Anda di halaman 1dari 6

Social Media dan Mental Health

Karya ini disusun untuk mengikuti Kompetisi Esai “KOMANDO 2022”

Billy Ricci Nuria Febriana

AKUNTANSI / FAKULTAS EKONOMI DAN SOSIAL


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
TAHUN 2022
Pendahuluan

IPTEK merupakan akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang kerap
digunakan saat membahas mengenai perkembangan teknologi, atau adanya perkembangan suatu
disiplin ilmu. Perkembangan IPTEK sendiri terjadi karena adanya globalisasi.Salah satu contoh
dari perkembangan IPTEK adalah Telepon Seluler atau Smartphone atau yang biasa kita kenal
sebagai Handphone/HP. Dengan adanya Telepon Seluler ini memudahkan manusia untuk
berkomunikasi jarak jauh,melakukan kegiatan jual/beli, mengetahui informasi terkini,dll.Semua
itu tidak lepas dari Media Sosial.

Media Sosial atau Sosial Media adalah platform digital yang memfasilitasi penggunanya
untuk saling berkomunikasi atau membagikan konten berupa foto,video,seperti TikTok,
Instagram, Whatsapp,Twitter, Facebook,dll. Kebijakan Publik yang menggema di Media Sosial
saat ini adalah bumingnya istilah Mental Illness atau Mental Health. Secara teoritis, kebijakan itu
mengajak kepada masyarakat luas untuk lebih memperhatikan Kesehatan Mental atau Mental
Health sedari sekararang.

Di Era modern ini sudah ada beberapa yang berani untuk jujur bahwa mereka tidak baik-
baik saja dan membutuhkan bantuan seorang ahli untuk membantu mereka keluar dari keadaan
yang menyiksa mereka. Tapi masih banyak juga orang yang menyepelekan hal tersebut,padahal
kalau tidak segera disembuhkan bisa jadi yang awalnya depresi ringan tapi karena tidak mendapat-
kan penanganan menjadi depresi berat,Anxiety ,disorder dll
ISI

Mental Health Menurut WHO (World Health Organization) Kesehatan Mental merupakan
kondisi dari kesejahteraan yang didasari Individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-
kemampu,an untuk mengelola stres kehidupan yang wajar,untuk bekerja secara produktif dan
menghasilkan. Sedangkan menurut Psikologi adalah kondisi dimana seseorang berfungsi secara
efektif dikehidupan Sosial,Bahagia dengan hidupnya dan mampu menyesuaikan diri dengan
tantangan.

Mental illness Menurut Para Ahli, Mental Illness adalah keadaan dimana seseorang
mengalami kesulitan mengenai presepsinya tentang kehidupan, hubungan dengan orang lain,dan
sikapnya kepada diri sendiri. Sedangkan menurut Psikolog Mental illness adlah istilah yang
mengaju pada berbagai kondisi yang mempengaruhi pikiran, perasaan, suasana hati, atau perilaku
seseorang.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia
lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk
berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Selain itu berdasarkan Sistem Registrasi Sampel
yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016, diperoleh data bunuh diri pertahun sebanyak 1.800
orang atau setiap hari ada 5 orang melakukan bunuh diri, serta 47,7% korban bunuh diri adalah
pada usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Dr.Celestinus
Eigya Munthe menjelaskan untuk saat ini Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan
jiwa sekitar 1:5, artinya sekitar 20% populasi di Indonesia itu mempunyai potensi-potensi masalah
gangguan jiwa sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.

Gangguan Jiwa disebabkan oleh banyak hal,salah satunya adalah Social Media. Dilansir
dari National Center for Health Research, remaja yang menghabiskan waktu lebih dari lima jam
sehari di media sosial 71 persen lebih berpotensi untuk mengalami gangguan mental. Angka ter-
sebut lebih besar dibandingkan remaja yang hanya mengakses media sosial satu jam dalam sehari.

Seseorang yang mengalami gangguan memiliki kecendeungan membandingkan diri sendiri


dengan orang lain, atau bisa kita sebut sebagai Insecurity. Insecure adalah perasaan cemas, ragu,
atau kurang percaya diri sehingga membuat seseorang merasa tidak aman. Akibatnya, orang yang
insecure bisa saja merasa cemburu, selalu menanyakan pendapat orang lain tentang dirinya, atau
bahkan membandingkan dirinya dengan orang lain.Seperti Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2019
lalu yang menyebabkan kita harus memakai Maskcare setiap saat, ,seseorang dengan rasa insecure
yang berlebihan akan merasa malu untuk membuka Maskcare ditempat umum,dan akan merasa
bahwa dirinya adalah orang yang paling buruk.

Rasa cemas atau anxiety adalah hal yang normal dirasakan ketika seseorang menghadapi
situasi atau mendengar berita yang menimbulkan rasa takut atau khawatir. Namun, anxiety perlu
diwaspadai jika muncul tanpa sebab atau sulit dikendalikan, karena bisa jadi hal tersebut disebab-
kan oleh gangguan kecemasan. Sebenarnya Rasa cemas dan Anxiety itu berbeda,rasa cemas akan
hilang setelah masalah yang dihadapi selesai,berbeda dengan Anxiety disorder ,orang dengan
gangguan Anxiety disorder akan merasakan cemas berlebih meskipun masalahnya telah selesai.

Namun sekarang ada juga yang namanya Social Media Anxiety Disorder ,dimana sang
penderita sama seperti kecanduan Media Social lainnya,tetapi merka akan berulang kali men-
gecheck Akun, Followers, Like ,dan komentar di postingan mereka. Jika tidak sesuai maka mereka
akan merasa cemas berlebih.

Berbicara tentang Media Sosial belum lama ini diberitakan bahwa Facebook menjadi pem-
bunuh remaja paling banyak di Amerika Serikat.Di Korea Selatan tidak sedikit Aktor,Aktris,dan
Idol bahkan Orang Awam yang melakukan tindakan Bunuh Diri akibat hujatan yang dilakukan
oleh Netizen baik dinegara mereka maupun dibelahan dunia lainnya.

Lontaran-lontaran hujatan,cemoohan itu bisa kita sebut dengan Cyberbullying. Cyberbul-


lying sendiri adalah segala bentuk ancaman, fitnah, cemooh, dan ejekan yang dilakukan secara
daring yang menggunakan teknologi digital.Hal Ini membuktikan bahwa masih banyak sekali
orang yang tidak mengerti pentingnya menjaga ketikan. Mungkin bagi kita itu bukanlah suatu hal
yang besar,tapi kita tidak pernah tahu bisa saja bagi orang lain itu hal yang sangat menyakitkan.
Penutup

Di zaman modern ini perkembangan Teknologi sangat pesat,dari di zaman dulu orang
menggunakan Pena dan Kertas untuk media komunikasi berupa surat ,lalu muncullah Telephone
genggam yang masih manual menggunakan antena, sms ,Lalu dizaman sekarang sudah muncul
smartphone yang sudah ada fitur touchscreen atau layar sentuh dan dilengkapi dengan fitur-fitur
yang lebih canggih dan modern,yang dapat memotrret, menyimpan gambar, video,dan juga untuk
bermain online, berkomunikasi jarak jauh, dapat melakukan tatap muka online atau Video Call.

Namun di Era digital ini semakin banyak orang yang dengan brutal nya melakukan Cyber-
bullying. Pepatah mengatakan “Mulutmu Harimaumu” namun jika di Media Social pepatah itu
menjadi “Jarimu Harimaumu”.Tidak bisakah kita menjaga ketikan kita ,tidak bisakah kita lebih
bijak dalam menggunakan media social.

Alasan kenapa memilih Topik ini karena di era digital ini lebih banyak muncul pembahasan
tentang Kaum Milenials yang digadang-gadang identik dengan Kesehatan Mental,Mental illnes
dan juga saya ingin banyak orang yang sadar tentang arti yang sebenarnya tentang Mental Health,
dan sadar ,tau apa yang harus dilakukan ketika diri sendiri mengalami Mental illness.

Di zaman ini sudah banyak orang-orang yang ahli dalam mengatasi masalah gangguan
mental. Tidak perlu takut atau ragu untuk mencari pertolongan Seorang ahli seperti Pshycology.
Kita dapat menemukan mereka di Puskesmas, Rumah Sakit, atau klinik-klinik pribadi. Mereka
akan membantu kita untuk sembuh dari keadaan yang menyiksa mental dan batin kita
Daftar Pusaka
https://katadata.co.id/agung/berita/623040f8
6b3c4/pengertian-iptek-menurut-para-ahli-
beserta-dampak-dan-
manfaatnya#:~:text=IPTEK%20merupakan
%20akronim%20dari%20Ilmu,teknologi%2
0ini%20membantu%20kehidupan%20manu
sia.
https://money.kompas.com/read/2022/05/01/
154914826/pengertian-globalisasi-ciri-
penyebab-dan-dampaknya?page=all
id.m.wikipedia.org
https://www.idntimes.com/science/experime
nt/izza-namira-1/gangguan-mental-akibat-
media-sosial
https://www.idntimes.com/science/experi-
ment/izza-namira-1/gangguan-mental-aki-
bat-media-sosial?page=all

Anda mungkin juga menyukai