A. Pengertian Sejarah
Terma “sejarah” berasal dari bahasa arab, yaitu berasal dari kata
“syajatun”, yang artinya “pohon”. Jika kita telaah secara sistematis,
memang sejarah hampir sama dengan pohon, yaitu mempunyai cabang dan
ranting, bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang,
lalu layu dan tumbang. Semakna dengan dalam bahasa Arabnya, kata
sejarah dalam bahasa indonesia berarti “silsilah”, “asal-usul(keturunan)”,
dan “kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau”.
Diderivasi dari hal tersebut, ilmu sejarah dapat dimaknai sebagai
“pengetahuan atau uraian peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi
pada masa lampau”.
Dalam bahasa Arab, kata “Sejarah” ekuivalen dengan kata tarikh
dan sirah. Secara etimologis, at-tarikh berarti ketentuan masa atau waktu.
Secara terminologis, at-tarikh berarti sejumlah keadaandan peristiwa yang
terjadi pada masa lampau dan benar-benar terjadi pada diri individu atau
masyarakat, sebagaimana yang terjadi pada kenyataan alam dan manusia”.
Jika pengeritan tarikh tersebut disandingkan dengan kata ‘ilm , ‘ilmu
tarikh, dapat dimaknai sebagai “Ilmu yang membahas peristiwa atau
kejadian, masa atau tempat terjadinya peristiwa, dan penyebab terjadinya
peristiwa tersebut”.
Dalam dunia barat, “sejarah” disebut histoire (Prancis), historie
(Belanda), dan history ( Inggris). Dalam bahasa Yunani, berasal dari kata
istoria yang berarti ilmu. Menurut Aristoteles, istoria diartikan sebagai
kejadian sistematik mengenai seperangkat gejala alam yang dituturkan
secara kronologis dan tidak kronologis. Pengertian ini masih digunakan
dalam bahasa inggris yang disebut narural history. Kata istiria biasanya
diperuntukan bagi kajian mengenai gejala-gejala hal ihwal manusia alam
urutan kronologis.
Secara umum, kata historyi berarti” masa kampau umat manusia”
dalam bahasa Jerman, disebut geschichte, berasal dari kata geschehen
yang akan terjadi
Menurut pembagian waktu, pengertian istilah sejarah itu dapat
diartikan kedalam arti sempit dan arti luas. Dalamarti sempit sejarah
adalah dimulai semenjak manusia mengenal tulisan. Sedangkan sejarah
dalam artianluas adalah pengetahuan yang berhubungan dengan peristiwa-
peristwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi didalam
kehidupan masa lalu, termasuk kedalam masa prasejarah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah
kronologi peristiwa atau kejadian masa lampau yang pernah dan benar-
benar terjadi di masa lampau atau masa lalu. Sejarahwan Indonesia, seperti
Kartono Kartadirjo dalam bukunya membagi pengertian sejarah pada
pengertian subjektif dan objektif. Sejarah dalam artian subjektif adalah
suatu kontruk, yakni bangunan yang disusun penulis sebagai suatu aliran
atau carita. Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan atau unit yang
mengambarkan suatu gejala sejarah, baik proses maupun struktur,
k;esatuan ini menunjukan koherensi, artinya berbagai unsur bertalian suatu
sama lain dan merupakan satu kesatuan. Fungsi unsur-unsur itu saling
menompang dan sedang bergantung satu sama lain. Disebut subjektif tidak
lain karena sejarah memuat unsur-unsur dan isi subjek. Sejarah dalam arti
objektif adalah menunjuk kejadian atau peristiwa itu sendiri, yakni pro;ses
sejarah dan oktualisasinya. Kejadian itu sekali terjadi tidak dapat diulang
lagi. Orang yang memiliki kesempatan mengalami suatu kejadian pun
sebenarnya hanya dapat mengamati sebagian dari totalitas kejadian itu.
B. Metode Sejarah
Adapun dalam penulisan Sejarah, demikian pula dalam sejarah
peradaban Islam, metod yang digunakan adalah metode Deskriptif,
komperatif, dan analisis sintesin.
1. Metode Deskriptif
Dengan metode ini ditunjukan untuk mengambarkan adanya
peradaban Islam tersebut, maksudnya ajaran islam sebagai agama
;samawi yang di bawa Nabi Muhammad SAW yang berhubungan
dengan peradaban diuraikan sebagaimna adanya, dengan tujuan untuk
memahami yang terkadung dalam sejarah tersebut.
2. Metode Komperatif
Metode ini merupakan metode yang berusaha membandingkan
sebuah perkembangan peradaban islam dengan peradaban islam
dengan peradanban islam lainnya. Melalui metode ini dimaksudkan
bahwa ajaran-ajaran Islam tersebut dikomparasikan dengan fakta-fakta
yang terjadi dan berkembang dalam waktu serta tempat-tempat tertentu
untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu
permasalahan tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui pula adanya
garis tertentu yang menghubungkan peradaban islam dengan
peradaban yang dibandingkan.
2. Diplomatik
Diplomatik adalah suatu cabang pengetahuan yang menyelidiki
tanggal, tempat serta keaslihan dokumen-dokumen tertulis.
3. Epigrafi
Epigrafi adalah cabang pengetahuan mengenai inskripsi atau
tulisan yang terdpat dalam monument, baik mengenai teknik
pen;ulisan/ pembuatan maupun isi teksnya.
4. Kronologis
Kronologis adalah cabang pengetahuan yang membahas masalah
kesatuan waktu, seperti kalender julius (model lama) dan Gregorius
(model baru) dalam kalender masehi, tahun hijriyah dalam Islam (1H =
622 M), tahun saka (1 saka = 78 M). dll
5. Sigilografi
Sigilografi adalah pengetahuan mengenai segel yang digunakan
oleh para raja, khafifah, gubernur,dll. Dengan mengetahui bentuk segel
dan cara penggunaanya, maka akan diketahui apakah dokumen
tersebut asli atau palsu.
6. Heraldry
Heraldry adalah pengetahuan tentang tanda-tanda atau symbol
istimewa yang terdapat dalam stempel, baju besi, pakaian para
pembesar, pada bendera dan pakaian tentara.
7. Numismatik
Numismatik adalah pengetahuan untuk mengadakan klasifikasi dan
menguraikan secara deskripfif mengenai mata uang menurut negeri
atau zamannya, termasuk didalamnya adalah medali.
8. Geneologi
Geneologi adalah pengetahuan tentang asal-usul dan silsilah
termasuk juga daftar para pembesar dan pegawai. Bangsa Arab sangat
mementingkan silsilah ini, sehingga ada buku khusus untuk mencari
silsialah.
2. Sosiologi
Timbulnya dinamika kehidupan berawal dari interaksi seseorang
yang terjadi dalam kehidupan antara individu maupun antara golongan.
Proses mobilitas sosial hendaknya berorientasi pada kemaslahatan,
baik dunia maupun akherat. Karena mobilitas sosial berpengaruh pada
system peradaban islam dan kebijakan peradaban islam yang
digunakan pada perkembangan peradaban islam selanjutnya.
3. Antropologi
Antropologi dan sejarah memiliki obyek kajian yang sama yaitu
manusia. Metode dalam antropologi dapat membantu beberapa
masalah yang dihadapi oleh sejarawan. Berkaitan dengan peradaban,
maka ada sejarah peradaban dan ada pula antropologi budaya. Dalam
melakukan kajian sejarah peradaban dapat menggunakan konsep
antropologi budaya dalam berbagai aspek yaitu: norma, adat istiadat,
tingkatperadaban, gaya hidup dan lain-lain.
4. Arkeologi
Arkeologi berbicara tentang warisan masa lampau yang berupa
benda, bangunan, dan momentum yang berada dipermukaan tanah.
Arkeologi memberikan bahan tentang kurun waktu yang tidak
mewariskan bahan tertulis atau kurang tertulis. Dalam konteks ini
arkeologi bersifat melengkapi, meskipun hanya bersifat melengkapi,
bagi sejarah kebudayaan dan peradaban arkeologi sangat penting
keberadaanya. Sebab arkeologi dapat mengungkapkan peradaban
material masa lampau, seperti pembentukan kota, struktur perumahan,
perabot rumah tangga, pakaian, perhiasan, alat kerja, senjata bahkan
pengetahuan tentang agama.
5. Ilmu Sejarah
Sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.
Ilmu sejarah dipelajari untuk diambil dari sebuah sejarah, jika ada nilai
positifnya dapat dikembangkan dalam kemodernan peradaban, tetapi
jika sebaliknya hal yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan
zaman dapat dijadikan sebagai pengetahuan.
E. Pengertian Kesultanan
Sultan (bahasa Arab) adalah gelar dalam dunia muslim yang
digunakan untuk merujuk berbagai kedudukan yang beragam dalam
sepanjang sejarah penggunaannya. Namun seringnya, sultan digunakan
untuk mengacu pada kepala monarki muslim yang berkuasa atas sebuah
negara islam.
Di masa modern, gelar sultan kerap disamakan dengan Khalifah,
meskipun terdapat beberapa perbedaan mendasar atas kedua gelar ini.
Khalifah merupakan gelar untuk pemimpin seluruh umat islam. Sementara
sultan adalah penguasa dari sebuah negara muslim, sehingga dia bukanlah
pemimpin umat muslim yang berada di bawah kekuasaannya. Kedua gelar
ini kerap disamakan, sangat mungkin lantaran penguasa utsmani
menyandang gelar khalifah dan sultan secara bersamaan selama sekitar
empat abad, mengaburkan batas eran dari kedua kedudukan tersebut.
Sultan juga kerap disamakan dengan raja. Meski sama-sama
merajuk kepada kepada monarki, sultan memiliki konotasi agama islam di
dalamnya sehingga tidak sepenuhnya dapat disamakan. Dalam
penggunaannya di dunia internasional, biasanya sultan tidak diterjemahkan
menjadi ‘raja’ dalam berbagai bahasa setempat, tetapi diserap apa-adanya.
Meskipun kerap diidentikan dengan seorang laki-laki yang menjadi
kepala monarki muslim di suatu negara muslim, sultan juga secara resmi
digunakan oleh wanita yang menjadi kepala monarki muslim, meski secara
bahasa, sultan memiliki bentuk wanita, yakni sultanah. Di kesultanan
utsmani, sultan juga digunakan tidak hanya untuk kepala negara saja,
tetapi juga kerabatnya, dengan laki-laku mendang gelar tersebut di depan
nama dan perempuan di belakang nama.
Pada awalnya, sultan merupakan kata benda yang berarti
“kekuatan”, “kewenangan”, atau “ kepemimpinan”, diturunkan dari kata
kerja sultan yang bermakna “wewenang” atau “kuasa”. Kesultanan adalah
suatu wilayah yang dipimpin oleh sultan/raja atau ratu yang semua
rakyatnya patuh dan tunduk pada perintah dan aturan-aturan kesultanan/
kerajaan. Kepada negaranya adalah seorang raja/raju bergelar sultan, dan
kepala pemerintahannya bisa oleh perdana mentari ataupun raja
sendiri.dalam kerajaan posisis raja adalah menjabat seumur hidup, artinya
sampai dia mangkat/ mengundurkan diri maka dia akan tetap menjadi raja
dan penerusnya nantipun harus berasal dari kerabat dekat si raja.
Kesultunan sendiri adalah wilayah / yang sudah bercorak islam.
1
Suryaningrat, Rizal F. Aji, Wisnu M. (2011). "Dinamika perdagangan Bandar Malaka dari masa
pemerintahan Sultan Mansyur Syah hingga masa pemerintahan Portugis (1456-1641) = Dynamincs
trading of Bandar Malacca from Sultan Mansyur Syah periode until Portuguese periode (1456-
1641)". Universitas Indonesia Library (dalam bahasa Inggris).
wilayah kedaulatannya2. Sebagai balasan upeti yang diberikan, Kaisar
Tingkok menyetujui untuk memberikan perlindungan pada malaka3,
kemudian tercatatat ada sampai 29 kali utusan malaka mengunjungi kaisar
tiongkok4 pengaruh yang besar terhindar dari kemungkinan adanya
serangan Siam dari utara, terutama setelah Kaisar Tiongkok mengabarkan
penguasa Ayutthaya akan hubungannya dengan Malaka.5 Keberhasilan
dalam hubungan diplomasi dengan Tiongkok memberi manfaat akan
kestabilan pemerintahan baru di Malaka, kemudian Malaka berkembang
menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara, dan juga menjadi salah satu
pangkalan armada Ming6.
Laporan dari kunjungan Laksamana Cheng Ho pada 1409,
mengambarkan Islam telah mulai dianut oleh masyarakat Malaka
sementara berdasarkan catatan Ming, penguasa Malaka mulai mengunakan
gelar sultan muncul pada tahun 1455. Sedangkan dalam Sulalatus
Salatin gelar sultan sudah mulai diperkenalkan oleh penganti
berikutnya Raja Iskandar Syah, tokoh yang dianggap sama
dengan Parameswara oleh beberapa sejarahwan. Sementara
d;alam Pararaton disebutkan terdapat nama tokoh yang mirip yaitu Bhra
Hyang Parameswara sebagai suami dari Ratu Majapahit, Ratu Suhita.
Namun kontroversi identifikasi tokoh ini masih diperdebatkan sampai
sekarang.
Pada tahun 1414 Parameswara digantikan putranya, Megat
Iskandar Syah, memerintah selama 10 tahun, kemudian
menganut agama Islam dan digantikan oleh Sri Maharaja atau Sultan
Muhammad Syah. Putra Muhammad Syah yang kemudian
menggantikannya, Raja Ibrahim, mengambil gelar Sri Parameswara Dewa
2
Gungwu, Wang (2003). Only connect!: Sino-Malay encounters. Eastern Universities Press. ISBN 981-
210-243-4.
3
Hooker, Virginia M. (2003). A Short History of Malaysia: linking east and west. Allen & Unwin. ISBN 1-
86448-955-3.
4
Cleary, Mark (2000). Environment and development in the Straits of Malacca. Routledge. ISBN 0-415-
17243-8.
5
Yuanzhi Kong, (2000), Muslim Tionghoa Cheng Ho: misteri perjalanan muhibah di Nusantara, Yayasan
Obor Indonesia, ISBN 979-461-361-4
6
Institute of Southeast Asian Studies, (2005), Admiral Zheng He & Southeast Asia, ISBN 981-230-329-
4.
Syah. Namun masa pemerintahannya hanya 17 bulan, dan dia mangkat
karena terbunuh pada 1445. Saudara seayahnya, Raja Kasim, kemudian
menggantikannya dengan gelar Sultan Mudzaffar Syah.
4. Benteng A’Famosa
Bangunan ini menjadi saksi penaklukan Kerajaan Malaka oleh
bangsa Eropa, khususnya pasukan Portugis. Benteng A’Famosa juga
merupakan bangunan beraksitektur ala Eropa yang tertua di benua
Asia. Di dalam benteng tersebut juga ditemukan mata uang yang
sekaligus menjadi bukti sejarah Kerajaan Malaka di bidang
perdagangan.
1. Hikayat
Karya sastra ini pada dasarnya memiliki konsep yang sama seperti
dongeng, namun corak hikayat lebih bernuansa Islami. Karya sastra ini
bisa dikatakan dongeng khusus agama Islam. Contoh hikayat populer
peninggalan Kerajaan Malaka ialah Hikayat Kepahlawanan Hang Tuah
dan Hikayat Raja-raja Pasai.
2. Suluk
Suluk merupakan karya sastra yang berisi tasawuf mengenai
keberadaan Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Esa. Contoh suluk
populer diantaranya Suluk Wujil karya Sunan Bonang yang berisi
wejangan.
3. Syair
Syair adalah karya sastra Islami berupa puisi lama yang terdiri dari
bait 4 baris. Tiap baris tersebut berakhir dengan bunyi yang sama. Contoh
syair populer diantaranya Syair Abdul Muluk, Syair Perahu, dan Syair Si
Burung Pingai.Syair-syair saat ini semakin berkembang dibawakan oleh
musisi yang memiliki kepedulian terhadap peninggalan budaya melayu.
Mereka membawakan syair tersebut dalam lagu-lagu populer modern.
4. Riwayat dan Nasihat
Kedua jenis karya sastra Islam ini berisi nilai-nilai yang sama,
yaitu berisi kisah kehidupan para nabi dan rasul beserta nasihat-nasihatnya
terhadap umat. Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dan diteladani
pada setiap kisah nabi dan rasul. Tentunya nilai-nilai keagamaan di
dalamnya bermanfaat bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
Contoh riwayat dan nasihat populer peninggalan Kerajaan Malaka
diantaranya Kitab Manik Maya yang berisi tentang penciptaan dunia.
Selain itu, ada pula Kitab Bustanussalatin karya Ar-Raniri mengenai
hukum agama.
M. Masa Kejayaan
Pada masa pemerintahan Sultan Mudzaffar Syah, Malaka
melakukan ekspansi di Semenanjung Malaya dan pesisir timur
pantai Sumatra, setelah sebelumnya berhasil mengusir serangan Siam. Di
7
Wink, André (2004). Indo-Islamic society, 14th-15th centuries. BRILL. ISBN 90-04-13561-8.
8
Raffles, T.S., (1821), Malay annals (translated from the Malay language, by the late Dr. John Leyden).
9
Cortesão, Armando, (1944), The Suma Oriental of Tomé Pires, London: Hakluyt Society, 2 vols
mulai dengan menyerang Aru yang disebut sebagai kerajaan yang tidak
menjadi muslim dengan baik. Penaklukan Malaka atas kawasan sekitarnya
ditopang oleh kekuatan armada laut yang kuat pada masa tersebut serta
kem;ampuan mengendalikan Orang Laut yang tersebar antara kawasan
pesisir timur Pulau Sumatra sampai Laut Tiongkok Selatan. Orang laut ini
berperan mengarahkan setiap kapal yang melalui Selat Malaka untuk
singgah di Malaka serta menjamin keselamatan kapal-kapal itu sepanjang
jalur pelayarannya setelah membayar cukai di Malaka.10
Di bawah pemerintahan raja berikutnya yang naik tahta pada tahun
1459, Sultan Mansur Syah, Melaka menyerbu Kedah dan Pahang, dan
menjadikannya negara vassal. Di bawah sultan yang sama Kampar,
dan Siak juga takluk. Sementara kawasan Inderagiri dan Jambi merupakan
hadiah dari Batara Majapahit untuk Raja Malaka.11 Sultan Mansur Syah
kemudian digantikan oleh putranya Sultan Alauddin Syah namun
memerintah tidak begitu lama karena diduga ia diracun sampai
meninggal dan kemudian digantikan oleh putranya Sultan Mahmud Syah.
Hingga akhir abad ke-15 Malaka telah menjadi kota pelabuhan
kosmopolitan dan pusat perdagangan dari beberapa hasil bumi seperti
emas, timah, lada dan kapur. Malaka muncul sebagai kekuatan utama
dalam penguasaan jalur Selat Malaka, termasuk mengendalikan kedua
pesisir yang mengapit selat itu.12
N. Penurunan
Sultan Mahmud Syah memerintah Malaka sampai tahun 1511, saat
ibu kota kerajaan tersebut diserang pasukan Portugal di bawah
pimpinan Afonso de Albuquerque. Serangan dimulai pada 10
Agustus 1511 dan pada 24 Agustus 1511 Malaka jatuh kepada Portugal.
Sultan Mahmud Syah kemudian melarikan diri ke Bintan dan menjadikan
kawasan tersebut sebagai pusat pemerintahan baru. Perlawanan terhadap
10
Andaya, Leonard Y. (2008). Leaves of the same tree: trade and ethnicity in the Straits of Melaka.
University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-3189-6.
11
Samad, A. A., (1979), Sulalatus Salatin, Dewan Bahasa dan Pustaka
12
Halimi, A.J., (2008), Sejarah dan tamadun bangsa Melayu, Utusan Publications, ISBN 978-967-61-
2155-4
penaklukan Portugal berlanjut, pada bulan Januari 1513 Patih
Yunus dengan pasukan dari Demak berkekuatan 100 kapal 5000 tentara
mencoba menyerang Malaka, tetapi serangan ini berhasil dikalahkan oleh
Portugal. Selanjutnya untuk memperkuat posisinya di Malaka, Portugal
menyisi;;r dan menundukkan kawasan antara Selat Malaka. Pada bulan
Juli 1514, de Albuquerque berhasil menundukkan Kampar, dan Raja
Kampar menyatakan kesediaan dirinya sebagai vazal dari Portugal di
Malaka.13
Sejak tahun 1518 sampai 1520, Sultan Mahmud Syah kembali
bangkit dan terus melakukan perlawanan dengan menyerang kedudukan
Portugal di Malaka. Namun usaha Sultan Malaka merebut kembali Malaka
dari Portugal gagal. Di sisi lain Portugal juga terus memperkukuh
penguasaannya atas jalur pelayaran di Selat Malaka. Pada pertengahan
tahun 1521, Portugal menyerang Pasai, sekaligus meruntuhkan kerajaan
yang juga merupakan sekutu dari Sultan Malaka.
Selanjutnya pada bulan Oktober 1521, pasukan Portugal di bawah
pimpinan de Albuquerque mencoba menyerang Bintan untuk meredam
perlawan;an Sultan Malaka, tetapi serangan ini dapat dipatahkan oleh
Sultan Mahmud Syah. Namun dalam serangan berikutnya pada 23
Oktober 1526 Portugal berhasil membumihanguskan Bintan, dan Sultan
Malaka kemudian melarikan diri ke Kampar, tempat dia wafat dua tahun
kemudian.[14] Berdasarkan Sulalatus Salatin Sultan Mahmud Syah
kemudian digantikan oleh putranya Sultan Alauddin Syah yang kemudian
tinggal di Pahang beberapa saat sebelum menetap di Johor.[11] Kemudian
pada masa berikutnya para pewaris Sultan Malaka setelah Sultan Mahmud
Syah lebih dikenal disebut dengan Sultan Johor.
Malaka runtuh akibat serangan Portugis pada 24 Agustus 1511,
yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque. Sejak saat itu, para keluarga
kerajaan menyingkir ke negeri lain.
Raja/Sultan yang memerintah di Malaka adalah sebagai berikut:
1. Permaisura yang bergelar Muhammad Iskandar Syah (1380—1424)
13
Winstedt, Richard (1962). A History of Malaya. Marican
2. Sri Maharaja (1424—1444)
3. Sri Prameswara Dewa Syah (1444—1445)
4. Sultan Muzaffar Syah (1445—1459)
5. Sultan Mansur Syah (1459—1477)
6. Sultan Alauddin Riayat Syah (1477—1488);
7. Sultan Mahmud Syah (1488—1551)
1. Hikayat
Hijayat adalah hasil karya sastra yang pada prinsipnya sama seperti
dongeng, namun hikayat bercorak Islam. Secara sederhana kita dapat
membuat definisi hikayat bahwa hikayat adalah dongeng khusus
agama Islam.
Contoh hikayat yang terkenal antara lain: Hikayat Raja-raja Pasai
yang menceritakan sejarah berdirinya Kerajaan Samudera Pasai,
Hikayat Kepahlawanan Hang Tuah, dan Hikayat Amir Hamzah yang
menceritakan perlawanan Amir Hamzah melawan raja kafir yang
bernama Nursewan.
2. Suluk
3. Syair
Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap baitnya terdiri dari 4 baris
yang berakhir dengan bunyi yang sama. Contoh syair yang terkenal
antara lain: Syair Perahu, Syair Si Burung Pingai, Syair Abdul Muluk
dan lain-lain. Syair saat ini berkembang dan digunakan dalam lagu-
lagu populer modern yang dibawakan oleh musisi yang memiliki
kepedulian terhadap budaya Melayu. Aliran musik yang menggunakan
syair antara lain dangdut dan pop Melayu.