Anda di halaman 1dari 6

BAHAN AJAR TOT PENINGKATAN KAPASITAS PIMPINAN PUSKESMAS PROV.

KALTENG

KEPEMIMPINAN DI PUSKESMAS
Oleh: dr. H. Eddy Siswanto, MPHM

I. DESKRIPSI SINGKAT
Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia dimulai dari didirikannya
berbagai institusi dan sarana kesehatan. Pada pertemuan Bandung Plan (1951),
dicetuskan pertama kali pemikiran untuk mengintegrasikan berbagai institusi dan
upaya kesehatan tersebut di bawah satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien.
Adanya konsep pelayanan kesehatan yang terintegrasi lebih berkembang dengan
pembentukan Team Work dan Team Approach dalam pelayanan kesehatan tahun
1956.

Memasuki perubahan dunia yang begitu cepat, kita dihadapkan paling tidak dua
tantangan, yaitu tantangan perubahan dari masyarakat agraris kemasyarakat
industri, dan tantangan dalam menerima arus perubahan peradaban masyarakat
pasca Industri. Kondisi ini pada akhirnya melahirkan berbagai tuntutan baru
masyarakat dan lingkungannya terhadap perubahan dan penyusuaian paradigma
dan praktek kepemimpinan dalam pemerintahan dan pembangunan.

II. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara
alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan
praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi.
Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya
memberikan pengajaran/instruksi.

Beberapa definisi kepemimpinan yang dianggap cukup mewakili sebagai berikut:


1. Kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin
aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai
bersama (shared goal).
2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu
situasi tertentu serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah
pencapaian satu atau beberapa tujuan.
3. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam
harapan dan interaksi.
4. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, pada dan
diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
5. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
6. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti (pengarahan yang
berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk
melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.

dr. H. Eddy Siswanto, M.P.H.M. 1


BAHAN AJAR TOT PENINGKATAN KAPASITAS PIMPINAN PUSKESMAS PROV. KALTENG

Kemudian menurut Sadly (1990:57) mengemukakan bahwa pemimpin can


kepemimpinan merupakan dua istilah yang biasa dibedakan tetapi sama sekali
tidak dapat dipisahkan, kedua-duanya dapat diumpamakan sebagai dua sisi mata
uang yang sama. Pemimpin pengacuh pada orangnya/manusianya, sedangkan
kepemimpinan terutama mengacuh pada sifat, gaya, perilaku dan seni. Seorang
pemimpin dapat saja memiliki beberapa gaya kepemimpinan, namun demikian
senantiasa pada diri seseorang pemimpin akan nampak gaya kepemimpinan
yang paling menonjol.

Berdasarkan uraian tentang kepemimpinan yang telah dikemukakan di atas,


maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu
proses penerapan dan penggunaan kemampuan, kekuasaan dan wewenang
seorang pemimpin dalam usaha untuk mengorganisir, menetapkan
kebijaksanaan, mengambil keputusan dan memiliki kemampuan mengatasi
berbagai masalah yang muncul dalam kelompoknya.

Dengan demikian unsur penting yang menonjol dalam kepemimpinan adalah:


- Adanya sesuatu yang lebih pada diri seorang pemimpin
- Adanya kelompok orang yang menjadi pengikut,
- Adanya proses kerjasama dalam menjalankan aktivitas,
- Adanya tujuan yang ingin dicapai.

III. TEORI KEPEMIMPINAN


Umumnya disepakati ada 3 (tiga) teori utama dalam studi kepemimpinan yaitu :
1. Teori sifat-sifat kepemimpinan karakter pemimpin (traits theory).
Teori sifat kepemimpinan berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan
diciptakan (leader are born, not built), artinya seseorang telah membawa
bakat kepemimpinan sejak dilahirkan bukan dididik atau dilatih. Pemimpin
yang dilahirkan tanpa pendidikan dan latihan sudah dapat menjadi pemimpin
yang efektif. Pelatihan kepemimpinan hanya bermanfaat bagi mereka yang
memang telah memiliki sifat-sifat kepemimpinan.

2. Teori perilaku atau gaya kepemimpinan (behavior theory).


Teori gaya kepemimpinan berasumsi bahwa kemampuan untuk memimpin dan
kemauan untuk mengikuti didasarkan atas perilaku pemimpin atau gaya
kepemimpinan. Menurut Silalahi (2002), gaya kepemimpinan adalah pola
perilaku spesifik yang ditampilkan oleh pemimpin dalam upaya mempengaruhi
orang lain guna mencapai tujuan organisasi atau kelompoknya.
a. Gaya kepemimpinan otokratik (autocratic, directive, autoritarian,
restrictive)
Yaitu gaya kepemimpinan dengan banyak memberikan pengarahan tetapi
sedikit memberikan dukungan.

b. Gaya kepemimpinan suportif

dr. H. Eddy Siswanto, M.P.H.M. 2


BAHAN AJAR TOT PENINGKATAN KAPASITAS PIMPINAN PUSKESMAS PROV. KALTENG

Yaitu gaya kepemimpinan dengan banyak memberikan pengarahan dan


dukungan, pengambilan keputusan dilakukan dengan mempertimbangkan
usul dan saran staf. Gaya kepemimpinan suportif digunakan bila dukungan
sumber daya organisasi memadai, efektif digunakan untuk tingkat
kematangan staf rendah ke sedang dimana pegawai tidak mampu tetapi
mau memikul tugas dan tanggung jawab.

c. Gaya kepemimpinan delegatif (laissez-faire, permissive)


Yaitu gaya kepemimpinan dengan sedikit memberikan pengarahan dan
dukungan, pengambilan keputusan dilimpahkan sepenuhnya kepada staf,
tanggung jawab pelaksanaan tugas berada pada pegawai.

d. Gaya kepemimpinan partisipatif (democratic, egalitarian)


Yaitu gaya kepemimpinan dengan banyak memberikan dukungan, tetapi
sedikit memberikan pengarahan, pengambilan keputusan dilakukan
bersama-sama pegawai, aktif mencari masukan dan saran dalam
menentukan keputusan/ kebijakan, mendorong keikutsertaan pegawai
dalam aktivitas untuk pencapaian tujuan.

3. Teori situasional (contingency theory).


Adapun teori kepemimpinan situasional berasumsi bahwa kepemimpinan yang
efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya kepemimpinan dengan situasi
yang dihadapi seperti situasi, atasan, pegawai, tugas, organisasi, dan variabel-
variabel lingkungan lainnya, serta gaya kepemimpinan adalah
contingent/dependent dalam karakteristik situasional yang sesuai.

IV. TUGAS DAN PERANAN PEMIMPIN PUSKESMAS


Tugas dan peranan pemimpin puskesmas adalah diantaranya:
1. Membuat perencanaan puskesmas.
2. Mengatur pelayanan puskesmas.
3. Menggerakkan pegawai puskesmas.
4. Mengevaluasi kinerja puskesmas.
5. Menggalang kerjasama pelayanan puskesmas.

V. FUNGSI KEPEMIMPINAN DI PUSKESMAS


Secara operasional fungsi kepemimpinan puskesmas meliputi 5 (lima) fungsi
pokok kepemimpinan yaitu :
A. Fungsi instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pimpinan Puskesmas sebagai
komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, dan
dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan tugas dan program
Puskesmas dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif
memerlukan kemampuan untuk memotivasi dan menggerakan pegawai

dr. H. Eddy Siswanto, M.P.H.M. 3


BAHAN AJAR TOT PENINGKATAN KAPASITAS PIMPINAN PUSKESMAS PROV. KALTENG

puskesmas agar mau dan mampu melaksanakan tugas dan program


puskesmas.

B. Fungsi konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Dalam usaha menetapkan
keputusan, pimpinan puskesmas memerlukan bahan pertimbangan yang
mengharuskannya berkomunikasi dengan staf puskesmas yang dinilai
mempunyai informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.

C. Fungsi partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pimpinan puskesmas berusaha mengaktifkan
dan mengikutsertakan staf puskesmas dalam mengambil keputusan tugas
dan program Puskesmas serta dalam pelaksanaannya.

D. Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
kepada staf puskesmas dalam pengambilan dan penetapan keputusan tugas
dan program puskesmas, baik melalui persetujuan maupun tanpa
persetujuan dari pimpinan Puskesmas. Fungsi delegasi pada dasarnya
dilandasi kepercayaan.

E. Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian bertujuan agar pimpinan puskesmas mampu mengatur
aktivitas pegawai puskesmas secara terarah dan terkoordinasi, sehingga
memungkinkan pelaksanaan tugas dan program puskesmas terselenggara
secara efektif dan efesien. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui
kegiatan pembimbingan, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan
penilaian.

Seluruh fungsi kepemimpinan puskesmas tersebut diselenggarakan dalam


aktivitas kepemimpinan secara terpadu. Adapun fungsi kepemimpinan
puskesmas adalah sebagai berikut :
A. Pimpinan puskesmas bertugas dan bertanggung jawab menjabarkan dan
mengimplementasikan program puskesmas.
B. Pimpinan puskesmas mampu memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan
kepada staf puskesmas.
C. Pimpinan puskesmas berusaha mengembangkan kebebasan berpikir dan
mengeluarkan pendapat sehingga kreativitas dan inovasi pegawai puskesmas
dapat tumbuh dan berkembang.
D. Pimpinan puskesmas membina dan mengembangkan kerjasama dan
kemitraan yang harmonis dengan pegawai dan stakeholder puskesmas.
E. Pimpinan puskesmas mampu memecahkan masalah dam mengambil
keputusan tugas dan program puskesmas sesuai tugas dan tanggung
jawabnya.
F. Pimpinan puskesmas berusaha membina dan mengembangkan kemampuan

dr. H. Eddy Siswanto, M.P.H.M. 4


BAHAN AJAR TOT PENINGKATAN KAPASITAS PIMPINAN PUSKESMAS PROV. KALTENG

dan kemauan pegawai puskesmas.


G. Pimpinan puskesmas melaksanakan dan mendayagunakan fungsi
pengawasan, pengendalian, dan penilaian Puskesmas.

Kepemimpinan Puskesmas hendaknya diselenggarakan melalui kepemimpinan


kolektif dan integratif (kemanunggalan) antara kepala puskesmas dengan para
penanggung jawab program Puskesmas serta menciptakan kebersamaan
dengan semua pegawai puskesmas.

VI. LANGKAH-LANGKAH DALAM MEMIMPIN


Langkah-langkah meraih kepemimpinan yang sukses menurut OConnor (2003)
dilakukan melalui 7 (tujuh) yakni :
A. Membangun kesadaran pada diri sendiri
Para pimpinan harus menyediakan waktu untuk memikirkan kekuatan dan
kelemahan diri sendiri. Hal ini memberikan dasar untuk memperbaiki prestasi
kinerjanya sebaik meningkatnya rasa percaya diri maupun pemahaman
terhadap orang lain.

B. Memahami orang lain


Hal ini menekankan pentingnya mengenali perbedaan individu pegawai
dalam semangat, cita-cita, dan ambisinya.

C. Memusatkan perhatian untuk memahami masalah kekuasaan dan wewenang


Ketika seseorang menerima tanggung jawab kepemimpinan, mereka
menghadapi tantangan untuk mengelola kekuasaan secara bijak demi
kepentingan organisasi.

D. Komunikasi
Dimana semua pekerjaan dan perubahan sosial sangat bergantung pada
komunikasi. Komunikasi merupakan alat untuk berbagi pemikiran, perasaan,
dan sumber daya. Apabila komunikasi terputus yang akan segera terjadi
hanyalah ketidaksepakatan dan kesalahpahaman.

E. Pengambilan keputusan
Baik melakukannya sendiri maupun bersama stafnya, yang terpenting adalah
pimpinan melakukannya dengan percaya diri. Setelah diskusi pengambilan
keputusan selesai, pimpinan kemudian melakukan tindakan.

F. Menciptakan visi
Disamping menciptakan visi, tentunya membagikan visi pada anggota
(shared vision) juga perlu dilakukan agar semua komponen puskesmas dapat
menjalankan visi secara benar dan konsisten.

dr. H. Eddy Siswanto, M.P.H.M. 5


BAHAN AJAR TOT PENINGKATAN KAPASITAS PIMPINAN PUSKESMAS PROV. KALTENG

VII. KESIMPULAN
Menjadi pemimpin di puskesmas ternyata tidaklah mudah, ditambah dengan
situasi dan kondisi yang spesifik, sehingga perlu menerapkan dan
mengembangkan beberapa prinsip dan langkah agar kepemimpinan berjalan
dengan baik.

VIII. DAFTAR GAME


1. Angka bertiup
2. Lompat Sarung
3. Sungai Berbuaya
4. Gambar Bersambut (tutup mata)
5. Gambar Bersambut (buka mata)
6. Benang Kusut
7. Memindahkan Bumi
8. Bola Panas
9. Merajut Asa
10.Mengusung Impian

IX. DAFTAR PUSTAKA


1. Pusdiklat Aparatur Kesehatan. Modul diklat manajemen puskesmas: modul
kepemimpinan. Pusdiklat Aparatur Kesehatan. Jakarta: 2014
2. http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/kepemimpinan-di-puskesmas.html
diunduh tanggal 4 Maret 2015
3. Azrul Anwar. Pengantar administrasi kesehatan. Binarupa Aksara. Jakarta:
1996
4. Kepemimpinan keperawatan dalam gerakan inovasi keperawatan: makalah
disampaikan pada seminar keperawatan di PAM Keperawatan Soetopo.
Surabaya: 1996
5. Djoko Wiyono. Manajemen kepemimpinan dan organisasi kesehatan.
Airlangga University Press. Surabaya: 1997
6. Kartono Kartini. Pemimpin dan kepemimpinan. CV. Rajawali Press. Jakarta:
1986
7. http://pausther.blogspot.com/2010/07/makalah-kepemimpinan-kesehatan-di-
era.html diunduh 5 Maret 2015
8. Baderel Munir. Dinamika Kelompok. Jakarta 2006.
9. Pengalaman masing-masing fasilitator dalam kepemimpinan.

dr. H. Eddy Siswanto, M.P.H.M. 6

Anda mungkin juga menyukai