Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 6 No.

1, Maret 2018 ISSN 2355-5785


http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR FISIKA PADA PESERTA DIDIK


KELAS IPA SEKOLAH MENENGAH ATAS
Abbas, Muhammad Yusuf Hidayat
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, abbasputrarahman95@gmail.com
Abstract
Pada umunya kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya
hambatan-hambatan dalam kegatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan kegiatan yang
lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai kondisi
dalam proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai
hasil belajar. Hambatan ini mungkin disadari dan mungkin dapat tidak disadari dan dapat
bersifat sosiologis, psikologis atau pun psiologis dalam keseluruhan proses belajarnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, karena dalam
penelitian ini berusaha menggambarkan suatu obyek tertentu yang dijadikan penelitian.
Penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor kesulitan belajar
fisika pada peserta didik dan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar fisika pada
peserta didik. Penelitian ini menggunakan tiga tehnik pengumpulan data diantaranya
observasi, dokumentasi dan wawancara. Sampel sumber data dalam penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas IPA yang mengalami kesulitan belajar. Data yang diperoleh
dianalisis selama dan setelah penelitian dengan tiga tahapan yaitu reduksi data, display data
dan verifikasi/menyimpulkan. Dari hasil penelitian, faktor internal meliputi kesehatan yang
sering terganggu, kurangnya minat belajar, kurangnya perhatian dalam pembelajaran, malas
belajar dan kebiasaan belajar yang tidak teratur. Faktor ekternal meliputi pembelajaran yang
diselenggarakan dimana peserta didik dalam jumlah besar (padat), kurangnya tontrol orang
tua, tuntutan pekerjaan, aktif berorganisasi, teman sepermainan yang nakal dan pergaulan
bebas. Sedangkan, Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar fisika pada dasarnya
bervariasi sesuai karakter masing-masing. Dari Upaya guru di Sekolah Menengah Atas
meliputi melakukan pengajaran remedial, pengayaan, motivasi, menggunakan berbagai
metode pembelajaran, melengkapi kekurangan peralatan belajar, pengembangan kebiasaan
yang baik, bimbingan konseling dan melakukan kerja sama antara pihak sekolah dan
masyarakat. Implikasi dalam penelitian ini adalah sebaiknya faktor-faktor kesulitan belajar
mata pelajaran fisika pada peserta didik dapat dikenali oleh setiap guru fisika agar dapat
segera melakukan berbagai pendekatan dalam upaya menanggulangi kesulitan tersebut.
Kata kunci: “Faktor, kesulitan, belajar, dan pendidikan”.

Pendahuluan Tujuan pendidikan nasional berfungsi


memberikan arah kepada semua kagiatan
Penyelenggaraan pendidikan disekolah yang pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang
melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa ada. Tujuan pendidikan nasional tersebut
sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya merupakan tujuan umum yang hendak dicapai
interaksi belajar mengajar atau proses oleh semua satuan pendidikannya. Meskipun
pembelajaran. Dengan konteks pembelajaran ini, setiap satuan pendidikan tersebut mempunyai
guru dengan sadar merencanakan kegiatan tujuan sendiri, namun tidak terlepas dari tujuan
pengajaran secara sistematis dan berpedoman pendidikan nasional. Dalam sistem pendidikan
pada seperangkat atauran dan rancana tentang nasional, peserta didiknya adalah semua warga
pendidikan yang dikemas dalam kurikulum. negara. Artinya, semua satuan pendidikan yang
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan ada harus memberikan kesempatan menjadi
seseorang terhadap perkembangan orang lain peserta didiknya kepada semua warga negara
menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan yang memenuhi persyaratan tertentu sesuai
manusia untuk berbuatan mengisi kehidupan dengan kekhususannya, tanpa membedakan status
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. sosial, ekonomi, agama, suku bangsa dan
sebagainya.

P a g e | 45
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 6 No. 1, Maret 2018 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

Agar tercapai tujuan dalam proses belajar Menurut (Abdurrahman, 2003), ada beberapa
mengajar, siswa sebagai faktor utama yang wajib faktor kesulitan belajar yang dapat mempengaruhi
dipahami sebelumnya dengan jelas, baik rohani siswa diantaranya faktor internal siswa: kadaan
maupun jasmaninya. Dalam proses belajar yang muncul dari dalam diri sendiri atau
mengajar siswa dapat berperan sebagai objek atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa yaitu (1)
subjek. Dikatakan sebagai objek, karena menjadi Bersifat kognitif (secara sederhana dapat
sasaran dalam proses mengajar guru. Dikatakan dipahami bahwa hal ini mencakuppsikologis
subyek karena siswa merupakan pelaku dalam proses psikologis, yang mana setiap anak berbeda
proses pembelajaran yang didalamnya akan dalam kemampuan mental yang mendasari
membiasakan diri belajar agar terjadi perubahan mereka memproses da menggunakan informasi,
pada dirinya baik dalam ranah kognitif, avektif, dan perbedaan tersebut mempengaruhi proses
dan psikomotorik. belajar anak) (2) Bersifat afektif (Ranah rasa)=
labilnya emosi dan sikap (3) Bersifat psikomotor
Selama ini hambatan yang dialami siswa selama (Ranah karsa) = terganggunya alat-alat indra
melaksanakan kegiatan belajarnya. Yang dikejar penglihatan dan pendengaran.
hanyalah terpenuhinya target KKM dan hasil
belajar maksimal yang paksaan, misalnya sistem Semntara faktor ekternal meliputi: (1)
belajar drill, tanpa mau tahu bahwa ada sebagian Lingkungan Keluarga seperti broken home,
siswa yang merasa kesulitan dalam belajarnya. rendah kehidupan ekonomi. Pengaruh keluarga
Pada umunya kesulitan merupakan suatu kondisi yang tidak harmonis yang mempengaruhi
tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan- perkembangan mental seseorang. Apalagi jika
hambatan dalam kegatan mencapai tujuan, berada dalam lingkungan keluarga yang memiliki
sehingga memerlukan kegiatan yang lebih giat kehidupan ekonomi yang pas-pasan atau bahkan
lagi untuk dapat mengatasi. berkekurangan. Hal ini dapat berdampak bagi
melemahnya kemampuan seseorang dalam
Menurut Trianto dalam bukunya, menyebutkan menyerap materi pelajaran yang semestinya
bahwa fisika merupakan salah satu cabang dari dikuasai, (2) Lingkungan Masyarakat seperti
IPA dan merupakan ilmu yang lahir dan perkampungan kumuh, teman sepermainan yang
berkembang lewat langkah-langkah ilmiah, mulai nakal. Lingkungan rumah yang terletak di area
dari perumusan masalah, penyusunan hipotesis, yang kumuh, jauh dari ketenangan dan
pengujian hipotesis melalui eksperimen, ketentraman tentu akan memberi dampak bagi
penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan perkembangan, mental seseorang. Biasanya
konsep. Mempelajari fisika merupakan suatu pengaruh yang ditimbulkan adalah bersifat
petualangan. Anda akan menemukan bahwa ilmu negatif, perokok yang menjadi pecandu narkotika,
ini begitu menantang, kadang-kadang membuat mabuk-mabukan , serta segala keterbatasan sarana
frustasi, sewaktu-waktu menyakitkan, dan yang dapat menstimulasi seseorang berkembang
seringkali bermanfaat dan memberikan kepuasan secara negative, (3) Lingkungan sekolah seperti
batin. Fisika akan menarik rasa estetis seperti Kondisi dan letak gedung sekolah buruk,
halnya intelektualitas anda. misalnya dekat pasar, kndisi gurun atau alat-alat
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai kondisi belajar yang berkualitas rendah. Lingkungan
dalam proses belajar yang ditandai adanya sekolah yang kurang mendukung saran belajar
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil dapat mengacaukan konsentrasi belajar sebab
belajar. Hambatan ini mungkin disadari dan berdampak pada penurunan kemampuan prestasi
mungkin dapat tidak disadari dan dapat bersifat tinggi. Sangat jarang ditemukan siswa yang maju
sosiologis, psikologis atau pun psiologis dalam berasal dari lingkungan sekolah yang kurang
keseluruhan proses belajarnya. Orang yang kondusif. Oleh karena itu, suasana yang nyaman
mengalami hambatan dalam proses mencapai tanpa keributan, serta fasilitas belajar yang
hasil belajarnya akan mendapat hasil dibawah memadai, akan mendorong lahirnya siswa-siswi
yang semestinya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang berprestasi tinggi.
Allan O.Rpss: “A learning difficulty represent a Kesulitan ini dapat ditemui pada saat belajar
dicrepency beetwen a child’s estimated and his dalam kelas yang sebagian peserta didik masih
actual level of academeic performance

P a g e | 46
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 6 No. 1, Maret 2018 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

ada yang selalu tertinggal dalam mengerjakan ketiga, dan seterusnya, artinya melewati satu atau
tugas dengan waktu yang ditentukan dan hasil lebih pihak yang bukan peneliti sendiri.
akhir rata-rata masih dibawah nilai KKM yang
ingin dicapai. Beberapa peserta didik memiliki Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan tiga
kemampuan yang masih agar rendah, sehingga metode yaitu metode observasi, dokumentasi dan
dalam belajar fisika masih sangat wawancara. Observasi atau pengamtan sebagai
kesulitan.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur
untuk mendeskripsikan kesulitan belajar fisika tingkah laku individu atau pun proses terjadinya
pada peserta didik dan Mendeskripsikan upaya- suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dengan
upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
fisika pada peserta didik. buatan. Metode Dokumentasi memiliki arti yang
sangat penting dalam penelitian kulitatif. Karena
Secara umum bagi peneliti, penelitian ini secara jelas dokumentasi memberikan gambaran
bermanfaat sebagai syarat untuk mencapai gelar mengenai pengalaman hidup serta kejadian yang
Program Sarjana Pendidikan Fisika. Dari hasil terdapat pada subyek dan obyek penelitian pada
penelitian bagi peneliti bermanfaat dalam saat tertentu, dengan mencari dokumen atau data
menambah wawasan tentang faktor-faktor mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
kesulitan belajar fisika saat mengajar disekolah catatan, buku, majalah serta agenda dan
menengah atas (SMA). Penelitian ini juga dapat sebagainya. Metode interview/ wawancara adalah
sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian merupakan tanya jawab yang langsung untuk
lebih lanjut terutama yang menggunakan populasi mendapatkan informasi. Ada tiga metode
peserta didik Sekolah Menengah Atas, dan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai acuan dalam merumusakan solusi untuk yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur dan
upaya mengatasi kesulitan belajar pada peserta tidak terstruktur.
didik terkhusus pada mata pelajaran fiska.
Data yang diperoleh dianalisis sebelum memasuki
Metode Penelitian lapangan dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan, atau data sekunder, yang akan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
yang bersifat deskriptif, karena dalam penelitian Demikian fokus penelitian ini masih bersifat
ini berusaha menggambarkan suatu obyek tertentu sementara, dan akan berkembang setelah peneliti
yang dijadikan penelitian. Dimana penelitian masuk dan selama dilapangan. Analisis data
kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengumpulan data berlangsung, dan setelah
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara saat wawancara, peneliti sudah melakukan
individual maupun kelompok. Dalam penelitian analisis terhadap jawaban yang akan
ini yang menjadi subjek penelitian adalah pada diwawancarai, bila jawaban yang diwawancarai
peseta didik kelas IPA yang mengalami setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka
kesulitan belajar. peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini tahab tertentu, diperoleh data yang dianggap
adalah data primer yaitu data yang diperoleh kreadibel. Miles dan Huberman (1984),
langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
untuk pertama kalinya ketika peneliti melakukan data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
observasi di lokasi yang dijadikan objek berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas,
penelitian yaitu peseta didik kelas IPA di SMAN hingga datanya sudah jenuh. Analisis data saat
Bontonompo dan data sekunder yaitu data yang dilapangan meliputi (1) reduksi data, (2)
bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penyajian data (display data), dan (3) penarikan
peneliti misalnya dari biro statistik, majalah, kesimpulan (verivikasi)
keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Hasil dan Pembahasan
Jadi kata skunder berasal dari tangan kedua,

P a g e | 47
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 6 No. 1, Maret 2018 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

Ada beberapa temuan dalam penelitian ini Sementara itu untuk faktor ekternal kesulitan
diantaranya faktor internal yang mempengaruhi belajar fisika pada peserta didik meliputi: (1)
kesulitan belajar pesera didik yaitu: (1) pada saat Suasana belajar yang tidak kondusif terutama
pembelajaran fisika terutama pada siang hari, disiang hari yang cuacanya panas dan ada
peserta didik ada yang cepat lelah, kurang beberapa kelas yang jumlah peserta didiknya
bersemangat, mudah pusing, cepat mengantuk cukup padat, (2) Gangguan belajar pada peserta
dikarenakan kondisi ruangan yang panas dan didik saat belajar kerena kehadiran seseorang
jumlah peserta didik yang cukup padat, (2) yang ribut dan lewat-lewat didepan kelasnya yang
kemampuan daya tangkap dan keaktifan sebagian dapat mengundang perhatian peserta didik, (3)
peserta didik berbeda-beda, ada yang aktif karena Suara bising yang membuat peserta didik
daya tangkapnya baik dan ada yang hanya diam terganggu dalam belajarnya yang berasaal dari
atau melakukan hal-hal yang ia inginkan dan tidak kelas sendiri atau dari kelas yang berseblahan
memperhatikan pelajaran, (3) kurangnya minat karena bunyi kursi yang bergesekan dilantai, (4)
peserta didik dalam belajar fisika yang Gangguan dari jenis kelamin terutama yang
menyebabkan mereka cepat mengantuk, sedang bermasalah dengan teman dan pacarnya
mengeluh, asyik melakukan hal yang ia sukai sehingga lupa untuk belajar, (5) Tidak adanya
dengan mengambar-gambar dibuku tulis, malas teman belalajar karena faktor ketidak cocokan
mencatat dan malas masuk kelas, (4) kemampuan pendapat dan sifat suka menyendiri, (6) Teman
sebagian dari peserta didik yang sangat kurang, sepermainan yang nakal sehingga ikut
terutama dalam penguasaan konsep, rumus dan terpengaruh kedalamnya yang menyebabkan
perhitungan matematikanya yang masih sangat peserta didik malas belajar, dan (7) Tidak dapat
rendah, (5) kurangnya kesiapan peserta didik mengatur waktu belajar disebabkan malas belajar,
dalam belajar fisika seperti tidak membawa buku aktif organisasi dan sibuk bekerja membantu
catatakan, tidak membawa pulpen dan tidak orang tua.
masuk kelas dengan alasan terlambat, (6) cara
menyampaikan guru yang terkadang kurang jelas Pada dasarnya baik faktor internal dan ekternal
dibeberapa kelas karena suara ribut dari peserta kesulitan belajar peserta didik mata pelajaran
didik yang berada dikelas dan kelas lain terutama fisika sesuai dengan teori yang ada sebelumnya.
yang peserta didik duduknya paling belakang, dan Perbedaan pada hasil penulisan dengan teori
(7) aktif berorganisasi yang menyebabkan peserta terletak pada faktor penyebab kesulitan belajar itu
didik tidak dapat mengatur waktu belajarnya. sendiri. Dari hasil pengamatan yang dilakukan,
data faktor kesulitan belajar dan yang
Data tersebut dapat temukan pada saat penulis mempengaruhi belajar hampir sama penyebabnya.
berada dalam kelas saat pembelajaran fisika Faktor-faktor kesulitan belajar baik faktor internal
berlangsung. Selain melakukan pengamatan, dari dan ekternal saling mempengaruhi satu sama lain.
hasil wawancara dengan peserta didik dan pihak Hal ini dipengaruhi oleh berbagai aspek baik yang
yang terkait, meneliti mendapatkan informasi internal maupun yang eksternal. Setiap aspek
bahwa peserta didik mengalami kesulitan belajar yang diteliti baik faktor internal dan ekternal pada
dikarenakan kebiasaan belajar yang tidak teratur dasarnya saling berkaitan dan tak dapat
disebabkan oleh tuntutan bekerja saat pulang dipisahkan dan berjalan secara bersamaan pada
sekolah dan kegiatan lain yang dapat membuat peserta didik. Adanya faktor internal karena
peserta didik tidak memiliki waktu belajar. Dari pengaruh faktor ekternal dan begitu pula dengan
hasil data yang diperoleh maka kesimpulan sebailknya. Faktor-faktor kesulitan belajar,
bahwasanya peserta didik Sekolah Menengah tinggal selanjutnya menjadi tantangan para guru
Atas sangat dipengaruhi kesulitan belajarnya dari fisika Sekolah Menengah Atas dalam berupaya
segi faktor dari dalam dirinya sendiri (internal). mengatasi kesulitan belajar peserta didik mata
Kesulitan belajar yang penulis temukan pada pelajarn fisika.
peserta didik tak lepas dari teori yang ada
sebelumya, yang menjadi panduan untuk Kesimpulan
memperoleh data yang lebih akurat. Dalam membuat kesimpulan ini, peneliti mengacu
pada semua data yang dikumpulkan yang telah
dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan

P a g e | 48
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 6 No. 1, Maret 2018 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Marzuki, 2000, Metodologi Riset. Yogyakarta PT
Berdasarkan pendekatan kualitatif dengan jenis Prasetia Widia Pratama.
penelitian deskriptif dalam menganalisis faktor-
faktor kesulitan belajar mata pelajaran fisika Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si, 2007, Metode
maka diperoleh faktor-faktor kesulitan belajar penelitian, Bandung; UIN Sunan Gunung
peserta didik pada mata pelajaran fisika pada Jati.
dasarnya dipengaruhi oleh faktor internal dan Husaini Usman, 2009 , Metodologi Penelitian
faktor ekternal. Faktor internal meliputi Sosial, Cet. 2:Jakarta: PT. Bumi Aksara.
kurangnya kemampuan peserta didik dalam
matematika sebagai bahasa fisika, kesehatan yang Suharsimi Arikunto. 2006, Proposal penelitian
sering terganggu, kurangnya minat belajar, suatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineka
kurangnya perhatian dalam pembelajaran, malas Cipta.
belajar dan kebiasaan belajar yang tidak teratur. Dr Sugiono, 2014, Metode penelitian pendidikan,
Faktor ekternal meliputi pembelajaran yang pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R
diselenggarakan dimana peserta didik dalam dan D, Bandung: Alfabeta.
jumlah besar (padat), kurangnya tontrol orang tua,
tuntutan pekerjaan, aktif berorganisasi, teman
sepermainan yang nakal dan pergaulan bebas.
Daftar pustaka
A. Wawan dan Dewi M. 2010. teori dan
pengukuran pengetahuan,sikap, dan
perilaku manusia, Yogyakarta: Nuha
Medika.
Hasbullah, 2005, Dasar-dasar ilmu pendidikan.
Jakarta: PT Raja Graha findo Persada.
Haidar Putra Daulay, 2009, Pembelajaran
pendidikan islam di Indonesia, Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Trianto, 1989, Model Pembelajaran Terpadu
Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Hugh D. Young and Roger A. Freedman, 2001,
Fisika Universitas Edisi Sepuluh.
Bandung: Erlangga.
Drs. Sumadin Suryabrata, 2004, Psikologi
pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Ulfiani Rahman, 2014, Memahami psikologi
dalam pendidikn, teori dan aplikasi,
Makassar:UIN Press.
Nana Syaodih Sukmadinata, 2010, Metode
Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

P a g e | 49

Anda mungkin juga menyukai