Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PSIKOLOGI
INDIVIDUAL ALFRED ADLER ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Psikologi
Kepribadian yaitu Ibu Utami Nurhafsari Putri S.PSI, M.PSI yang telah membimbing
kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima Kasih.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN ISI BUKU..................................................................................... 3
A. Biografi Singkat Alfred Adler......................................................................................3
B. Perjuangan Menjadi Sukses Atau Superiorita............................................................3
C. Konsep Utama Psikologi Sosial....................................................................................5
D. Pandangan Adler Mengenai Hakikat Manusia........................................................... 5
E. Kesatuan Kepribadian..................................................................................................6
F. Minat Sosial................................................................................................................... 7
G. Metode Penelitian Utama Alfred Adler.......................................................................8
BAB III : PEMBAHASAN ISI JURNAL.................................................................................9
TEORI ALFRED ADLER.........................................................................................................9
BAB IV : PENUTUP............................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................................ 10
B. Saran............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alfred Adler dilahirkan di Wina pada tanggal 7 Februari 1870 sebagai anak ketiga.
Ayahnya adalah seorang pengusaha. Sewaktu kecil Adler merupakan anak yang
sakit-sakitan. Ketika berusia 5 tahun dia nyaris tewas akibat pneumonia.
Pengalaman tidak menyenangkan berkaitan dengan kesehatan inilah yang kemudian
mendorong dirinya untuk menjadi dokter. Adler lulus sebagai dokter dari
Universitas Wina tahun 1895. Adler memulai karirnya sebagai seorang optalmologis,
tetapi kemudian dirinya beralih pada praktik umum di daerah kelas bawah di Wina,
sebuah tempat percampuran tempat bermain dan sirkus sehingga banyak pasien-nya
yang pekerjaannya sebagai pemain sirkus. Kekuatan dan kelemahan para pemain
sirkus inilah yang mengilhami dia mengembangkan kosep tentang inferioritas dan
kompensasi. Adler mengembangkan konsep aliran yang disebut dengan psikologi
individual, pada awalnya dia termasuk kelompok psikoanalitik Wina bersama Freud,
tetapi karena memiliki pandangan yang berbeda, sehingga mengembangkan
pemikirannya sendiri. Adler meninggalkan banyak teori dan praktik yang sangat
berpengaruh dalam dunia psikiatri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang biografi Alfred Adler.
1
2. Agar mahasiswa mengetahui tentang Bagaimana perjuangan Alfred Adler
menjadi sukses atau Superiorita.
3. Agar mahasiswa mengetahui tentang konsep utama psikologi individual.
4. Agar mahasiswa mengetahui tentang pandangan Alfred Adler mengenai
hakikat manusia.
5. Agar mahasiswa mengetahui tentang kesatuan kepribadian.
6. Agar mahasiswa mengetahui tentang minat sosial
7. Agar mahasiswa mengetahui tentang Metode penelitian utama Alfred Adler.
8. Agar mahasiswa mengetahui tentang teori Alfred Adler.
2
BAB II
PEMBAHASAN ISI BUKU
3
Menurut Adler untuk memandu tingkahlaku, setiap orang menciptakan Tujuan
Akhir yang Semu (Fictioal Final Goal), memakai bahan yang diperoleh dari keturunan
dan lingkungan. Tujuan ini semu karena mereka tidak harus didasarkan pada kenya-
taan, tetapi tujuan itu lebih menggambarkan fikiran orang itu tentang bagaimana
seharusnya kenyataan itu, berdasarkan pada interpretasi subjektifnya mengenai
dunia. Tujuan akhir adalah hasil dari kekuatan kreatif individu; kemampuan untuk
membentuk tingkahlaku diri dan menciptakan kepribadian diri. Pada usia 4 atau 5
tahun, fikiran kreatif anak mencapai tingkat perkembangan yang membuat mereka
mampu menentukan tujuan akhir, bahkan bayi sesungguhnya sudah memiliki
dorongan (yang dibawa sejak lahir) untuk tumbuh, menjadi lengkap, atau sukses.
Karena mereka kecil, tidak lengkap, dan lemah, mereka merasa inferior dan tanpa
tenaga untuk mengatasi keadaan ini menetapkan tujuan akhir menjadi besar, lengkap,
dan kuat. Tujuan akhir itu mengurangi penderitaan akibat perasaan inferior, dan
menunjukkan arah menuju superiorita dan sukses. Jika anak diabaikan atau dimanja,
sebagian besar tujuan akhir mereka tetap tidak mereka sadari. Adler membuat
hipotesa bahwa anak semacam itu akan mengkompensasi perasaan inferiornya
dengan cara yang rumit dan tidak jelas dengan tujuan akhir mereka. Misalnya, tujuan
mencapai superiorita dari gadis yang dimanja, ternyata membuat hubungan
permanen dengan ibunya. Sebagai orang dewasa, gadis itu tampak tergantung dan
mencela diri sendiri. Tingkahlaku yang tidak sesuai dengan tujuan menjadi superior,
merupakan lanjutan dari tingkahlaku parasit yang dibuat pada usia 4 atau 5 tahun.
Anak-anak memandang ibunya besar dan kuat, dan menggantungkan diri/parasit
kepada ibu pada masa itu menjadi cara yang alami untuk mencapai superiorita. Anak
yang diabaikan atau dimanja, sebelum dewasa tingkahlakunya tidak mencerminkan
perjuangan superiorita, indikasi dari kondisi tidak sadar tujuan.
Sebaliknya, jika anak mengalami cinta dan keamanan, mereka membuat tujuan
yang sebagian besar disadari dan difahami. Anak yang secara psikologis sehat,
berjuang menjadi unggul menggunakan tolok ukur kesuksesan dan minat sosial.
Meskipun tujuan akhir tidak pernah disadari secara lengkap, individu yang secara
psikologis memahami dan berjuang untuk mencapai tujuan dengan kesadaran yang
tinggi.
4
C. Konsep Utama Psikologi Sosial
Konsep-konsep utama yang dikembangkan dalam psikologi individual adalah
sebagai berikut :
1. Perasaan Inferior : Sumber Perjuangan Manusia
Adler percaya bahwa perasaan inferior selalu ada dan menjadi tenaga
pendorong bagi perilaku manusia ” Menjadi manusia berarti merasakan dirinya
inferior ” (Adler, 1933/1939). kondisi ini umumnya terjadi pada kita dan bukan
merupakan tanda kelemahan ataupun abnormalitas. Adler menyatakan bahwa
perasaan inferior adalah sumber dari perjuangan manusia. Pertumbuhan
individu terjadi sebagai hasil dari kompensasi, yaitu upaya untuk mengatasi
inferioritas (dalam bentuk bayangan ataupun nyata) dalam diri kita. Selama
hidup manusia akan diarahkan oleh kebutuhan untuk mengatasi perasan ini
dengan terus berjuang untuk mencapai tahapan lebih tinggi dalam
perkembangan.
2. Perjuangan untuk Superior atau Kesempurnaan
Perasaan inferioritas adalah sumber dari motivasi dan perjuangan, menurut
Adler manusia bekerja untuk sesuatu yang lebih, meskipun dalam pandangan
kita tujuan utama kita dalam hidup adalah berubah setiap waktunya.
5
E. Kesatuan Kepribadian
Adler dengan harapan dapat memilih keyakinannya bahwa setiap orang itu unik
dan tidak dapat dipecah-pecah. Psikologi Individu Pentingnya unitas kepribadian.
Fikiran, perasaan, dan kegiatan semuanya diarahkan ke satu tujuan tunggal dan
mengejar satu. ketidakkonsistenan tingkah laku tidak ada; jika dilihat dalam
kegiatan dengan tujuan akhir - menjadi superior atau sukses, semua kegiatan itu
konsisten dan bermakna. Orang yang bertingkahlaku aneh atau tak terduga, dia
melakukannya dengan tujuan tunggal, yakni menjadi superior. Tingkah laku itu
memaksa orang lain bertahan, mengamatinya agar tidak bingung dengan tingkah laku
itu, meskipun tingkah laku seseorang tidak konsisten, kalau dilihat dari perspektif
tujuan akhir orang itu, akan tampak tingkah laku itu merupakan usaha yang sehat
untuk mengacau dan menguasai orang lain. Dengan terus menerus menyusahkan dan
mencengangkan teman-teman, sehingga teman-temannya tidak bisa memahami
dirinya, keadaan itu membuat lebih banyak hubungan sosial dengan mereka. Fakta
bahwa dia berhasil memperoleh keunggulan terhadap orang lain, tidak berarti bahwa
dia sengaja melakukannya. Mungkin dia tidak sadar dengan motiv-motiv yang
melatarbelakangi tingkah lakunya, dan keras kepala menolak tuduhan bahwa dia
ingin menguasai orang lain.
1. Logat Organ (Organ Dialect)
Uniti kepribadian bukan hanya kesatuan aspek-aspek kejiwaan seperti motivasi,
perasaan, dan fikiran, tetapi uniti juga mencakup keseluruhan organ tubuh. Gejala-
gejala fisik, misalnya kelemahan organ tertentu bukan suatu peristiwa yang terpisah,
tetapi mungkin kelemahan itu berbicara tentang tujuan individu, yang oleh Adler
penyakit logat organ (organ dialect) atau bahasa organ (organ jargon) Misalnya,
orang yang mengalami serangan rematik. Tangannya dan persendiannya yang kaku,
mengungkapkan seluruh gaya hidupnya. hati mereka menangis, lihat penyakit saya,
lihat kesulitan saya, kamu tidak dapat mengharap saya mengerjakan pekerjaan saya.
Tanpa satu ucapanpun, melakukan keinginannya untuk mendapat simpati dari orang
lain.
2. Kesadaran dan Tak Sadar
6
Unitas kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan tak sadar. Menurut Adler,
tingkah laku tak sadar adalah bagian dari tujuan akhir yang belum diformulasi dan
belum difahami secara jelas. Adler menolak dikotomi antara kesadaran dan taksadar
yang dianggapnya sebagai bagian yang bekerja sama dalam sistem yang unifi. Fikiran
sadar adalah apa saja yang difahami dan diterima individu dapat membantu
perjuangan menjadi sukses. Apa saja yang dianggap tidak membantu akan
ditekankan pada kesadaran. Apakah suatu fikiran itu disadari atau tidak disadari,
tujuan satu untuk mencapai menjadi superior atau menggunakan gunung es sebagai
ilustrasi yang menggambarkan hubungan dan perbandingan antara kesadaran dan
ketidaksadaran (bagian yang sangat besar di bawah permukaan air) laut). Adler
ilustrasi mahkota pohon dan akar, keduanya berkembang ke arah yang berbeda
untuk mencapai tujuan kehidupan yang sama.
F. Minat Sosial
Minat sosial menjadi terjemahan yang kurang tepat dari bahasa Jerman.
Gemeinschafgefühl. Terjemahan yang lebih tepat mungkin "perasaan sosial" atau
"perasaan komunitas." Namun Gemeinschafgefühl memiliki makna yang tidak dapat
diekspresikan dalam kata-kata bahasa Inggris. itu mengandung makna suatu
perasaan menyatu dengan kemanusiaan, menjadi anggota dari umat manusia. Orang
yang Gemeinschafgefühl-nya berkembang baik, berjuang bukan untuk superioritas
pribadi tetapi untuk kesempurnaan semua orang dalam masyarakat luas. Jadi interes
sosial adalah sikap keterikatan diri dengan kemanusiaan secara umum, serta empati
kepada setiap anggota orang per orang. Ujudnya adalah kerjasama dengan orang lain
untuk memajukan sosial alih-alih untuk keuntungan pribadi. Menurut Adler, interes
sosial adalah bagian dari hakekat manusia dan dalam besaran yang berbeda muncul
pada tingkahlaku setiap orang - kriminal, psikotik, atau orang yang sehat. Interes
sosiallah yang membuat orang mampu berjuang mengejar superiorita dengan cara
yang sehat dan tidak tersesat ke salah suai: Semua kegagalan neurotik, psikotik,
kriminal, pemabuk, anak bermasalah, bunuh diri, prostitusi - adalah kegagalan karena
mereka kurang memiliki minat sosial. Mereka menyelesaikan masalah pekerjaan,
persahabatan dan seks tanpa keyakinan bahwa itu dapat dipecahkan dengan kerja
sama. Makna yang diberikan kepada kehidupan adalah nilai privat. Tidak ada orang
7
lain yang mendapat keuntungan berkat tercapainya tujuan mereka. Tujuan
keberhasilan mereka adalah superioritas pribadi, dan kejayaan/keberhasilan mereka
hanya berarti bagi mereka sendiri.
8
BAB III
PEMBAHASAN ISI JURNAL
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Adler, gaya hidup seseorang juga terekspresikan dalam mimpi. Adler
menolak pandangan Freud bahwa mimpi adalah ekpresi keinginan masa kecil.
Menurut Adler, mimpi bukan pemuas keinginan yang tidak diterima ego, tetapi
merupakan bagian dari usaha si pemimpi untuk memecahkan masalah yang tidak
disenangi atau masalah yang tidak dikuasainya ketika sadar.
Mimpi, menurut Adler, adalah usaha dari ketidak sadaran untuk menciptakan
suasana hati atau keadaan emosional sesudah bangun nanti, yang bisa memaksa si
pemimpi melakukan kegiatan yang semula tidak dikerjakan.
B. Saran
Dengan mempelajari dan mengkaji makalah ini, diharapkan mulai sekarang
mahasiswa lebih berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang ada di dunia
psikologi.
Dalam menyusun makalah ini kam sempat mengalami kesulitan dalam menyusun
dan menentukan topic dari setiap bab oleh sebab itu saya mengharapkan ada
penjelasan dan masukan dari teman dan terlebih-lebih dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Kepribadian.
10
DAFTAR PUSTAKA
11