ARTIKEL E- JOURNAL
Oleh:
Ika Ayuningtyas
NIM. 11104241027
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaturan diri dalam bidang akademik (academic
self-management) pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Yogyakarta tahun ajaran
2014-2015. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif menggunakan jenis penelitian
survey. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri
Yogyakarta yakni angkatan tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 yang berada pada semester VIII, VI, IV, dan
II yang masih aktif dalam perkuliahan dengan ukuran populasi 440 mahasiswa. Teknik penentuan sampel
menggunakan stratified quota random sampling sehingga diperoleh ukuran sampel 151 mahasiswa. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu skala pengaturan diri dalam bidang akademik (academic self-
management). Validitas instrumen menggunakan validitas logis dengan menitikberatkan pada expert
judgement. Reliabilitas skala menggunakan analisis uji reliabilitas alpha cronbach. Hasil reliabilitas skala
pengaturan diri dalam bidang akademik (academic self-management) sebesar 0,950. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan diri
dalam bidang akademik (academic self-management) mahasiswa Bimbingan dan Konseling di Universitas
Negeri Yogyakarta sebanyak 52 mahasiswa (34,4%) memiliki academic self-management pada kategori
tinggi, sebanyak 99 mahasiswa (65,6%) memiliki academic self-management pada kategori sedang, dan
academic self-management pada kategori rendah tidak ada. Dengan demikian sebagian besar mahasiswa
Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Yogyakarta memiliki pengaturan diri dalam bidang
akademik (academic self-management) cenderung sedang.
Kata kunci: pengaturan diri dalam bidang akademik , mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract
The objective of this research is to knowing the level of self-management in the academic field
(academic self-management) to the students of Guidance and Counseling in State University of Yogyakarta
period 2014-2015. The approach in this research was quantitative descriptive which used survey type
research. The subjects of this research were the students of Guidance and Counseling State University of
Yogyakarta period of 2011, 2012, 2013, and 2014 who were in the semester of VIII, VI, IV, and II who were
still active in the learning activities in the college with the population of 440 students. The technique to
determine the samples in this research used stratified quota random sampling, so it is obtained the number
of the samples 151 students. The method to collect the data was the scale of self-management in the
academic field (academic self-management). The instrument validity used logic validity that emphasizes the
expert judgment. The scale reliability used the analysis of reliability test alpha cronbach. The result of scale
reliability of self-management in the academic field (academic self-management) was 0,950. This research
used the technique of quantitative descriptive analysis. The result of this research shows that self-
management in the academic field (academic self-management) to the students of Guidance and Counseling
in State University of Yogyakarta are 52 students (34,4%) categorize as high, 99 students (65,6%) categorize
as medium, and no one student categorizes as low. Thus, the level of self-management in the academic field
(academic self-management) of the students of Guidance and Counseling in State University of Yogyakarta
majority tends to medium.
Keywords: academic self-management, the students of Guidance and Counseling State University of
Yogyakarta.
2 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-4 2015
dapat menghambat dalam belajar atau dalam Subjek penelitian ini ialah mahasiswa
pencapaian prestasi. Maka dari itu, seorang Bimbingan dan Konseling angkatan 2011
pelajar harus mampu mengelola dirinya (semester VIII), 2012 (semester VI), 2013
terutama dalam hal akademik guna dapat (semester IV), dan 2014 (semester II) yang
mencapai prestasi yang baik. berjumlah 440 mahasiswa. Pada penelitian ini
peneliti mengunakan teknik stratified quota
Pergaturan diri dalam... (Ika Ayuningtyas)5
random sampling untuk pengambilan yaitu skor pengaturan diri dalam bidang
sampelnya. Teknik stratified random akademik (academic self-management) pada
sampling dilakukan karena kondusi populasi mahasiswa Bimbingan dan Konseling di
yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau Universitas Negeri Yogyakarta.
kelompok ndividual dengan karakteristik
Instrumen Penelitian dan Teknik
yang berbeda (Sukardi, 2003: 6), sedangkan Pengumpulan Data
teknik Quota sampling digunakan peneliti
Teknik pengumpulan data dalam
dengan menetukan besarnya jumlah
penelitian ini menggunakan angket skala
responden untuk menjadi anggota sampel pengaturan diri dalam bidang akademik
(Sukardi, 2003: 64). Pada penelitian ini
(academic self-management). Dalam
sampel yang digunakan terdiri dari 151
penelitian ini, pengujian instrumen
mahasiswa, yakni angkatan 2011 (semester
menggunakan uji validitas logis melalui
VIII) sejumlah 45 mahasiswa, angkatan 2012
expert judgement yang terdiri dari 59 item
(semester VI) sejumlah 42 mahasiswa,
berdasarkan expert judgement yang telah
angakatan 2013 (semester IV) sejumlah 32
dilakukan tersebut terdapat beberapa item
mahasiswa, dan angkatan 2014 (semester II)
yang tidak relevan dengan kisi-kisi instrumen
sejumlah 32 mahasiswa.
dan item-item yang diperbaiki yaitu nomor 1,
Prosedur Penelitian 12, 12, 18, 23, 25, 28, 28, 29, 31, 40, dan
telah dilakukan perbaikan oleh peneliti sesuai
Peneliti melaksanakan penelitian
dengan kisi-kisi. Dalam pengujian reliabilitas
dengan yang terdiri dari rangkaian kegiatan
instrumen menggunakan bantuan SPSS versi
observasi dan pembagian angket skala
21 dengan memperoleh koefisien reliabilitas
pengaturan diri dalam bidang akademik
sebesar 0.950. selanjutkan dilakukan uji
(academic self-management) uji coba untuk
keterbacaan instrumen pada beberapa
mengatahui reliabilitas instrumen kemudian
mahasiswa dengan memberikan penilaian
setelah instrumen reliabel maka peneliti
terhadap pengantar instrmen, petunjuk
melakukan penelitian yang sebenarnya
pengerjaan, dan istilah atau kata-kata dalam
dengan membagikan angket skala pengaturan
instrumen.
diri dalam bidang akademik (academic self-
management) setelah uji coba kepada Teknik Analisis Data
Kemudian setelah didapatkan data tersebut, Data yang telah diperoleh peneliti
dilakukan pengkategorisasian atau mengenai pengaturan diri dalam bidang
penggolongan dengan rumus menurut akademik (academic self-management)
Saifudin Azwar (2012: 149) sebagai berikut: dengan cara menyebar 151 angket skala
kepada subyek yaitu mahasiswa Bimbingan
X < ( - 1,0) =Rendah
( - 1,0) ≤ X < ( + 1,0) =Sedang dan Konseling angkatan 2011, 2012, 2013,
( + 1,0) ≤ X =Tinggi dan 2014. Keseluruhan angket skala kembali
Kemudian kriteria untuk dapat
sesuai dengan jumlah yang disebarkan oleh
mendeskripsikan pengaturan diri dalam
peneliti yaitu sebanyak 151 angket. Peneliti
bidang akademik (academic self-
mengkategorisasikan subyek peneliti menjadi
management) dilakukan dengan menghitung
tiga tingkatan yang memiliki tingkat
nilai presentase dari masing-masing
pengaturan diri dalam bidang akademik
komponen dan semester. Adapun rumus
(academic self-management) tinggi,
untuk menghitung nilai presentase sebagai
pengaturan diri dalam bidang akademik
berikut:
(academic self-management) sedang, dan
Prosentase Jumlah Mahasiswa Pengaturan pengaturan diri dalam bidang akademik
Diri dalam Bidang Akademik (Academic Self- (academic self-management) rendah dengan
Management)=
menggunakan rumus pengkategorisasian yang
frekuensi jumlah mahasiswa dari masing −masing kategori
jumlah seluruh mahasiswa
x100 telah ditentukan sebelumnya.
mahasiswa (30.5%), yang berusia 21 tahun dari data subyek penelitian maka dapat
sejumlah 28 mahasiswa (18.5%), yang berusia dilakukan pengkategorisasian berdasarkan
22 tahun sejumlah 29 mahasiswa (19.2%), rumus pengkategorisasian yang telah
yang berusia 23 sejumlah 3 mahasiswa (2 %), ditentukan sebelumnya. Pengaturan diri dalam
dan yang berusia 24 tahun sejumlah 1 bidang akademik (academic self
mahasiswa (0.7%). Sehingga dapat management) digolongkan menjadi 3 kategori
disimpulkan bahwa subyek penelitian ini menggunakan model distribusi normal yaitu
berada pada rentang usia 18 tahun hingga 24 pengaturan diri dalam bidang akademik
tahun, dan mayoritas pada usia 20 tahun. Jika (academic self management) tinggi, sedang
berdasarkan semester bahwa jumlah subyek dan rendah.
yang berada pada jenjang semester VIII
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengaturan Diri
sebanyak 45 mahasiswa (29.8%), yang dalam Bidang Akademik (academic self-
semester VI sebanyak 42 mahasiswa (27.8%), management)
usaha. Penyusunan tujuan menjadi penting Kemudian untuk strategi belajar cara
karena tujuan membantu pelajar menjadi belajar meliputi belajar dari buku bacaan,
waspada terhadap nilai dan menentukan apa belajar dari dosen, mempersiapkan diri untuk
yang diinginkan (Dembo, 2004: 99), hal ini ujian, dan menjalani ujian. Mahasiswa BK
terlihat dari menetapkan target IPK dan tahu cara membaca dengan baik, dan
menetapkan target belajar diantaranya ialah membuat catatan di kelas dari penjelasan dari
dengan mempunyai target IPK yang tinggi, dosen, hal ini terlihat dari rutin membaca
dan ada perubahan positif sebelum dan buku bacaan, membaca buku sebelum materi
sesudah belajar. Sedangkan individu yang diperoleh dari dosen, meringkas materi dari
kurang memilki tujuan terlihat dari target IPK buku bacaan, dan mencari materi dari media
bukan hal yang penting, dan pesimis dapat lain diantaranya dengan cara rajin membaca
lulus tepat waktu. buku materi perkuliahan, memunculkan
pertanyaan dari membaca materi yang akan
Meregulasi emosi dan usaha merupakan
disampaikan dosen, menggaris bawahi bagian
bagian penting dari pengeturan diri dalam
yang penting saat embaca buku materi kuliah,
bidang akademik (academic self-
dan rajin mencari materi kuliah dari internet.
management) dikarenakan emosi akademik
Individu yang balajar dari buku bacaan yang
pelajar berpengaruh terhadap proses belajar,
cenderung kurang baik ialah terlihat dari saat
kontrol diri, dan pencapaian akademik
membaca tidak peduli sudah mnegerti bagian
(Pekrum, Goetz, Titz, & Perry dalam Dembo,
yang dibaca tersebut atau tidak, tidak perlu
2004: 112). Beberapa mahasiswa BK mampu
untuk mempelajari atau membaca materi yang
mengontrol stressor belajar namun beberapa
akan disampaikan dosen, hanya membaca
juga ada yang tidak mampu mengontrol
buku materi kuliah tanpa menemukan
stressor belajar, hal ini terlihat dari mengatur
kesimpulan dari materi yang dibaca, serta
emosi terhadap hasil belajar, dan menetapkan
hanya belajar dari materi atau hardcopy dari
usaha pencapaian belajar diantaranya ialah
dosen.
dengan cara berusaha semangat saat belajar,
berusaha bangkit saat mendapat nilai kurang Belajar dari dosen akan berbeda dengan
baik, dan sebelum belajar, membuat beberapa belajar dari buku, sewaktu belajar dari dosen,
target materi yang ingin dipelajari. Sedangkan dosen yang menjadi kunci dalam
individu yang kurang dapat meregulasi emosi menyalurkan informasi sehingga dibutuhkan
dan usahanya terlihat dari pasrah saat teknik belajar yang dapat membantu pelajar
menghadapi stres belajar, dan menyerah untuk mendapatkan informasi dari dosen,
dalam belajar ketika menerima nilai yang salah satunya adalah dengan membuat catatan
buruk. (Kiewra dalam Dembo, 2004: 218).
Pergaturan diri dalam... (Ika Ayuningtyas)11
Mahasiswa belajar dari dosen dengan cara tidak mempunyai catatan perkuliahan, dan
bertanya kepada dosen jika kurang paham, tidak mempunyai materi untuk ujian.
belajar materi dari dosen dengan media yang
Untuk yang terakhir, dalam hal menjalani
lain, dan mencatat saat dosen menjelaskan
ujian, Strategi dalam menjelani ujian
materi, hal ini ditunjukan melalui bertanya
tergantung pada tipe soal ujian (Dembo, 2004:
kepada dosen jika tidak paham dengan
225). Mahasiswa BK teliti dalam dalam
penjelasan dosen di kelas, mempelajari materi
menjalani ujian, hal ini terlihat dari membaca
dari dosen melalui internet, dan mencatat
instruksi soal ujian, membaca soal ujian
materi saat dosen menjelaskan di kelas.
dengan teliti dan cermat, menyelesaikan
Sedangkan mahasiswa yang belajar dari
berbagai jenis soal, melakukan pengecekan
dosennya kurang ialah ditunjukan dengan hal
ulang setelah mengerjakan soal ujian, serta
pasif di kelas saat mengikuti perkuliahan,
percaya diri dengan jawaban ujian. Bentuk
malas mempelajari materi dari dosen dengan
usaha yang dilakukan diantaranya ialah
media lain, hanya belajar dari hardcopy
dengan membaca instruksi atau petunjuk soal
dosen, hanya mendengarkan ketika dosen
ujian sebelum mengerjakan ujian, memahami
menjelaskan, serta penjelasan dari dosen
soal ujian yang dimaksud, berusaha
hanya perlu didengarkan dan tidak perlu
mengerjakan soal ujian hingga selesai,
ditulis.
membacaa kembalijawaban ujian, dan
Selanjutnya pelajar dapat mempersiapkan percaya diri dengan jawaban ujian sendiri
diri untuk menghadapi ujian dengan tanpa bertanya dengan teman. Sedangkan
menyusun rencana belajar (Dembo, 2004: mahasiswa yang kurang teliti dalam menjalani
238). Mahasiswa BK dapat menyusun ujian terlihat dengan usahanya yang seperti
rencana belajar yakni dengan cara belajar menjawab pertanyaan ujian tanpa membaca
sebelum ujian, mereview catatan perkuliahan, instruksi atau petunjuk, hanya melihat jenis
dan mengumpulkan materi sebelum ujian. pertanyaan dan langsung menjawabnya tanpa
Bentuk usaha yang dilakukan diantaranya memperhatikan instruksi atau petunjuk,
ialah dengan belajar jauh-jauh hari sebelum kurang teliti membaca soal ujian, untuk soal
ujian, membaca catatan perkuliahan, esai yang penting adalah jawabannya panjang,
mengumpulkan materi sebelum ujian dari mengerjakan soal pilihan ganda dengan
teman, media lain, maupun buku yang saya ngawur atau asal-asalan, terlambat
miliki. Sedangkan individu yang kurang mengumpulkan jawaban ujian saat ujian,dan
mempersiapkan diri untuk ujian cenderung lebih suka meminta jawaban teman daripada
belajar semalam sebelum ujian, bahkan sama mengerjakan soal ujian sendiri.
sekali tidak belajar sebelum ujian dikarenakan
12 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-4 2015