Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Dalam pembahasan berikut ini, terdapat tiga konsep utama yang perlu dijelaskan terlebih
dahulu, yaitu “sejarah”, “peradaban”, dan “islam”. Ketiga konsep tersebut pada gilirannya perlu
dipahami sebagai suatu kesatuan konsep “sejarah dan peradaban Islam”. Kata sambung “dan”
sebetulnya memberikan makna yang memisahkan kata antara “sejarah Islam” dan “peradaban
Islam”. Akan tetapi peradaban yang dimaksud merupakan pembahasan yang tercakup dalam
perspektif sejarah umat Islam, sedangkan dalam pengertian lain, kata “dan” diatas dapat berarti
suatu penekanan terhadap pemisahan dua disiplin pengetahuan. Setidaknya secara
metodologis dapat dibedakan antara “sejarah peradaban Islam” secara diakronik dan
“peradaban Islam” itu sendiri dalam realitas sinkronik.
Cakupan pembahasan tentang “sejarah dan peradaban Islam” disini bukan sebagai
pengertian atas konsep-konsep serta keterkaitan antar konsep dalam sebuah disiplin tersebut,
melainkan akan dibahas juga tentang kedudukan disiplin ini dalam ilmu pengetahuan; objek-
objek kajiannya sumber-sumber bagi pengembangan ilmu tersebut dan periodesasi sejarah
peradaban Islam[1]
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sejarah, peradaban, Islam ?
2. Apa unsur-unsurnya ?
3. Apa manfaat mempelajari sejarah peradaban Islam ?
4. Apa sumber-sumber sejarah dan kebudayaan ?
5. Bagaimana awal lahirnya peradaban Islam ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan unsur-unsur sejarah kebudayaan Islam

2. Mengetahui manfaat mempelajari sejarah kebudayaan Islam


3. Mengetahui sumber-sumber sejarah dan kebudayaan
4. Mengetahui awal mula lahirnya sejarah kebudayaan Islam
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam


1. Pengertian Sejarah
Pengertian sejarah secara etimologi dapat ditelusuri dari asal kata sejarah yang sering
dikatakan berasal dari kata Arab syajarah, artinya “pohon”. Dalam bahasa asing lainnya,
peristilahan sejarah
disebut histore (perancis), Geschicte (Jerman), Histoire atau Geschiedenis (Belanda),
dan History (Inggris). Kata history sendiri yang lebih populer untuk menyebut sejarah dalam
ilmu pengetahuan sebetulnya berasal dari bahasa Yunani (Istorial) yang berarti pengetahuan
tentang gejala-gejala alam, khususnya manusia yang bersifat kronologis. Sementara itu
pengetahuan serupa yang tidak kronologis diistilahkan dengan scientia atau science. Oleh
karena itu sejarah dalam perspektif ilmu pengetahuan menjadi terbatas hanya mengenai
aktivitas manusia yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu (unik) yang tersusun
secara kronologis.[2]
Menurur definisi yang umum, kata history berarti “masa lampau umat manusia”.dalam
bahasa jerman disebut geschichte, berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi. Sedangkan
dalam bahasa arab disebut tarikh, berasal dari akar kata ta’rikh dan taurikh yang berarti
pemberitahuan tentang waktu dan kadangkala kata tarikhus sya’i menunjukkan arti pada tujuan
dan masa berakhirnya suatu peristiwa.[3]
Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada
masa lampau (events in the past). Dalam pengertian yang lebik seksama sejarah adalah kisah
peristiwa masa lampau umat manusia.
Sejarawan muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan, sejarah adalah catatan tentang
masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada watak masyarakat, seperti

keliaran, keramah tamahan, dan solidaritas golongan tentang revolusi dan pemberontakan oleh
segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan
negara-negara, dengan tingkat bermacam-macam; tentang bermacam-macam dan kedudukan
orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam bemacam-macam cabang ilmu
pengetahuan dan pertukangan. Pada umumnya, tentang segala perubahan yang terjadi dalam
masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.
Namun demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut suatu
pembatasan. Oleh karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam
jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan ditempat tertentu. Dengan demikian,
muncullah kajian sejarah suku bangsa tertentu, di tempat tertentu, atau pada zaman tertentu,
seperti sejarah eropa, sejarah yunani, sejarah islam, sejarah islam abad pertengahan, sejarah
islam di spanyol, dan lainnya.
Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari
masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dsn bernilsi, sehingga manusia dapat membuat
sejarah sendiri dan sejarahpun membentuk manusia, menggunakan sejarah sebagai bahan
hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis dalam suasana budaya sejarah tersebut.
Sejarah itu kembali berulang membawa peristiwa lama dan sama. Sejarah mempunyai
arti dan memberi arti dimana manusia itu bagaikan dunia yang berputar di sekeliling dirinya
sendiri. Sejarah ditulis dijadikan sebagai gambaran atau sebagai guru yang memberikan
penuntun. Al-quran antara lain menjelaskan kisah-kisah sebagai tauladan ( uswatun hasanah)
untuk dijadikan dasar pertimbangan bagi umat manusia dalam setiap tindakan maupun sikap.
Ada kalanya sejarah merupakan laporan, teguran, yang lembut dan keras bagi umat manusia
yang membacanya; menjadi sesuatu yang mengecewakan atau merugikan agar tidak terulang
lagi. Oleh karena itu, sejarah tersebut hendaknya diinterpretasikan ke dalam zaman sekarang
apakah sesuai atau tidak sebagai bahan pertimbangan untuk berpegang pada sejarah.
3

Sejarah islam sangat erat dengan islam sebagai aama penuntun, maupun petunjuk bagi
umat islam sehingga islam dalam sejarah memberikan arti lebih penting bahkan menentukan
kehidupan umat manusia. Peranan agama dalam kehidupan manusia mempunyai arti sebagai
peraturan dalam kehidupan, baik kehidupna dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, sejarah
Islam yang sebenarnya berpangkal dan bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
Makna sejarah juga bisa mengacu kepada, paling sedikit, dua konsep terpisah: sejarah
yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau, keseluruhan pengalaman manusia; dan
sejarah sebagai suatu cara yang dengannya fakta-fakta diseleksi, diubah-ubah, dijabarkan dan
dianalisis. Konsep sejarah dengan pengertiannya yang pertama memberikan pemahaman atas
konsep kedua, bahwa sejarah menunjukkan maknanya yang subjektif, sebab masa lampau itu
telah menjadi sebuah kisah atau cerita, hal mana didalam proses pengkisahan itu terdapat
kesan yang dirasakan oleh sejarawan berdasarkan pegalaman dan lingkungan pergaulannya
yang menyatu dengan gagasan tentang peristiwa sejarah.[4]

2. Pengertian Peradaban Dan Kebudayaan


Dalam bahasa Indonesia, kata peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan
kebudayaan. Akan tetapi dalam bahasa Inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua
istilah tersebut, yakni istilah civilization untuk peradaban dan culture untuk kebudayaan.
Demikian pula dalam bahasa Arab, dibedakan antara kata tsaqafah (kebudayaan),
kata hadlarah (kemajuan), dan kata tamaddun (peradaban); bahkan dalam bahasa melayu
istilah tamaddun dimaksudkan untuk menyebut keduanya. Antara dua istilah tersebut memang
berbeda dalam pemaknaan dan penerjemahannya. Istilah culture dalam bahasa Jerman,
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan civitization, karena kata cultur dalanm bahasa
Jerman itu bersifat lebih inklusif daripada culture dalam bahasa Inggris
Pengertian peradaban dibedakan secara cukup jelas oleh A.A.A. Fyzee dalam bukunya
Kebudayaan Islam (asal-usul dan perkembangannya). Menurutnya, peradaban (civilization)
dapat diartikan dalam hubungannya dengan kwarganegaraan karena kata itu diambil dari
kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti menjadi seorang warganegara yang
berkemajuan. Dalam hal ini peradaban dapat diartikan menjadi dua cara: (1) proses menjadi
berkeadaban, dan (2) suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.
Berdasarkan pengertian terakhir, suatu peradaban ditunjukkan dalam gejala-gejala lahir,
misalnya memiliki kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri
(pertanian, pertambangan, pembangunan, pengangkutan dan sebagainya), memiliki tertib politik
dan kekuasaan, dan terdidik dalam kesenian yang indah-indah.
Adapun kebudayaan diartikan bersifat sosiologis di satu sisi dan bersifat antropologis di
sisi lain. Istilah kebudayaan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah,
memelihara tumbuh-tumbuhan, dan diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. Untuk sampai
ke tingkat berkebudayaan didukung oleh proses melatih dan mengembangkan cpta, karsa, rasa
manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa culture adalah civizilation dalam arti
perkembangan jiwa. Para sarjana sosiologi mengartikan istilah culture lebih luas lagi. Tylor
misalnya, mendefinisikan culture sebagai berikut: “ culture…..is that complex whole which
includes knowledge, beliefe, art, moral, law, custom, and any capabilities and habits acquired by
man as a member of society”. Definisi ini memberikan pemahaman bahwa kebudayaan dapat
dilihat sebagai sebuah sistem yang terdiri atas ide-ide atau gagasan, atau kelakuan sosial dan
benda-benda kebudayaan. Begitu luasnya unsur-unsur kebudayaan itu dapat ditemukan di
semua perkembangan peradaban dunia. Demikian unsur-unsur kebudayaan itu juga mencakup
seluruh kebudayaan makhluk manusia dan menunjukkan ruang lingkup dari kebudayaan serta
isi dari konsepnya. Akan tetapi bila dihubungkan secara fungsuonal antara kebudayaan dan
usaha-usaha manusia dalam kehidupan kemasyarakatan, maka kebudayaan dapat dilihat
sebagai pengetahuan manusia yang digunakan untuk memahami lingkungan yang dihadapi
sebagai pedoman untuk bertindak sesua dengan lingkungannya itu. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa kebudayaan adalah blueprint dalam kehidupan manusia.
Bila pemahaman kita disini akan ditekankan kepada makna peradaban, maka pendapat
Voltaire (1694-1778) menarik untk diperhatikan. Menurut tokoh ini, sebuah bentuk kehidupan
disebut beradab dengan ukuran civilise politesseraffinement, humanite.
4

Peradaban adalah gabungan dari semangat dan sikap serta cara-cara yang menuntun
kehidupan sosial dan perilaku masyarakat. Senada dengan pandangan Voltaire itu, Burchardt
dalam karyanya The civilization of renaissance in Italy, menjelaskan peradaban Italia dengan
menunjukkan ciri0ciri berfikir dan pola motivasi orang-orang Italia itu pada abad ke 14, 15, dan
16. Kajian peradaban lebih dipusatkan pada studi tentang “jiwa” dan “budaya” Renaissance,
bukan tentang evolusi ekonomi, politik, institusi keagamaan, perkembangan intelektual, dan
kegiatan-kegiatan artistik.[5]
3. Makna Islam
Islam dalam hal ini adalah sebuah nama untuk suatu agama. Nama tersebut berbeda
dengan penyebutan agama-agama lain seperti Kristen, Hindu dan agama yang lain yang
dialamatkan kepada pembawa ajaran agama. Penamaan Islam adalah langsung dijelaskan
sendiri oleh sumber ajarannya, Al-Qur’an. Salah satu ayat yang menyatakan nama agama ini
“Islam”, berbunyi “sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam” (Q.S.
3:19). Para pemeluk agama tersebut dinamakan Muslim, artinya “orang yang membikin
perdamaian dengan Tuhan dan dengan sesama manusia”, karena kata Islam itu sendiri secara
esensial adalah “masuk dalam perdamaian”. Inilah makna Islam dilihat dari sudut bahasa,
sekaligus mencerminkan maknanya pada hakikat agama itu.
Bedasarkan ajaran agama Islam, tujuan hidup manusia bukan hanya mencari
keselamatan material (dunia) saja, tetapi juga keselamatan hidup spiritual (akhirat).
Sebagaimana pengertian lain mengenai kata “Islam”, yang bermakna penyerahan diri atau
ketaatan sepenuhnya kepada kehendak Allah untuk mencapai kepribadian yang bersih; maka
seorang muslim selalu menjalin hubungan dengan-Nya dalam kepatuhan, disamping
hubungannya secara harmonis dengan sesama manusia. Dasar ajaran inisangatlah jelas akan
menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia. Islam merupakan bingkai bagi segala aspek
kehidupan itu, manakala ia dijadikan landasan yang tercermin didalam segala gerak peradaban
manusia atau para pemeluk agama itu pada khususnya.
Oleh karena itu apabila makna Islam dipahami dalam kaitannya dengan peradaban
manusia, maka ia sebagai agama monoteisme dapat menjadi dasar moral dalam pertumbuhan
serta perkembangan kebudayaan suatu bangsa. Bahkan atas dorongan dan kekuatan agama
ini akan tercipta suatu peradaban manusia dalam segala aspeknya. Dalam hal ini peradaban
Islam sesungguhnya adalah suatu peradaban yang mempunyai kerangka pedoman
berdasarkan wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad. Kedua sumber intisari ajaran
Islam, Al-Qur’an dan Hadits, ini sseiring dengan perkembangan zaman dan perluasan wilayah
penyebaran Islam telah melahirkan sistem gagasan yang tumbuh melalui jalur-jalur pemikiran
keislaman. Secara tradisional, jalur pemikiran yang mendorong gerak peradaban umat Islam,
ialah dibidang fiqh, tauhid, dan tasawuf[6]

Dalam buku lain dikatakan bahwa sejarah dan kebudayaan Islam adalah satu bagian
dari ilmu pengetahuan agama Islam. Oleh karena itu sungguh tidak dapat dianggap, bahwa
sejarah dan kebudayaan Islam itu sebagai suatu ilmu yang tersendiri atau terpisah dari ilmu
pengetahuan agama Islam. Ini adalah suatu kenyataan yang selama ini dilupakan orang,
disengaja maupun tidak[7]
B. Unsur-Unsur Sejarah, Kebudayaan, Islam
1. Unsur-unsur sejarah
Karena sejarah tidak semata-mata bertujuan untuk menceritakan kejadian, tetapi
bermaksud menerangkan kejadian itu dengan mengkaji sebab-sebabnya, kondisi
lingkungannya, konteks sosial budayanya, pendeknya secara mendalam akan diadakan analisis
mengenai faktor-faktor kausal, kondisional, kontekstual tentang unsur-unsur y ang merupakan
komponen dan eksponen dari proses sejarah yang dikaji. Dalam bidang kajian keilmuan,
sejarah termasuk disiplin ilmu, baik arts maupun humaniora. Sedangkan kajiannya yang bersifat
sinkronik menjadikan ilmu sejarah juga termasuk ke dalam “ilmu sosial”. Oleh karena itu,
sejarah tidak dapat dipisahkan dari pendidikan ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora) yang dapat
melatih daya untuk berpikir, memberikan kesadaran kepada kita akan nilai-nilai yang telah
manusia lahirkan dan temukan melalui pikiran, perasaan, atau perbuatannya.
5

Sejarah memberikan pengalaman yang luas mengenai kehidupan manusia pada tempat
yang berbeda-beda dan waktu yang berbedabeda pula. Pada pihak lain sejarah juga termasuk
salah satu ilmu sosial karena ia berbicara tentang masyarakat manusia dalam perspektif waktu,
berbicara tentang masalah-masalah yang telah dihadapi oleh masyarakat dalam interaksi
mereka satu sama lain, dan bagaimana mereka telah berhasil atau gagal dalam menghadapi
dan mengatasinya.
Di dalam sejarah ada tiga unsur penting, seperti terlihat di bawah ini:
1) Ruang
Tempat terjadinya peristiwa, jadi terkait dengan aspek geografis. Unsur ruang ini akan
menjadikan pemahaman kita tentang peristiwa sejarah menjadi riil.
2) Waktu
Unsur yang sangat penting dari konsep sejarah. Sejarah adalah studi tentang aktivitas manusia
dilihat dari kurun waktunya. Karena itu waktu menjadi unsur dan konsep dalam sejarah. Dari
unsur waktu inilah, maka di dalam sejarah, sifat kronologis menjadi sangat penting. Dari unsur
waktu dan sifat kronologis, di dalam kajian sejarah dikenal adanya konsep periodisasi.
3) Manusia
Manusia di dalam peristiwa sejarah menjadi sentral, ibarat drama sebagai pemegang peran.
Karena itu manusia sangat menentukan di dalam suatu peristiwa. Sejarah adalah sejarahnya
manusia, bukan alam atau binatang. Peristiwa yang dikaji pun adalah peristiwa yang terkait
dengan manusia. Peristiwa itu bisa cepat atau bisa berlangsung lama, bisa kompleks, tetapi
bisa sederhana, tergantung akal manusia dengan lingkungan yang ada.[8]

2. Unsur-unsur kebudayaan
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur Kebudayaan
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan produk manusia sebagai homo religieus. Manusia yang memiliki
kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat
kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan
lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah,
namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja
sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan.
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari
pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia
mengingat- ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain
melalui bahasa. menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila pengetahuan
itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia
secara umum terus meningkat,
5. Sistem Teknologi dan Peralatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirarmya yang
eerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan
erat,manusia dapat membuat dan mempergunakan alat.
6

Dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu meneukupi kebutuhannya
daripada binatang
6. Bahasa.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada
mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempumakan dalam
bentuk bahasa lisan, dan akhimya menjadi bentuk bahasa tulisan.
7. Kesenian.
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aestetieus. Setelah manusia dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan.
Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu
pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui
kesenian,
Cultural-universal tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang
lebih kecil. Disebut kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity Contoh cultural
universal pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan
seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dll. Cultural activity dapat
dibagi lagi menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebut trait-complex.Misalnya
kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi, sistem pengolahan tanah
dengan baiak, sistem hak milik atas tanah, dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex
mengolah tanah dengan bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih
kecil lagi,misalnya hewan-hewan yang menarik bajak,teknik mengendalikan bajak, dan
seterusnya. Akhimya sebagai unsur kebudayaanterkecil yang membentuktrait. adalahitems
contoh, alat bajak terdiri dari gabungan alat-alat atau bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang
dapat dilepaskan, akan tetapi pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan. Masalah lain yang
juga penting tentang kebudayaan adalah wujudnya. Pendapat umum mengatakan. bahwa
kebudayaan dapat dibedakan dalam dua bentuk wujudnya. Pertama, kebudayaan bendaniah
(material) dengan ciri dapat dirasa saja. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) dengan ciri
dapat dirasa saja.[9]
3. Unsur-unsur Islam
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Islam terdiri dari tiga unsur pokok. Unsur
pokok islam yang pertama adalah Akidah. Akidah adalah keyakinan yang dirumuskan dalam
syahadat. Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.. Syahadat ini juga
diperkuat oleh enam rukun iman. Akidah inilah unsur pembeda Agama Islam dengan Agama
lain.
Unsur pokok Islam yang ke-dua adalah syari'ah atau biasa yang disebut dengan Hukum
Isalam. hukum Islam terbentuk dari Ibadah dan Muamalah. Syari'ah ibadah adalah ketentuan
hukum agama yan gmengatur hubungan manusia dengan Allah sebagai Khaliq-nya dan ibadah
ini dirumuskan dalam lima Rukun Islam. Sedangakan Syari'ah Muamalah adalah norma hukum
agama yang mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain serta manusia dengan
lingkungan hidupnya atau alam sekitarnya.
Unsur pokok Islam yang ke-tiga adalah norma susila atau norma span santun.
Bagaimanakah tindakan, sikap dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari.
Hubungan antara akidah dan syariah adalah akidah sebagai landasan pokok agama sedangkan
syariah sebagai realisasi dan konsekuensi pengakuan dan penerimaan manusia atas akidah
Islam itu. Karena jika seseorang hanya beriman saja tanpa adanya pengamalan syariah maka
ia disebut mukmin fasik atau ashi (orang beriman tapi durhaka). Sebaliknya jika seseorang
dapat menjalankan syariat Islam tetapi tidak berlandaskan ajaran akidah Isalm yang murni
maka dia disebut munafik.
Hubungan akhlak dengan akidah dan syariat bahwa akidah dan syariat tidak dilengkapi
dengan akhlak adalah seperti pohon yang tidak berbuah dan tidak menaungi. Sedangkan
akhlak yang baik tanpa disertai akidah dan syariah adalah seperti naungan yang menaungi
orang yang tidak menetap.
Misi Nabi Muhammad tidak hanya mengajak manusia untuk beriman, beribadah dan
bermuamalah yang baik sesuai dengn tuntunan Al-quran dan sunah Rasul.
7

Melainkan Raulullah juga mengajak manusia untuk beakhlak yang baik sesuai dengan
Hadist Rasullullah. Nabi Muhammad bersabda, "Sesungghnya aku diutus oleh Allah untuk
memperbaiki / menyempurnakan akhlak yang mulia".[10]m
C. Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Manfaat mempelajari ilmu sejarah agar umat manusia mengambil i’tibar(pelajaran) dari sejarah
tersebut. Allah berfirman sebagai berikut:
١٢٠: ‫َو ُك ال َن ُقُّص َع َلْي َك ِمْن َأْن َب اِء الُّر ُس ِل َم ا ُنَث ِّب ُت ِبِه ُفَؤ اَد َك َو َج اَءَك ِفي َهِذِه اْلَح ُّق َو َم ْو ِع َظٌة َو ِذ ْك َر ى ِلْلُمْؤ ِمِنيَن‬
Artinya :
Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu Muhammad, agar dengan kisah ini
kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran ini Telah
datang kepadamu kebenaran nasehat dan peringatan dan bagi orang-orang yang beriman. (QS
Hud[11]:120)
Dari penjelasan ayat tersebut jelaslah bagaimana Islam mengajarkan pentingnya mempelajari
sejarah, maka jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jadi, tujuan dan manfaat mempelajari
sejarah kebudayaan Islam adalah sebagai berikut.

1. Memperoleh pengalaman mengenai peristiwa-peristiwa sejarah kebudayaan Islam di masa


lalu baik pengalaman positif maupun pengalaman negatif yang dapat dijadikan hikmah agar
kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali

2. Mengetahui teori-teori sejarah kebudayaan Islam yang berlaku agar kemudian dapat
dimanfaatkan dan diterapkan dalam mengatasi berbagai persoalan hidup di masa kini dan
masa yang akan datang

3. Menumbuhkan kedewasaan berpikir, memiliki cara pandang ke depan yang lebih luas serta
bertindak lebih arif dan bijaksana.[11]

Dalam pernyataan lain dikatakan bahwe sejarah Kebudayaan Islam menyajikan pengetahuan
mengenai berbagai corak kehidupan umat Islam dengan segala permaslahannya. Adapun
tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam, antara lain:
1. Untuk mengatahui lintas peristiwa , waktu dan kejadian yang berhubungan dengan
kebudayaan Islam
2. Untuk mengetahui tempat-tempat bersejarah dan para tokoh yang berjasa dalam
perkembangan Islam
3. Untuk memahami bentuk peninggalan bersejarah dalam kebudayaan Islam dari satu periode
ke periode berikutnya.
Manfaat yang dapat kita ambil dari mempelajari sejarah kebudayaan Islam, antara lain:
1. Mengambil hikmah setiap kejadian di masa lampau untuk menembah ketakwaan kepada
Allah swt
2. Mengambil pelajaran dari sejarah sebagai bahan pertimbangan ketika hendak membuat
keputusan tentang suatu hal
3. Mencari upaya antisipasi agar kekeliruan pada masa lalu tidak terjadi lagi pada masa yang
akan datang
4. Dapat memahami dan meneladani kisah-kisah yang baik pada zaman dahulu
5. Menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan Islam yang merupakan buah karya kaum
muslimin masa lalu
6. Memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk diteladani dalam
kehidupan sehari hari[12]

D. Sumber sejarah
Peristiwa yang terjadi masa lampau dapat di ungkap bila ada sumber sejarah yang mendukung.
Sumber sejarah terdiri atas :
1. Sumber lisan : keterangan langsung dari saksi dari peristiwa yang terjadi masa lampau atau
dari oang yang menerima keterangan dari orang lain Umpama ; rekaman pidato,
hasilwawancara, dan narasumber pelaku, atau saksi sejarah
8

2. Sumber tertulis. Sumber yang di peroleh melalui peninggalan peninggalan tertulis, Umpama ;
prasasti, dokumen naskah, surat perjanjian , buku, makalah dll
3. Sumber benda (artefak ) peninggalan benda benda budaya, Umpama ; bangunan
prasati,patung, senjata dll.
Berdasarkan urutan penyampaiannya sumber sejarah dibagi dalam beberapa jenis :
1. Sumber primer ( sumber pertamsa )
Sumber primer yaitu;peninggalan asli sejarah seperti;prasasti,kronik,piagam,candi yang benar
benar berasal dari zaman nya.
2. Sumber sekunder.
Sumber sekunder yaitu benda benda tiruan dari benda aslinya atau sumber pustaka hasil
penelitian para ahli ahli sejarah ,laporan penelitian,dan terjemahan kitab kitab kuno.
3. Sumber terrier (sumber ke tiga )
4. Yaitu buku-buku sjarah yang di susun berdasarkan laporan penelitianahli sejarah tanpa
melakukan penelitian langsung[13]

E. Awal Lahirnya Sejarah Kebudayaan Islam


Peradaban dunia menjelang lahirnya Islam telah menyimpang jauh dari ketentuan ajaran
Allah. Pada masa pra Islam terdapat dua kekuatan peradaban dunia, yaitu Romawi Timur dan
Peradaban Persia, dua kerajaan yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya Islam. Dua
kekuatan besar tersebut merupakan dua super power dunia pada masa itu sekaligus
merupakan adikuasa dunia. Arab sebagai tempat munculnya agama Islam belum dikenal dalam
percaturan sejarah dunia sebelumnya.
Peradaban Arab ketika itu memiliki corak, yaitu bobroknya moralitas, bahkan sama
sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban Arab ketika itu disebut
sebagai peradaban jahiliah. Jahiliah memiliki konotasi jahil (bodoh) khususnya dalam hal
moralitas, yaitu norma-norma pergaulan antarsesama, dimana ketika itu antarkabilah saling
bermusuhan untuk saling berebut hegemoni. Demikian pula hak-hak asasi manusia khususnya
perempuan , dan kaum lemah tidak pernah ada, yang kuat memperdaya yang lemah , yang
kaya memperdaya yang miskin dan seterusnya. Sedangkan dalam hal kemajuan budaya
kebendaan, sebenarnya masyarakat Arab memiliki budaya yang cukup maju untuk ukuran
zamannya. Dengan demikian, jahiliah khususnya diperuntukkan dalam hal moralitas dan
teologi. Dalam situasi dan kondisi perdaban dunia yang semacam itulah nabi Muhammad diutus
Allah untuk membawa agama Islam dengan menjunjung tinggi peradaban moral

Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, terutama disekitar Mekah masih
diwarnai dengan penyembahan berhala sebagai tuhan. Yang dikenal dikenal dengan istilah
paganisme[14]. Selain menyembabah berhala, dikalangan bangsa Arab adapula yang
menyembah agama Masehi (Nasrani), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman, Najran, dan
Syam. Disamping itu juga agama Yahudi yang dipeluk oleh penduduk Yahudi imigran di Yaman
dan Madinah, serta agama Majusi, yaitu agama orang-orang Persia.
Demikianlah keadaan bangsa Arab menjelang kelahiran Nabi Muhammad yang
membawa Islam di tengah-tengah bangsa Arab. Masa itu biasa disebut dengan zaman jahiliah,
masa kegelapan dan kebodohan dalam hal agama, bukan dalam hal lain seperti ekonomi dan
sastra karena dalam dua hal yang terakhir ini bangsa Arab mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Mekah bukan hanya merupakan pusat perdagangan lokal, tetapi juga sebagai
jalur perdagangan dunia yang sangat penting pada saat itu, yang menghubungkan antara utara
Syam, dan Selatan yaman, antara timur Persia dan barat Abesinia dan Mesir.
Dalam bidang sastra, pada masa ini sastra juga memiliki arti penting dalam kehidupan
bangsa Arab, mereka mengabadikan peristiwa-peristiwa dalam syair yang diperlombakan setiap
tahun di pasar seni Ukaz, Majinnah, dan Majaz. Bagi yang memiliki syair yang bagus, maka
diberikan hadiah, dan mendapat kehormatan bagi suku atau kabilahnya serta syairnya
digantungkan di Ka’bah yang dinamakan Al-Muállaq As-Sab’ah. Bangsa Arab juga dikenal suku
berperang. Peperangan antarsuku tidak pernah berhenti, saling berebut kekuasaan dan
pengaruh merupakan kepahlawanan yang dibanggakan. Namun dibalik semua itu, bangsa Arab
sejak dahulu memiliki sifat ksatria, setia pada kawan, dan menepati janji.
9

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (events in the
past). Dalam pengertian yang lebik seksama sejarah adalah kisah peristiwa masa lampau umat
manusia. kebudayaan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah,
memelihara tumbuh-tumbuhan, dan diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. Islam itu
sendiri secara esensial adalah “masuk dalam perdamaian”. Inilah makna Islam dilihat dari sudut
bahasa, sekaligus mencerminkan maknanya pada hakikat agama itu. Unsur sejarah meliputi
ruang, waktu dan manusia. Unsur-unsur kebudayaan yaitu (1) Sistem Religi (sistem
kepercayaan). (2) Sistem organisasi kemasyarakatan. (3) Sistem pengetahuan. (4) Sistem
mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi. (5) Sistem Teknologi dan Peralatan.
(6) Bahasa. (7) kesenian.

B. Saran
Kita sebagai seorang Muslim sebaiknya mengetahui tentang bagaimana sejarah umat Islam
terdahulu, bagaimana perkembangan umat Islam zaman dahulu hingga sekarang, agar kita
dapat mengetahui seberapa besar perjuangan umat-uma Muslim terdahulu untuk
memperjuangkan agama hingga sampai saat ini. Dengan itu kita akan merasa tergugah diri
untuk ikut memperjuangkan agama walaupun sudah tidak di masa dahulu supaya agama kita
agama Islam dapat menjadi Agama yang selalu di ridhai oleh Allah dan akan menjadi agama
yang paling benar dipandangan Allah. Dan nantinya kita tidak tersesat ke jalan kesesatan dan
akan berjalan lurus dalam jalan kebenaran sampai akhir nanti dan hasilnya kita mendapat
hadiah dari Allah berupa surga
10

DAFTAR PUSTAKA

Hasan Utsman, metode penelitian sejarah, Jakarta: Departemen Agama RI, 1986

Siti Samsul, Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2013

Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta:LESFI, 2001

Syalabi, Sejarah & Kebudayaan Islam 1, Jakarta: Radar Jaya Ofset,2003,

http://www.sridianti.com/unsur-unsur-dalam-sejarah.html

irwanzulkifli.wordpress.com

http://amrooms.blogspot.com/2011/07/pokok-pokok-ajaran-islam.html

https://arifulhakim.wordpress.com/2013/03/01/manfaat-mempelajari-sejarah-kebudayaan-islam/

http://artikelislamikoe.blogspot.com/2014/03/tujuan-dan-manfaat-mempelajari-sejarah.html

http://fis2010sejarah.blogspot.com/p/sumber-sejarah.html

Anda mungkin juga menyukai