Anda di halaman 1dari 14

REVIEW MATERI KEPEMIMPINAN DAN ADMINISTATOR

KESEHATAN (MATERI 5)

Disusun Oleh:
Siti Aisyah (211030590025)

DOSEN PENGAMPU :
Riska Edwi Meilia, SKM., MKM

05KSMP001

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
Review Pemaparan Materi 5 Oleh Kelompok 2

1. Review materi 5
Teori sifat dimana teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar
pemikiran tersebut, muncul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang
berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin (Makawimbang, 2012).
Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat,
atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang dimiliki pemimpin yaitu :
a. Pengetahuan umum yang luas. daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas,
pragmatism, fleksibilitas, adaptibilitas, orientasi masa depan.
b. Sifat inkuisitif. rasa tepat waktu, rasa kohesi (pesatuan yang kokoh) tinggi, naluri
relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan
menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif.
c. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang. analitik, menentukan skala prioritas,
membedakan yang urgen dengan yang penting, keterampilan mendidik, dan
berkomunikasi secara efektif.
Karaktek yang perlu dimiliki oleh pemimpin yaitu :
 kemampuan Intelektual
 Human Relation
 Kematangan Pribadi
 Pendidikan
 Motivasi Intrinsik
 Dorongan untuk maju
Teori sifat mengidentifikasi karakteristik fisik dan psikologis individu untuk yang
berhubungan dengan perilaku kepemimpinan. Para peneliti psikologis menggunakan
pendekatan ini untuk mengisolasi sifat-sifat khusus yang dimiliki pemimpin dengan
karakteristik kualitas yang membedakan mereka dengan bawahannya. Menurut Stogdill
dan Bass membedakan tiga karakteristik yang menunjukkan pemimpin yang efektif,
yaitu:
a. Sifat Kepribadian yaitu adaptif, luwes, agresif, dan asertif, pengendalian.
b. Kemampuan yaitu cerdas, berpengetahuan, lancar berkomunikasi, bijak, dan dapat
mengambil keputusan.
c. Keterampilan sosial yaitu kooperatif, administratif, mampu bekerja sama popular,
sosial, partisipatif dan diplomatis, diplomatis adalah berhatihati dalam mengutarakan
pendapat.
Stogdill juga mengevaluasi 100 studi tentang pendekatan teori sifat dan menemukan
beberapa sifat yang berhubungan dengan efektivitas kepemimpinan.
 Karakteristik terdapat aktivis, energi, dinamis, latar belakang sosial, mobilitas,
kecerdasan kemampuan, pengetahuan, pertimbangan dan kelancaran berbicara.
 Kepribadian terdapat kewaspadaan, kreativitas, integrasi pribadi, kepercayaan diri,
memiliki etika, karakteristik dunia kerja, motivasi berprestasi, keinginan untuk
kesempurnaan, sikap bertanggung jawab dan orientasi tugas.
 Karakteristik sosial terdapat kemampuan kerja sama, popularitas dan kewajiban,
partisipasinya dan sosial diplomasi, dan keterampilan interpersonel.
Faktor personel yang berhubungan dengan kepemimpinan
 Surgency berkaitan dengan kemampuan sosial dan ketegasan.
 Agreeableness mengacu pada kemampuan kerja sama, kehangatan, dan simpatik.
 Conscientiousnes mengacu pada kegigihan, kerja keras, dan tanggung jawab.
 Emotional stability berkaitan dengan ketenangan, kesabaran, kemantapan, dan
kepercayaan diri.
 Intellectence mengacu pada kemampuan imajinatif, berbudaya, berpikiran luas, dan
memiliki keingintahuan yang tinggi.
Karakter pemimpin yang efektif yaitu :
- Pemimpin dievaluasi berkaitan dengan performa nyata pada unit-unit organisasi. Ada
sejumlah sifat yang memiliki korelasi (hubungan timbal balik) tinggi dengan kinerja
organisasi.
- Keefektifan pemimpin dievaluasi dari bawahan, supervisor, dan diri sendiri. Sifat-
sifat apa yang penting untuk menunjukkan pemimpin yang efektif.
- Ditinjau dari penilaian performansi yang rendah, yakni yang gagal dalam promosi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat sombong, tidak jujur, menyendiri, emosi
tidak stabil, eksploitasi, pengawasan berlebihan, dan tidak mampu mengambil
keputusan merupakan sifat-sifat yang menunjukkan pemimpin tidak efektif
Sifat yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
 Kecerdasan yaitu pemimpin mampu untuk berfikir kritis, bijaksana dan mampu
menyelesaikan masalah secara efektif
 Keleluasaan hubungan sosial dan kedewasaan yaitu pemimpin mampu menjalin
hubungan baik dengan orang lain dan mendengarkan perspektif anggota nya
 Sifat hubungan kemanusiaan yaitu pemimpin mempunyai empati, perhatian kepada
para anggotanya
 Motivasi diri dan dorongan berprestasi yaitu kepemimpinan nya mampu untuk
memotivasi para anggota nya apabila anggota nya kurang memotivasi dirinya
Teori perilaku yaitu Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya
dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan: Gaya atau perilaku kepemimpinan
tampak dari cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi,
cara mendorong semangat bawahan, cara menegur dan memberikan sanksi. Beberapa
teori perilaku yaitu :
- Teori X dan Y.
- Studi Kepemimpinan Universitas IOWA : Studi yang dilakukan di universitas IOWA.
Menurut Lippit dan white dalam sutarto (1991) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan dibedakan menjadi tiga yaitu Demokrasi, Authoritarian atau
Dictactorial dan Laisser faire atau free rein
- Studi Kepemimpinan Universitas OHIO : Studi Kepemimpinan yang dilakukan
Universitas OHIO (Stephen P Robbins) menyimpulkan ada dua dimensi perilaku
kepemimpinan yang efektif yakni : Dimensi struktur tugas atau prakarsa struktur
(initiating struktur) dan Dimensi struktur tugas atau prakarsa struktur (initiating
struktur)
- Studi Kepemimpinan Universitas Michigan : Pemimpin yang Job-Centered
(berorientasi pada tugas) menerapkan pengawasan ketat, sehingga bawahan
melakukan tugasnya dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan dan
Pemimpin yang berorientasi karyawan percaya dalam mendelegasikan pengambilan
keputusan dan membantu pengikutnya dalam memuaskan kebutuhannya dengan cara
membentuk suatu lingkungan kerja yang suportif.
Teori Kontingensi yaitu dalam kepemimpinan pemerintah merupakan salah satu teori
yang berdasarkan pada tiga hal yakni hubungan atasan dengan bawahan, orientasi tugas
dan wibawa pimpinan (Fiedler, 1967). Teori kontingensi dari Fiedler merupakan teori
yang membahas gaya kepemimpinan yang bergantung pada situasi organisasi tersebut.
Gaya kepemimpinan :
a. Task Structur dimana Tingkat struktur tugas yang diberikan oleh pemimpin untuk
dikerjakan oleh anggota organisasi. Semakin terstrukturnya tugas maka pemimpin
akan semakin memiliki pengaruh besar dalam sebuah organisasi.
b. Leader-Member Orientation dimana Hubungan pribadi antara pemimpin dengan para
anggotanya. Jika sebuah organisasi memiliki situasi leadermember orientation yang
baik, itu berarti anggota menyukai, mempercayai, dan menghargai pemimpin. Hal ini
dianggap efektif dalam kepemimpinan sebuah organisasi
c. Kekuasaan Jabatan yaitu tingkat hukuman, penghargaan, kenaikan pangkat, disiplin,
teguran yang dapat diberikan pemimpin kepada anggotanya. Pemimpin mempunyai
kekuasaan besar dalam sebuah organisasi apabila ia mampu memberikan
penghargaan dan menjatuhkan hukuman bagi yang melakukan kesalahan.
Skema Kontingensi untuk pemahaman kepemimpinan
Sifat dan keterampilan pemimpin dan karakteristik situasi berpengaruh ke perilaku
pemimpin lalu perilaku pemimpin bisa memberikan output nya yaitu apaka efektifitas
atau tidak dan efektifitas juga di perngaruhi oleh karakteristik situasi.
Model kepemimpinan kontingensi yaitu
- Kepemimpinan Pengajaran
- Kepemimpinan yang terdistribusi
- Teori Teman Kerja paling di sukai
- Substitusi Model Kepemimpinan
- Teori Path-Goal diformulasi kembali

2. Siapa yang bertanya pada kelompok 2 materi 5


a. Penanya (Odelia Opicara Oriwarda Kelompok 3)
Bagaimana perilaku kepemimpinan itu dapat mempengaruhi kontingen ?
Jawaban : Yang jawab (Novita Rahmadhani dan Mariam Sumayyah Yasmin)
(Jawaban Novita) Perilaku kepemimpinan dapat memiliki dampak yang signifikan
pada kontingen atau tim yang dipimpin. Beberapa cara perilaku kepemimpinan dapat
mempengaruhi kontingen termasuk:
 Motivasi: Kepemimpinan yang inspiratif dan mendukung dapat memotivasi
anggota tim untuk bekerja lebih keras dan berkomitmen terhadap tujuan
bersama.
 Komunikasi: Kepemimpinan yang efektif dalam berkomunikasi dapat
memastikan bahwa pesan dan visi pemimpin dipahami dengan jelas oleh
anggota tim, mengurangi kebingungan dan konflik.
 Pembinaan: Kepemimpinan yang mendukung pengembangan anggota tim,
memberikan pelatihan, dan umpan balik konstruktif dapat membantu
meningkatkan keterampilan dan kinerja mereka.
 Pengambilan Keputusan: Kepemimpinan yang aang kuat, menciptakan
dampak jangka panjang pada kontingen.
 Kepemimpinan Situasional: Pemimpin yang dapat menyesuaikan gaya
kepemimpinan mereka dengan situasi yang berbeda dapat lebih efektif dalam
mengatasi tantangan yang bervariasi.
(Jawaban Yasmin) Pendekatan kontingensi dipengaruhi oleh dua program
penelitian sebelumnya yang berusaha menunjukkan perilaku kepemimpinan yang
efektif. Selama tahun 1950-an, para peneliti di Ohio State University memberikan
kuesioner untuk mengukur berbagai kemungkinan perilaku pemimpin dalam
berbagai konteks organisasi. Hasilnya adalah dua jenis perilaku pemimpin yang
terbukti efektif yaitu perilaku pemimpin pertimbangan (consideration leader
behaviors) dimana pemimpin membangun hubungan baik dan hubungan
interpersonal dan menunjukkan dukungan dan kepedulian terhadap bawahan dan
perilaku pemimpin struktural (initiating structure leader behaviors) dimana seorang
pemimpin mengembangkan struktur organisasi (misalnya, tugas peran, perencanaan,
penjadwalan) untuk memastikan penyelesaian tugas dan pencapaian tujuan.

b. Penanya (Fitratun Nisa Kelompok 1)


(Jawaban Zahra) pendidikan sangat penting bagi seorang pemimpin di karenakan
dengan mempunyai pendidikan yang tinggi, maka seorang pemimpin lebih mampu
menyelesaikan serta mengatasi suatu permasalahan di kelompok dengan cara dan
sudut pandang yang berbeda, akan tetapi apabila seseorang memiliki ciri dan sikap
yang ideal, tetapi pendidikannya terbatas, maka bukan berarti dia tidak pantas
menjadi seorang pemimpin karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa
yang memiliki kemampuan untuk memimpin dengan baik, efektif, mempunyai
keterampilan, pengalaman, integritas, dan kemampuan untuk memotivasi orang lain.
(Jawaban Miftah) Ada beberapa pemimpin yang sukses dan terkenal yang tidak
memiliki pendidikan formal atau bahkan tidak menyelesaikan pendidikan mereka.
Sebagai contoh Walt Disney, Dengan hanya pendidikan kelas 8 dan tidak ada prospek
kerja potensial, Disney memilih untuk menempa jalannya sendiri. Dia membuka
Iwerks dan Artis Komersial Disney. Kemudian, ia mendirikan The Walt Disney
Company. Kurangnya pendidikan Disney memaksanya untuk melihat peluangnya
dengan cara baru. Hal ini memungkinkan dia untuk menciptakan perusahaannya
sendiri yang masih menyenangkan tua dan muda hampir 100 tahun kemudian.
Meskipun pendidikan formal dapat membantu seseorang untuk memperoleh
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang
efektif, namun tidak selalu menjadi faktor penentu.

c. Penanya (Mutiara Ayu Maftuhah Kelompok 3)


Pada task Structur, tolong berikan contoh yang konkret dari seorang pemimpin yang
terkenal karena menggunakan gaya kepemimpinan task structur lalu apa dampak nya
bagi bawahan kalau pemimpinan menerapkan gaya kepemimpinan tersebut?
Jawaban : Yang jawab (Diah Ayu Lestari )
Salah satu contoh konkret dari seorang pemimpin terkenal yang menggunakan gaya
kepemimpinan task-structure adalah Jack Welch, mantan CEO General Electric (GE).
Jack Welch dikenal sebagai salah satu pemimpin bisnis paling sukses dan
berpengaruh dalam sejarah perusahaan Amerika Serikat. Berikut adalah beberapa
contoh konkret dari bagaimana Welch menerapkan gaya kepemimpinan task-
structure:
 Penilaian Kinerja Berbasis Data: Jack Welch dikenal dengan "rank and yank"
atau "vitality curve," di mana ia secara rutin mengevaluasi kinerja setiap divisi
dan pekerja GE. Ia menggunakan metrik yang kuat untuk mengukur kinerja
dan mengidentifikasi pekerja yang dianggap terbaik dan yang harus
diberhentikan. Pendekatan ini sangat berorientasi pada tugas dan struktur
untuk mengidentifikasi dan mengelola kinerja.
 Perubahan Organisasi: Selama kepemimpinnya di GE, Jack Welch secara
teratur melakukan restrukturisasi perusahaan. Ia mengidentifikasi divisi atau
unit bisnis yang tidak menguntungkan atau kurang efisien dan melakukan
perubahan besar-besaran untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.
Pendekatan ini melibatkan tugas-tugas yang terstruktur dengan jelas dalam
mengelola perubahan organisasi.
 Budaya Kinerja yang Ketat: Jack Welch dikenal sebagai pemimpin yang
menekankan budaya kinerja yang sangat kompetitif di GE. Ia menuntut hasil
yang tinggi dan memotivasi karyawannya untuk mencapai target-target yang
ketat. Ini menciptakan struktur yang jelas dalam hal apa yang diharapkan dari
setiap individu dalam organisasi.
 Fokus pada Efisiensi dan Produktivitas: Di bawah kepemimpinannya, GE
menjadi lebih fokus pada efisiensi operasional dan produktivitas. Welch
mendorong inovasi proses dan teknologi untuk memastikan bahwa perusahaan
beroperasi secara efisien dan menghasilkan hasil yang lebih baik.
Jack Welch adalah contoh yang sangat kuat dari pemimpin yang menerapkan gaya
kepemimpinan task-structure dengan tegas. Pendekatannya yang sangat terorganisir
dan berorientasi pada tugas telah memberikan dampak besar pada kesuksesan dan
pertumbuhan GE selama masa kepemimpinannya.
Penerapan gaya kepemimpinan task-structure, seperti yang dilakukan oleh Jack
Welch, dapat memiliki berbagai dampak pada bawahan atau tim mereka. Beberapa
dampak yang mungkin terjadi adalah:
 Klarifikasi Harapan: Dengan pendekatan yang sangat terstruktur dan
berorientasi pada tugas, pemimpin seperti Welch cenderung memberikan
klarifikasi yang jelas tentang apa yang diharapkan dari anggota tim atau
bawahan mereka. Ini dapat membantu tim untuk memahami tujuan, tugas,
dan target yang harus dicapai dengan lebih baik.
 Peningkatan Kinerja: Gaya kepemimpinan yang menekankan metrik kinerja
yang ketat dan evaluasi berdasarkan hasil dapat mendorong tim untuk
mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi. Tekanan untuk mencapai target-
target tertentu dapat memotivasi anggota tim untuk bekerja lebih keras.
 Kepedulian terhadap Efisiensi: Pemimpin dengan gaya task-structure
cenderung peduli tentang efisiensi dan produktivitas. Hal ini dapat mengarah
pada peningkatan efisiensi dalam tugas-tugas yang dijalankan oleh tim, yang
pada gilirannya dapat menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.
 Pengembangan Keterampilan: Pemimpin yang memfokuskan pada kinerja
dan tugas-tugas tertentu dapat membantu bawahan mereka mengembangkan
keterampilan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Mereka
dapat memberikan arahan dan pelatihan yang lebih spesifik.
 Stres dan Tekanan: Di sisi lain, pendekatan yang sangat berorientasi pada
tugas dan hasil bisa menciptakan tingkat stres dan tekanan yang tinggi pada
anggota tim jika target tidak terpenuhi atau jika evaluasi kinerja sangat ketat.
Ini dapat menghasilkan lingkungan kerja yang sangat kompetitif dan
menuntut.
 Potensi Pengabaian terhadap Aspek Non-Teknis: Gaya kepemimpinan task-
structure cenderung lebih fokus pada aspek teknis dan kinerja, sehingga ada
potensi pengabaian terhadap aspek-aspek non-teknis seperti budaya
organisasi, kesejahteraan karyawan, dan kepuasan kerja.
Penting untuk diingat bahwa dampak dari gaya kepemimpinan ini dapat bervariasi
tergantung pada berbagai faktor, termasuk karakteristik individu dalam tim, konteks
organisasi, dan bagaimana pemimpin menerapkan pendekatan ini. Beberapa orang
mungkin merasa termotivasi oleh gaya kepemimpinan task-structure, sementara yang
lain mungkin mengalami stres atau tekanan tambahan. Oleh karena itu, pemimpin
perlu beradaptasi dengan situasi dan kebutuhan tim mereka untuk mencapai
keseimbangan yang baik antara tugas dan perhatian terhadap kesejahteraan anggota
tim.

d. Penanya (Ninda Roudlotul Janah Kelompok 3)


Apakah ada perbedaan antara teori sifat stogdill dengan teori sifat ahli lain?
Jawaban : Yang jawab (Audiyanti Sumarni dan Priadi Aditama Sukma)
Jawaban (Audi) Perbedaan utama antara teori sifat kepemimpinan menurut Stogdill
dan menurut Thomas Carlyle adalah pendekatan yang mereka ambil terhadap aspek-
aspek kepemimpinan:
1. Stogdill
 Stogdill berpendapat bahwa sifat-sifat kepemimpinan adalah atribut-alami
yang dimiliki oleh individu.
 Menekankan bahwa sifat-sifat seperti kecerdasan, dorongan, komunikasi,
dan kepercayaan diri merupakan karakteristik yang bisa ditemukan dalam
pemimpin yang efektif.
 Pendekatan Stogdill lebih berfokus pada aspek psikologis dan karakteristik
individu dalam menjelaskan kepemimpinan.
2. Thomas Carlyle
 Thomas Carlyle menganggap kepemimpinan sebagai suatu bentuk
"agunan" (Great Man Theory), di mana ia percaya bahwa pemimpin lahir
dengan sifat-sifat kepemimpinan yang unik.
 Carlyle meyakini bahwa sejarah dipengaruhi oleh individu-individu besar
yang memiliki sifat-sifat khusus yang membuat mereka layak menjadi
pemimpin.
 Pendekatan Carlyle lebih menyoroti peran individu yang luar biasa dalam
memimpin dan mengubah masyarakat.
Jadi, perbedaan utama antara keduanya adalah Stogdill lebih berfokus pada sifat-sifat
kepemimpinan sebagai atribut yang dapat dikembangkan, sementara Carlyle
meyakini bahwa pemimpin lahir dengan sifat-sifat unik yang membedakan mereka
dari yang lain.
Jawaban (Priadi) misalnya perbedaan antara teori sifat kepemimpinan dari Stogdill
dengan teori sifat kepemimpinan menurut Gibson et al. adalah sebagai berikut:
Teori sifat kepemimpinan dari Stogdill berusaha mengidentifikasi sifat-sifat tertentu
(fisiologis, mental, dan kepribadian) yang berkaitan dengan kepemimpinan
Sedangkan menurut Gibson et al., kepemimpinan tidak bergantung pada sifat-sifat
tertentu, melainkan lebih pada beberapa corak sifat-sifat pemimpin itu dengan
kebutuhan dan situasinya
Teori sifat kepemimpinan dari Stogdill lebih fokus pada sifat-sifat tertentu yang
dimiliki oleh pemimpin, sedangkan menurut Gibson et al., perilaku kepemimpinan
penting dipelajari karena dapat membantu para pemimpin sekaligus organisasi untuk
memanfaatkan sepenuhnya sumber daya
Teori sifat kepemimpinan dari Stogdill lebih menekankan pada karakteristik
pemimpin, sedangkan menurut Gibson et al., pemimpin memainkan peran yang
sangat penting dan biasanya bekerja di balik layar untuk kesejahteraan dan
keefektifan dari usaha yang telah dilakukan oleh grup individu yang jika dilakukan
sendiri-sendiri maka tidak akan mencapai tujuan Bersama. Dalam hal ini, terdapat
perbedaan pendekatan antara kedua teori sifat kepemimpinan tersebut. Teori sifat
kepemimpinan dari Stogdill lebih fokus pada sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh
pemimpin, sedangkan teori sifat kepemimpinan menurut Gibson et al. lebih
menekankan pada corak sifat-sifat pemimpin yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan situasi.

e. Penanya (Hani Setyawati Kelompok 3)


Contoh dari partisipasi sosial diplomasi dan apa hubungannya dengan efektivitas
kepemimpinan
Jawaban : Yang jawab (Verga Verliana Febrian dan Hijrah Alamah Sukma)
Partisipasi sosial diplomasi dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap
efektivitas kepemimpinan dalam berbagai aspek. Berikut adalah beberapa contoh
bagaimana partisipasi sosial diplomasi dapat berhubungan dengan sifat-sifat yang
meningkatkan efektivitas kepemimpinan :
 Keterbukaan dan Keterlibatan : Kepemimpinan yang efektif seringkali
melibatkan keterbukaan terhadap berbagai pandangan dan kepentingan.
Partisipasi sosial diplomasi memungkinkan pemimpin untuk terlibat dengan
berbagai kelompok masyarakat dan mendengarkan masukan mereka. Ini dapat
membantu pemimpin dalam membuat keputusan yang lebih informatif dan
konsisten.
 Kemampuan Berkomunikasi : Diplomasi sosial sering melibatkan proses
komunikasi yang kompleks dengan berbagai pihak. Pemimpin yang efektif
harus memiliki kemampuan komunikasi yang kuat untuk meredakan
ketegangan, mempromosikan dialog, dan mencapai kesepakatan. Partisipasi
sosial diplomasi memungkinkan pemimpin untuk mengasah keterampilan
komunikasi mereka.
 Empati dan Kepedulian : Pemimpin yang efektif perlu memiliki empati
terhadap kebutuhan dan kekhawatiran warganya. Melalui partisipasi sosial
diplomasi, pemimpin dapat lebih memahami isu-isu yang dihadapi oleh
masyarakat mereka. Ini memungkinkan mereka untuk merancang kebijakan
dan program yang lebih relevan dan bermanfaat.
 Pembentukan Aliansi dan Kerja Sama : Diplomasi sosial sering melibatkan
pembentukan kemitraan dan kerja sama dengan berbagai pihak. Pemimpin
yang efektif harus memiliki kemampuan untuk membangun dan memelihara
hubungan yang positif dengan negara-negara dan organisasi internasional. Ini
dapat membantu dalam mencapai tujuan bersama dan mengatasi masalah
global.
 Penyelesaian Konflik : Salah satu aspek penting dari diplomasi sosial adalah
penyelesaian konflik secara damai. Pemimpin yang efektif harus memiliki
kemampuan untuk mediasi dan memfasilitasi negosiasi antara berbagai pihak
yang bertentangan. Partisipasi sosial diplomasi dapat membantu pemimpin
mengembangkan keterampilan ini.
Jadi, partisipasi sosial diplomasi dapat memperkaya sifat-sifat kepemimpinan yang
berhubungan dengan keterbukaan, kemampuan komunikasi, empati, pembentukan
kemitraan, dan penyelesaian konflik, sehingga meningkatkan efektivitas
kepemimpinan secara keseluruhan.

f. Penanya (Apriliya Putri Agustyn Kelompok 3)


Menurut kelompok apakah dalam sebuah organisasi hanya akan berhasil
pemimpinnya mempunyai kecerdasan, keluwesan, hubungan sosial dan kedewasaan,
dan sikap kemanusiaan?
Jawaban : Yang jawab (Annisa Indriani Putri)
Tidak selalu demikian. Keberhasilan sebuah organisasi tidak hanya tergantung pada
sifat-sifat individu pemimpin, tetapi juga melibatkan banyak faktor lainnya seperti
budaya organisasi, tim yang solid, strategi yang baik, dan sebagainya. Memiliki
pemimpin dengan sifat-sifat seperti kecerdasan, keleluasaan hubungan sosial,
kedewasaan, sikap hubungan kemanusiaan, motivasi diri, dan dorongan berpartisipasi
tentu bisa membantu, namun hal ini tidak cukup untuk menjamin keberhasilan.
Organisasi yang sukses biasanya merupakan hasil dari kerja sama tim yang kuat dan
manajemen yang efektif, serta adaptasi terhadap perubahan lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai