Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian
1. Psikoneurosa
Psikoneurosa adalah sekelompok reaksi psikis dengan adanya ciri khas yaitu
kecemasan, dan secara tidak sadar ditampilkan keluar dalam berbagai bentuk tingkah laku
dengan jalan menggunakan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism).
Sebab-sebab utama penyakit psikoneurosis antara lain faktor-faktor psikologis dan
kultural, yang menyebabkan timbulnya banyak stres dan ketegangan-ketegangan kuat
yang kronis pada seseorang. Sedangkan sebab-sebab lainnya, yaitu:
a. Ketakutan yang terus menerus dan sering tidak rasional
b. Ketidakseimbangan pribadi
c. Konflik- konflik internal yang serius (khususnya yang sudah dimulai sejak masa
kanak-kanak)
d. Kurang adanya usaha dan kemauan
e. Lemahnya pertahanan diri
f. Adanya tekanan-tekanan sosial dan tekanan- tekanan kultural yang sangat kuat,
sehingga menyebabkan mental breakdown. (Sejati, Sugeng. 2017: 250-251)
2. Somatoform
Somatoform adalah kelompok gangguan yang meliputi simtom fisik (misalnya nyeri,
mual, dan pening) dimana tidak dapat ditemukan penjelasan secara medis.(Fausiah,
Widury, 2005:25)

B. Ciri-ciri
1. Psikoneurosa
a. Ciri-ciri neurosis cemas
1) Ciri somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti
mengambang, lekas lelah, keringat dingan, dst.
2) Ciri psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan tidak
mampu, dst.
b. Ciri-ciri histeria
Ciri-ciri sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, terutama bila penderita
menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.
c. Ciri-ciri neurosis fobik
Rasa takut yang hebat yang bersifat irasional terhadap suatu benda atau
keadaan. Fobia dapat menyebabkan timbulnya perasaan seperti akan pingsan, rasa
lelah, mual, panik, berkeringat dst.
d. Ciri-ciri neurosis obsesif-kompulsif
Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau
menguasai kesadaran dan istilah kompulsif menunjuk pada dorongan atau impuls
yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan meskipun sebenarnya perbuatan
tersebut tidak perlu dilakukan.
e. Ciri-ciri neurosis depresif
Neurosis depresif merupakan neurosis dengan gangguan utama pada perasaan
dengan ciri-ciri: kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri rendah, dan
cenderung menyalahkan diri sendiri. Ciri-ciri utama gangguan jiwa ini adalah:
1) Ciri jasmaniah: senantiasa lelah.
2) Ciri psikologis: sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin
mengakhiri hidupnya, dst.
f. Ciri-ciri neurasthenia
Neurasthenia disebut juga penyakit payah. Gejala utama gangguan ini adalah
tidak bersemangat, cepat lelah meskipun hanya mengeluarkan tenaga yang
sedikit, emosi labil dan kemampuan berpikir menurun. Di samping gejala-gejala
utama tersebut juga terdapat ciri-ciri tambahan, yaitu insomnia, kepala pusing,
sering merasa dihinggapi bermacam-macam penyakit dsb.
2. Somatoform
“Gejala gangguan somatoform memiliki ciri – ciri seperti: sakit pada bagian
pinggang, pegal di bagian bahu, sakit kepala, mual, batuk, demam, sesak nafas, sakit
tenggorokan, sakit dada, nafsu makan hilang, tidur tidak nyenyak, cemas, tegang,
khawatir, sedih dan lain-lain” (Rizky,dkk,2020:40), di mana tidak dapat ditemukan
penjelasan medis.
Menurut Yustinus (2006) ciri utama dari gangguan somatoform yaitu, rasa sakit,
lumpuh, buta, tuli tetapi penyebab fisiknya tidak ada, dan diduga gangguan ini disebabkan
oleh faktor psikologis.

C. Jenis-jenis
1. Psikoneurosa
a. Neurosis Cemas (Anxiety Neurosis)
Neurosis cemas ialah suatu tipe neurosis dengan simtom utamanya adalah
kecemasan yang tidak disebabkan oleh satu rangsangan/sebab khusus, sifatnya
kronis dan mendalam serta mempengaruhi daerah-daerah penting dalam
kehidupan seseorang.

Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan neurosis
cemas, yaitu: 1) psikoterapi individual, 2) psikoterapi kelompok, 3) psikoterapi
analitik, 4) sosioterapi, 5) terapi seni kreatif, 6) terapi kerja, 7) terapi perilaku,
dan 8) farmakoterapi.

b. Histeria
Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis
(pengalaman menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam
tidak sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau menghilangkan
pengalaman tersebut. Namun pengalaman traumatis tersebut tidak dapat
dihilangkan begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar (uncociousness)
dan suatu saat muncul kedalam sadar tetapi dalam bentuk gangguan jiwa.
Berikut ciri-ciri spesifik histeria:
1) Penderita (klien) sangat egoistis, selfish, semau gue; selalu menginginkan
perhatian dan belas kasihan sebanyak-banyaknya di samping mengharapkan
pujian dari orang yang ada di sekitarnya.
2) Selalu merasa tidak bahagia, sangat sugestibel dan sensitif sekali terhadap
opini orang lain.
3) Emosinya sangat kuat dan semua penilaiannya sangat ditentukan oleh rasa
suka dan tidak suka yang kuat.
4) Memiliki kecenderungan untuk melarikan diri dari kesulitan hidup ke ha-hal
yang lebih menyenangkan

Bentuk-bentuk disosiasinya adalah:

1) Fugue
2) Samnabullisme (Sleepwalking – tidur berjalan)
3) Multiple personality
Beberapa solusi yang dapat ditawarkan untuk gangguan ini ialah dengan
melakukan teknik terapi hipnosis, teknik asosiasi bebas, psikoterapi suportif, dan
farmakoterapi.
c. Neurosis Fobik
Neurosis fobik terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutan dan
shock hebat berkenaan dengan situasi atau benda tertentu, yang disertai perasaan
malu dan bersalah. Pengalaman traumastis ini kemudian direpresi (ditekan ke
dalam ketidak sadarannya). Namun pengalaman tersebut tidak bisa hilang dan
akan muncul bila ada rangsangan serupa.
Teknik terapi yang dapat dilakukan untuk penderita neurosis fobik adalah :
1) Psikoterapi suportif, yakni upaya untuk mengajar penderita memahami apa
yang sebenarnya dia alami beserta psikodinamikanya.
2) Terapi perilaku dengan deconditioning, yaitu setiap kali penderita merasa takut
dia diberi rangsang yang tidak menyenangkan.
3) Terapi kelompok.
4) Manipulasi lingkungan.
d. Neurosis Obsesif-Kompulsif
Menurut Yulia (2000) Neurosis jenis ini terjadi karena beberapa faktor, yakni
faktor konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan dan trauma
mental emosional. Penanganan jenis gangguan ini dapat dilakukan dengan
memberikan terapi jenis psikoterapi suportif, penjelasan dan pendidikan, dan
terapi perilaku.
Berikut contoh obsesif-kompulsif antara lain:
1) Kleptomania
2) Pyromania 
3) Wanderlust 
4) Mania cuci tangan
e. Neurosis Depresif
Neurosis depresif merupakan neurosis dengan gangguang utama pada
perasaan dengan ciri-ciri kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri
rendah, dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Gejala lain dari jasmaniahnya
yaitu berupa rasa senantiasa lelah. Sedangkan dari gejala psikologisnya yakni
mudah merasa sedih, lupa, insomnia, anoreksia, hingga keinginan untuk
mengakhiri hidup.
Untuk menyembuhkan depresi, Burns (1988 : 5) telah mengembang-kan
teknik terapi dengan prinsip yang disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan
prinsip sebagai berikut.
1) Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran ang
bersangkutan.
2) Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh
kekeliruan yang mendalam.
3) Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.
Terapi kognitif dilakukan dengan cara membetulkan pikiran yang salah, yang
telah menyebabkan terjadinya kekacauan emosional. Selain terapi kognitif, bisa
pula pendrita depresi mendapatkan farmakoterapi.
f. Neurasthenia
Neurasthenia dalam buku Kesehatan Mental karangan Zakiah Daradjat disebut
juga sebagai penyakit payah, hal ini karena penderita kerap merasa gelisah, sering
pusing, sering dihinggapi berbagai macam penyakit yang menyebabkan ia sering
memeriksakan dirinya ke dokter, pikirannya selalu dianggap oleh masalah-
masalah mati dan penyakit.
Gejala utama gangguan ini adalah tidak bersemangat, cepat lelah meskipun
hanya mengeluarkan tenaga yang sedikit, emosi labil, dan kemampuan berpikir
menurun.
Upaya yang dapat dilakukan untuk Neurasthenia adalah dengan melakukan
terapi jenis psikoterapi supportif, terapi olah raga, dan farmakoterapi.
g. Hipokondria
Hipokondria adalah kondisi kecemasan yang kronis dan berlebihan terhadap
kesehatan badannya.
h. Tics
Tics adalah semacam gerakan facial atau gerak muka/wajah yang seperti
dipaksakan; yaitu gerak-gerak pengejangan yang habitual dari suatu kelompok
kecil otot-otot tertentu.

2. Somatoform
Adapun pola – pola dari gangguan somatoform yaitu:
a. Somatic: individu yang mengalami lemah, pingsan, masalah – masalah sekitar urinasi,
perasaan muak, dan sebagainya yang tidak ditemukannya penjelasan penyebab medis.
b. Konversi: individu yang mengalami kebutaan, kelumpuhan, dan sebagainya,
penjelasan penyebab secara medis pun juga tidak ditemukan.
c. Perasaan sakit idiopatik: individu yang merasa memiliki sakit yang berkepanjangan
padahal tidak ada penjelasan secara medisnya mengapa penyakit itu bias muncul
ataupun penyebab dari penyakit tersebut.
d. Gangguan dismorfik: individu yang terlalu membesar – besarkan kekurangan yang
dimilikinya.

D. Faktor Penyebab
1. Psikoneurosa

Faktor penyebab psikoneurosa bisa didapatkan melalui kondisi internal seperti


keterbatasan individu dalam menghadapi dan menyelesaikan sebuah masalah, dan juga
faktor eksternal dari luar seperti tekanan sosial di sekitarnya. Hal tersebut kemudian akan
menimbulkan kecemasan, ketegangan batin, frustrasi, dan konflik emosi. Sehingga
individu cenderung menggunakan pertahanan diri negatif yang menyebabkan gangguan
psikoneurotik.

2. Somatoform
a. Faktor genetik dan biologis
b. Pengaruh keluarga, genetik atau lingkungan, atau keduanya.
c. Sifat negatif, yang dapat memengaruhi cara Anda melihat penyakit dan gejala
tubuh
d. Menurunkan kesadaran emosi pengolah masalah, menyebabkan gejala fisik
menjadi fokus utama dibandingkan dengan isu emosional.
e. Perilaku yang dipelajari.

E. Penanganan
1. Psikoneura
Terapi untuk penderita neurosis cemas dilakukan dengan menemukakan sumber
ketakutan atau kekhawatiran dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap
permasalahan. Mudah tidaknya upaya ini pada umumnya oleh kepribaduan penderita.
Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan neurosis cemas, yaitu
(Sejati, 2017 263):
a. Psikoterapi individual
b. Psikoterapi kelompok
c. Psikoterapi analitik, sosio
d. Terapi seni kreatif terapi kerja
e. Terapi perilaku, farmakoterapi
2. Somatoform
Adapun penanganan yang diberikan kepada orang yang mengalami somatoform yang
dikemukakan oleh Charcot berpendapat bahwa dengan menggunakan sugesti ia dapat
menimbulkan dan menghilangkan semua simtom pada pasien – pasiennya
(Yustinus,2006).

Pertanyaan

Apakah Neurosis cemas bisa juga disebabkan oleh trauma?

Anda mungkin juga menyukai