Anda di halaman 1dari 17

DEPRESI DAN BERDUKA

PADA LANSIA

Ns. SOFIA RHOSMA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

SopHIe diaRTa
KEHILANGAN PADA LANSIA
Bertahan menghadapi kehilangan merupakan
bagian dari proses menua
Kehilangan yang dialami lansia dapat berupa :
Kehilangan hubungan
Kehilangan peran
Kehilangan fungsi tubuh
Kehilangan penghasilan

SopHIe diaRTa
MELEWATI PROSES
BERDUKA
Fase dalam proses berduka tidak selalu terjadi
pada setiap orang
Tugas perawat adalah menerima proses berduka
yang dilalui klien dan tidak menghakimi klien
bagaimana mereka harus berespon
Perawat harus dapat membantu klien
mengungkapkan perasaan dan emosinya

SopHIe diaRTa
DEPRESI
Perubahan mood yang ditandai dengan perasaan
sedih, putus asa dan pesimisme. Terjadi
penurunan minat dalam beraktivitas, terjadi
perubahan nafsu makan dan perubahan pola
tidur
Lansia menganggap masalah psikologis sebagai
bentuk kelemahan dan dianggap sebagai gila
Kebanyakan lansia mengeluh akibat penyakit
yang dialami tapi menyangkal merasa sedih

SopHIe diaRTa
TEORI PSIKOSOSIAL TENTANG
DEPRESI
TEORI PSIKOANALITIK (PSYCHOANALITHYCAL THEORY)
Melankolia terjadi akibat kehilangan benda atau orang yang dicintai
, berupa kematian, penolakan emosional, atau kehilangan nilai
TEORI BELAJAR (LEARNING THEORY)
Keputusasaan yang dipelajari akibat kegagalan berulang
menimbulkan perasaan ketidakmampuan mengendalikan hidup
dan mrpkn predisposisi nyeri
TEORI KEHILANGAN (OBJECT LOSS THEORY)
Depresi muncul akibat pemisahan atau penelantaran yang terjadi
pada periode 6 bulan pertama kehidupan seseorang
TEORI KOGNITIF
Depresi terjadi akibat distorsi kognitif berupa (1) ekspektasi
lingkungan yang buruk, (2) ekspektasi diri yang buruk, (3)
ekspektasi negatif masa depan

SopHIe diaRTa
DEPRESI PADA LANSIA
Lansia mengalami depresi karena adanya stigma
dalam masyarakat yang menimbulkan HDR,
keputusasaan dan ketidakberdayaan

Diperberat dengan stressor mayor pada lansia ---


kehilangan bereavement overload

Meningkatkan resiko bunuh diri

SopHIe diaRTa
GEJALA DEPRESI
Gejala depresi sering disalah artikan dengan
penyakit degeneratif
Mudah terbangun
Penurunan nafsu makan
Penurunan memori

SopHIe diaRTa
PENENTUAN DIAGNOSA
DEPRESI
A. Lima atau lebih gejala berikut muncul dalam 2 minggu dan
menunjukkan perubahan fungsi :
1) Perubahan mood hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, yang
diindikasikan dengan laporan subjektif atau observasi orang lain
2) Penurunan ketertarikan dan kesenangan dalam semua atau hampir
semua aktivitas sepanjang hari atau hampir setiap hari
3) Penurunan BB signifikan saat tidak melakukan pembatasan diet atau
penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari
4) Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
5) Agitasi dan retardasi motorik (dilaporkan oleh pihak lain)
6) Kelemahan hampir setiap hari
7) Perasaan tidak berguna atau rasa bersalah yang tidak tepat (bisa jadi
waham) yang terjadi hampir setiap hari
8) Penurunan kemampuan konsentrasi hampir setiap hari
9) Timbul pikiran tentang mati , munculnya ide bunuh diri tanpa rencana
jelas

SopHIe diaRTa
PENENTUAN DIAGNOSA
DEPRESI
B. Gejala tidak memenuhi terjadinya mixed episode
C. Gejala menimbulkan gangguan fungsi sosial, okupasional,
dan gangguan fungsi lainnya secara signifikan
D. Gejala bukan terjadi akibat efek fisiologis pengobatan
E. Gejala terjadi akibat bereavement

SopHIe diaRTa
ASUHAN
KEPERAWATAN

SopHIe diaRTa
PENGKAJIAN
Afektif
Perasaan sedih, ketidakmampuan, ketidakberdayaan,
pesimistik, HDR, penurunan minat thd aktifitas,
Perilaku
Pergerakan lambat, sulit mempertahankan postur tegak
tubuh, bicara lambat dan terbatas, isos, penurunan minat
dalam melakukan ADL dan berdandan
Kognitif
Kesulitan berkonsentrasi, menggambarkan pesimisme da
negativisme, muncul ide bunuh diri
Fisiologis
Anorexia/overeating, gangguan tidur, perubahan libido,
nyeri, lemah,

SopHIe diaRTa
PENGKAJIAN
SKALA NYERI
Dapat digunakan untuk mengkaji tingkat depresi
(pola gejala dan keparahan)
Kerangka waktu yang digunakan adalah 2
minggu
Jenis
1. Geriatric depression scale
2. Zung self rating depression scale
3. Genegral health questionnaire
4. Beck depression inventory
5. CES - D

SopHIe diaRTa
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko bunuh diri b.d mood depresi, perasaan
tidak berharga, marah pada diri sendiri
Berduka disfungsional b.d kehilangan,
bereavement overload
HDR b.d perasaan tidak berharga, perasaan
terabaikan
Distress spiritual b.d berduka disfungsional,
perasaan marah pada tuhan
Perubahan pola tidur b.d mood depresi, cemas
DPD b.d mood depresi, perasaan tidak berharga

SopHIe diaRTa
INTERVENSI
RBD b.d mood depresi, perasaan tidak berharga,
marah pada diri sendiri
1. Tanyakan langsung pada klien pernahkah terlintas
pikiran untuk menyakiti diri sendiri
2. Ciptakan lingkungan yang aman bagi klien
3. Buat kontrak jangka pendek secara verbal atau tertulis
bahwa klien tidak akan menyakiti dirinya sendiri
4. Observasi klien
5. Beri perhatian khusus saat memberikan medikasi
6. Lakukan pemeriksaan secara reguler
7. Soorng klien mengungkapkan perasaan seperti marah

SopHIe diaRTa
INTERVENSI
Berduka disfungsional b.d kehilangan, bereavement
overload
1. Kaji fiksasi pada proses berduka
2. Kembangkan BHSP
3. Kaji perasaan marah klien dan bantu klien
mengekspresikan perasaan melalui aktivitas
4. Ajarkan perilaku normla melewati proses berduka
5. Bantu klien mengkaji hubungannya dengan objek yang
hilang

SopHIe diaRTa
EVALUASI
Klien terhindar dari RBD
Klien mampu mengekspresikan perasaannya
Klien tidak mengalami fiksasi dalam melewati
proses berduka
Klien terlibat dalam berbagai aktivitas
Klien mampu merawat diri

SopHIe diaRTa
QUESTION ????

SopHIe diaRTa

Anda mungkin juga menyukai