Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEORI BELAJAR

Latar Belakang Munculnya Teori Belajar Dan Pembelajaran.

Disusun oleh:

1. Karina Kusumadewi 18080324011


2. Ayu Puspita Sari 18080324039
3. Siti Khoirun Nisa 18080324041
4. Farras Rana Febriani 18080324055

Jurusan Pendidikan Ekonomi

Fakultasa Ekonomi

Universitas Negeri Surabaya

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan manusia. Dengan belajar, manusia dapat mengembangkan potensi –
potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar, manusia tidak mungkin dapat memenuhi
kebutuhan – kebutuhannya. Semua aktivitas keseharian membutuhkan ilmu yang
hanya didapat dengan belajar.
Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan
banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu hambatannya
adalah rendahnya mutu pendidikan di negara ini, sehingga dengan adanya
hambatan tersebut akan menjadikan sebuah tantangan bagi pengelola pendidikan
untuk meningkatkan mutu pendidikan di indonesia.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik
dalam proses belajar sehingga mereka dapat memeperoleh tujuan belajar sesuai
dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi
individu anak karena mereka yang akan belajar
Belajar mengajar adalah kegiatan yang di lakukan dan diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah di rencanakan sebelumnya secara sistematis
dengan memanfaatkan segala sesuatu yang berkaitan guna kepentingan
pengajaran. Kesulitan - kesulitan dalam pembelajaran dikarenakan anak didik
bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga
sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.
Ada 3 aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya
yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Dan ini merupakan akar
permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di
sekolah. Sehingga teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan untuk
mengatasi kesulitan dalam proses belajar secara menyeluruh. Oleh karena itu
dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam
menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka muncul rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang melatar belakangi munculnya teori belajar dan pembelajaran?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami latar belakang munculnya teori belajar dan
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

Belajar adalah key term, istilah kunci yang paling penting dalam satiap usaha
pendidikan. Yang melatarbelakangi munculnya teori belajar adalah kesuliatan-
kesuliatan dalam pembelajaran dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu
dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar
belakang yang berlainan.

Ada 3 aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya
yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Dan ini merupakan akar
permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di
sekolah. Sehingga teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan untuk
mengatasi kesulitan dalam proses belajar secara menyeluruh.

Teori adalah seperangkat asas yang tersusun tentang kejadian kejadian tertentu
dalam dunia nyata (McKeachie,1976, hlm.829). Teori dapat memberikan dua
kelebihan yang pertama bahwa asas itu, tidak seperti halnya maksim, dapat di uji.
Keuntungan yang kedua bahwa tidak seperti hasil pengamatan yang terlepas – lepas,
teori mengandung generalisasi tentang gejala – gejala dan dengan demikian dapat di
terapkan pada beberapa keadaan.

Learning is a change in the individual, due to interaction of that individual and


his environment, which fills a need and makes him more capable of dealing
adequately with his environment. Belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu
sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dan
menjadikannya lebih mampu melestarikan lingkungannya secara memadai.(Burton
1962:13).

Belajar dilakukan hampir setiap waktu, kapan saja, dimana saja, dan sedang
melakukan apa saja. Belajar juga merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan - pelatihan atau pengalaman-
pengalaman.

Teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang bersifat teoritis


dan telah diuji kebenarannya melalui eksperimen-eksperimen untuk mengelola proses
belajar sehingga dapat mentransfer informasi kepada anak didik demi keberhasilan
belajar siswa.

Pembelajaran merupakan suatu proses tempat perilaku di ubah,di bentuk, atau


dikendalikan(Konsensus Knowles 1973). Sedangkan menurut Botkin (1979:100)
pembelajaran adalah suatu perubahan yang dapat memberikan hasil jika (orang –
orang) berinteraksi dengan informasi ( materi, kegiatan, dan pengalaman).

Smith (1982 : 35-37) mengemukakan 6 hal mengenai pembelajaran bagi orang


dewasa yaitu :

1. Belajar berlangsung sepanjang hayat. Maksudnya hidup berarti belajar. Robinson


(1979) mengatakan belajar bukanlah suatu tugs, tetapi suatu cara untuk mengikuti
perkembangan dunia.
2. Belajar merupakan suatu proses yang bersifat pribadi dan alamiah, tak seorang
pun yang bisa belajar untuk kita. Belajar terjadi pada diri kita
3. Belajar mencakup perubahan,(sesuatu yang ditambahkan atau dikurangi) proses
belajar yang tidak di sadari (unlearning) kadang kadang diperoleh terutama masa
dewasa.
4. Belajar dibatasi oleh tingkat perkembangan manusia, mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh perubahan biologis dan fisik dalam kepribadian, nilai peranan,
dan tugas yang biasanya terjadi pada hidup normal.
5. Belajar adalah mengalami , yaitu berinteraksi dengan lingkungan. Melalui sebuah
pengalaman kita dapat belajar, karena orang dewasa mempunyai pengalaman yang
jauh lebih banyak dan lebih luas daripada anak-anak.
6. Belajar mengandung intuisi, pengetahuan dapat muncul dari kegiatan belajar itu
sendiri.

Belajar dan pembelajaran adalah proses yang kompleks karena dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antar lain :

1. Pengaruh budaya, setiap daerah memiliki budaya yang berbeda – beda yang
mempengaruhi proses belajar di daerahnya karena masyarakat ingin menjaga
budayanya melalui berbagai bentuk pendidikan seperti upacara adat,lagu,
tarian,seni dan melalui pendidikan informal khusus oleh para orang tua dan
sesepuh.
2. Pengaruh sejarah, pendidikan adalah hasil dari suatu perkembangan sejarah
yang berasal dari suatu setting budaya sehingga mengandung bias budaya
(metode pembelajaran) dan berkaitan erat dengan reproduksi budaya.
3. Hambatan praktis, terdapat banyak hambatan praktis yang di temui dalam
pembelajaran misalnya guru di batasi oleh waktu,sumber dan fasilitas; guru
juga di batasi oleh undang – undang yang harus di indahkan.
4. Karakteristik guru sebagai guru, banyak hal yang mempengaruhi guru yang
memiliki kepribadian tertentu yang unik. Kepribadian itu berasal dari lingkup
budaya dimana guru berkembang,masyarakat dimana guru hidup,pengaruh
keluarga,pengaruh agama yang di anut,pengalaman akademis,pengalaman
kerja serta genetika atau pengaruh bawaan.
5. Karakteristik siswa, karakteristik awal siswa meliputi berbagai aspek meliputi
bahasa latar belajar akademis,usia,dan tingkat kedewasaan,latar belakang
budaya, tingkat pengetahuan serta keterampilan.
6. Proses belajar, aspek ini berkaitan dengan proses kognitif aktual yang harus di
lalui oleh siswa dalam rangka mencapai keberhasilan belajar. Melalui proses
penyerapan gagasan dan keterampilan baru melalui kegiatan belajar dan
pembelajaran kemudian menyimpan informasi yang di terima agar kelak dapat
di gunakan kembali.

Menurut Suppes (dalam Bell, 1986) ada empat fungsi umum teori. Fungsi ini juga
berlaku bagi teori belajar, yakni:

(1) Berguna sebagi kerangka kerja untuk melakukan penelitian;

(2) Memberikan suatu kerangka kerja bagi pengorganisasian butir-butir informasi tertentu;

(3) Identifikasi kejadian yang komplek;

(4) Reorganisasi pengalaman-pengalaman sebelumnya. Pentingnya teori adalah sebagai


kerangka kerja penelitian.

Teori sangat berguna untuk kerangka kerja penelitian, terutama untuk mencegah
praktik-praktik pengumpulan data yang tidak memberikan sumbangan bagi pemahaman
peristiwa. Empirisme yang polos, menurut Suppes (dalam Bell, 1986) merupakan bentuk
coretan mental dan ketelanjangan tubuh yang jauh lebih menarik daripada ketelanjangan
fikiran.
Fungsi teori sebagai kerangka kerja pengorganisasian butir-butir informasi tertentu.
Semua teori belajar memenuhi fungsi ini. Dalam menjalankan fungsi ini teori dapat dijadikan
acuan dan pedoman bagi pembelajar dalam melakukan aktivitasnya. Dengan memahami
teori, pembelajar akan dapat melakukan pekerjaannya secara efisien dan efektif.

Fungsi identifikasi kejadian yang komplek. Teori dapat menjalankan fungsinya dalam
mengatasi masalah-masalah pembelajaran melalui identifikasi kejadian yang komplek.
Karena teori sering dapat mengungkapkan seluk beluk dan kerumitan peristiwa-peristiwa
yang tampaknya sederhana.

Fungsi reorganisasi pengalaman terdahulu. Fungsi teori yang keempat ini, erat
kaitannya dengan upaya untuk menyusun kembali kepercayaan lama, terutama hal-hal
penting yang ada manfaatnya bagi proses belajar di kelas.

Teori sebagai model kerja. Di samping empat fungsi tersebut di atas, teori juga
diharapkan dapat menjadi model kerja. Teori dapat dijadikan model kerja fenomena tertentu
sampai diketemukannya teori baru.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang dikemukakan pada pembahasan diatas dapat


disimpulkan bahwa, Teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
bersifat teoritis dan telah diuji kebenarannya melalui eksperimen-eksperimen untuk
mengelola proses belajar sehingga dapat mentransfer informasi kepada anak didik
demi keberhasilan belajar siswa. Sehingga teori belajar dimunculkan oleh para
psikolog pendidikan untuk mengatasi kesulitan dalam proses belajar secara
menyeluruh. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan
kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan
dilaksanakan.

3.2 Saran

Untuk menyempurnakan literatur – literatur yang sudah ada penulis


mengumpulkan berbagai latar belakang munculnya teori belajar dan pembelajaran
dari berbagai jenis sumber guna menghasilkan latar belakang yang mudah di pahami
dan runtut sehingga mempermudah pembaca memahami dan mengetahui secara jelas
latar belakang munculnya teori belajar dan pembelajaran dengan cara yang efektif.

Dengan perkembangan dunia pendidikan terus berlangsung sejalan dengan


tuntutan hidup manusia untuk menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin maju dan kompleks. Dunia pendidikan juga dituntut untuk
peka terhadap perubahan dan perkembangan sekecil apa pun dalam dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam konteks ini peran guru tidaklah kecil. Guru sebagai
ujung tombak pelaksana pendidikan, dituntut untuk terus mengembangkan
pengetahuan, kemampuan serta keterampilannya. Oleh karena itu disarankan kepada
semua yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan khususnya guru dapat
membaca dan memahami teori-teori pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Gredler,Margaret E.Bell.1994.Belajar Dan Membelajarkan.Jakarta:Pt Raja Grafindo


Persada.

Gintings,Abdorrakhman.2010.Belajar Dan Pembelajaran.Bandung:Humaniora.

Soekamto,Toeti.1997.Teori Belajar Dan Model – Model Pembelajaran.Jakarta.

Basleman,Anisa dan Samsu Mappa.2011.Teori Belajar Orang Dewasa.Bandung:Pt


Remaja Rosdakarya.

Djamarah,Syaiful Bahri dan Aswan Zain.1996.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Pt


Rineka Cipta.

Thinktep,10 November 2008.Teori Belajar.02 September 2019. https://thinktep.Wordpress.


com/com/2008/11/10/teori-belajar/.

Anda mungkin juga menyukai