Anda di halaman 1dari 5

Setelah seluruh proses perencanaan dilakukan maka langkah berikutnya

adalah bagaimana mengimplementasikan rencana tersebut sesuai dengan


prosedur atau waktu yang sudah ditentukan. Proses Implementasi ini
diusahakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun baik dalam
jenis kegiatan, waktu dan Personil.Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
ketimpangan-ketimpangan yang akan menyebabkan proses Implementasi ini
berjalan tidak sesuai dengan rencana.

Didalam proses Implementasi ini ada beberapa faktor yang turut menunjang
di dalam keberhasilan.Faktor-faktor penunjang itu antara lain : Model
kepemimpinan, Motivasi, Delegasi dan Supervisi, Komunikasi.

A. KEPEMIMPINAN

Istilah Kepemimpinan di dalam Manajemen sering diartikan hanya


berfungsi pada kegiatan supervisi, tetapi dalam keperawatan fungsi
tersebut sangatlah luas. Jika posisi sebagai ketuan tim, kepala ruangan,
atau perawat pelaksana dalam suatu ruang, maka perlu pemahaman
tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai
tujuan Asuhan Keperawatan yang berkualitas. Sebagai Perawat
Profesional tidak hanya mengelola orang tetapi sebuah proses secara
keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya.

Di dalam Manajemen ada beberapa model atau gaya kepemimpinan


dalam suatu organisasi.. Gaya kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai
suatu cara penampilan karakteristik.
Jenis gaya Kepemimipinan (Menurut Gillies 1996) :

 Otoriter : Kepemimpinan berorientasi pada tugas atau


pekerjaan.Pemimpin menetukan semua tujuan yang akan dicapai
dalam pengambilan keputusan.Informasi disampaikan hanya demi
kepentingan tugas.Motivasi dengan reward dan punishment

 Demokratis : Kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan


setiap staff.Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.Pemimpin
menggunakan kekuasaannya untuk mendorong ide dari staf dan
memotivasi kelompok untuk menetukan tujuannya sendiri.

 Pertisipatif : Kepemimpinan gabungan antara gaya otoriter dan


demokrasi. Pemimpin yang menyampaikan hasil analisa dan
mengusulkan tindakan tersebut pada bawahanya. Staf diminta saran
dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap
usulannya, dan keputusan akhir pada kelompok.

 Bebas Tindak : Merupakan pimpinan Offisial. Karyawan menentukan


sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervise, dan koordinasi.Staf
mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan cara sendiri.

Dari gaya kepemimpinan di atas, seorang pemimpin yang baik harus bisa
mengkombinasikan jenis gaya diatas dalam melakukan supervisi terhadap
staf.Pemimpin yang efektif harus memiliki kemampuan untuk
menggunakan proses penyelesaian masalah, mempunyai kemampuan
komunikasi yang baik, menunjukkan kejujuran dalam memimpin,
kompeten, kreatif, dan kemampuan mengembangkan kelompok.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Manajer Keperawatan :


Kepemimpinan, Pengambilan Keputusan & perencanaan, Hubungan
masyarakat/komunikasi, Anggaran, Pengembangan, Personaliti,
Negosiasi.

B. MOTIVASI KERJA

Motivasi adalah Karakteristik psikologi manusia yang memberikan


kontribusi pada tingkat komitmen seseorang.Motivasi ini mendorong
seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama
dalam berperilaku.

Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk


membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja.

Memotivasi adalah proses Manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku


manusia berdasarkan pengetahuan tentang “apa” yang membuat orang
tergerak (Stoner & Freeman, 1995). Menurut bentuknya motivasi terdiri
dari :

 Motivasi Instrinsik : Motivasi yang datang dari dalam diri individu

 Motivasi Ekstrinsik : Motivasi yang datang dari luar diri Individu

 Motivasi Terdesak : Motivasi yang muncul dalam keadaan terdesak.

Dalam memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi, seorang


pemimpin memegang peranan yang sangat penting.Untuk melaksanakan
tugas ini pimpinan harus mempertimbangkan keunikan/karakteristik dari
stafnya dan berusaha untuk memberikan tugas sebagai suatu strategi
dalam memotivasi staf.

C. DELEGASI & SUPERVISI

Delegasi dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan melalui


orang lain. Atau pemberian tugas kepada seseorang atau kelompok
dalam menyelesaikan tujuan organisasi.

Delegasi dalam praktek keperawatan professional sering mengalami


masalah, dimana proses delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini
diarenakan tiga hal :
 under –delegasi : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang
yang sangat sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas.

 over-delegasi : Pemberian delegasi berlebihan. Di sini dapat terjadi


penyalahgunaan wewenang.

 unproper delegasi : Pelimpahan yang tidak tepat.Kesalahan yang


ditemukan adalah, pemberian tugas limpah, orang yang tepat, dan
alasan delegasi hanya karena faktor senang/tidak senang. Pelimpahan
ini tidak efektif karena kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya
berdasarkan unsur Subyektif.

Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen


tanggung jawab, kemampuan dan wewenang.Tanggung jawab
(responsibility) adalah suatu rasa tanggung-jawab terhadap penerimaan
suatu tugas.Kemampuan(accountability) adalah kemampuan seseorang
dalam melaksanakan tugas limpah.Wewenang (authority) adalah
pemberian hak dan kekuasaan penerima tugas limpah untuk mengambil
suatu keputusan terhadap tugas yang dilimpah.

Bagaimana proses pendelegasian :

1. Seleksi dan susun tugas

2. Seleksi orang yang tepat

3. Berikan arahan dan motivasi staf

4. Lakukan supervise yang tepat

Keberhasilan dalam pendelegasian akan ditentukan oleh faktor-faktor


berikut ini :

 Komunikasi yang jelas dan lengkap : Kelengkapan informasi yang


disampaikan, akurasi terhadap pesan, penggunaan kata-kata atau
istilah yang mudah diterima oleh penerima pesan

 Ketersediaan sumber dan sarana

 Monitoring

 Pelaporan kemajuan tugas limpah

Anda mungkin juga menyukai