Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Psikiatri
Istilah psikiatri (inggris: psychiatry) diangkat dari bahasa Yunani, yaitu
psyche (soul, mind – kehidupan mental, baik yang sadar maupun bawah sadar
dalam bahasa Indonesia: roh, jiwa, mental) dan iatreia (healing- penyembuhan).
Sesuai dengan kedudukannya sebagai bidang ilmu, maka di dalam bidang
psikiatri, psyche berarti mind atau mental dan bukan berarti soul atau roh. Dalam
bahasa Indonesia, jiwa dapat berarti: (1) roh, nyawa, atau (2) seluruh kehidupan
batin manusia yang terdiri dari perasaan, pikiran, angan-angan, dan sebagainya.
Dalam hubungan dengan psikiatri, diambil pengertian yang kedua, bukan roh.
Penggunaan istilah jiwa juga dapat menimbulkan salah pengertian, karena sering
dikaitkan dengan segi spiritual.
Psikiatri (Ilmu Kedokteran Jiwa) adalah cabang spesialistik Ilmu
Kedokteran, yang mempelajari patogenesis, diagnosis, terapi, rehabilitasi,
pencegahan gangguan jiwa dan peningkatan ikhtiar peningkatan taraf kesehatan
jiwa. Penyandang profesi keahliannya adalah psikiater atau spesialis kedokteran
jiwa. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Psikiatri merupakan istilah bahasa Indonesia
untuk Psychiatry, dan Kesehatan Jiwa untuk Mental Health. Meskipun sudah
lama digunakan, masih sering terjadi kerancuan pengertian antara Ilmu
Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa tersebut.
Kesehatan Jiwa (Mental Health) merupakan bidang yang luas, yang
menggambarkan segi kualitas taraf kesehatan di bidang kejiwaan. Meskipun
psikiatri mempunyai peran sangat penting dalam bidang kesehatan jiwa,
sebenarnya kesehatan jiwa merupakan tanggung jawab semua pihak, bersifat
multidisiplin dan multisektor (berbagai pihak/bidang disiplin baik dalam lingkup
kedokteran maupun lainnya - misalnya psikologi, ilmu sosial, keluarga,
masyarakat, segi budaya, segi agama/spiritual, sosio-ekonomi, dsb.) Untuk
menghindari kerancuan, akan lebih jelas kiranya bila psychiatry diterjemahkan
menjadi psikiatri dan mental health dengan kesehatan mental.
Psikiatri merupakan sebuah cabang ilmu medis yang mempelajari lebih
dalam tentang diagnosis, pengobatan, dan pencegahan terhadap gangguan
mental, emosional, dan perilaku. Seorang dokter yang mendalami atau telah
menjalani pendidikan spesialisasi di bidang ilmu psikiatri dikenal sebagai
psikiater. Banyak gangguan kesehatan mental yang dapat diobati secara efektif
setelah pasien datang ke psikiater. Kondisi kesehatan mental yang mungkin dapat
didiagnosis dan dirawat oleh psikiater meliputi:

1. Depresi
Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan
kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah (menarik
diri, tidak dapat tidur, kehilangan selera, minat dalam aktivitas sehari-hari),
dalam
Gerald C. Davison 2004. Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan
mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses
mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya
mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan
kehilangan harapan.

2. Gangguan Kecemasan
Cemas atau anxiety adalah perasaan gugup atau gelisah. Biasanya orang akan
mengalaminya ketika berhadapan dengan situasi tertentu, misalnya sebelum
wawancara kerja, sebelum ujian, saat harus mengambil keputusan penting,
atau ketika menunggu hasil pemeriksaan dokter. Rasa cemas merupakan
reaksi alami tubuh terhadap stres, yang sebenarnya bermanfaat untuk
membuat kita menjadi lebih berhati-hati dan waspada. Namun, rasa cemas
bisa menjadi tidak sehat jika muncul secara berlebihan, sulit dikontrol, atau
sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini disebut sebagai
gangguan kecemasan.

3. Fobia
Fobia adalah rasa takut berlebihan terhadap sesuatu yang biasanya tidak
membahayakan. Ketakutan tersebut dapat timbul saat menghadapi situasi
tertentu, berada suatu tempat, atau saat melihat hewan dan benda tertentu.
Fobia termasuk ke dalam penyakit gangguan kecemasan. Penderita fobia
biasanya akan berusaha untuk menghindari situasi dan objek yang dapat
memicu ketakutan, atau berusaha menghadapinya sambil menahan rasa takut
dan cemas.

4. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)


Obsessive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan mental yang
menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara
berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, penderita OCD akan diliputi kecemasan
atau ketakutan. Gangguan obsesif kompulsif dapat dialami oleh siapa saja.
Meski lebih sering terjadi di awal usia dewasa, OCD juga bisa terjadi pada
anak-anak atau remaja. Penderita OCD terkadang sudah menyadari bahwa
pikiran dan tindakannya tersebut berlebihan, tetapi tetap merasa harus
melakukannya dan tidak dapat menghindarinya.

5. Gangguan stres pascatrauma (PTSD)


PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma
adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau
menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. PTSD merupakan
gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian
traumatis. Peristiwa traumatis yang dapat memicu PTSD antara lain perang,
kecelakaan, bencana alam, dan pelecehan seksual.
6. Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian adalah salah satu jenis penyakit mental. Kondisi ini
menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak
normal dan sulit untuk diubah. Penderita gangguan kepribadian juga
mengalami kesulitan untuk memahami situasi dan orang lain. Umumnya,
gangguan kepribadian muncul pada usia remaja atau awal dewasa. Gangguan
kepribadian sering kali tidak disadari oleh penderitanya, tetapi sangat
dirasakan oleh orang-orang di sekitar penderita. Hal ini dapat menyebabkan
masalah pada lingkungan sosial, baik di rumah, sekolah, bisnis, atau
pekerjaan.

7. Skizofernia dan paranoid


Skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang.
Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau
waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Gejala tersebut
merupakan gejala dari psikosis, yaitu kondisi di mana penderitanya kesulitan
membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.

Paranoid adalah masalah psikologis yang ditandai dengan munculnya rasa


curiga dan takut berlebihan. Orang yang paranoid cenderung sulit atau
bahkan tidak bisa memercayai orang lain dan memiliki pola pikir yang
berbeda dari kebanyakan orang.Gangguan kepribadian paranoid umumnya
muncul akibat trauma psikologis pada masa lalu. Kondisi ini lebih sering
dialami oleh laki-laki dan biasanya muncul pada usia remaja atau dewasa.
Akan tetapi, paranoid terkadang juga bisa muncul sejak masa kanak-kanak.

8. Gangguan mood, seperti gangguan bipolar


Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan
emosi yang drastis. Seseorang yang menderita bipolar dapat merasakan gejala
mania (sangat senang) dan depresif (sangat terpuruk). Gangguan bipolar
umumnya ditandai dengan perubahan emosi yang drastis.

9. Gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia


Anoreksia nervosa, atau biasa disebut anoreksia, adalah gangguan makan
yang ditandai dengan rasa takut yang berlebihan bila berat badan bertambah,
dan gangguan persepsi pada bentuk tubuh. Penderita anoreksia terobsesi
untuk memiliki tubuh kurus, dan melakukan berbagai upaya untuk
mendapatkan bentuk tubuh yang ideal menurut mereka.

10. Insomnia
Insomnia adalah gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya sulit tidur,
atau tidak cukup tidur, meskipun terdapat cukup waktu untuk melakukannya.
Gangguan tersebut menyebabkan kondisi penderita tidak prima untuk
melakukan aktivitas keesokan harinya. Kualitas dan kuantitas tidur
memengaruhi kualitas hidup, serta kesehatan seseorang secara keseluruhan.
Tidur yang tidak cukup akan menimbulkan gangguan fisik dan mental. Pada
umumnya, butuh 8 jam tidur dalam sehari untuk menjaga kondisi tubuh tetap
fit.

11. Kecanduan obat-obatan atau minuman beralkohol


Kecanduan alkohol adalah kondisi ketika seseorang mengalami
ketergantungan akan alkohol dan sulit untuk mengendalikan konsumsinya.
Ada beberapa istilah lain yang digunakan untuk kondisi ini, yaitu
alkoholisme dan gangguan penggunaan alkohol (alcohol use disorder). Pola
konsumsi alkohol yang berlebihan bisa menimbulkan masalah serius pada
kesehatan dan kehidupan sosial seseorang. Namun, orang yang kecanduan
alkohol tidak dapat berhenti mengonsumsi alkohol, walau ia sadar bahwa
kebiasaan tersebut telah menyebabkan masalah pada dirinya.

B. Penyembuhan Masalah Psikiatri


Ada banyak metode perawatan yang digunakan psikiater untuk membantu
menyembuhkan masalah kejiwaan pasien, seperti psikoterapi, terapi obat,
intervensi psikososial, dan terapi elektrokonvulsif (ECT). Tujuan terapi ini untuk
menghilangkan atau mengendalikan gejala yang mengganggu pasien. Psikoterapi
biasanya memerlukan beberapa sesi selama satu hingga dua minggu, atau bahkan
lebih, tergantung dari tingkat masalah kejiawaan pasien.
Selain itu, terapi obat juga lazim digunakan oleh psikiater untuk membantu
memperbaiki ketidakseimbangan kimia di dalam otak yang dianggap sebagai
salah satu penyebab gangguan mental seseorang. Keberhasilan pengobatan
gangguan kejiwaan tergantung dari komitmen pasien, juga kerjasama antara
psikiater, pasien, dan pihak keluarga. Keluarga dan orang-orang terdekat pasien
perlu bersabar karena umumnya pengobatan gangguan mental membutuhkan
waktu.
Ilmu psikiatri sangat penting dalam menangani gangguan kesehatan mental,
emosional, dan perilaku. 

C. Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu,
trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
Menurut Tyastuti dan Wahyuningsih (2016), filosofi kebidanan dalam
asuhan antenatal adalah nilai atau keyakinan atau kepercayaan yang mendasari
bidan untuk berperilaku dalam memberikan asuhan kehamilan. Pada prinsipnya
filosofi asuhan kehamilan merujuk pada filosofi bidan, meliputi sebagai berikut:
1. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan
proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal.
2. Setiap perempuan berkepribadian unik, di mana terdiri atas biopsikososial
yang berbeda, sehingga dalam memperlakukan klien satu dengan yang
lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan
3. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat
dilakukan dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui
penyuluhan atau konseling, maupun dengan upaya preventif misalnya
pemberian imunisasi TT ibu hamil dan tablet tambah darah.
4. Perempuan mempunyai hak memilih dan memutuskan tentang kesehatan,
siapa dan dimana mendapatkan pelayanan kesehatan.
5. Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan).
6. Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan penggunaan
teknologi dilakukan hanya atas indikasi.Membangun kemitraan dengan
profesi lain untukmemberdayakan perempuan.
Asuhan kehamilan yang harus di upayakan oleh bidan melalui asuhan
antenatal yang efektif; adalahmempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental
sosial ibu dan bayi dengan pendidikan kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses
kelahiran bayi. Di dalamnya juga harus dilakukan deteksi abnormalitas atau
komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama
kehamilan. Pada asuhan kehamilan juga dikembangkan persiapan persalinan serta
kesiapan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui
dengan sukses, menjalankan nifas normaldan merawat anak secara fisik,
psikologis dan sosial dan mempersiapkan rujukan apabila diperlukan
SUMBER:

Universitas Airlangga. 2017. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Universitas Airlangga

Prawirohardjo, S.2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Tyastuti, Siti dan Wahyuningsih, Heni Puji. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan
Komprehensif. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai