soal
ujian, membaca catatan perkuliahan, esai yang penting adalah jawabannya panjang,
mengumpulkan materi sebelum ujian dari mengerjakan soal pilihan ganda dengan
teman, media lain, maupun buku yang saya ngawur atau asal-asalan, terlambat
miliki. Sedangkan individu yang kurang mengumpulkan jawaban ujian saat ujian,dan
mempersiapkan diri untuk ujian cenderung lebih suka meminta jawaban teman daripada
belajar semalam sebelum ujian, bahkan sama mengerjakan soal ujian sendiri.
sekali tidak belajar sebelum ujian dikarenakan
12 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-4 2015

KESIMPULAN DAN SARAN instruktur, tutor, teman sebaya, atau sumber

Kesimpulan daya nonsosial, seperti buku referensi


(Dembo,2004: 25) dan mahasiswa yang
Berdasarkan data yang diperoleh dari
memiliki pengaturan diri dalam bidang
hasil analisis yang dilakukan maka dapat
akademik (academic self-management)
ditarik kesimpulan bahwa pengaturan diri
rendah memiliki kepercayaan yang salah
dalam bidang akademik (academic self-
mengenai kemampuan, proses belajar, dan
management) mahasiswa Bimbingan dan
motivasi, tidak menyadari akan perilaku
Konseling di Universitas Negeri Yogyakarta
belajarnya yang tidak efektif, dan tidak siap
berada pada kategori tinggi sejumlah 52
untuk mengubah perilaku belajar, namun
mahasiswa (34.4%), hal ini menunjukkan
tidak terdapat mahasiswa yang pada kategori
bahwa mahasiswa yang memiliki pengaturan
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
diri dalam bidang akademik (academic self-
pengaturan diri dalam bidang akademik
management) yang tinggi atau baik tahu cara
(academic self management) mahasiswa
untuk memotivasi dirinya walaupun banyak
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu
gangguan, mampu menggunakan strategi
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
belajar yang bervariasi, memiliki kemampuan
memiliki kecenderungan sedang, yang berarti
manajemen waktu yang lebih baik, lebih
bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling
banyak melakukan restrukturisasi lingkungan
tersebut memiliki kemampuan yang cukup
yang mengacu pada tempat belajar yang
baik dalam menerapkan strategi untuk
nyaman dan tidak mengganggu, mampu
mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi
menetukan kapan ia harus bekerja sendiri atau
proses belajar.
dengan orang lain, serta mampu membuat
perubahan yang diperlukan untuk memenuhi Apabila ditinjau dari komponen
tujuan belajarnya (Dembo,2004: 10). pengaturan diri dalam bidang akademik
(academic self-management) mahasiswa
Kemudian pada kategori sedang
semester II memiliki skor tertinggi di
sejumlah 99 mahasiswa (65.6%), hal ini
beberapa komponen pengaturan diri dalam
menunjukkan bahwa mahasiswa yang
bidang akademik (academic self
memiliki pengaturan diri dalam bidang
management) diantaranya yakni manajemen
akademik (academic self-management) yang
waktu, menyusun tujuan, belajar dari buku
sedang ialah yang cukup mampu memotivasi
bacaan, dan belajar dari dosen. Untuk
diri sendiri, cukup baik memiliki strategi
semester IV memiliki skor tertinggi pada
belajar yang kuat dalam mencapai tujuannya,
komponen pengaturan diri dalam bidang
cukup mampu mengatur waktunya, dan cukup
akademik, meregulasi emosi dan usaha, dan
mampu untuk mencari bantuan dari
Pergaturan diri dalam... (Ika Ayuningtyas)13

mempersiapkan diri untuk ujian. Sedangkan tersebut dapat dilakukan dengan


semester VI memiliki skor tinggi dalam meningkatkan strategi dari pengaturan
komponen menjalani ujian. Pada mahasiswa diri dalam bidang akademik (academic
semester VIII dalam penelitian ini tidak self-management) yang terdiri dari
memperoleh skor yang tinggi dalam manajemen waktu, pengaturan lingkugan
komponen pengaturan diri dalam bidang fisik dan sosial, menjaga motivasi, dan
akademik (academic self management). meningkatkan strategi belajar yang
digunakan baik dalam belajar sehari-hari
Saran
maupun sewaktu ujian demi tercapainya
1. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat
tujuan yang ingin dicapainya.
bahwa mahasiswa Bimbingan dan
3. Peneliti berikutnya dapat menindaklanjuti
Konseling memiliki pengaturan diri
dengan penelitian-penelitian lain terkait
dalam bidang akademik (academic self-
pengaturan diri dalam bidang akademik
management) dalam kategori sedang.
(academic self-management),
Oleh karena itu, diharapkan bagi Kaprodi
diantaranya:
Bimbingan dan Konseling dapat
a. Peneliti ini menggunakan metode
dijadikan sebagai bahan evaluasi atau
kuantitatif deskriptif, bagi peneliti
dapat menjadi sumber informasi dalam
selanjutnya diharapkan dapat
mendukung peningkatan pengaturan diri
menggunakan metode kualitatif agar
dalam bidang akademik (academic self-
mendapatkan data yang lebih
management) dengan memberikan
mendalam mengenai pengaturan diri
layanan terhadap mahasiswa Bimbingan
dalam bidang akademik (academic
dan Konseling khusunya pada mahasiswa
self-management) pada mahasiswa
semester VI dan semester VIII sehingga
Bimbingan dan Konseling di UNY.
Kaprodi dapat membuat program-
b. Peneliti selanjutnya diharapakan dapat
program untuk membantu peningkatan
memperdalam atau memperkaya
pengaturan diri dalam bidang akademik
kajian teori terkait dengan pengaturan
(academic self-management) terutama
diri dalam bidang akademik
pada komponen strategi prilaku, strategi
(academic self-management)
motivasi, dan strategi belajar cara belajar.
2. Bagi mahasiswa Bimbingan dan DAFTAR PUSTAKA
Konseling, diharapkan untuk belajar Abd-El-Fattah, Sabry M. (2010). Garrison’s
Model of Self-Directed Learning:
melatih diri agar memiliki pengaturan diri
Preliminary Validation and
dalam bidang akademik (academic self- Relationship to Academic
Achievement. The Spanish Journal
management) yang lebih baik. Hal
14 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-4 2015

of Psychology, Vol. 13 No.2, 586- Sugiyono. 2007. Metode Penelitian


596. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Achmad Juntika Nurikhasan. (2005). Srategi
Layanan Bimbingan dan Konseling. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Bandung: Refika Aditama. Kuantitatif Kualitatif dan R and D.
Bandung: Alfabeta.
Andi Prastowo. (2014). Memahami Metode-
Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar- Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Ruzz Media. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Dembo, Myron H. (2004). Motivation and Alfabeta.
Learning Strategies for College
Success-A self-Management Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur
Approach. Second Edition. London: Penelitian Suatu Pendekatan
Unversity of Southern California. Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dwi Siswoyo. (2011). Ilmu Pendidikan. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur
Yogyakarta : UNY Pers. Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Erikson. (1999). Identity: Youth and Crisis.
New York: Norton. Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Havighurst. (1961). Human Development &
Eduction. New York: David Mkay Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Co. Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik Revisi Ed V. Jakarta:
Hurlock, Elizabeth B. (1993). Psikologi Rineka Cipta.
Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian
Kanar, C.C. (2011). The Confident Student Pendidikan Kompetensi dan
(7th Edition). USA : Wadsworth. Praktiknya. Yogyakarta: PT.
Bumi Aksara.
Masri Singarimbun. (1989). Metodologi
Penelitian Survey. Jakarta: PT. Sutrisno Hadi. 1994. Metedologi Research I.
Pustaka LP3ES Indonesia. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Tentang Standar Nasional Penddikan Nasional.
Pendidikan Tinggi.
Widya Puspitasari. (2012). Hubungan Antara
Purwanto. (2006). Instrumen Penelitian Manajemen Waktu dan Dukungan
Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Sosial dengan Prestasi Akademik
Pustaka Pelajar. Mahassiwa yang Bekerja. Skripsi.
FKIP - Universitas Ahmad Dahlan.
Saifuddin Azwar. (2010). Metode
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Wong, Linda. (2009). Essential Study Skills
Pelajar. (6th Ed). USA: Houghton Mifflin
Company.
Saifuddin Azwaar. (2012). Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan
Pelajar. Konseling di institusi pendidikan.
Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Pergaturan diri dalam... (Ika Ayuningtyas)15

Zimmerman, B.J. (1998). Self-regulated


learning : From teaching to self-
reflective practice. New York: The
Guilford Press.

Anda mungkin juga menyukai