Anda di halaman 1dari 12

PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER

Dosen Pengampu: Dr. Yessy Elita, S.Psi, M.A.

Disusun oleh:
KELOMPOK 2
1. Lovi Liana (A1L022010)
2. Andina Amelda Putri (A1L022020)
3. Bintang Mahardika (A1L022022)
4. Mahezcha Charinda S (A1L022034)
5. Reydita Bernaz (A1L022066)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Psikologi Individual Alfred Adler” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian yang diampu oleh
Ibu Yessy Elita di Universitas Bengkulu. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Dosen Mata kuliah Psikologi Kepribadian yang telah memberikan tugas ini yang dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 19 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4

A. Latar belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5

A. BIOGRAFI SINGKAT ALFRED ADLER..................................................................5


B. PRINSIP PRINSIP TEORI ALFRED ADLER............................................................5
C. KONSEP DASAR........................................................................................................5
D. PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER.........................................................6
E. PENELITIAN KHAS ADLER MENGENAI URUTAN KELAHIRAN....................19
F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN........................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................................11

KESIMPULAN.......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi Individual adalah salah satu aliran psikologi yang dirumuskan oleh Alfred Adler.
Menurut Adler masalah dalam kehidupan adalah yang menyangkut dengan sosial. Bagi Adler
fungsi sehat tidak hanya bercinta dan bekerja, tetapi perhatiannya lebih diarahkan bagi
kesejahteraan bersama (sosial). Teori Psikologi Individual sangat memberi konstribusi yang
sangat berarti pada ilmu psikologi. Teorinya merupakan cikal bakal dari teori humanistik seperti
dikemukakan oleh Abraham Maslow, Carl Ranson Rogers, teori lapangan oleh Kurt Lewin dan
teori kognitif oleh George Kelly. Psikologi Individual mempunyai arti yang penting sebagai cara
untuk memahami tingkah laku manusia. Pengertian ini seperti gambaran semu, reasa rendah diri,
kompensasi, gaya hidup, diri yang kreatif, memberi pedoman yang penting untuk memahami
sesame manusia. Bagi Alder masalah hidup selalu bersifat sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Alfred Adler?
2. Bagaimana Prinsip-Prinsip Teori Alfred Adler?
3. Bagaimana Konsep Dasar Teori Alfred Adler ?
4. Bagaimana Penerapan Psikologi Individual Alfred Adler?
5. Bagaimana Penelitian Khas Adler Mengenai Urutan Kelahiran?
6. Apa Kelebihan Dan Kelemahan Penelitian Khas Adler Mengenai Urutan Kelahiran?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Siapa Alfred Adler?
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Prinsip-Prinsip Teori Alfred Adler?
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Dasar Teori Alfred Adler ?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Psikologi Individual Alfred Adler?
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Penelitian Khas Adler Mengenai Urutan Kelahiran?
6. Untuk Mengetahui Apa Kelebihan Dan Kelemahan Penelitian Khas Adler Mengenai Urutan
Kelahiran?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI ALFRED ADLER

Alfred Adler lahir di pinggiran Wina pada tanggal 7 Februari 1870 sebagai anak ketiga dari
seorang pengusaha Yahudi. Sewaktu kecil, Adler sering sakit-sakitan sehingga baru bisa berjalan
pada usia 4 tahun. Bahkan, Adler sempat akan tewas pada usia 5 tahun karena pneumonia.
Ketika sekolah, Adler adalah seorang anak dengan kemampuan rata-rata dan menyenangi
permainan di luar ruangan ketimbang diam dalam ruang kelas. Dia sering keluar rumah, dikenal
luas oleh teman-temannya dan aktif. Salah satu alasan dia terkenal di antara teman-temannya,
adalah karena dia ingin menyaingi kakaknya, Sigmund. Tahun 1926, Adler pergi ke AS untuk
mengajar dan menerima jabatan sebagai Profesor tamu di Long Island College of Medicine.
Tahun 1934, Adler sekeluarga meninggalkan Wina. Hingga akhirnya, pada tanggal 28 Mei 1937,
dia meninggal akibat serangan. jantung.

B. PRINSIP PRINSIP TEORI ALFRED ADLER

Ada tujuh prinsip yang terkandung dari teori Psikologi Individual Adler, yaitu (S. Hall., Calvin
dan Gardner Lindzey, Supratiknya A. (Ed.) : 1995) :

1. Prinsip Rasa Rendah Diri (Inferiority Principle)


2. Prinsip Superior (Superiority Principle)
3. Prinsip Gaya Hidup (Style of Life Principle)
4. Prinsip Diri Kreatif (Creative Self Principle)
5. Prinsip Diri yang Sadar (Conscious Self Principle)
6. Prinsip Tujuan Semu (Fictional Goals Principle)
7. Prinsip Minat Sosial (Social Interest Principle)

C. KONSEP DASAR

Konstruksi utama psikologi individual adalah bahwa perilaku manusia dipandang sebagai
suatu kompensasi terhadap perasaan inferioritas . Hal inilah yang menjadi perbedaan yang

5
mendasar teori psikologi individual dengan psikoanalisis. Tujuan hidup dipandang untuk
mengatasi felling of inferiority (FOI) menuju felling of superiority (FOS). Perasaan tidak mampu
atau rasa rendah diri, berasal dari tiga sumber, yaitu kekurangan dalam organ fisik, anak yang
dimanja, anak yang mendapat penolakan.

1. Persepsi Subyektif tentang Realitas


2. Kesatuan Serta Pola Kepribadian Manusia
3. Interes Sosial

D. PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER

Menurut Adler manusia itu dilahirkan dalam keadaan tubuh yang lemah. Kondisi ketidak
berdayaan ini menimbulkan perasaan inferior (merasa lemah atau tidak mampu) dan
ketergantungan kepada orang lain. Manusia, menurut Adler, merupakan makhluk yang saling
tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain ada sejak manusia dilahirkan dan
menjadi syarat utama kesehatan jiwanya. Berdasarkan paradigma tersebut kemudian adler
mengembangkan teorinya yang secara ringkas disajikan pada uraian berikut ini:

1. Individualitas sebagai pokok persoalan

Adler memilih nama individual psydhology dengan harapan dapat menekankan keyakinannya
bahwa setiap orang itu unik dan tidak dapat dipecah (Alwisol, 2005: 90). Psikologi individual
menekankan kesatuan kepribadian. Menurut Adler setiap orang adalah suatu konfigurasi motif-
motif, sifat-sifat, serta nilai-nilai yang khas, dan setiap perilakunya menunjukkan corak khas
gaya kehidupannya yang bersifat individual, yang diarahkan pada tujuan tertentu.

2. Kesadaran dan Ketidaksadaran

Adler memandang unitas (kesatuan) kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan ketidak
sadaran (Alwisol, 2005 : 92). Menurut Adler, tingkah laku tidak sadar adalah bagian dari tujuan
final yang belum terformulasi dan belum terpahami secara jelas. Adler menolak pandangan
bahwa kesadaran dan ketidak sadaran adalah bagian yang bekerja sama dalam sistem yang
universal.

3. Dua Dorongan Pokok

6
Dalam diri setiap individu terdapat dua dorongan pokok, yang mendorong serta melatar
belakangi segala perilakunya, yaitu :
a. Dorongan kemasyarakatan, yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan orang lain;
b. Dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan diri sendiri.
4. Perjuangan ke Arah Superior

Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang menimbulkan perasaan inferior.
Perasaan inilah yang kemudian menjadi pendorong agar dirinya sukses dan tidak menyerah pada
inferioritasnya. Adler berpendapat bahwa manusia memulai hidup dengan dasar kekuatan
perjuangan yang diaktifkan oleh kelemahan fisik neonatal (Alwisol, 2005 : 95).

5. Gaya Hidup (Style of Life)

Menurut Adler setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang menjadi superior. Namun
setiap orang berusaha mewujudkan keinginan tersebut dengan gaya hidup yang berbeda-beda.
Adaler menyatakan bahwa gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang
mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan oleh yang bersangkutan dalam kehidupan tertentu
di mana dia berada (Alwisol, 2005 : 97).

6. Minat Sosial (Social Interest)

Adler berpendapat bahwa minat sosial adalah bagian dari hakikat manusia dalam dalam besaran
yang berbeda muncul pada tingkah laku setiap orang. Minat sosial membuat individu mampu
berjuang mengejar superioritas dengan cara yang sehat dan tidak tersesat ke salah suai. Bahwa
semua kegagalan, neurotik, psikotik, kriminal, pemabuk, anak bermasalah, dst., menurut Adler,
terjadi karena penderita kurang memiliki minat sosial.

7. Kekuatan Kreatif Self

Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoris kepribadian (Awisol, 2005 : 98).
Menurut Adler, self kreatif atau kekuatan kreatif adalah kekuatan ketiga yang paling menentukan
tingkah laku (kekutatan pertama dan kedua adalah hereditas dan lingkungan). Self kreatif,
menurut Adler, bersifat padu, konsisten, dan berdaulat dalam struktur kepribadian.

8. Konstelasi Keluarga

7
Konstelasi berpengaruh dalam pembentukan kepribadian. Menurt Adler, kepribadian anak
pertama, anak tengah, anak terakhir, dan anak tunggal berbeda, karena perlakuan yang diterima
dari orang tua dan saudara-saudara berbeda.

9. Posisi Tidur dan Kepribadian

Hidup kejiwaan merupakan kesatuan antara aspek jiwa dan raga dan tercermin dalam keadaan
terjada maupun tidur. Dari observasi yang telah dilakukan terhadap para pasiennya Adler
menarik kesimpulan bahwa ada hubungan posisi tidur seseorang dengan kepribadiannya

a. Tidur terlentang, menunjukkan yang bersangkutan memiliki sifat pemberani dan


bercita-cita tinggi.
b. Tidur bergulung (mlungker), menunjukkan sifat penakut dan lemah dalam mengambil
keputusan.
c. Tidur mengeliat tidak karuan, menunjukkan yang bersangkutan memiliki sifat yang
tidak teratur, ceroboh, dst.
d. Tidur dengan kaki di atas bantal, menunjukkan orang ini menyukai petualangan.
e. Tidur dilakukan dengan mudah, berarti proses penyesuaian dirinya baik.

10. Kompleks Inferioritas dan Neurosis

Kompleks inferioritas adalah perasaan yang berlebihan bahwa dirinya merupakan orang yang
tidak mampu. Adler menyatakan bahwa gejala tersebut paling sedikit disebabkan oleh tiga hal,
yaitu : a. Memiliki cacat jasmani, b. Dimanjakan, dan c. dididik dengan kekerasan (Masrun, 1977
46).

11. Perkembangan Abnormal

Adler merupakan tokoh yang menaruh perhatian pada perkembangan abnormal individu.
Gagasan-gagasan Adler (Alwisol, 2005: 99-100) tentang perkembangan abnormal adalah sebagai
sebagai berikut. Minat sosial yang tidak berkembang menjadi faktor yang melatar belakangi
semua jenis salah suai atau maladjustment. Perkembangan abnormal tersebut adalah Cacat fisik
yang parah, gaya hidup manja, dan gaya hidup diabaikan.

8
E. PENELITIAN KHAS ADLER MENGENAI URUTAN KELAHIRAN

Adler menempatkan urutan kelahiran sebagai salah satu pengaruh sosial mayor dalam masa
kanak-kanak dimana individu membentuk gaya hidup. Sekalipun saudara sekandung memiliki
orang tua dan rumah yang sama, mereka tidak memiliki lingkungan sosial yang sama. Adler
fokus pada tiga posisi ; anak pertama, anak kedua, dan yang paling muda. (Sumadi,
suryabrata.1986).

1. Anak Pertama

Kelahiran anak pertama menerima perhatian yang sepenuhnya dari orang tua. Sebagai hasilnya,
anak pertama sering merasa senang, terjamin keberadaannya hingga hadirnya anak kedua. Hal itu
pasti membuat shock. Tidak ada focus perhatian yang instan dan konstan, tidak ada penerimaan
cinta dan kasih sayang yang penuh dari orangtuanya terhadap anak ini, dalam bahasa Adler
“dethroned”.

2. Anak kedua

Anak kedua, pada awalnya, menentukan model pada saudara kandung yang tertua. Anak
kedua tidak sebagai anak yang kesepian tapi selalu memiliki contoh dari perilaku saudara
kandung yang tertua sebagai model atau ancaman untuk bersaing dengannya. Adler merupakan
anak kedua yang memiliki hubungan kompetitif dengan saudara laki-laki yang lebih tua dalam
seluruh hidupnya. Sebagai seorang analis yang sukses dan terkenal, dia tetap merasa dikalahkan
oleh saudara laki-lakinya, yang menjadi pembisnis yang kaya.

3. Anak Paling Muda

Anak yang paling muda atau yang paling akhir lahir tidak pernah merasa shock dengan
pelengseran kedudukan oleh anak yang lain dan sering menjadi kesayangan atau bayi dalam
keluarga, khususnya jika saudara kandung lebih tua beberapa tahun. Didorong oleh kebutuhan
untuk mengungguli saudara yang lebih tua, anak yang lebih muda sering berkembang pada
tingkat kesungguhan. Sebagai hasilnya, anak terakhir sering berprestasi tinggi dalam pekerjaan
apapun yang mereka kerjakan seperti orang dewasa.

4. Anak Tunggal

9
Adler tidak menaruh aturan tetap untuk perkembangan. Sebagaimana telah tercatat, anak tidak
akan secara otomatis memperoleh satu dan hanya satu macam sifat sebagai hasil dari urutan
kelahiran. Apa yang dia sarankan adalah kemungkinan dari perkembangan gaya hidup yang pasti
sebagai fungsi dari salah satu posisi di dalam keluarga. Individu harus selalu belajar di dalam
hubungannya dengan orang lain, karena hubungan social secara dini digunakan oleh diri yang
kreatif dalam menata gaya hidup (Alwisol: 2009)

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Kelebihan

a. Keyakinan yang optimistis bahwa setiap orang dapat berubah untuk mencapai sesuatu ke
arah evolus manusia bersifat positif.
b. Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk mengubah klien.
c. Menekan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah akan tetapi manusianya yang sakit atau
salah.
d. Menekan bahwa kekuatan sebagai pusat pendorong prilaku
e. Gagasan ini banyakmempengaruhi pendekatan-pendekatan lain

2. Kelemahan

a. Terlalu banyak menekankanpada tilikan intelektual dalam upaya perubahan.


b. Penekanan yang berlebihan pada pengalaman nilai, minat subjektif sebagai penentu
prilaku.
c. Meminimalkan factor biologis dan riwayat masa lalu.
d. Terlalu banyak menekan kan tanggung jawab pada ketrampilan diagnostik konselor.
e. Dari segi presesi kemungkinan untuk di tes dan validitas empiriknya pada pendekatan ini
lemah (kurang teliti).
f. Ada kecenderungan untuk menyederhanakan secara berlebihan terhadap beberapa
masalah manusia yang kompleks.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori individual Alfred Adler, juga dikenal sebagai psikologi individual, adalah teori
psikologi yang dikembangkan oleh psikolog Austria Alfred Adler. Teori ini menekankan peran
perasaan inferioritas, dorongan menuju kesempurnaan, dan pengalaman masa kecil dalam
membentuk kepribadian individu. Adlerian therapy, yang berakar pada teori ini, bertujuan
membantu individu memahami perasaan inferioritas mereka, mengidentifikasi tujuan hidup yang
positif, dan mengatasi masalah psikologis. Teori Adler memberikan pandangan yang unik
tentang perkembangan manusia dan pengaruh lingkungan sosial dalam pembentukan
kepribadian.

11
DAFTAR PUSTAKA
Feist, J. & Feist, G. J. (2013). Teori Kepribadian Buku 1: Edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika.
Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T. A. (2018). Theories of Personality: Ninth Edition. New York:
McGraw-Hill Education.

12

Anda mungkin juga menyukai