Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 2

PENDIDIKAN ANAK di SD
OLEH :
NAMA : LASMIANSI
NIM : 838279669

UNIVERITAS TERBUKA
UPBJJ UT KENDARI
1. Jelaskan gejala-gejala yang tampak jika anak mengalami kesulitan belajar !
Jawab :
a. Nilai hasil belajar (nilai hasil ulangan, angka rapor) dibawah rata-rata nilai kelas
atau kelompoknya.
b. Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan nilai-nilai dikelas sebelumnya
c. Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya, misalnya anak
yang sebenarnya memiliki kompetensi lebih dari teman-temannya dalam pelajaran
matematika, tetapi hanya mendapat nilai cukup atau rata-rata pada mata pelajaran
tersebut
d. Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar dikelas misalnya, orang lain selain
20 menit, dia baru selesai dalam waktu 40 menit. Atau lambat dalam mengerjakan
pekerjaan rumah (PR), bahkan sering tidak mengerjakan
e. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, menentang
dan melawan guru, berpura-pura, berdusta dan sebagainya.
f. Menunjukan tingkah laku berkelainan seperti membolos, datang ke sekolah sering
terlambat, menggangu orang lain ketikah belajar di kelas dan kegiatan di luar
kelas, tidak mau mencatat pelajaran, mengasingkan diri, menyontek, serta tidak
teratur dalam belajar;
g. Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar seperti sering murung,
pemarah, muda tersinggung, tidak gembira menghadapi situasi permanin yang
menyenangkan anak seusianya, tidak merasa sedih ketikah mendapatkan nilai
paling rendah, dan sebagainya.

2. Pendekatan holistik merupakan aplikasi dari psikologi gestalt.


Jelaskan aplikasi pendekatan gestalt dalam pendekatan pembelajaran !
Jawab :
Dalam pendekatan holistik atau terpadu, suatu objek akan terlihat maknanya apabila
diamati secara menyeluruh bukan terpisah-pisah. Pendekatan ini merupakan aplikasi
pendekatan dari psikologi gestalt. Dalam pendekatan pembelajaran, aplikasi
pendekatan gestalt dapat di lihat, seperti berikut
1. Pengembangan insight
Pengetahuan mengenai keterkaitan antar unsur dalam suatu objek atau
peristiwa
2. Pembelajaran yang bermakna
Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) kebermaknaan unsur-
unsur yang terkait dalam suatu objek atau peristiwa, akan menunjang
pembentukan insight dalam proses pembelajaran makin jelas makna hubungan
suatu unsur, akan makin efektif sesuatu dipelajari.
3. Perilaku bertujuan
Berlaku bertujuan (purposive behavior) prinsip ini dikembangkan oleh Edward
Tolman yang menyakini bahwa pada hakikatnya perilaku itu terarah kepada suatu
tujuan. Perilaku bukan hanya sekedar hubungan antara stimulus dan respons, akan
tetapi adanya keterkaitan yang erat dengan tujuan atau sesuatu yang ingin di
peroleh.
4. Prinsip kesesuaian dengan lingkungan anak
Prinsip ruang hidup (life space), konsep ini dikembangkan oleh Kurt Lewin
dalam pendekatan medan (field theory) yang menyatakan bahwa perilaku individu
mempunyai keterkaitan dengan lingkungan atau medan dimana ia berada. Prinsip
ini mengimplikasikan adanya padanan dan kaitan antara proses pembelajaran
dengan tuntutan dan kebutuhan lingkungan.
5. Transfer dalam pembelajaran
Transfer dalam pembelajaran adalah pemindahan pola-pola perilaku dari suatu
situasi pembelajaran tertentu kepada situasi lain. Sesuai dengan pendekatan
gestalt, pembelajaran mempunyai makna sebagai proses membentuk suatu pola
gestalt atau keseluruhan atau konfigurasi yang mempunyai bentuk dan arti.

3. Jelaskan rumpun sekolah dasar konvensional !


Jawab :
a. Sekolah Dasar Biasa
Sekolah dasar biasa adalah sekolah yang diatur, yaitu memiliki gedung atau
tempat belajar, kurikulum, proses belajar mengajar berlangsung setiap hari kerja,
pagi atau siang.
b. Sekolah Dasar Kecil
Sekolah dasar kecil merupakan sekaloah dasar (SD) yang pada awalnya
dikembangkan pada daerah terpencil.
c. Sekolah Dasar Pamong
Pamong merupakan singkatan dari pendidikan anak dari masyarakat, orang tua
dan guru. Sistem SD pamong menggunakan 10 prinsip berikut:
1. Pendidikan itu pada dasarnya merupakan proses belajar dalam diri anak.
2. Belajar itu terjadi dan dapat berlangsung disembarang tempat, tidak hanya
diruang kelas yang ada disekolah.
3. Pendidikan merupakan proses sosialisasi, bukan proses mencerdaskan dan
menerampilkan siswa melainkan juga membentuk anak menjadi manusia yang
memiliki tanggungjawab terhadap kesejahteraan bangsanya.
4. Kegiatan tutor dimaksudkan untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan
dikalangan siswa.
5. Materi pelajaran juga disesuaikan dengan kurikulum SD yang berlaku.
6. Belajar menurut irama kegiatan masing-masing (selfaced learning) dan belajar
tuntas (mastery learning).
7. Partisipasi masyarakat yang memiliki keterampilan untuk dapat ikut serta
mendidik siswa sangat diperlukan.
8. Struktur personel, proses belajar mengajar dalam pusat kelompok belajar,
system SD pamong dikelas 1 dan 2 dikelola oleh seseorang guru dengan
dibantu oleh tutor.
9. Pendidikan merupakan tanggungjawab orang tua, masyarakat dan pemerintah.
10. Guru sebagai Pembina pendidikan.
4. Jelaskan bagaimana perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia?
Jawab :
1. Kurikulum 1947 atau disebut Rentjana pelajaran 1947
Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah
pendidikan lebih berifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda kepentingan
Nasional. Saat itu mulai ditetapkan asas pendidikan ditetapakan Pancasila.
Kurikulum ini sebutan Rentjana pelajaran 1947, dan baru dilaksanakan pada 1950.
Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia mulai merdeka, maka pendidikan
yang diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia
merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain dimuka bumi ini. Fokus
rencana pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

2. Kurikulum 1952, Rentjana pelajaran terurai 1952


Adanya kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya,
merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana pelajaran terurai
1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu system pendidikan nasional.
Seperti setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata
pelajaran menunjukkan secara jelas seorang guru mengajar 1 mata pelajaran.

3. Kurikulum 1964, Rentjana pendidikan 1964


Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, namanya
Rentjana pendidikan 1964. Kurikulum ini mencirikan bahwa pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Rancawardana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistic,
keprigelan (keterampilan), dan jasmani.

4. Kurikulum 1968
Kurikulum pertama sejak jatuhnya Soekarno dan digantikan Soeharta. Bersifat
politis dan mengantikan Rentjana pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai
produk orde lama. Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia pancasila sejati,
kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada pelakasanaan UUD 1945 secara murni.
Cirinya, muatan materi pelajari bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan
permasalahan paktual dilapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat
diberikan kepada siswa disetiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada
kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik
sehat dan kuat.

5. Kurikulum 1975
Pemerintah memperbaiki kurikulum pada tahun itu. kurikulum ini menekankan
pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, director pembinaan TK dan
SD Departemen Pendidikan Nasional kala itu, kurikulum ini lahir karena
pengaruh konsep dibidang manjemen MBO (Management by objective). Metode,
Materi, dan tujuan pelajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Intruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana
pelajaran setiap satuan bahasan.

6. Kurikulum 1986
Kurikulum ini menyusun pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi factor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “kurikulum 1975 di sempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagi
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

7. Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999


Pada tahun 1994 pemerintah memperbaharui kurikulum sebagai upaya
memadukan kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Namun,
perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik
berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan
nasional sampai muatan local. Misalnya bahasa daerah, kesenian, keterampilan
daerah, dan lain-lain.

8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)


Pada 2004 diluncurkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) sebagai pengganti
kurikulum 1994. Suatu program yang berbasis kompetensi harus mengandung tiga
unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai, spesifikasi indicator-indikator
evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, dan
pengembangan pembelajaran. KBK mempunyai cirri-ciri sebagai berikut,
menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun
klasikal berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar
menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya
guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif

9. Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)


Kurikulum ini hampir mirip dengan kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak
pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari
desentralisasi system pendidikan. Pada kurikulum 2006, pemerintah Indonesia
menetapkan standar kopetensi dan kompetensi dasar guru dituntut dapat
mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan
daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi
sebuah perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

10. Kurikulum 2013


Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap
dan perilaku. Didalam perilaku kurikulum 2013, terutama didalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.
Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi bahasa Indonesia, ips, ppkn, dsb.
Sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi matematika.

Anda mungkin juga menyukai