Anda di halaman 1dari 15

PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER

Disusun Oleh :

ADITA MENTARI (1213351045)


WITRI VERANI SIHALOHO (1212451001)
DANDI YANTITO (1212451002)
EMA FADILA TARIGAN (1212451004)
SUHENDRO (1212451006)
CITRA NINGSIH (1212451008)
HEIDIYA MUHYINA (1212451010)
SERENA PATRISLIA (1213351005)
CHRISTINE ROLLY GULTOM (1213351056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PSIKOLOGI
INDIVIDUAL ALFRED ADLER ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Psikologi
Kepribadian yaitu Ibu Utami Nurhafsari Putri S.PSI, M.PSI yang telah membimbing
kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima Kasih.

Medan, 06 September 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN ISI BUKU..................................................................................... 3
A. Biografi Singkat Alfred Adler......................................................................................3
B. Perjuangan Menjadi Sukses Atau Superiorita............................................................3
C. Konsep Utama Psikologi Sosial....................................................................................5
D. Pandangan Adler Mengenai Hakikat Manusia........................................................... 5
E. Kesatuan Kepribadian..................................................................................................6
F. Minat Sosial................................................................................................................... 7
G. Metode Penelitian Utama Alfred Adler.......................................................................8
BAB III : PEMBAHASAN ISI JURNAL.................................................................................9
TEORI ALFRED ADLER.........................................................................................................9
BAB IV : PENUTUP............................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................................ 10
B. Saran............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alfred Adler dilahirkan di Wina pada tanggal 7 Februari 1870 sebagai anak ketiga.
Ayahnya adalah seorang pengusaha. Sewaktu kecil Adler merupakan anak yang
sakit-sakitan. Ketika berusia 5 tahun dia nyaris tewas akibat pneumonia.
Pengalaman tidak menyenangkan berkaitan dengan kesehatan inilah yang kemudian
mendorong dirinya untuk menjadi dokter. Adler lulus sebagai dokter dari
Universitas Wina tahun 1895. Adler memulai karirnya sebagai seorang optalmologis,
tetapi kemudian dirinya beralih pada praktik umum di daerah kelas bawah di Wina,
sebuah tempat percampuran tempat bermain dan sirkus sehingga banyak pasien-nya
yang pekerjaannya sebagai pemain sirkus. Kekuatan dan kelemahan para pemain
sirkus inilah yang mengilhami dia mengembangkan kosep tentang inferioritas dan
kompensasi. Adler mengembangkan konsep aliran yang disebut dengan psikologi
individual, pada awalnya dia termasuk kelompok psikoanalitik Wina bersama Freud,
tetapi karena memiliki pandangan yang berbeda, sehingga mengembangkan
pemikirannya sendiri. Adler meninggalkan banyak teori dan praktik yang sangat
berpengaruh dalam dunia psikiatri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang menjadi biografi Alfred Adler?


2. Bagaimana perjuangan Alfred Adler menjadi sukses atau Superiorita?
3. Apa-apa saja yang termasuk dalam konsep utama psikologi individual?
4. Bagaimana pandangan Alfred Adler mengenai hakikat manusia?
5. Bagaimana menurut Alfred Adler tentang kesatuan kepribadian?
6. Bagaimana menurut Alfred Adler tentang minat sosial?
7. Bagaimana Metode penelitian utama Alfred Adler?
8. Bagaimana teori Alfred Adler?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang biografi Alfred Adler.

1
2. Agar mahasiswa mengetahui tentang Bagaimana perjuangan Alfred Adler
menjadi sukses atau Superiorita.
3. Agar mahasiswa mengetahui tentang konsep utama psikologi individual.
4. Agar mahasiswa mengetahui tentang pandangan Alfred Adler mengenai
hakikat manusia.
5. Agar mahasiswa mengetahui tentang kesatuan kepribadian.
6. Agar mahasiswa mengetahui tentang minat sosial
7. Agar mahasiswa mengetahui tentang Metode penelitian utama Alfred Adler.
8. Agar mahasiswa mengetahui tentang teori Alfred Adler.

2
BAB II
PEMBAHASAN ISI BUKU

A. Biografi Singkat Alfred Adler


Alfred Adler dilahirkan pada tanggal 7 Februari 1870, di pinggiran Wina, Austria.
Dia anak kedua dari tujuh bersaudara, orang tuanya pedagang beras kelahiran
Hungaria. Keluarga Adlers adalah pemusik dan Alfred dikenal karena kemampuannya
dalam bernyanyi sehingga didorong untuk berkarir di opera. Di masa kecilnya Adler
menderita beberapa penyakit dan memiliki pengalaman yang menyedihkan, yaitu
kematian adik laki-lakinya.
Pengalaman ini memberikan andil besar dalam keputusannya untuk menjadi
seorang dokter. Ia menerima gelar sarjana dari University of Vienna Medical School
pada tahun 1895. Kemudian, ia menikah Raissa Epstein, seorang mahasiswa Rusia.
Pada awal kariernya, Adler memiliki antusiasme yang tinggi terhadap reformasi
sosial, dia sering menulis artikel-artikel di koran-koran kelompok sosialis. Publikasi
profesional pertamanya adalah obat-sosial, sebuah monografi dalam bidang
kesehatan.

B. Perjuangan Menjadi Sukses Atau Superiorita


Adler yakin bahwa individu memulai hidup dengan kelemahan fisik yang
mengaktifkan perasaan inferior, perasaan yang menggerakkan orang untuk berjuang
menjadi superior atau untuk menjadi sukses. Individu yang secara psikologis kurang
sehat berjuang untuk menjadi pribadi yang superior, dan individu yang secara
psikologis sehat untuk mensukseskan umat manusia. Pada awal pengembangan
teorinya, Adler menunjuk agresi sebagai kekuatan dinamik yang melatar belakangi
semua motivasi, kemudian diganti menjadi konsep "perjuangan menjadi superiorita."
Pada teori finalnya, Adler membatasi perjuangan menjadi superiorita sebagai milik
orang neurotik yang berjuang untuk menjadi pribadi yang lebih unggul dari orang
lain, dan mengenalkan istilah "perjuangan menjadi sukses" untuk orang yang sehat
yang berjuang mencapai kesempurnaan bagi semua orang - perjuangan yang
dimotivasi oleh minat sosial yang sudah berkembang. Perjuangan bisa menjadi
motivasi yang berbeda, tetapi semuanya diarahkan menuju tujuan akhir (final goal).

3
Menurut Adler untuk memandu tingkahlaku, setiap orang menciptakan Tujuan
Akhir yang Semu (Fictioal Final Goal), memakai bahan yang diperoleh dari keturunan
dan lingkungan. Tujuan ini semu karena mereka tidak harus didasarkan pada kenya-
taan, tetapi tujuan itu lebih menggambarkan fikiran orang itu tentang bagaimana
seharusnya kenyataan itu, berdasarkan pada interpretasi subjektifnya mengenai
dunia. Tujuan akhir adalah hasil dari kekuatan kreatif individu; kemampuan untuk
membentuk tingkahlaku diri dan menciptakan kepribadian diri. Pada usia 4 atau 5
tahun, fikiran kreatif anak mencapai tingkat perkembangan yang membuat mereka
mampu menentukan tujuan akhir, bahkan bayi sesungguhnya sudah memiliki
dorongan (yang dibawa sejak lahir) untuk tumbuh, menjadi lengkap, atau sukses.
Karena mereka kecil, tidak lengkap, dan lemah, mereka merasa inferior dan tanpa
tenaga untuk mengatasi keadaan ini menetapkan tujuan akhir menjadi besar, lengkap,
dan kuat. Tujuan akhir itu mengurangi penderitaan akibat perasaan inferior, dan
menunjukkan arah menuju superiorita dan sukses. Jika anak diabaikan atau dimanja,
sebagian besar tujuan akhir mereka tetap tidak mereka sadari. Adler membuat
hipotesa bahwa anak semacam itu akan mengkompensasi perasaan inferiornya
dengan cara yang rumit dan tidak jelas dengan tujuan akhir mereka. Misalnya, tujuan
mencapai superiorita dari gadis yang dimanja, ternyata membuat hubungan
permanen dengan ibunya. Sebagai orang dewasa, gadis itu tampak tergantung dan
mencela diri sendiri. Tingkahlaku yang tidak sesuai dengan tujuan menjadi superior,
merupakan lanjutan dari tingkahlaku parasit yang dibuat pada usia 4 atau 5 tahun.
Anak-anak memandang ibunya besar dan kuat, dan menggantungkan diri/parasit
kepada ibu pada masa itu menjadi cara yang alami untuk mencapai superiorita. Anak
yang diabaikan atau dimanja, sebelum dewasa tingkahlakunya tidak mencerminkan
perjuangan superiorita, indikasi dari kondisi tidak sadar tujuan.
Sebaliknya, jika anak mengalami cinta dan keamanan, mereka membuat tujuan
yang sebagian besar disadari dan difahami. Anak yang secara psikologis sehat,
berjuang menjadi unggul menggunakan tolok ukur kesuksesan dan minat sosial.
Meskipun tujuan akhir tidak pernah disadari secara lengkap, individu yang secara
psikologis memahami dan berjuang untuk mencapai tujuan dengan kesadaran yang
tinggi.

4
C. Konsep Utama Psikologi Sosial
Konsep-konsep utama yang dikembangkan dalam psikologi individual adalah
sebagai berikut :
1. Perasaan Inferior : Sumber Perjuangan Manusia
Adler percaya bahwa perasaan inferior selalu ada dan menjadi tenaga
pendorong bagi perilaku manusia ” Menjadi manusia berarti merasakan dirinya
inferior ” (Adler, 1933/1939). kondisi ini umumnya terjadi pada kita dan bukan
merupakan tanda kelemahan ataupun abnormalitas. Adler menyatakan bahwa
perasaan inferior adalah sumber dari perjuangan manusia. Pertumbuhan
individu terjadi sebagai hasil dari kompensasi, yaitu upaya untuk mengatasi
inferioritas (dalam bentuk bayangan ataupun nyata) dalam diri kita. Selama
hidup manusia akan diarahkan oleh kebutuhan untuk mengatasi perasan ini
dengan terus berjuang untuk mencapai tahapan lebih tinggi dalam
perkembangan.
2. Perjuangan untuk Superior atau Kesempurnaan
Perasaan inferioritas adalah sumber dari motivasi dan perjuangan, menurut
Adler manusia bekerja untuk sesuatu yang lebih, meskipun dalam pandangan
kita tujuan utama kita dalam hidup adalah berubah setiap waktunya.

D. Pandangan Adler Mengenai Hakikat Manusia


Gambaran Adler mengenai manusia adalah gambaran orang yang optimis, manusia
tidak diarahkan oleh kekuatan tidak sadar. Manusia memiliki kebebasan untuk
membentuk kekuatan sosial yang berpengaruh kepada dirinya dan menggunakannya
dengan kreatif untuk membangun gaya hidup yang unik. Sementara teori Freud
menekankan universalitas dan kesamaan manusia.
Meskipun demikian, pandangan Adler dalam beberapa aspek dari manusia
bersumber dari dalam, misalnya potensi terhadap minat sosial dan perjuangan untuk
mencapai kesempurnaan, pengalaman ini menentukan bagaimana penekanan
warisan direalisasikan. Pengaruh masa kanak-kanak penting sangat penting dalam
kehidupan manusia, terutama urutan kelahiran dan interaksi dengan orang tua dalam
mengembangkan gaya hidup dan manusia bukan menjadi korban dari kejadian masa
kanak-kanak.

5
E. Kesatuan Kepribadian
Adler dengan harapan dapat memilih keyakinannya bahwa setiap orang itu unik
dan tidak dapat dipecah-pecah. Psikologi Individu Pentingnya unitas kepribadian.
Fikiran, perasaan, dan kegiatan semuanya diarahkan ke satu tujuan tunggal dan
mengejar satu. ketidakkonsistenan tingkah laku tidak ada; jika dilihat dalam
kegiatan dengan tujuan akhir - menjadi superior atau sukses, semua kegiatan itu
konsisten dan bermakna. Orang yang bertingkahlaku aneh atau tak terduga, dia
melakukannya dengan tujuan tunggal, yakni menjadi superior. Tingkah laku itu
memaksa orang lain bertahan, mengamatinya agar tidak bingung dengan tingkah laku
itu, meskipun tingkah laku seseorang tidak konsisten, kalau dilihat dari perspektif
tujuan akhir orang itu, akan tampak tingkah laku itu merupakan usaha yang sehat
untuk mengacau dan menguasai orang lain. Dengan terus menerus menyusahkan dan
mencengangkan teman-teman, sehingga teman-temannya tidak bisa memahami
dirinya, keadaan itu membuat lebih banyak hubungan sosial dengan mereka. Fakta
bahwa dia berhasil memperoleh keunggulan terhadap orang lain, tidak berarti bahwa
dia sengaja melakukannya. Mungkin dia tidak sadar dengan motiv-motiv yang
melatarbelakangi tingkah lakunya, dan keras kepala menolak tuduhan bahwa dia
ingin menguasai orang lain.
1. Logat Organ (Organ Dialect)
Uniti kepribadian bukan hanya kesatuan aspek-aspek kejiwaan seperti motivasi,
perasaan, dan fikiran, tetapi uniti juga mencakup keseluruhan organ tubuh. Gejala-
gejala fisik, misalnya kelemahan organ tertentu bukan suatu peristiwa yang terpisah,
tetapi mungkin kelemahan itu berbicara tentang tujuan individu, yang oleh Adler
penyakit logat organ (organ dialect) atau bahasa organ (organ jargon) Misalnya,
orang yang mengalami serangan rematik. Tangannya dan persendiannya yang kaku,
mengungkapkan seluruh gaya hidupnya. hati mereka menangis, lihat penyakit saya,
lihat kesulitan saya, kamu tidak dapat mengharap saya mengerjakan pekerjaan saya.
Tanpa satu ucapanpun, melakukan keinginannya untuk mendapat simpati dari orang
lain.
2. Kesadaran dan Tak Sadar

6
Unitas kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan tak sadar. Menurut Adler,
tingkah laku tak sadar adalah bagian dari tujuan akhir yang belum diformulasi dan
belum difahami secara jelas. Adler menolak dikotomi antara kesadaran dan taksadar
yang dianggapnya sebagai bagian yang bekerja sama dalam sistem yang unifi. Fikiran
sadar adalah apa saja yang difahami dan diterima individu dapat membantu
perjuangan menjadi sukses. Apa saja yang dianggap tidak membantu akan
ditekankan pada kesadaran. Apakah suatu fikiran itu disadari atau tidak disadari,
tujuan satu untuk mencapai menjadi superior atau menggunakan gunung es sebagai
ilustrasi yang menggambarkan hubungan dan perbandingan antara kesadaran dan
ketidaksadaran (bagian yang sangat besar di bawah permukaan air) laut). Adler
ilustrasi mahkota pohon dan akar, keduanya berkembang ke arah yang berbeda
untuk mencapai tujuan kehidupan yang sama.

F. Minat Sosial
Minat sosial menjadi terjemahan yang kurang tepat dari bahasa Jerman.
Gemeinschafgefühl. Terjemahan yang lebih tepat mungkin "perasaan sosial" atau
"perasaan komunitas." Namun Gemeinschafgefühl memiliki makna yang tidak dapat
diekspresikan dalam kata-kata bahasa Inggris. itu mengandung makna suatu
perasaan menyatu dengan kemanusiaan, menjadi anggota dari umat manusia. Orang
yang Gemeinschafgefühl-nya berkembang baik, berjuang bukan untuk superioritas
pribadi tetapi untuk kesempurnaan semua orang dalam masyarakat luas. Jadi interes
sosial adalah sikap keterikatan diri dengan kemanusiaan secara umum, serta empati
kepada setiap anggota orang per orang. Ujudnya adalah kerjasama dengan orang lain
untuk memajukan sosial alih-alih untuk keuntungan pribadi. Menurut Adler, interes
sosial adalah bagian dari hakekat manusia dan dalam besaran yang berbeda muncul
pada tingkahlaku setiap orang - kriminal, psikotik, atau orang yang sehat. Interes
sosiallah yang membuat orang mampu berjuang mengejar superiorita dengan cara
yang sehat dan tidak tersesat ke salah suai: Semua kegagalan neurotik, psikotik,
kriminal, pemabuk, anak bermasalah, bunuh diri, prostitusi - adalah kegagalan karena
mereka kurang memiliki minat sosial. Mereka menyelesaikan masalah pekerjaan,
persahabatan dan seks tanpa keyakinan bahwa itu dapat dipecahkan dengan kerja
sama. Makna yang diberikan kepada kehidupan adalah nilai privat. Tidak ada orang

7
lain yang mendapat keuntungan berkat tercapainya tujuan mereka. Tujuan
keberhasilan mereka adalah superioritas pribadi, dan kejayaan/keberhasilan mereka
hanya berarti bagi mereka sendiri.

G. Metode Penelitian Utama Alfred Adler


Metode penelitian utama Adler adalah studi kasus. Sayangnya, sedikit dari data
Adler yang bertahan. Dia tidak menerbitkan sejarah kasus kecuali dua fragmen: satu
ditulis oleh pasien, yang lain ditulis oleh dokter pasien. Adler tidak mengenal pasien
terlibat, tetapi dia menganalisis kepribadian mereka dengan memeriksa tulisan-
tulisan mereka. Data dan metode penelitian Adler tunduk pada kritik yang sama yang
kita diskusikan untuk Freud dan Jung. Pengamatannya tidak dapat diulang dan
diduplikasi, juga tidak dilakukan secara terkontrol dan sistematis. Adler tidak
berusaha untuk memverifikasi keakuratan laporan pasiennya atau menjelaskan
prosedur yang dia gunakan untuk menganalisis data, dan dia tidak tertarik untuk
menerapkan metode eksperimen. Seorang pengikut menulis: “Adler ingin
psikologinya menjadi ilmu, tetapi itu belum menjadi psikologi yang mudah
diverifikasi oleh metode ilmiah” (Manaster, 2006, hal. 6).
Meskipun sebagian besar proposisi Adler telah menolak upaya validasi ilmiah,
beberapa topik telah menjadi subjek penelitian. Ini termasuk mimpi, perasaan rendah
diri, ingatan awal, memanjakan dan penelantaran di masa kanak-kanak, minat sosial,
dan urutan kelahiran.

8
BAB III
PEMBAHASAN ISI JURNAL

TEORI ALFRED ADLER


Psikologi Individu menguraikan apa yang dibutuhkan semua manusia. Ini
memberikan orang tua tujuan untuk dimasukkan dalam interaksi sehari-hari mereka
dengan anak-anak. Salah satu kebutuhan manusia itu adalah merasakan peningkatan,
belajar, tumbuh. Kebutuhan ini menciptakan upaya untuk meningkatkan yang
berlangsung sepanjang hidup (Ansbacher & Ansbacher, 1956, hal. 1). Manusia ingin
belajar, mengatasi kesulitan, dan bergerak maju dari posisi inferior. Ketika orang tua
menyadari kebutuhan ini, mereka membiarkan anak-anak mereka bereksplorasi,
mencoba hal-hal baru, dan untuk memecahkan masalah tanpa banyak koreksi.
Mereka dapat melihat pengasuhan bukan sebagai tuan atau budak melainkan
berlatih dengan lebih hati-hati, pendekatan lepas tangan yang memungkinkan anak
untuk belajar dan tumbuh dan menjadi mandiri dan mandiri.
Dikenal sebagai psikologi individu, utilitas sosial adalah aspek yang menonjol
dari Kerangka teoretis Adler saat ia mengasumsikan perspektif holistik tentang
criminal dan perilaku neurotik. Bagi Adler, negosiasi ketiganya berhasil tugas-tugas
kehidupan berkumpul ke arah kepentingan sosial: akal sehat. Adler berteori bahwa
mereka yang berani bergerak ke arah
minat sosial dengan bekerja sama dengan orang lain untuk menyelesaikan tugas
(misalnya, persahabatan, pernikahan, dan pekerjaan) yang mereka temui sepanjang
berbagai tahap kehidupan, sementara pengecut mundur dari solusi kooperatif dan
fokus pada egois keinginan, dengan asumsi rute memutar dan egois untuk
menyelesaikan tugas-tugas utama dari kehidupan. Adler sering mengatakan bahwa
penjahat dan orang-orang yang berorientasi pada neurotic melihat tindakan
pengecut mereka sebagai heroik. Meskipun buku teks kriminologi sering keliru
menggambarkan Adler sebagai psikoanalis dan membatasi utamanya kontribusi
teoritis untuk teorinya tentang inferioritas (Barton-Bellessa, Lee, & Shon, 2015 )

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Adler, gaya hidup seseorang juga terekspresikan dalam mimpi. Adler
menolak pandangan Freud bahwa mimpi adalah ekpresi keinginan masa kecil.
Menurut Adler, mimpi bukan pemuas keinginan yang tidak diterima ego, tetapi
merupakan bagian dari usaha si pemimpi untuk memecahkan masalah yang tidak
disenangi atau masalah yang tidak dikuasainya ketika sadar.
Mimpi, menurut Adler, adalah usaha dari ketidak sadaran untuk menciptakan
suasana hati atau keadaan emosional sesudah bangun nanti, yang bisa memaksa si
pemimpi melakukan kegiatan yang semula tidak dikerjakan.

B. Saran
Dengan mempelajari dan mengkaji makalah ini, diharapkan mulai sekarang
mahasiswa lebih berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang ada di dunia
psikologi.
Dalam menyusun makalah ini kam sempat mengalami kesulitan dalam menyusun
dan menentukan topic dari setiap bab oleh sebab itu saya mengharapkan ada
penjelasan dan masukan dari teman dan terlebih-lebih dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Kepribadian.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol.(2009).PSIKOLOGI KEPRIBADIAN.Malang : UMM Press.


Dr. Dede Rahmat Hidayat, M.Psi.(2011). Teori dan Aplikasi PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
Dalam Konseling.Ciawi, Bogor: Ghalia Indonesia
Duane P. Schultz.(2015).Theories of Personality.Boston
Leah C. J. Shon1 and Phillip C. Shon2.(2018). Empiricising and Substantiating Alfred
Adler’s Theory of Child Molestation. 2-3
Betty Lou Bettner.(2020). Are Alfred Adler and Rudolf Dreikurs Relevant for Parents
Today?. 73

11

Anda mungkin juga menyukai