Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fadhila Shofi Azizah

NIM : 4313421043

Jurusan : Kimia

Kelompok : 23

Kesehatan Mental dan Pandemi

Perkenalkan nama saya Fadhila Shofi Azizah dari Prodi Farmasi, Jurusan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang. Disini saya akan mengangkat tema tentang mental health atau kesehatan
mental.

Kesehatan mental merupakan kondisi sejahtera yang disadari individu


sehingga dia bisa mengendalikan dan juga mengembangkan potensi dirinya serta
memiliki kepuasan dalam hidupnya. Kesehatan mental yang baik adalah ketika
seseorang merasa tentram dan tenang sehingga dia dapat menjalani hari dengan
nyaman. Kesehatan mental yang baik juga dimana seseorang tidak merasa bersalah
terhadap dirinya sendiri, dapat menerima kekurangan dan kelemahannya, dan mampu
menghadapi masalah juga tantangan dalam hidupnya. Sedangkan kesehatan mental
yang buruk adalah ketika seseorang tidak bisa mengendalikan dirinya, merasa amat
bersalah terhadap hidupnya, tidak tenang dan tidak nyaman dalam menjalani hidup.

Dari banyaknya jenis masalah dalam kesehatan mental; stress, depresi, dan
gangguan kecemasan merupakan tiga kondisi yang paling sering terjadi. Pertama,
Stress adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat secara
emosi ataupun mental. Kedua, depresi merupakan gangguan suasana hati yang
menyebabkan penderitanya terus merasa sedih hingga bisa berlangsung berminggu
hingga berbulan kemudian. Ketiga, gangguan kecemasan adalah kondisi
psikologis ketika seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan
sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-harinya.

Seseorang yang mengalami masalah dalam kesehatan mental biasanya akan


tampak gelisah, cemas, mudah tersinggung, berkurang rasa percaya diri, dan
menyendiri. Masalah kesehatan mental juga dapat mengganggu konsentrasi, sulit
fokus, dan bahkan dalam kasus tertentu ada orang orang yang menyakiti tubuhnya
sendiri dan juga mencoba bunuh diri.
Di masa pandemi ini, permasalahan tentang kesehatan mental sangat banyak
ditemui terlebih di kalangan remaja. Menghabiskan hampir seluruh waktu di rumah
dengan kurun waktu yang lama tidaklah mudah bagi sebagian besar orang. Akan
lebih berat bagi orang yang suasana dalam rumahnya jauh dari kata harmonis.
Pertengkaran yang selalu didengar, bentakan, cacian, atau lain semacamnya itu sudah
cukup membuat mental mereka bermasalah. Tak jarang mereka mengalami trust
issue terhadap keluarganya sendiri.

Di sisi lain, pandemi yang berkepanjangan ini juga menjadi sebab banyaknya
anak anak yang tak bisa mengontrol emosinya. Di usia mereka yang seharusnya
mendapat banyak waktu untuk bermain bersama teman teman, terpaksa
melakukannya via daring. Tak bisa berjumpa untuk sekadar bermain sepak bola atau
sepeda dengan teman teman. Dengan kurangnya aktivitas dan terbatasnya ruang
lingkup bagi anak, mereka merasa stress dan terkekang karena sekolah via daring
jauh berbeda dengan sekolah luring seperti biasa, sehingga terbentuk pada mereka
sifat menantang.

Dampak panjangnya pandemi juga dirasa para remaja. Sekolah yang biasanya
dilakukan secara luring kemudian menjadi daring hingga waktu yang tak ditentukan
sudah membuat para remaja keberatan. Ditambah lagi tiadanya kegiatan seru yang
bisa dilakukan dirumah sehingga rasa sepi tak segan datang menemani. Semua sudah
bosan melakukan rutinitas berulang di rumah.

Ada pula gejala psikosis berupa halusinasi atau delusi yang dapat
mengganggu kemampuan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari
dan memengaruhi kinerja sekolahnya. Psikosis juga bisa menimbulkan stigma negatif
di masyarakat atau pelanggaran hak asasi manusia.

Dari banyaknya masalah kesehatan mental di masa pandemi ini, ada banyak
cara untuk mengendalikan diri kita seperti mengurangi asupan berita, menghabiskan
waktu bersama keluarga atau teman, bercerita, membatasi penggunaan minuman
alkhohol, mengonsumsi buah dan sayur, meluangkan waktu untuk olahraga,
melakukan hobi, dan self-talk.

Sebenarnya, pandemi ini bisa menjadi kesempatan bagus untuk kita


mengembangakan diri. Mengikuti volunteer, perlombaan, webinar, dan talkshow
adalah contoh pemanfaatan waktu luang dengan baik. Atau belajar editing foto,
desain grafik kecil kecilan, itu juga sangat bermanfaat.
Ayo selalu berfikir positif dan mulai mengenal diri sendiri sebagai langkah
awal meningkatkan keercayaan diri. Buat beberapa target yang harus dicapai di waktu
pandemi ini. Dan menjadi beranilah.

Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi


dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin
hubungan positif dengan orang lain.

"Jangan khawatirkan apa yang dipikirkan orang lain. Tegakkan kepalamu dan
melangkahlah ke depan." - Izuku Midoriya

"Jangan menyerah. Hal memalukan bukanlah ketika kau jatuh, tetapi ketika
kau tidak mau bangkit lagi." - Midorima Shintarou

DAFTAR PUSTAKA

http://bem.fppsi.um.ac.id/index.php/2018/11/05/kesehatan-mental-dan-sejarah-world-
mental-health-day/

https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/8-cara-menjaga-kesehatan-mental-
selama-pandemi-covid-19/

https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-kesehatan-mental

Anda mungkin juga menyukai