Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Psikologi Kepribadian

Dosen Pengampu :

Citra Ayu Kumala Sari, M.Psi.

Oleh : Kelompok 3

1. Juwita Pertiwi D. (12308193001)

2. Rinda Yanti (12308193010)

3. Ayu Sofiah (12308193024)

4. Dian Iqfani Lailatul (12308193040)

5. Nursy Nailul Arzaqi (12308193041)

SEMESTER 2

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM 2A

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

MARET 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemudahan-Nya terhadap kami, sehingga dapar menyelesaikan tugas mata kuliah
“Psikologi Kepribadian “ dalam bentuk makalah, sholawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada kita Nabi Muhammad SAW.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul “Psikologi Individual Alfred Adler” ini,
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini, kami berharap dari makalah yang kami
susun ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca.

Amin.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

Tulungagung, 12 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAM SAMPUL……………………………………………………….…………i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………......ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….…iii

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………...1

A.Latar Belakang……………………………………………………...……..1

B.Rumusan Masalah ………………………………………………………...2

C.Tujuan Masalah……………………………………………………………3

BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………….
A. Biografi Alfred Adlar………………………………………………….....3
B. Keberhasilan dan Superioritas…………………………………………....5
C. Persepsi Subyek……………………………………………………...….10
D. Kesatuan dan self consistency………………………………………......12
E. Minat Sosial……………………………………………………………..13
F. Gaya Hidup dan kreativitas……………………………………………..13
G. Perkembangan Abnormal……………………………………………….20
H. Terapan Psikologi Individual…………………………………………...23
I. Penelitian Terkait……………………………………………………….23
J. Kritik Terhadap Adler…………………………………………….…....24

BAB III : PENUTUP ………………………………………………………………..

A. Kesimpulan……………………………………………………………..….25

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sejarah, banyak sekali tokoh-tokoh psikologi yang sangat terkenal akan teorinya.
Begitu pula dengan teori Adler. Teori Adler sama halnya dengan teori Freud, menghasilkan
banyak konsep yang sulit untuk dibuktikan atau disanggah. Kebenaran dari teorinya masih
banyak diragukan. Namun pada kenyataannya, teorinya dianggap sangat bermanfaat bagi
pengembangan penelitian dan pemecahan masalah di masyarakat. Teori Adler dianggap
sebagai teori dengan kualitas yang baik. Selama tahun 1920-an sistem psikologis sosialnya,
yang disebutnya psikologi individual, menarik banyak pengikut. Ceramah dan tulisan-
tulisannya di Amerika sangat populer. Seorang penulis biografi mencatat bahwa kualitas-
kulitas pribadi Adler, "keramah-tamahan, optimisme, dan kehangatannya ditambah dengan
dorongan ambisius yang kuat,” membuat orang mudah untuk memberinya status selebritas
dan menerimanya sebagai pakar hakikat manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Adler dan kehidupannya?
2. Bagaimana keberhasilan dan superioritas menurut teori Adler?
3. Bagaimana persepsi subyek menurut teori Adler?
4. Bagaimana kesatuan dan self consistency menurut teori Adler?
5. Bagaimana minat sosial menurut teori Adler?
6. Bagaimana gaya hidup dan kreativitas menurut teori Adler?
7. Bagaimana perkembangan abnormal menurut teori Adler?
8. Bagaimana terapan psikologi individual menurut teori Adler?
9. Bagaimana penelitian terkait menurut teori Adler?
10. Bagaimana kritik terhadap teori Adler?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui biografi Adler dan kehidupannya
2. Untuk mengetahui keberhasilan dan superioritas menurut teori Adler
3. Untuk mengetahui persepsi subyek menurut teori Adler
4. Untuk mengetahui kesatuan dan self consistency menurut teori Adler
5. Untuk mengetahui minat sosial menurut teori Adler
6. Untuk mengetahui gaya hidup dan kreativitas menurut teori Adler
7. Untuk mengetahui perkembangan abnormal menurut teori Adler
8. Untuk mengetahui terapan psikologi individual menurut teori Adler
9. Untuk mengetahui penelitian terkait menurut teori Adler
10. Untuk mengetahui kritik terhadap teori Adler

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biorafi Alfred Adler


Alder dilahirkan dalam keluarga makmur di daerah sub urban Wina, Austria.Masa
kecilnya dirundung oleh penyakit, kecemburuan terhadap kakak laki-lakinya, dan
penolakan oleh ibunya. Dia menganggap dirinya sebagai orang yang lemah dan tidak
menarik. Adler merasa lebih dekat dengan ayahnya daripada ibunya. Dia nantinya akan
menolak definisi Freudian mengenai Oedipus kompleks, yang barangkali karena seperti
yang terjadi pada Jung, hal ini tidak mencerminkan pengalaman masa kecilnya. Adler
muda bekerja keras dengan tujuan untuk menjadi populer di kalangan teman-teman
sebayanya dan pada akhirnya berhasil mendapatkan penghargaan diri dan penerimaan
yang tak pernah diperolehnya dalam keluarganya.
Pada awalnya Adler adalah seorang pelajar yang kurang pandai, begitu tak terampilnya
sampai seorang mengatakan pada ayahnya bahwa satu-satunya pekerjaan yang cocok
untuk anak ini adalah pengrajin sepatu. Dengan ketekunan dan dedikasi, Adler mencuat
dari posisi terbawah ke posisi teratas di kelasnya. Dia berusaha keras secara akademis
maupun sosial untuk mengatasi kekurangan dan kelemahannya, hingga menjadi sebuah
contoh awal dari teori yang nanti dibuatnya tentang pentingnya menyeimbangkan
kekurangan pada diri sescorang. Perasaan rendah diri, pada inti dari sistemnya, adalah
sebuah refleksi langsung dari masa kecilnya, sebuah hutang yang diakui oleh Adler.
"Mereka yang familiar dengan karya hidupku," tulisnya, "akan melihat dengan jelas
benang yang menghubungkan antara fakta-fakta masa kecilku dengan pandangan-
pandangan yang aku ekspresikan" (dikutip dalam Bottoine, 1939, hal. 9).
Adler masih ingat bahwa pada usia 4 tahun, setelah sembuh dari sebuah serangan
pnemonia yang hampir fatal, dia memutuskan untuk menjadi seorang dokter. Dia
mengejar cita-cita ini dan pada 1895 menerima gelar medisnya dari Universitas Wina.
Dia mengambil spesialisasi dalam bidang opthamologi dan berpraktis untuk pengobatan
umum. Ketika dia mulai tertarik pada psikiatri pada 1902, dia ikut bergabung dengan
kelompok diskusi psikoanalisis mingguan Sigmund Freud, salah satu dari empatanggota

3
pertama. Meskipun dia bekerja cukup dekat dengan Freud, hubungan mereka tidak
bersitat pribadi (Freud pernah mengatakan kalau alfred membosankan.)
Selama beberapa tahun berikutnya, Adler mengembangkan sebuah teori
kepribadian yang berbeda dalam beberapa hal dengan teori freud, khususnuya berkaitan
dengan faktor-faktor seksual. Pada 1910 freud mencalonkan Adler sebagai presiden
masyarakat Psikoanalitis wina, dalam upaya untuk merekonsiliasikan keretakan mereka
yang semakin melebar. Tetapi pada 1911 perpecahan total yang tak terelakkanpun
terjadi.perpisahan mereka menyakitkan, adler menggambarkan freud sebagai penipu dan
menyebut psikoanalis sebagai kotoran. Freud menyebut adler sebagai abnormal dan
menjadi gila oleh ambisi, dan beberapa cemoohan lainnya seperti paranoid, cemburu
sadistik dan semacamnya (Gay, 1988, hal. 233).
Selama Perang Dunia I (1914-1918), Adler ikut mengabdi sebagai dokter dalam
angkatan bersenjata Austria. Dia kemudian mengelola beberapa klinik bimbingan anak
untuk sistem sekolah Wina. Selama tahun 1920-an sistem psikologis sosialnya, yang
disebutnya psikologi individual, menarik banyak pengikut. Dia sering mengunjungi
Amerika Serikat untuk memberi kuliah dan ditunjuk sebagai profesor untuk psikologi
medis di Long Island College of Medicine di New York.
Ceramah dan tulisan-tulisannya di Amerika sangat populer. Seorang penulis
biografi mencatat bahwa kualitas-kulitas pribadi Adler, "keramah-tamahan, optimisme,
dan kehangatannya ditambah dengan dorongan ambisius yang kuat,” membuat orang
mudah untuk memberinya status selebritas dan menerimanya sebagai pakar hakikat
manusia (Hoftman, 1994, hal. 160).
Adler wafat di Aberdeen, Scotland.ketika sedang dalam scbuah perjalanan
ceramah yang melelahkan. Freud, membalas sebuah surat dari seorang teman yang
mengekspresikan kesedihannya atas kematian Adler, freud juga mengungkapkan
kegetiran panjang yang dirasakannya atas pembelotan adler dari sudut pandangnya ketika
Dia menulis:
Aku tak bisa memahami simpatimu untuk Adler. Bagi seorang anak yahudi dari
kalangan sub-urban,Wina. Kematian di Aberdeen adalah sebuah karir yang belum
pernah ada sebelumnya dan sebuah bukti mengenai seberapa jauh dia bergerak. Dunia

4
mernang sangat menghargainya atas jasanya menentang psikoanalisis. (dikutip dalam
scart, 1971, hal. 47).

B. Keberhasilan dan Superiorioritas

Prinsip pertama dari teori adlerian adalah kekuatan dinamis dibalik perilaku
adalah berjuang meraih keberhasilan atau superioritas. Adler mereduksi semua motivasi
menjadi satu dorongan tunggal-berjuang untuk meraih keberhasilan atau superioritas.
Masa kanak-kanak adler sendiri ditandai oleh kelemahan fisik dan perasaan kuat untuk
bersaing dengan kakak laki-lakinya. Psikologi individual mengajarkan bahwa setiap
orang memeulai hidup dengan kelemahan fisik yang memunculkan perasaan inferior-
perasaan yang memotivasi seseorang untuk berjuang demi meraih superioritas atau
keberhasilan. Individu yang tidak sehat secara psikologis akan berjuang untuk
superioritas pribadi. Sedangkan individu yang sehat secara psikologis mencari
keberhasilan untuk semua umat manusia. Pada awal karirnya Adler percaya bahwa agresi
adalah kekuatan dinamis dibalik semua motivasi, tetapi dengan cepat ia merasa tidak
puas dengan istilah ini. Setelah menolak agresi sebagai kekuatan motivasi tunggal. Adler
menggunakan konsep masculine protest, yang menyatakan keingin untuk menguasai atau
mendominasi orang lain. Yakni manifestasi protes wanita mengenai peran femininnya.
Namun bukan seperti freud yang menganggap wanita protes karena tidak memiliki
kelamin laki-laki (penis eveny).

Adler mengartikan protes kejantanan sebagai keinginan wanita memiliki kualita


dan hak yang oleh budaya diberikan kepada laki-laki, seperti kekuatan, kebranian,
indipedensi, sukses, kebebasan seks, dan hak memilih pathner. Akan tetapi, ia segera
meninggalkan masculine protest sebagai dorongan universal sambil tetap memberikan
porsi terbatas untuk istilah ini dalam teori perkembangan abnormalmya. Selanjutnya
Adler menyebut kekuatan tunggal itu sebagai berjuang untuk meraih superiotas. namun,
dalam teori terakhirnya, ia membatasi istilah ini pada manusia yang berjuang untuk
meraih superioritas, dalam teori terakhir, ia membatasi istilah ini pada manusia yang
berjuang untuk meraih superioritas pribadi diatas orang lain dan memperkenalkan istilah
berjuang untuk meraih keberhasilan yang menggambarkan manusia yang termotivasi oleh

5
minat sosial yang sangat tinggi (Adler, 1956). Tanpa memperhatikan motivasi untuk
berjuang, setiap individu dikendalikan oleh tujuan akhir.

1. Tujuan Akhir

Menurut Adler (1956), manusi berjuang untuk tujuan akhir, entah itu superioritas
pribadi atau keberhasilan untuk semua umat manusia. Pada masing-masing kasus, tujuan
akhir tersebut sifatnya khayal atau fiksional dan tidak ada bentuk subjektifnya. Namun
demikian, tujuan akhir mempunyai makna yang besar karena mempersatukan kepribadian
dan membuat semua perilaku dapat dipahami. Setiap orang mempunyai kekuatan untuk
menciptakan sebuah tujuan fiksional sesuai pribadinya, tujuan yang dibuat dari bahan-
bahan mentah yang disediakan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Namun, tujuan
tersebut tidak ditentukan secara genetis atau lingkungan. Akan tetapi, lebih sebagai
produk dari daya kreatif (creative power), yaitu kemampuan manusia untuk secara bebas
membentuk perilakunya dan menciptakan keribadian mereka sendiri. Ketika anak-anak
berumur empat atau lima tahun, daya kreatif mereka telah terbentuk sampai pada titik
dimana mereka bisa menetapkan tujuan akhir mereka. Bahkan, bayi mempunyai kekuatan
bawaan (innate) untuk menuju pertumbuhan, penyelesaian, dan keberhasilan.oleh karena
itu kecil, tidak lengkap, dan lemah maka mereka merasa inferior dan tidak berdaya.
Untuk mengimbangi kelemahan ini, mereka menetapkan tujuan fiksional untuk menjadi
besar, lengkap, dan kuat. Jadi, tujuan akhir seseorang adalah mengurangi rasa sakit akibat
inferior dan mengarahkan orang tersebut kepada seperioritas atau keberhasilan.

Jika anak-anak diterabaikan atau dimanjakan, maka tujuan besar berada


diketidaksadaran. Adler membuat hipotesa bahwa anak semacam itu akan
mengkompensasi perasaan inferiornya dengan cara yang rumit dan tidak jelas
hubungannya dengan tujuan final mereka. Misalnya, tujuan mencapai superiorita dari
gadis yang dimanja, ternyata membuat permanen hubungan parasit dengan ibunya.
Sebagai orang dewasa, gadis itu tampak tergantung dan mencela dirinya sendiri, tingkah
laku tingkah laku yang tidak sesuai dengan tujuan menjadi superior, merupakan lanjutan
dari tingkah laku parasit yang dibuat pada usia 4 atau 5 tahun. Anak-anak memandang
ibunya besar dan kuat, dan menggantungkan diri/parasit kepada ibu pada masa itu
menjadi cara yang alami untuk mencapai superiorita. Anak yang dimanja, sesudah

6
dewasa tingkah lakunya tidak mencerminkan perjuangan menjadi superiorita, indikasi
dan kondisi tidak sadar tujuan. Sebaliknya jika anak mengalami cinta dan keamanan,
mereka membuat tujuan yang sebagian besar disadari dan difahami. Anak yang secara
psikologis sehat, berjuang menjadi superiorita memakai tolak ukur kesuksesan dan minat
sosial. Walaupun tujuan final tidak pernah disadari secara lengkap, individu yang secara
lengkap, individu yang secara psikologi masak memahami dan berjuang mengejar tujuan
itu dengan kesadaran yang tinggi.

2. Dorongan maju

bagi Adler , kehidupan manusia dimotivasi oleh satu dorongan utama dorongan
untuk mengatasi perasaan inferior & menjadi superior. Jadi tingkah laku ditentukan
utamanya oleh pandangan mengenai masa depan, tujuan dan harapan kita. Dorongan oleh
perasaan inferior, dan ditarik keinginan menjadi superior, maka orang akan hidup
sesempurna mungkin. Inferior bagi Adler berarti perasaan lemah dan tidak terampil
dalam menghadapi tugas yang harus diselesaikan. Bukan rendah diri terhadap orang llain
dalam pengertian umum, walaupun adaunsur membandingkan kamampuan khusus diri
dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Superiorita
pengertiannya mirip pebgertian transendensi sebagai awal realisasi diri dari jung, atau
aktualisasi dari hornry dan maslow.

Perasaan superiorita ada pada semua orang, karena manusia mulai hidup sebagai
makhluk yang kecil dan lemah kondidi-kondisi khusus sepert kelemahan
organik/cacat,pemanjaan dan pengabaian mungkin dapat membuat orang
mengembangkan kompleks inferiorita (inferiority complex) atau kompleks superiorita
(superiority complex), dua komleks ini ini berhubungan erat. Kompleks superior selalu
menyembunyikan atau kompensasi dari dari perasaan inferior, sebaliknya kom;leks
inferior sering menyembunyikan perasaan superiorita.misalnya, orang yang congkak dan
sombong dan berusaha menguasai orang lain yang dalam hal tertentu lebih lemah
darinya, mungkin menunjukkan kompleks superiorita. Sesungguhnya, orang itu justru
tersiksa perasaan tidak mampu, tetapi dengan cara tertentu menarik perhatian dan
mendorong orang lain mengitarinya, agar dia dapat berlagak superior. Adler yakin bahwa

7
motif utama setiap orang, pria dan wanita, anak dan dewasa, adalah untuk menjadi kuat,
kompeten dan kreatif. Karena itu Adler termasuk pelopor pendukung persamaan seks.

C. Persepsi Subjektif

Prinsip Adler yang kedua adalah persepsi subjektif seseorang perilaku dan
kepribadian mereka. manusia berjuang meraih keunggulan yakinan subjektif berdasarkan
fakta itu sendiri. Kepribadian manusia dibangun bukan oleh realita, tetapi oleh keatau
keberhasilan untuk mengganti perasaan inferior. Akan tetapi sikap juang mereka tidak
ditentukan oleh kenyataan, namun oleh persepsi subjektif mereka akan kenyataan, oleh
fiksi merka atau harapan masadepan. Tujuan final dan fiksi yang fiktif bersifat subyektif,
artinya orang menetapkan tujuan-tujuan untuk diperjuangkan berdasarkan
interpretasinyatentang fakta. tujuan final fiktif membimbing gaya hidup (style of life)
manusia, membentuk kepribadian manjadi kesatuan, dan kalau tujuan itu dapat dipahami
akan memberi tujuan kapada semua tingkah laku.penting bahwa tujuan final fiksi itu
muncul sebagai bagian dari rencana universal-tujuan itu bukan gambaran takdir. Tujuan
itu adalah ciptan pribadi, rancangan hidup (leitlenie) yang muncul secara subjektif, disini
dan sekarang, sebagai pikiran yang mempengaruhi tingkah laku bahkan kalau rancangan
hidup tidak disadari.

D. Kesatuan dan Self-Consistensy dari Kepribadian

Prinsip ke tiga teori Adleria: kepribadian itu menyatu dan self-consistent. Ketika
memilih istilah individual, Adler berharap untuk menekankan keyakinan bahwa setiap
orang itu unik dan tidak terpisah. Psikologi individual menekankan pada kesatuan
fundamental dari kepribadian dan gagasan bahwa prilaku yang tidak konsisten itu tidak
ada. Pikirian, perasaan, dan tindakan semuanya mengarah pada satu sasaran dan
berfungsi untuk mencapai satu tujuan. Ketika seseorang bertingkah tidak teratur atau
tidak bisa diprediksi, prilaku mereka memaksa orang lain menjadi defensive dan waspada
tindakan yang tak terduga. Meskipun prilaku mereka kelihatan tidak konstisten, ketika
dilihat dari prespektif tujuan akhir, prilaku tersebut terlihat baik. Akan tetapi, ada
kebaikan bahwa prilaku yang mereka tunjukan merupakan usaha-usaha yang tidak
didasari untuk mencegah dan menempatkan orang lebih lai lebih rendah dari dirinya.

8
Prilaku yang membingungkan dan tampak tidak konsisten ini memberikan orang tersebut
keuntungan dalam hubungan interpersonal. Walaupun orang seperti ini sering berhasil
dalam usahanya untung mengungguli orang lain, mereka biasanya tetap tidak menyadari
motif yang mendasari prilaku mereka dan tetep bersikeras menolak setiap gagasan bahwa
mereka berhasrat meraih keunggulan di atas orang lain.

a. Bahasa Organ
Menurut Adler (1956), keseluruhan diri manusia berjuang dengan cara
yang self-consisten demi satu tujuan, dan setiap tindakan serta fungsi masing-
masing hanya dapat dipahami sebagai bagian dari tujuan tersebut. Gangguan
terhadap satu bagian tubuh tidak bisa dilihat secara terpisah atau tersendiri karena
hal ini memengaruhi keseluruhan diri seseorang. Faktanya, kelemahan suatu
organ tubuh memperlihatkan arah dari tujuan seseorang, suatu kondisi yang
dikenal sebagai bahasa organ (organ dialect). Mekalui bahasa organ, organ-
organ tubuh “berbicara sebuah bahasa yang bisanya lebih ekspresif dan
mengungkapkan pikiran seseorang dengan lebih jelas dari pada yang bisa
diungkapkan oleh kata-kata” (Adler, 1956,hal.223)
Adler (1956) memberikan contoh lain dari bahasa organ-kasus seseorang anak
laki-laki yang sangat patuh yang mengompol di malam hari memberikan pesan
bahwa ia tidak ingin mematuhi harapan orang tuanya. Prilakunya “benar-benar
ekspresi kreatif karena anak tersebut berbicara melalui kandung kemihnya bukan
dengan mulutnya” (hlm,11)
b. Kesadaran dan Ketidaksadaran
Contoh dari kepribadian yang menyatu adalah keserasian antara tindakan sadar
dan tidak sadar . Adler (1956) mendefinisikan ketidaksadaran sebagai bagian dari
tujuan yang tidak dirumuskan dengan jelas atau tidak dipahamisecara utuh oleh
seseorang. Berdasarkan definisi ini, Adler menghindari dikotomi antara
ketidaksadaran dan kesadaran, di mana ia memandangnya sebagai dua bagian
yang bekerja sama dalam sistem yang menyatu. Pikiran-pikiran sadar adalah
pikiran yang dipahami dan diperlakukan seseorang sebagai hal yang
membantunya dalam usaha meraih keberhasilan, sedangkan pikiran-pikiran tidak
sadar adalah pikiran yng tidak membantu usaha tersebut. Kita tidak bisa

9
mempertahankan antara “kesandaran” dan “ketidaksadaran” seolah-olah mereka
setengah bagian yang antagonis dari eksitensi seseorang. Khidupan sadar menjadi
tidak sadar ketika kita gagal untuk memahaminya-dan segera setelah kita
memahami kecenderungan tidak sadar, maka hal itu sudah menjadi kesadaran
(Adler, 1929/1964, hlm.163.)

E. Minat Sosial

Prinsip Adler yang ke empat adalah: Nilai dari semua aktivitas manusia harus dilihat
dari sudut pandang minat sosial.

Minat sosial (sosial interest) adalah terjemahan Adler, yang sedikit menyesatkan,
dari istilah jerman yang asli, yaitu Gemeinschaftsgefiihl. Terjemahan yang lebih baik
bisa jadi “perasaan sosial” atau “perasaan berkomunitas”, tetapi Gemeinschaftsgfiih
sebelumnya mempunyai makna yang tidak bisa diekspresikan secara penuh dalam kata
atau frasa bahasa inggris. Kira-kira maknanya adalah perasaan menjadi satu dengan umat
manusia; menyatakan secara tidak langsung keanggotaan dalam komunitas sosial seluruh
manusia. Seseorang dengan Gemeinschaftsgfiih yang berkembang dengan baik tidak
berujung untuk superioritas pribadi, tetapi untuk kesempurnaan semua manusia dalam
komunitas masyarakat yang ideal. Minat sosial bisa didefinisikan sebagai sikap
keterikatan dengan umat manusia secara umum maupun sebagai empati untuk setiap
anggota masyarakat. Minat sosial ini memarnifestasi dalam bentuk kerja sama dengan
orang lain untuk kemajuan sosial dari pada keuntungan pribadi (Adler,1964).

Minat sosial adalah kondisi alamiah dari manusia dan bahan perekat yang mengikat
masyarakat bersama-sama (Adler, 1967). Inferioritas alamiah dari manusia
menyebabakan mereka mengikatkan diri bersam-sama untuk membentuk masyarakat.
Tanpa perlindungan dan pemeliharaan dari seorang ibu atau ayah, seorang bayi sksn
binasa. Tanpa perlindungan dari keluarga atau suku, nenek moyang kita tentu sudah
dibinasakan oleh binatang yang lebih kuat, lebih buas, dan yang mempunyai indra lebih
tajam. Oleh karena itu, minat sosial adalah suatu keharusan untuk melestarikan umat
manusia

10
a. Sumber dari Minat Sosial
Minat sosial berakar dari potensi dalam setiap orang, namun hal ini harus
dikembangkan sebelum bisa digunakan sebagai gaya hidup yang bermanfaat.
Minat sosial bersumber dari hubungan ibu dan anak selama bulan-bulan pertama
masa kanak-kanak. Semua orang yang telah berhasil melewati masa kanak-kanak
dipelihara oleh seorang pengasuh yang memiliki sejumlah minat sosial. Jadi,
setiap orang memiliki benih minat sosial yang ditabur selama tahun-tahun
pertama kehidupan mereka. Adler percaya bahwa pernikahan dan menjadi orang
tua adalah tugas untuk dua orang. Akan tetapi, kedua orang tua mungkin
memengaruhi minat sosial seorang anak dan cara yang agak berbeda. Tugas
seorang ibu adalah mengembangkan sebuah ikatan yang mendorong kedewasaan
minat sosial seorang anak dan membantu berkembangnya minat bekerja sama.
Idealnya seorang ibu harus memiliki kasih sayang yang sejati dan mendalam
untuk anaknya- kekasih yang terpusat pada kesejahteraan si anak, bukan pada
kebutuhan atau keinginan sang ibu.
Hubungan kasih yang sehat ini berkembang dari perhatian yang tulus
untuk anaknya, suaminya, dan orang lain, jika seorang ibu telah belajar untuk
memberi dan menerima cinta dari orang lain, maka ia tidak akan mendapatkan
kesulitan yang berarti untuk memperbesar, minat seorang anaknya. Ibu lebih
mendahulukan anak dari pada ayah, maka anak akan menjadi manja. Sebaliknya,
jika ibu lebih mendahulukan suami dan orang lain di dalam masyarakat, anak
akan merasa diabaikan dan tidak dicintai. Ayah adalah orang penting yang kedua
dalam lingkungan sosial anak. Dia memikul fungsi yang sulit, yang hanya sedikit
ayah berhasil melakukanya. Minat sosial yang baik itu harus tergambar dengan
sendirinya dalam hubungan dirinya dengan anaknya. Ayah yang ideal adalah yang
bekerja sama dengan istrinya untuk mengasuh anak. Dampak lingkungan sosial
sangat penting hubungan anak dengan ibu dan ayahnya akan melemahkan peran
hereditas. Sesudah usia 5 tahun, dampak hereditas menjadi kabur, karena
pengaruh lingkungan sosial dan sejak itu belajar akan mengubah hampir semua
aspek kepribadian anak.

11
a. Perlunya Minat Sosial
Kehidupan sosial dalam pandangan Adler merupakan suatu yang alami bagi
manusia, dan minat sosial adalah perekat kehidupan sosial itu. Perasaan inferior
dibutuhkan untuk menjadi bersama pembentuk masyarakat. Tanpa perlindungan
dan asuhan orang tuanya, bayi akan mati. Tanpa perlindungan dari kluarga, nenek
moyang manusia mungkin sudah dihancurkan oleh binatang buas. Sosial ini
sangat diperlukan, laki-laki dan perempuan tidak bekerja sama dalam melindungi
keturunan, ras manusia akan lenyap.
b. Kriteria nilai-nilai kemanusiaan
Interes sosial menjadi salah satunya kriteria untuk mengukur kesehatan
jiwa. Tingkat seberapa tinggi minat sosial orang, menunjukan kematangan
psikologisnya, orang yang tidak matang kurang memiliki Gemeinschafgefiihl,
mementingkan diri sendiri, berjuang menjadi superioriti pribadi melampauai
orang lain. Orang yang sehat, perduli terhadap orang lain, dan mempunyai tujuan
untuk menjadi sukses yang mencangkup kebahagiaan semua umat manusia.
Hidup menjadi berharga hanya dari sumbangan pripadi kepada kehidupan orang
lain, dan sumbangan pribadi ke kehidupan generasi yang akan datang.
F. Gaya Hidup

Dengan konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap orang
memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau
tidak mewarnai usaha superiornya dengan minat sosial. Setiap orang memiliki gaya hidup
berbeda-beda. Gaya hidup adalah cara unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai
tujuan khusus yang telah ditentukan orang dalam kehidupan tertentu dimna dia berada.
Gaya hidup telah terbentuk pada usia 4-5 tahun. Gaya hidup itu tidak hanya ditentukan
oleh kemampuan instrinsik (hereditas) dan lingkungan obyektif, tetapi dibentuk oleh anak
melalui pengamatannya dan interpretasinya terhadap keduanya. Terutama, hidup
ditentukan oleh inferioritas-inferioritas khusus yang dimiliki seseorang (bisa khayal bisa
nyata), yakni kompensasi dari inferioritas. Sesudah garis arah ditentukan, presepsi
individu terkait denganya sampai mati. Anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana
adanya, tetapi dipengaruhi oleh prasangka dari minat dirinya. Interpretasi terhadap
pengalaman selalu disesuaikan dengan makna kehidupan yang telah ditetapkan. Gaya

12
hidup ini tidak mudah berubah. Espetasi nyata dari gaya hidup mungkin berubah tetapi
dasar gayanya tetap sama, kecuali orang menyadari kesalahannya dan secara sengaja
mengubah arah yang ditujunya. Ingatan masa kecilnya, sering dapat asal-asalnya gaya
hidupnya.

Daya Kreatif

Bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk menciptakan gaya hidupnya


sendiri. Pada akhirnya, setiap orang bertanggung jawab akan dirinya sendiri dan
bagaimana mereka berprilaku. Daya kreatif yang mereka miliki membuat mereka
mengendalikan kehidupan mereka sendiri, bertanggung jawab akan tujuan akhir mereka,
menentukan cara yang mereka pakai untuk meraih tujuan tersebut, dan berperan dalam
membentuk minat sosial mereka. Daya kreatif membuat setiap orang menjadi individu
bebas. Daya kreatif adalah konsep dinamis yang menggambarkan penggerakan
(movemen), dan pergerakan ini adalah karakteristik hidup yang paling penting. Semua
kehidupan psikis mencangkup pergerakan ke tujuan dan pergerakan dalam arah
(Adler,1964).

G. Perkembangan Abnormal

Adler percaya bahwa manusia adalah gambaran dari apa yang mereka ciptakan
atau mereka buat dalam hidupnya sendiri. Daya kreatif membantu manusia sampai
batasan tertentu dengan kebebasan untuk menjadi sehat secara psikologis atau tidak sehat
secara psikologis dan untuk mengikuti gaya hidup yang berguna atau tidak.

Deskripsi Umum

Menurut Adler (1956), satu faktor yang mendasari semua jenis ketidak mampuan
untuk menyesuaikan diri adalah minat sosial yang tidak berkembang. Selain minat sosial
yang kurang, orang-orang neurotic cenderung untuk (1) menetapkan tujuan yang terlalu
tiggi, (2) hidup dalam dunianya sendiri, (3) mempunyai gaya hidup yang kaku dan
dogmatis. Ketiga karakteristik ini terjadi karena kurangnya minat sosial. Untuk
mengompensasi perasaan tidak mampu dan tidak aman yang sangat mendalam, individu-

13
individu seperti ini mempersempit cara pandangnya dan berjuang secara kompulsif serta
kaku untuk mencapai tujuan.

Sifat dasar seorang neurotik yang berlebih dan tidak realistis memisahkan mereka
dari orang lain. Pendekatan mereka untuk masalah-masalah pertemanan, seks, dan
pekerjaan berasal dari cara pandang pribadi yang menghalangi munculnya solusi yang
tepat. Cara meraka memandang dunia tidak berfokus pada orang lain dan mereka
memiliki apa yang disebutkan Adler (1956)

Faktor Eksternal Penyebab Ketidakmampuan Menyesuaikan Diri

Adler (1964) menyebutkan ada tiga faktor penyebab ketidak mampuan orang
menyesuaikan diri :

1. Kelemahan fisik yang berlebihan


Kelemahan fisik yang belebihan, baik itu faktor bawaan ataupun akibat
kecelakaan maupun penyakit, tidak cukup untuk menyebabkan ketidak mampuan
menyesuaikan diri. Hal ini harus disertai dengan perasaan inferior yang menonjol.
Perasaan ini muncul karena tubuh tidak sempurna, Namun perasaan ini adalah hasil
dari daya kreatif. Setiap manusia yang lahir didunia ini diberi kelemahan fisik yang
berbeda-beda, dan kelemahan ini mengarah pada perasaan inferior. Orang-orang
dengan kelemahan fisik yang berlebihan terkadang membentuk perasaan inferior
berlebih, Karena berusaha keras untuk melakukan kompensasi terhadap kelemahan
mereka. Mereka merasa seakan-akan hidup ditempat musuh, rasa takut telah
mengalahakan hasrat mereka untuk mencapai keberhasilan, dan mereka yakin bahwa
masalah utama dalam hidup dapat diselesaikan hanya dengan sikap mementngkan diri
sendiri (Adler, 1927).
2. Gaya hidup manja
Gaya hidup manja kebanyakan ada dalam hidup orang-orang neurotik. Mereka
mengharap orang lain untuk merawat, melindungi, dan memuaskan kebutuhan
mereka. Karakteristik yang menonjol dari mereka adalah putus asa yang berlebihan,
terutama kecemasan. Mereka memandang dunia dengan kacamata pribadi dan
meeyakini bahwa mereka berhak untuk menjadi yang pertama dari segalanya.

14
Anak-anak yang manja tidak menerima terlalu banyak kasih sayang. Sebaliknya,
mereka merasa tidak dicintai. Orang tua mereka memperlihatkan kurangnya kasih
sayang dengan cara melakukan terlalu banyak untuk anaknya dan memperlakukan
kepada anakanya seolah-olah mereka tidak mampu menyelesaikan masalahnya
sendiri. Ketika mereka harus mengurus diri mereka sendiri, mereka merasa
ditinggalkan, diperlakukan tidak baik, dan diabaikan. Pengalaman-pengalaman ini
menambah timbunan perasaan inferior.
3. Gaya hidup terabaikan
Faktor eksternal selanjutnya yang menyebabkan ketidak mampuan menyesuaikan
diri adalah pengabaian. Anak-anak yang merasa tidak dicintai dan tidak dinginkan
akan membentuk gaya hidup yang terabaikan. Pengabaian adalah konsep relative.
Tidak ada orang yang merasa benar-benar diabaikan atau tidak diinginkan.
Kenyataannya seorang anak bias melewati masa bayi adalah sebuah bukti bahwa
seseorang merawat anaknya dan bahwa benih minat sosial telah ditanamkan (Adler,
1927).
Anak-anak yang disiksa dan diperlakukan tidak baik mempunyai minat sosial
yang minim dan cenderung menciptakan gaya hidup terabaikan. Mereka tidak
percaya pada orang lain dan tidak mampu bekerja sama untuk kebaikan bersama.
Mereka melihat masyarakat sebagai musuh, merasa terasing dari orang lain,dan
mengalami rasa iri yang kuat terhadap keberhasilan orang lain. Anak-anak yang
terabaikan punya banyak karekteristik seperti anak-anak manja, tetapi secara umum
mereka lebih mudah curiga dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
membahayakan orang lain (Adler, 1927).

Kecenderungan untuk Melindungi


Adler percaya bahwa manusia menciptakan pola perilaku untuk melindungi
perasaan berlebihan akan harga diri mereka terhadap rasa malu di muka umum. Alat
perlindungan ini, yang disebut kecenderungan untuk melindungi yang membuat manusia
mampu mempertahankan gaya hidup yang mereka jalani saat ini. Konsep Adler yang
mengenai kecenderungan untuk melindungi ini bias dibandingkan dengan konsep Freud
yang mengenai mekanisme pertahanan diri. Akan tetapi, ada perbedaan penting diantara

15
kedua konsep tersebut . Mekanisme pertahanan diri Freud dilakukan secara tidak sadar
untuk melindungi ego dari kecemasan, sedangkan kecenderungan dari Adler sebagian
dilakukan secara sadar untuk melindungi harga diri seseorang yang rapuh dari rasa malu
di muka umum. Ada tiga hal yang umumnya terjadi akibat kecenderungan untuk
melindungi :
1. Membuat Alasan
Kecenderungan yang paling umum adalah membuat alas an yang sering
diekspresikan dalam bentuk “Ya, tetapi” atau “Jika saja”. Dalam alasan “Ya,
tetapi”,orang pertama akan menyatakan sesuatu yang akan mereka lakukan-sesuatu
yang terdengar bagus untuk orang lain-kemudian diikuti dengan alasan.
Pernyataan “Jika saja” adalah bentuk alasan yang sama seperti “Ya, tetapi” yang
diekspresikan dengan cara lain. Alasan-alasan ini melindungi rasa harga diri yang
lemah-namun dibesar-besarkan secara artificial-dan mengecoh orang untuk percaya
bahwa mereka lebih superior daripada yang sesungguhnya (Adler, 1956).
2. Agresi
Adler (1956) meyakini bahwa orang menggunakan agresi untuk melindungi
superioritas mereka yang berlebihan, yaitu untuk melindungi harga diri mereka yang
rapuh. Perlindungan melalui agresi bias berbentuk :
a. Depresiasi adalah kecenderungan untuk menilai rendah pencapaian orang lain dan
meninggikan peninilaian harga diri sendiri
b. Dakwaan adalah kecenderungan menyalahkan orang lain untuk kegagalan seseorang
dan utuk membalas dendam demi melindungi harga dirinya yang lemah.
c. Mendakwa diri sendiri ditandai dengan menyiksa diri sendiri dan memenuhi diri
sendiri dengan perasaan bersalah.
3. Menarik Diri
Perkembangan kepribadian bisa terhenti ketika manusia lari dari kesulitan. Adler
menyabutkan kecenderungan ini sebagai menarik diri atau perlindungan dengan membuat
jarak. Beberapa orang secara tidak sadar melarikan diri dari masalah hidup dengan
membuat jarak antara diri mereka dengan masalah-masalah yang ada. Adler (1956)
menyebutkan empat cara perlindungan dalam menarik diri,yaitu :

16
a) Bergerak mundur (moving backward) adalah kecenderungan untuk melindungi tujuan
superioritas fiksional seseorang dengan secara psikologis kembali pada periode
kehidupan lebih aman.
b) Berdiam diri (standing still), kecenderungan ini mirip dengan bergeraak mundur,
tetapi secara umum tidak terlalu parah. Orang yang brdiam diri tidak bergerak
kemanapun. Jadi, mereka menghindaritanggung jawab dengan melindungi diri
mereka sendiri dari ancaman kegagalan.
c) Keragu-raguan (hesitating) berkaitan erat dengan berdiam diri. Keragu-raguan
tampak dimata orang lain sebagai tindakan yang merugikan diri sendiri, namun
keadaan ini membantu individu-individu neurotik untuk mempertahankan rasa harga
diri mereka yang tinggi.
d) Membangun penghalang (constructing obstacles) adalah bentuk penarikan diri yang
paling tidak parah. Kecenderungan ini untuk melindungi yang ditemukan hampir
disetiap orang, tetapi ketika kecenderungan itu berubah menjadi terlalu kaku, maka
perlindungan ini menjadi perilaku yang merusak diri.

Masculine Protest
Kontras dengan Freud, Adler (1930, 1956) percaya bahwa kehidupan psikis
wanita pada dasarnya sama dengan pria dan bahwa masyarakat yang didominan oleh pria
bukan sesuatu yang alamiah, tetapi lebih merupakan hasil artificial dari perkembangan
sejarah.

Asal Mula Masculine Protest


Pada sebagian besar masyarakat, pria dan wanita menempatkan nilai atau kondisi
inferior akan keberadaan menjadi seorang wanita. Anak laki-laki sering diajarkan sejak
kecil bahwa menjadi seorang yang maskulin artinya menjadi berani, kuat, dan dominan.
Lambang keberhasilan untuk laki-laki adalah menang, berkuasa, dan berada diatas.
Sebaliknya, anak perempuan belajar untuk pasif dan menerima posisi inferior dalam
masyarakat.
Beberapa wanita melakukan perlawanan terhadap peran feminim mereka dengan
cara membentuk orientasi maskulin dan menjadi asertif serta kompetitif; yang lain

17
berhenti untuk mempercayai bahwa mereka adalah makhluk yang inferior, mengaku
posisi pria yang istimewa dengan mengalihkan tanggung jawab pada mereka. Masing-
masing bentuk penyesuaian ini adalah hasil dari pengaruh budaya dan sosial,bukan dari
perbedaan psikis bawaan antara kedua gender.

Penelitian Terkait

Ingatan masa kecil dan pilihan karier

Adler percaya bahwa pilihan karier mencerminkan kepribadian seseorang. "Jika


saya diminta untuk memberikan bimbingan karier, maka saya selalu bertanya kepada
orang tersebut mengenai apa yang ia minati selama masa kecilnya. Ingatan akan periode
ini menunjukan dengan jelas dalam hal apa ia sudah melatih dirinya secara kontinu".
Peneliti yang terinspirasi dengan Adler kemudian memprediksi bahwa jenis karier yang
dipilih seseorang ketika dewasa sering tergambar di ingatan masa kecilnya.

Kualitas Enam Tipe Karier Menurut Holland :

1. Realistic

a. Suka bekerja dengan binatang, peralatan atau mesin, umumnya menghindari


aktivitas sosial
b. Mempunyai keahlian yang baik dalam bekerja dengan peralatan, mesin,
maupun binatang
c. Menghargai hal-hal praktis yang bisa dilihat, disentuh dan digunakan
d. Memandang diri sendiri sebagai individu yang praktis, mekanis dan realistis

2. Investigative

a. Suka mempelajari dan memecahkan persoalan matematis atau sains


b. Baik dalam memahami dan memecahkan persoalan matematis dan sains
c. Menghargai ilmu pengetahuan
d. Memandang diri sebagai individu yang akurat, ilmiah dan intelektual

18
3.Artistic
a. Senang melakukan aktivitas kreatif
b. Mempunyai kemampuan artistik yang baik
c. Menghargai seni kreatif
d. Memandang diri sendiri sebagai individu yang ekspresif, orisinil dan mandiri

4. Social

a. Senang melakukan hal-hal untuk menolong orang lain


b. Baik dalam mengajar, konseling, merawat atau memberi informasi
c. Menghargai tolong menolong dan memecahkan persoalan sosial
d. Memandang diri sendiri sebagai individu yang suka menolong, ramah dan
dapat dipercaya

5. Enterprising

a. Suka memimpin dan membujuk orang lain


b. Baik dalam mengarahkan orang dan menjual barang atau ide
c. Menghargai keberhasilan dalam politik, kepemimpinan atau bisnis
d. Memandang diri sendiri sebagai individu yang enerjik, ambisius dan suka
bergaul

6. Conventional

a. Senang bekerja dengan angka, dokumen, perangkat mesin, cara yang teratur
b. Baik dalam bekerja dengan dokumen tertulis dan angka dalam cara yang
teratur dan sistematis
c. Menghargai keberhasilan dalam bisnis
d. Memandang diri sendiri sebagai individu yang teratur dan baik dalam
mengikuti rencana

H. Penerapan Psikologi Individual


Penerapan praktis dari psikologi individual terbagi menjadi 4 area :
1. Konstelasi keluarga

19
Ketika melakukan terapi, Adler hampir selalu bertanya kepada pasien tentang
konstelasi keluarga mereka, yaitu urutan kelahiran, gender dari saudara kandung, dan
umur yang terbentang di antara mereka. Walaupun persepsi seseotang terhadap situasi
dimana mereka dilahirkan lebih penting daripada sekedar nomor urut. Adler tetap
membuat hipotesis tentang urutan kelahiran. Menurut Adler, anak sulung adalah
kemungkinan besar memiliki perasaan berkuasa dan superioritas yang kuat, tingkat
kecemasan yang tinggi, serta kecenderungan untuk overprotektif. Anak-anak sulung
sulung sempat menempati posisi unik, sempat menjadi anak tunggal selama beberapa
waktu dan kemudian mengalami penurunan posisi yang traumatis ketika saudara yang
lebih muda lahir. Peristiwa ini dapat mengubah situasi dan cara padang anak terhadap
dunia.
Menurut Adler, anak kedua adalah memulai hidup dalam situasi yang lebih baik
untuk membentuk kerja ama dan minat sosial. Kepribadian anak kedua dibentuk oleh
persepsi mereka akan sikap anak sulung terhadap mereka. Anak kedua tumbuh dengan
memiliki daya saing yang cukup serta keinginan sehat untuk mengalahkan saingannya
yang lebih tua. Jika suatu keberhasilan yang mereka capai, maka kemungkinan besar
membentuk sikap revolusioner dan menganggap bahwa setiap otoritas bia ditantang.
Interprestasi anak lebih penting daripada posisi kronologis mereka. Menurut adler,
anak bungsu biasanya yang paling dimanja dan konsekuensinya memiliki resiko tinggi
menjadi anak yang bermasalah. Mereka sering memiliki perasaan inferior yang kuat
dan kurang mandiri serta memiliki beberapa kelebihan. Mereka juga memiliki
motivasi tinggi untuk melebihi kakak-kakaknya dan menjadi pelari yang paling cepat,
musisi terbaik, atlet yang memiliki kemampuan tinggi atau menjadi murid yang paling
ambisius.
Anak tunggal berada dalam posisi unik dalam hal daya saing, yaitu tidak
bersaing dengan saudara-saudaranya namun terhadap ayah atau ibunya. Anak sulung
berada didalam dunia orang dewasa sering membentuk rasa superioritas yang tinggi
dan konsep diri yang besar. Adler (1931) menyatakan bahwa bisa saja anak tunggal
kurang memiliki sifat kerja sama dan minat sosial, bersifat parasit, serta mengharapkan
orang lain untuk memanjakan dan melindungi mereka.

20
2. Ingatan Masa Kecil
Adler berpendapat bahwa ingatan yang diungkap kembali akan memberikan
petunjuk untuk memahami gaya hidup manusia, jika tidak menganggap bahwa
ingatan-ingatan ini mempunyai dampak kausal. Seseorang merekontruksi peristiwa-
peristiwa untuk membuat dirinya konsisten dengan tema atau pola yang berlangsungan
dalam kehidupannya. Adler (1929/1969, 1931) menegaskan bahwa ingatan masa kecil
selalu konsisten dengan gaya hidup seseorang pada saat ini, dan laporan subjektif
mereka akan pengalaman-pengalaman yang menghasilkan pemahaman tentang tujuan
akhir dan gaya hidup mereka saat ini.
Jika asumsi Adler bahwa ingatan masa kecil merupakan indikator yang valid
untuk mengetahui gaya hidup seseorang, maka menghasilkan petunjuk tentang gaya
hidup Adler ketika ia dewasa. Perhatikan bhwa Adler tidak percaya bahwa
pengalaman masakecil menyebabkan seseorang memiliki ketidakpercayaan terhadap
orang lain., tetapi lebih melihat bahwa gaya hidupnya yang penuh ketidakpercayaan
membentuk dan mewarnai ingatan masa kecilnya.
Adler yakin bahwa seseorang yang memiliki kecemasan yang tinggi akan sering
memproyeksikan gaya hidup yang dijalaninya ke dalam ingatan akan pengalaman
masa kecil mereka dengan mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang
menyebabkan timbulnya rasa takut dan kecemasan. Adler yakin bahwa yang
sebaliknyalah yang terjadi, yaitu ingatan akan pengalaman masa kecil sesungguhnya
dibentuk oleh gaya hidup yang dijalani seseorang.
3. Mimpi
Walaupun mimpi tidak bisa meramalkan masa depan, mimpi bisa memberikan
petunjuk untuk mengatasi masalah di masa depan. Namun demikian, orang yang
bermimpi tidak ingin mengatasi masalahnya dengan cara yang produktif. Adler (1956)
menyatakan peraturan emas tentang psikologi individual dalam mempelajari mimpi,
yaitu “Segalanya bia berbeda” (hlm. 363). Jika satu interprestasi tidak terasa tepat,
maka cobalah interprestasi yang lain.
(Hoffman, 1994,chlm. 151) Adler mengintreprestasikan mimpinya bahwa ia harus
mengarahkan keberanian untuk pergi ke dunia baru dan melepaskan diri dari dunianya
yang lama. Walaupun Adler percaya bahwa ia bisa dengan mudah

21
menginterprestasikan mimpinya, ia menyatakan bahwa kebanyakan mimpi itu bersifat
menipu dan tidak mudah dipahami oleh si pemimpi.
Mimpi itu samar dapat mengecoh si pemimpi, membuatnya sulit untuk
menginterprestasikan sendiri mimpi tersebut. Semakin tidak konsisten tujuan
seseorang dengan realitas, semakin besar kemungkinan mimpi orang tersebut
digunakan untuk mengecoh diri.nMimpi membuka selbung tentang gaya hidup
seseorang, tetapi mimpi mengecoh si pemimpi dengan menyajikan suatu pencapaian
dan kekuasaan yang tidak realistis dan berlebihan.
4. Psikoterapi

Teori Adlerin memberikan dalil bahwa psikopatologi berasal dari kurangnya


keberanian, perasaan inferior yang berlebihan, dan minat sosial yang kurang
berkembang. Jadi, tujuan utama dari spikotrapi Adlerian adalah untuk meningkatkan
keberanian , memperkecil perasaan inferior, dan menumbuhkan minat sosial. Akan
tetapi, tugas ini tidak mudah karena seseorang berusaha untuk bertahan pada
pandangan terhadap diri mereka sendiri yang sudah menetap dan nyaman.
Adler sering menggunkan moto “Setiap orang bisa mencapai segala hal” kecuali
karena batasan tertentu yang disebabkan faktor keturunan, ia sangat yakin akan
perkataan ini dan berulangkali menekankan bahwa apa yang dilakukan seseorang
dengan apa yang dimilikinya lebih penting daripada apa yang mereka miliki (Adler,
1925/1968, 1956). Adler menemukan suatu metode terapi unik untuk anak-anak
bermasalah dengan cara memberi mereka terapi di depan orang tua, guru, dan tenaga
kesehatan professional. Adler (1964) percaya bahwa cara ini akan meningkatkan minat
sosial anak dengan membantu mereka milik komunitas yang terdiri dari orang-orang
dewasa yang peduli. Adler berhati-hati untuk tudak menyalahkan orang tua atas
perilaku anak yang bersalah. Sebaliknya, ia berusaha untuk memulihkan kepercayaan
diri orang tua dan menyakinkan mereka untuk mengubah sikap terhadap anak mereka.
Walaupun Adler cukup aktif dalam menetapkan tujuan dan arah psikoterapi, ia
mempertahankan sikap yang ramah dan toleran terhadap seseoarang. Adler
menetapkan dirinya sebagai teman kerja yang menyenangkan (congenial coworer),
menahan diri dari khotbah moral, dan menjunjung nilai pada hubungan antarmanusia.

22
Hubungan terpeutik membangkitkan minat sosial mereka sama seperti anak-anak yng
memperoleh minat sosial dari orang tua mereka. Sekali bisa dibangkitkan maka minat
sosial seseorang pasti menyebar ke keluarga, teman, dan orang-orang di luar hubungan
terapeutik ter
I. Penelirtian Terkait

Para psikolog telah mempelajari isu-isu yang terkait dengan kesehatan selama
bertahun-tahun, tetapi baru-baru ini topik tersebut menjadi minat para psikolog Adlerian.
Ternyata, teori Adler tentang inferioritas, superioritas, dan perasaan sosial bisa digunakan
untuk menjelaskan perilaku-perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, seperti
kelainan makan dan kebiasaan minum yang berlebihan. Menurut Susan Belangee (2006)
diet, makan berlebihan dan bulimia bisa dilihat sebagai cara yang umum untuk
mengekspresikan perasaan inferior. Kelainan makan dan usahanya mencapai superioritas
adalah cara yang tidak sehat untuk melakukan kompensasi terhadap inferioritas. Lebih
jauh, kelainan makan menunjukan Gemeinschaftsgefuhl seseorang, atau perasaan
sosialnya tidak berfungsi dengan benar. Bukannya berfokus menolong orang dan berbelas
kasihan terhadap orang lain, mereka malah terlalu fokus pada diri sendiri.

Ingatan Masa Kecil dan Hasil Konseling

Jika ingatan masa kecil adalah konstruksi fiksional yang bertanggung jawab untuk
menghadirkan perubahan dalam gaya hidup seseorang, maka ingatan masa kecil
seharusnya berubah sesuai perubahan gaya hidup. Hipotesis ini sulit diuji karena peneliti
harus :

1. Menentukan ingatan masa kecil


2. Mengukur/menilai gaya hidup saat ini
3. Mengungkapkan perubahan gaya hidup
4. Mengukur kembali ingatan masa kecil.

Beberapa bukti menunjukan bahwa ingatan masa kecil memang berubah melalui
serangkaian konseling. Jane Stattom dan Bobbie Wilborn (1991) memeriksa tiga ingatan
paling awal pada anak umur lima sampai dua belas tahun dan dibagi menjadi dua
kelompok. Kelompok satu mendapat sesi konseling selama seminggu dan kelompok

23
satunya tidak mendapat sesi konseling. Para peneliti mengemukakan bahwa kelompok
yang dikonseling menunjukan perubahan besar dalam tema, karakter, tempat, jumlah
detil dan tingkat pengaruh dari ingatan masa kecil mereka. Hasil penelitian ini
mendukung pendekatan teologis Adler terhadap kepribadian, yaitu pengalaman masa
kecil kurang penting dibandingkan cara pandang orang tersebut ketika dewasa terhadap
pengalaman tersebut.

J. Kritik Terhadap Adler

Teori Adler sama halnya dengan teori Freud, menghasilkan banyak konsep yang
sulit untuk dibuktikan atau disanggah. Contohnya, walaupun penelitian secara konsisten
telah menunjukan hubungan antara ingatan masa kecil dengan gaya hidup seseorang saat
ini. Hasil ini tidak membuktikan pemikiran Adler bahwa gaya hidup yang dianut
seseorang saat ini membentuk ingatan masa kecilnya. Sebagai gantinya, penjelasan
kausal juga mungkin yaitu pengalaman masa kecil bisa menyebabkan munculnya gaya
hidup saat ini.

Manfaat dari teori Adler adalah untuk mengembangkan penelitian. Selain itu,
teori Adler juga bermanfaat dalam kemampuannya memberikan panduan pemecahan
masalah. Teori ini membantu psikoterapis, guru, dan orang tua dapencari solusi masalah-
masalah praktis pada berbagai kondisi.

Walaupun teori Adlerian adalah model self-consistensy, teori ini mempunyai kekurangan
dalam definisi operasional yang tepat. Istilah-istilah seperti superioritas dan daya kreatif
tidak memiliki derinisi ilmiah. Dalam hasil karya Adler manapun, istilah-istilah tersebut
tidak didefinisikan secara operasional, dan seseorang yang akan melakukan penelitian
akan kesulitas untuk mendapatkan definisi yang tepat.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adler di lahihirkan di sub urban Wina Australia pada masa kecil nya Adler dirundung
oleh penyakit kecemburuan terhadap kakak laki-lakinya dan penekanan oleh ibunya. Yang
menganggap dirinya lemah dan tidak menarik. Prinsip utama dari teori Adler adalah kekuatan
dinamis dibalik perilaku adalah berjuang meraih keberhasilan atau superioritas. Adler mengatasi
interioritas dan menjadi superioritas yang meliputi dorongan maju, lepribadian, minas sosial,
gaya hidup, gaya kreatif dan perkembangan abnormal. Menurut Adler yang mendasari semua
jenis ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri adalah minat sosial yang tidak berkembang.
Faktor eksternal yang menyebabkan tidak kemampuan menyesuaikan diri meliputi kelemahan
fisik yang berlebih, gaya hidup manja gaya hidup terabaikan. Adler percaya bahwa manusia
menciptakan pola perilaku untuk melindungi perasaan berlebih akan harga diri mereka terhadap
rasa malu dimuka umum. Ada tiga hal yang umumnya terjadi akibat kecenderungan untuk
melindungi, yaitu membuat alasan, agresi, menarik diri. Dan Adler percaya bahwa pilihan karir
mencerminkan kepribadian seseorang.

25
DAFTAR PUASTAKA

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Feist Jess, Feist J George. 2010. Tepri Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

26

Anda mungkin juga menyukai