Anda di halaman 1dari 43

ANSIETAS

ANSIETAS
Ansietas atau gangguan cemas adalah suatu perasaan
ketakutan yang dikarakterisir oleh simptom fisikal seperti
palpitasi, berkeringat dan stress. Ansietas juga merupakan
salah satu jenis gangguan jiwa non psikosis.
Ansietas adalah kecemasan yang berlebihan, tidak beralasan,
dan tidak sesuai dengan realita.
Ansietas adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia
memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan
memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk
mengatasi ancaman
ANSIETAS
 Menurut American Psychological Association (APA)
kecemasan adalah emosi yang ditandai dengan perasaan
ketegangan, pikiran cemas dan perubahan fisik seperti
tekanan darah meningkat. Orang dengan gangguan
kecemasan biasanya memiliki gangguan pikiran atau
masalah yang berulang. Mereka mungkin menghindari
situasi tertentu dari khawatir. Mereka juga memiliki gejala fisik
seperti berkeringat, gementar, pusing atau detak jantung
yang cepat.
EPIDEMIOLOGI
 Ditemui pada 9% populasi AS
 Pada wanita 19.5 % dan pada laki-laki 8%
 Sekitar 20%-65% pasien dengan gangguan cemas depresi
 Sekitar 95% penderita depresi memiliki paling sedikit satu simptom cemas, 29%
mengalami serangan panik dan 42% gejala somatik gangguan cemas
 Gangguan cemas yang paling sering disertai depresi yaitu gangguan
panik,gangguan cemas menyeluruh dan gangguan cemas sosial.
ETIOLOGI
a. Faktor predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang yang
dapat menimbulkan kecemasan (Suliswati,2005). Ketegangan dalam
kehidupan tersebut dapat berupa :
1) Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan
berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau
situasional
2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan
kenyataan yang menimbulkan kecemasan pada individu mekanisme
koping individu banyak dipelajari dalam keluarga
3) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi
respon individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasan
4) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan
yang mengandung benzodizepin, karena benzodizepin dapat menekan
neurotransmiter gama amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas
neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
ETIOLOGI
b. Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi adalah ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan tibulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Ancaman terhadap intregitas fisik.Ketegangan yang mengancam
integritas fisik yang meliputi :
a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya hamil).
b) Sumber eksternal meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal

2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber eksternal dan internal


a) Sumber internal, kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah
dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap intergritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
b) Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya . (Eko
Prabowo, 2014)
Simptom gangguan ansietas
KEPRIBADIAN PENCEMAS
a. Seseorang akan menderita gangguan cemas mana kala yang bersangkutan tidak
mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi orang-orang
tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan
menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau kepribadian
pencemas, yaitu antara lain :Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.

b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir)


c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum (demam panggung)
d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain
e. Tidak mudah mengalah “sering ngotot”
f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah
g. Sering kali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir yang
berlebihan terhadap penyakit
h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil (dramatisir)
i. Dalam mengambil keputusan, sering mengalami rasa bimbang dan ragu
ii. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulang-ulang
k. Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris
FAKTOR RESIKO
Faktor ini dapat meningkatkan resiko terkena gangguan kecemasan, antaranya
adalah (MFMER, 2012) :
 Jenis kelamin :
Perempuan lebih mungkin untuk didiagnosis dengan gangguan kecemasan
dibanding lelaki. Menurut Kessier et al., (1994) rasio antara perempuan
dibanding lelaki untuk gangguan ansietas adalah 3:2 (Yates, 2012)
 Trauma sewaktu kecil
 Stress karena penyakit :
Memikir kondisi kesehatan atau penyakit serius dapat menyebabkan
kekhawatiran.
 Stress penumpukkan :
Sebuah peristiwa besar atau penumpukan situasi kehidupan yang penuh
stress yang dapat picu kecemasan yang berlebihan,
 Keturunan dari keluarga dengan riwayat ansietas
 Penyalahgunaan obat-obat atau alkohol
KLASIFIKASI TINGKAT
KECEMASAN

RINGAN SEDANG

BERAT PANIK
PATOFISIOLOGI

 Berhubungan dengan beberapa


neurotransmitter yaitu Norepinefrin (NE) , γ-
aminobutyric acid/GABA, dan serotonin (5-HT).
 Ada beberapa Teori :
 Model Noradrenergik
 Model Reseptor Benzodiazepin
 Model Serotonin
PATOFISIOLOGI

1. Model Noradrenergik

 sistem saraf autonom penderita ansietas bersifat


hipersensitif dan mempunyai reaksi yang
berlebihan terhadap berbagai jenis
stimulus/rangsangan.
 LC (locus ceruleus) sebagai pusat alarm, akan
mengaktivasi pelepasan NE dan menstimulasi
sistem saraf simpatik dan parasimpatik.
PATOFISIOLOGI

2. Model Reseptor GABA


 GABA = major inhibitory neurotransmitter di CNS
 Benzodiazepin = meningkatkan efek inhibisi dari GABA
 Secara fungsional dan structural, reseptor
benzodiazepin berhubungan dengan reseptor GABA
tipe A (GABAA) dan chanel ion yang dikenal sebagai
GABA-BZreseptor complex.
 Pada pasien dengan GAD, ikatan BZpada lobus
temporal bagian kiri itu menurun
PATOFISIOLOGI

3. Model Serotonin
 Ansietas berhubungan dengan transmisi 5HT yang
berlebihan atau overaktivitas dari simulasi jalur
5HT
 Mekanisme kerja 5HT terhadap anxietas belum
jelas.
Anxiety and Avoidance behaviour

Jenis-jenis anxietas :
1. General Anxiety Disorders (GAD)
2. Panic disorders (PD)
3. Social Anxiety Disorder
4. Specific Phobia
5. Obsessive Compulsive Disorders (OCD)
6. Post Traumatic Stress Disorders (PTSD)
GAD
Diagnosis

Mengalami GAD jika terdapat


simptom2 tersebut yang
persisten selama
minimal 6 bulan

GAD biasa terjadi pada usia


sekitar 21 tahun

Kemungkinan untuk relaps


tinggi, dan susah untuk
dipulihkan

Biasanya GAD disertai dengan


gangguan lain seperti depresi
Panic disorder

Spontaneous panic attacks

Selama serangan, pasien


setidaknya mengalami 4 tanda
psikologis dan physical.

Panic attack sekitar 20-30 menit

Terkadang disertai dengan


agoraphobia (tempat atau situasi)
Social Anxiety Disorder (SAD)

Related to panic attack

Untuk usia <18 th, dapat


didiagnosa SAD jika tanda
dan gejala yang terjadi
sudah sekitar 6 bulan

Rata-rata terjadi pada usia teens

Lebih sering pada


wanita drpd pria
PENATALAKSANAAN
ANSIETAS
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara
1) Makan makanan yang bergizi dan seimbang.
2) Tidur yang cukup
3) Olahraga yang cukup
4) Tidak merokok
5) Tidak meminum minuman keras
b. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan
memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan
neurotransmiter ( sinyal penghantar syaraf ) di susunan saraf pusat otak (
limbic system ). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti
cemas (anxiolitic), yaitu diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam,
buspironeHCl, meprobamate dan alprazolam.
c. Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik ( somatik ) sering dijumpai sebagai gejala
ikutan atau akibat dari kecemasan yang berkepanjangan Untuk
menghilangkan keluhan-keluhan somatik ( fisik ) itu dapat diberikan obat-
obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain:
1) Psikoterapi suportif,
untuk memberikan motivasi semangat atau dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak
merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.
2) Psikoterapi re-edukatif,
memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa ketidak mampuan mengatasi
kecemasan
3) Psikoterapi re-konstruktif,
untuk dimaksutkan memperbaiki (re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami
goncangan akibat stressor.
4) Psikoterapi kognitif,
untuk memulihkan fungsi kognitif pasien yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional,
konsentrasi dan daya ingat.
5) Psikoterapi psikodinamik,
untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan
mengapa seseorang tidak mampu menghadap stressor psikososial sehingga mengalami
kecemasan.
6) Psikoterapi keluarga
untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor
penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung .
7) Terapi psikoreligius
untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan dan
daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor
psikososial. (Eko Prabowo, 2014)
e. Napas Dalam
Napas dalam yaitu bentuk latihan napas yang terdiri atas
pernapasan abdominal (diafragma)
Prosedur :

1) Atur posisi yang nyaman


2) Fleksikan lutut klien untuk merelaksasi otot abdomen
3) Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang
iga.
4) Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup.
Hitung sampai 3 selama inspirasi.
5) Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup secara perlahan
–lahan (Asmadi,2008).
TERAPI YANG DIGUNAKAN PADA
ANSIETAS
Tujuan Terapi

 Mengurangi keparahan, durasi, dan frekuensi dari


gejala
 Mencegah keadaan ansietas bertambah parah
 Meningkatkan kepatuhan pasien dalam
pengobatan
 Menghindari stressor yang dapat memicu kejadian
ansietas
 Memfasilitasi pasien untuk kembali ke keadaan
normal
 Meningkatkan kualitas hidup pasien
Strategi Terapi

Non Farmakologi
Psychoeducation
Manajemen stress
Meditasi
Yoga
Olahraga
CBT (Cognitive Behav
ioral
Therapy)
TERAPI FARMAKOLOGI

LINI 1
Sertraline 25-50 mg
Escitalopram 10-20
mg Venlafaxine XR
75-150 mg

LINI 2
Alprazolam 0,25-4 Pengobatan
mg ansietas
Bromazepam 3-18 LINI 3
mg
Mirtazapine 15-45 mg
Clobazam 20-30 mg
Olanzapine 5-12,5 mg
Lorazepam 2-6 mg
Risperidone 0,5-1 mg
Diazepam 2,5-40 mg
Imipramine 50-300
mg
Pregabaline 25-600
Golongan obat ansietas

SELECTIVE
SEROTONIN
RE-UPTAKE
INHIBITOR
MAO I
(SSRI)
TCA
(TRISIKLIK BENZODIAZEPIN

)
TCA
Mekanisme Kerja CONTOH OBAT
Trisiklik (TCA)memblokade Amitriptilin
reuptake dari noradrenalin dan Tablet 25 mg
75-150 mg/hari
serotonin yang menuju neuron Imipramin
presinaps.SSRIhanya memblokade Tablet 25 mg
reuptake dari serotonin.MAOI 75-150 mg/hari

menghambatpengrusakan
serotonin pada sinaps.Mianserin
dan mirtazapin memblokade
reseptor alf a 2 presinaps.Setiap
mekanisme kerja dari antidepresan
melibatkan modulasi pre atau post
sinaps atau disebutrespon
elektrof isiologis.
Benzodiazepin
Benzodiazeepin memperantai kerja asam amino
GABA (Gamma Amino ButyricAc id),
neurotransmiter inhibisi utama di otak.Karena
saluran reseptor GABA dengan selektifmemasukkan
anion klorida ke dalam neuron,aktiv asi reseptor
GABA menghiperpolarisasi neuron sehingga terjadi
inhibisi.Benzodiazepin menimbulkan ef eknya dengan
terikatke tempatkhusus di reseptor
GABA. Reseptor GABA merupakan tempatdimana
obatgolongan benzodiazepin bekerja,seperti
diazepam. Diazepam akan mengikatpada reseptor
GABA sec ara alosterik,dimana ia akan mengingat
pada sisi lain selain sisi aktifdari reseptor GABA.
MEKANISME
BENZODIAZEPIN
 Ketika diazepam mengikat reseptor GABA, ia akan
meningkatkan frekuensi dari pembukaan reseptor
tersebut.Diazepam menyebabkan peningkatan
konduktivitas dari reseptor GABA. Ketika
neurotransmitter GABA mengikat dengan reseptor, ia
memicu perubahan konformasi dalam pori-pori
sehingga memungkinkan lebih banyak Cl- masuk ke
dalam sel.Hal ini menghasilkan hiperpolarisasi dari
membran sel, akibatnya menghasilkan
penghambatan potensial aksi.Setelah mengikat,
benzodiazepin mengunci reseptor GABAa menjadi
konformasi yang meningkatkan pengikatan
GABA.Peningkatan GABA yang terikat pada reseptor
meningkatkan frekuensi membuka terkait kanal ion Cl-
, sehingga memperkuat efek penghambatan
potensial aksi.
Contoh obat golongan
Benzodiazepin
 alprazolam  ketazolam  triazolam
 bromazepam  loprazolam 
 chloridazepoxid  lorazepam
e
 lormetazepam
 clobazam
 medazepam
 clonazepam
 midazolam
 clorazepate
 nitrazepam
 diazepam
 oxazepam
 estazolam
 prazepam
 flunitrazepam
 quazepam
 flurazepam
 temazepam
 halazepam
SSRI
 Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (5-HT)adalah obat
antidepresan yang mekanisme kerjanya menghambat
pengambilan serotonin yang telah disekresikan dalam sinap
(gap antar neuron), sehingga kadar serotonin dalam otak
meningkat. Peningkatan kadar serotonin dalam sinap diyakini
bermanfaat sebagai antidepresan .
Contoh obat golongan
SSRI
 Sentralin
Tablet 50 mg
50-150 mg/hari
 Fluvoxamin
Tablet 50 mg
50-100 mg/hari
 Fluoxetin
Kapsul 20 mg,
Kaplet 20 mg
20-40 mg/hari
 Paroxetin
Tablet 20 mg
20-40 mg/hari
MAO I
 MAO Inhibitor
MAO adalah singkatan dari Monoamine Oxidase,
suatu enzim yang bertanggung jawab
memetabolisme neurotransmiter seperti serotonin,
dopamin, epinefrin dan norepinefrin (NE). Obat
golongan MAOI ini hanya bisa diperoleh dengan
resep, biasa digunakan untuk terapi depresi, tapi
ada satu obat yaitu selegelin yang digunakan
untuk Parkinson’s Disease (PD). MAOI bekerja
dengan cara mengikat enzim ini (MAO) secara
efektif sehingga meningkatkan konsentrasi
neurotransmitter yang pada gilirannya
menyebabkan perubahan pada are-area
tertentu dari SSP (sistem saraf pusat). Perubahan
ini terbukti menghasilkan penurunan gejala yang
berhubungan dengan depresi
Contoh Obat golongan
MAO I
Moclobemide
Isocarboxazid (Brand name Marplan)
Phenelzine (Brand name Nardil)
Tranylcypromine (Brand name Parnate)
Selegeline (Brand name Emsam, a transdermal
patch)
Alogaritma GAD
GAD

Yes
BZ(2-4 minggu) Perlu terapi akut ?

No

respon adekuat? Venlafaxine /SSRI

Yes
respon adekuat?

No

Switch to Venlafaxine /SSRI

Yes
Lanjutkan terapi 6-12 bulan respon adekuat?
respon adekuat?
Yes
No

Switch to another
1. SSRI
Lanjutkan terapi 6-12 bulan 2. Imipramin
3. Buspiron
4. Hydroxizine
5. Pregabalin
6. Duloxetine

Yes

respon adekuat?

No

tambahkan BZuntuk
simptom somatik 2-4 minggu
ALAT PENGUKUR KECEMASAN
The Beck Anxiety Inventory (BAI) hanya
Untuk mengetahui sejauh mana derajat membutuhkan tingkat dasar
kecemasan seseorang apakah membaca dan dapat diselasaikan
ringan,sedang, berat, atau panik dalam waktu 5-10 menit. Instrumen ini
dengan menggunakan alat ukur dapat diberikan dan dinilai oleh para
(instrumen) yang dikenal dengan profesional, tetapi harus ditafsirkan
nama The Beck Anxiety Inventory (BAI). hanya oleh para professional dengan
Alat ukur ini terdiri dari pilihan ganda 21 pelatihan klinis yang tepat dan
-item yang mengukur kecemasan berpengalaman. Masing –masing nilai
pada orang dewasa dan remaja. Bisa angka (score) dari kelompok gejala
digunakan antra umur 17-80 tahun. tersebut dijumlahkan dan dari hasil
Masing-masing kelompok gejala diberi perjumlahan tersebut dapat diketahui
penilaian angka (score) antra 0-3 yang derajat kecemasan seseorang, yaitu:
artinya adalah : Total nilai (score) : 0-7 = kecemasan
0 = tidak ada gejala ringan

1 = gejala ringan 8-15 = kecemasan ringan sedang

2 = gejala sedang 16-25 = kecemasan sedang

3 = gejala berat 26-63 = kecemasan berat

Anda mungkin juga menyukai