Mery Ade
FASILITATOR:
•PELATIHAN PMBA
•PELATIHAN KONSELOR LAKTASI
•PELATIHAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU BAGI
KADER DAN TENAGA KESEHATAN
•TIM GERAK CEPAT PENANGGULANGAN WABAH BAGI
PETUGAS PUSKESMAS
•KADER PEDULI KESEHATAN JIWA
Sumber:Kompas.com
Sumber: halodoc.com
1. Definisi Kesehatan Jiwa dan
2. Ciri Sehat Jiwa
3. Gangguan Jiwa
Kesehatan
Disfungsi aktivitas
Pikiran Perasaan Perilaku
sehari-hari.
Tanda awal
Gangguan
Jiwa Marah
Sedih Perubahan
Masalah mood yang
konsentrasi ekstrem
Takut atau
Masalah
cemas
Berpikir tidur
berlebihan
bunuh diri
Tidak Paranoid
mampu
mengatasi Marah
stres Penyalahgunaan
alcohol atau Paranoid
obat-obatan
GANGGUAN JIWA
depresi,
gangguan kecemasan,
skizofrenia,
gangguan makan, dan perilaku adiktif.
Kondisi ini bisa membuat pengidapnya sengsara dan menimbulkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti di sekolah, tempat kerja, atau
dalam hubungan.
Jumlah ODGJ berat di DKI Jakarta saat ini mencapai 17.000 kasus atau sekitar
0,16 persen dari total jumlah penduduk di Ibu Kota yang mencapai sekitar 10,6
juta jiwa (https://www.merdeka.com)
perlu peran keluarga atau warga tingkat RT/RW mendeteksi secara dini kasus
kesehatan jiwa. Kemudian mampu mengelola dengan baik dan bisa melakukan
rujukan apabila ada warga yang membutuhkan pendampingan psikososial.
BERTUMBUH DAN BERKEMBANG
• Dalam kebanyakan kasus, gejala gangguan
jiwa dapat dikelola dengan kombinasi obat-
obatan dan terapi bicara (psikoterapi).
Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Upaya Mencegah Gangguan
Jiwa
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Upaya Mencegah Gangguan Jiwa
MANDIRI
Individu/keluarga
PERAN
Masyarakat Sebagai AKTOR
Pendukung lainnya
(TOMA,
Lurah,Camat,Nakes,Faskes,
POTENSI dll)
POTENSI
• 1. Mengurangi stres
• Baru saja menjalani hari yang melelahkan di kantor?
Cobalah berjalan jauh atau mengunjungi pusat
kebugaran untuk berolahraga.
• Salah satu manfaat dari olahraga adalah menurunkan
tingkat stres. Ini karena berolahraga dapat
meningkatkan kadar hormon norepinefrin, yaitu zat
kimiawi yang berperan dalam respons otak terhadap
stres.
• 2. Meningkatkan mood
• Karena aktivitas positif ini dapat menunjang pelepasan hormon endorfin pada
tubuh, yang berhubungan dengan perasaan bahagia dan euforia.
• Oleh sebab itu, orang-orang yang depresi atau mengalami gangguan cemas
dianjurkan untuk berolahraga secara rutin dan teratur.
• 3. Meningkatkan rasa percaya diri
• Kebugaran fisik dapat meningkatkan rasa percaya diri serta membuat seseorang
memiliki persepsi yang lebih positif terhadap dirinya sendiri. Terlepas dari berat
badan, bentuk tubuh, jenis kelamin, atau usia, olahraga dapat membuat seseorang
tampil prima dan merasa lebih percaya diri untuk berinteraksi dengan orang lain.
• 4. Menunjang kemampuan otak
• olahraga dapat meningkatkan kecepatan produksi sel otak, dan meningkatkan
performa otak secara keseluruhan.
• Selain itu, berolahraga secara rutin juga diketahui dapat meningkatkan daya ingat
maupun kemampuan belajar.
• 5. Memperbaiki pola tidur
• Olahraga tingkat sedang dapat membantu Anda untuk tidur lebih nyenyak. Hal ini
sangat bermanfaat, terutama bagi Anda yang mengalami insomnia atau kesulitan
memejamkan mata di malam hari.
Kesehatan Jiwa Anda
adalah Prioritas
PARENTAL BURN OUT
(Faktor Risiko, Dampak, Pencegahan &Tatalaksana)
Pengasuhan anak oleh orang tua, adalah pengalaman yang sangat berharga dengan
berbagai konsekuensi positif, seperti peningkatan makna hidup, kebahagiaan, dan
kesejahteraan (Nelson et al., 2013)
Pengasuh anak juga dapat membebani dan merawat anak-anak dapat melibatkan stres
akut (misalnya : konflik) dan kronis (misalnya, masalah perilaku dan masalah kesehatan;
Mikolajczak et al., 2019).
Pandemi COVID-19 mengakibat kekhawatiran dan ketakutan tentang virus meningkat
yang mungkin telah menyebabkan perubahan tingkat stres, kecemasan, dan kelelahan
orang tua di antara banyak keluarga (Prikhidko et al., 2020).
Pendahuluan
Burnout, sebuah sindrom yang ditandai dengan “kelelahan emosional, depersonalisasi, dan
penurunan pemenuhan diri,” adalah akibat dari paparan kronis terhadap lingkungan yang
menguras emosi (Rionda, IS, et al., International Journal of Environmental Research and Public Health,
Parental burnout : respon berkepanjangan terhadap stres yang kronis dan berlebihan,
yang terjadi pada orang tua
Dalam International Classification of Disease (ICD) 10 – kode Z73 tetapi bukan diagnosis
medis
Problem yang berkaitan dengan kesulitan pengelolaan hidup
PARENTAL BURN OUT
Parental burnout dapat terjadi karena ketidaksesuaian harapan prangtua terhadap dirinya, anaknya ataupun tanggung jawab dengan
sumber yang mereka miliki(Holly dkk., 2019).
Ketika orangtua memiliki harapan besar terhadap anak dan pengasuhan yang diberikan namun sumber yang dimiliki baik secara
finansial, dukungan sosial, kemampuan diri kurang berisiko meningkatkan adanya parental burn out (Griffith, 2020)
Survey di US menunjukkan sebanyak 52% orangtua yang memiliki anak dibawah usia 12 tahun mengalami kesulitan untuk mengasuh
anaknya (Pew Research, 2021)
Survey lain di Indonesia dengan sampel 400 ibu melaporkan 84% ibu merasa lelah secara mental dan fisik selama pandemic, 87% ibu
merasa tidak percaya diri dan merasa gagal dalam mengasuh anak(Rossa, 2021).
Orang tua dari negara yang lebih individualistis ( Barat) memiliki tingkat burnout parental yang lebih tinggi. daripada mereka yang
berasal dari negara-negara Timur ( Roskam dan Mikolajczak )
ETIOLOGI PARENTAL BURN OUT
POSITIF NEGATIF
Mengerti dan tahu akan kemampuan dan cara Adanya rasa ingin serba sempurna (perfeksionis)
mengapresiasi diri (Self-Compassion) dalam diri orangtua
Kemampuan mengelola emosi dengan baik Kurang mampu mengelola emosi dengan baik
Adanya dukungan dari keluarga dan pasangan Kurangnya pengetahuan mengenai pola
dalam mengasuh anak pengasuhan anak
Melakukan kerja sama atau saling membantu Dukungan keluarga dalam mengasuh anak
dalam mengasuh anak kurang
Menanggung beban mengasuh anak bersamaan
dengan adanya beban pekerjaan (untuk ibu dan
ayah yang bekerja)
Gambaran Gejala Psikologis
Dampak lain parental burn out selama masa pandemi adalah kekerasan (fisik &
pengabaian) yang dilakukan oleh orangtua. (Brianda dkk., 2020).
Orang tua yang mendapat skor lebih tinggi pada pengukuran parental burnout juga
mendapat skor lebih pada ide untuk kabur dan bunuh diri; muncul konflik serta keinginan
untuk berpisah yang lebih besar dengan pasangan.
Gangguan Jiwa
DAMPAK PARENTAL BURN OUT
CHILD MALTREATMENT
Dampak jangka pendek : parental burnout ↑ resiko kekerasan & penelantaran anak gangguan
& trauma fisik (lebam, patah tulang) serta permasalahan psikologis (gangguan stress pasca-trauma,
ansietas)
Dampak jangka panjang : orang dewasa yang mengalami kekerasan pada masa kana-kanak ↑
risiko mengalami gangguan jiwa, menggunakan NAPZA, bunuh diri, melakukan hubungan seksual
beresiko (promiskuitas), dan terkena penyakit menular seksual. Memiliki resiko tingkat pendidikan
yang rendah gangguan finansial, kesulitan mencari pekerjaan, pemasukan yang sedikit. Memiliki
resiko menjadi pelaku (terutama kekerasan anak)/korban kekerasan
.
DAMPAK PARENTAL BURN OUT
GANGGUAN JIWA
OLAH RAGA
HUMOR & TERTAWA
TERSENYUM
MELAKUKAN KEGIATAN YANG
MENYENANGKAN BERSAMA ANAK
RELAKSASI
STRATEGI PENCEGAHAN & TATALAKSANA
Selamat
Berkarya &
Bekerja Sama
Kembali Produktif dengan Asuhan keperawatan jiwa
Gangguan jiwa adalah pola perilaku atau psikologis
yang di tunjukan oleh individu yang menyebabkan
distres, disfungsi dan menurunya kualitas kehidupan
Pemeliharaan Pemulihan
Status fungsi
Mendorong advosi
Peningkatan fungsi
Promosi Tingkat kesejahteraan optimal
kesehatan Kualitas hidup dan kesejahteraan
Menginsiirasi dan menfasilitasi
Kualitas hidup yang optimal
Tahap Akut pasien ada di IGD dan masuk ke ruang perawatan PICU
Pengkajian keperawatan yang berhubungan dengan Agresi