Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) GANGGUAN PSIKOSOSIAL

KEPERAWATAN: RISIKO PERILAKU KEKERASAN


disusun oleh: kelas G

Anggota PK 1 Kelas G:
Afifah Nurul Hidayah 1606892882
Debora Widjaya 1606824856
Dheva Oktaverina 1606892825
Elfira Muthia Yunitasari 1606827744
Elvira Primananda Putri 1606878543
Fatihatul Aghnia 1606830726
Linda Atika Sari 1606892812
Miftahul Janah 1606830940
Syifa Putri Salsabila 1606828450
(Kontribusi Semua Anggota Kelompok Sama)

I. Kasus
Klien Tn. S berusia 46 tahun seorang pengangguran sejak 5 tahun lalu. Ia
juga pernah menjadi korban kekerasan fisik oleh ayahnya karena sering
mendapatkan nilai kurang saat sekolah. Klien mengatakan ia membenci istrinya
karena istrinya sering membanding-bandingkan dirinya dengan suami temannya
yang bekerja, sehingga membuat Tn. S malu. Saat ini, istri klien ingin bercerai
dengan klien. Hal ini menyebabkan klien mudah tersulut emosinya. Klien sering
mengatakan hal- hal kasar dan berteriak pada istrinya. Klien juga sering terlihat
mengepalkan tangannya, menggertakkan gigi, dan matanya melotot.
II. Proses Terjadinya Masalah
a. Definisi
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons individu terhadap
suatu stressor untuk melukai dan menyakiti seseorang baik secara fisik
maupun psikologis. Perilaku kekerasan merupakan respon marah yang
diekspresikan dengan ancaman, mencederai orang lain, dan merusak
lingkungan (Keliat, 2009). Risiko perilaku kekerasan merupakan kerentanan
perilaku yang menyebabkan seseorang dapat membahayakan orang lain
maupun diri sendiri secara fisik, emosional, dan atau/ seksual (Herdman &
Kamitsuru, 2018). Risiko perilaku kekerasan dapat dilakukan kepada diri
sendiri dan orang lain.
b. Tanda dan gejala
● Memiliki riwayat kekerasan
● Gerak tubuh bersifat negatif seperti mengepalkan tangan,
menggertakkan gigi, dan mata melotot
● Pola kekerasan secara tidak langsung seperti mudah emosi,
mengatakan hal hal kasar, dan berteriak pada istrinya
c. Proses terjadinya masalah klien
1) Faktor predisposisi
Pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi perilaku kekerasan. Faktor
predisposisi yang mungkin terjadi, diantaranya:
1. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustrasi
yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk.
2. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan
kekerasan atau sering mengobservasi kekerasan di rumah atau di
luar rumah. Semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi
perilaku kekerasan.
3. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif
agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap pelaku
kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan yang
diterima (permisif).
4. Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistem limbik, lobus
frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter
turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.
2) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau
interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik atau
penyakit, keputusasaan, ketidakberdayaan, serta percaya diri yang
kurang, dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula
dengan situasi lingkungan yang penuh keributan, mendapatkan kritikan
yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai atau
pekerjaan, dan kekerasan juga dapat menjadi faktor penyebab perilaku
kekerasan. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula
memicu perilaku kekerasan.
III. Data yang perlu dikaji
a. Data subjektif
- Tn. S mengatakan membenci istrinya karena istrinya sering membanding-
bandingkan dirinya dengan suami temannya yang bekerja
- Tn. S merasa malu
- Tn. S mengatakan istrinya ingin cerai dengannya
- Tn. S mengatakan dahulu sering mendapat perlakuan kasar dari ayahnya
b. Data objektif
- Klien terlihat mengepalkan tangan
- Klien terlihat menggertakan gigi
- Mata klien melotot
- Tn. S sering berkata kasar dan berteriak pada istrinya
IV. Pohon masalah dan prioritas diagnosis keperawatan

Risiko Perilaku Kekerasan

Harga diri rendah kronik

Diagnosi keperawatan utama : Risiko Perilaku Kekerasan


V. Rencana tindakan keperawatan
Tujuan :
● Klien dapat membina hubungan saling percaya
● Klien dapat mengenali dan mengidentifikasi penyebab dan tanda-tanda
perilaku kekerasan
● Klien dapat menyebutkan jenis dan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya
● Klien dapat menyebutkan cara mengendalikan perilaku kekerasannya
● Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya
Tindakan:
● Membina hubungan saling percaya dengan klien
● Mengidentifikasi penyebab, tanda gejala, dan perilaku kekerasan yang
dilakukan oleh klien
● Mendiskusikan dengan klien akibat yang dapat ditimbulkan oleh perilaku
kekerasan
● Menjelaskan teknik mengontrol perilaku kekerasan : fisik, obat, verbal, dan
spiritual
VI. Referensi
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). Nursing diagnoses: Definitions and
classification 2018- 2020 (11th ed.). New York: Thieme.
Keliat, B. A. (2009). Model praktik profesional keperawatan jiwa. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai