Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

Antara Sigmund Freud dan Alfred adler

Dosen Mata Kuliah :


Sara Sarahzad, M.Si.

Disusun Oleh :
Ajeng Ayu Pratiwi (201901500618)
Alvin setianingrum (201901500621)
Reysitta Oktaviani (201901500623)
Ahmad Arfi Anugrah (201901500624)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


JL. RAYA TENGAH NO. 80 KELURAHAN GEDONG,
PASAR REBO, JAKARTA TIMUR (13760)

Info : www.unindra.ac.id , Fax/Telp. 021-87797409


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
semoga kita selalu mendapatkan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya, sehingga oleh
karenanya kami dapat menyelesaikan makalah untuk menyelesaikan tugas dengan
baik.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Kewarganegaraan pada salah satu mata kuliah program studi
Bimbingan dan Konseling.
Dalam proses penyusunan makalah ini kami menjumpai hambatan, namun
berkat dukungan atau support dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik, oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia dan seluruh hal yang
benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT,
meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Jakarta, 20 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii

TOPIK PEMBAHASAN 05
I. Biografi Tokoh Psikologi Dunia 05
A. Sigmund Freud
B. Alfred Adler
II. 07
III. Tujuan Negara Dalam Perspektif Masyarakat Madani 09
IV. Hakikat serta Bentuk-Bentuk Korupsi 11
V. Prinsip-Prinsip Anti-Korupsi serta Kaitannya dengan Nilai-Nilai Penting dalam
Membentuk Masyarakat Madani 19

PENUTUP 27
A. Simpulan 27
B. Saran 27

Daftar Pustaka 28

iii
I. BIOGRAFI TOKOH TEORI PSIKOLOGI DUNIA

A. SIGMUND FREUD (PSIKOANALISIS)


Sigismund Schiomo Freud atau dikenal dengan nama Sigmund Freud adalah
seorang Austria keturunan yahudi namun keluarganya tidak menganut agama yahudi
dan merupakan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. Sigmund
Freud lahir di Freiberg, 6 mei 1856 yang sekarang menjadi republik ceko dan
meninggal dunia di London, Inggris pada tanggal 23 september 1939 di umur 83
tahun, ia merupakan anak dari Jacob Freud dan Amalia Freud, saat ia berumur empat
tahun keluarganya pindah ke Wina dimana ia menghabiskan sebagian besar hidupnya
disana.
Saat kecil Sigmund Freud merupakan anak yang berprestasi disekolah selain
itu saat masih kecil ia juga membaca buku karya Shakespeare dan suka mendengar
cerita – cerita tentang Goethe. Pada tahun 1873 saat usianya 17 tahun ia mempelajari
ilmu kedokteran di Universitas Wina dan mendapat gelar dokternya pada tahun 1881.
Setelah mendapat gelarnya Freud bekerja di laboratorium namun pada tahun 1882
Freud meninggalkan pekerjaannya tersebut dan mengikuti saran Ernst Brucke untuk
bekerja di rumah sakit umum di Wina
Di tahun 1885 Freud tinggal di Paris untuk belajar kepada seorang neurolog
terkenal bernama Jean Martin Charcot dan seorang dokter Josef Breuer yang
berkebangsaan Wina. Pada tahun 1886 Freud memulai karirnya sebagai terapis di
tahun ini juga ia menikah dengan Martha Bernays dan sekitar lima bulan setelah itu
Freud membuka praktik pribadi sebagai neoropatologi di Wina dengan memanfaatkan
dua metode dalam praktiknya yaitu elektroteraphi dan hipnotis. Pada musim semi
tahun 1896, untuk pertama kalinya dia menggunakan istilah “psikoanalisis” dalam
perjalanan karirnya. Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh
Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dari perilaku psikologi
manusia. Freud mengembangkan teknik psikoanalisis sebagai metode penyembuhan
penyakit kejiwaan dan dia merumuskan teori struktur pribadi manusia dan
mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa
cemas, mekanisme mempertahankan diri, rasa tertekan, sublimasi dll.
Pada tahun 1895, Freud menerbitkan buku pertamanya yang berisi
penyelidikannya tentang histeria yang bekerjasama dengan Josef Breur yaitu “Studies

5
On Hysteria”. Buku selanjutnya yang dia terbitkan yaitu mengenai tafsir mimpi “The
Interpretation Of Dreams” di tahun 1900. Salah satu teori terkenal dari Sigmund
Freud yang membahas tentang struktur kepribadian manusa yang dibagi menjadi tiga
bagian besar yaitu Id, Ego, dan Superego melalui analogi gunung es.

B. BIOGRAFI ALFRED ADLER


Alfred Adler lahir di pinggiran kota wina, autria pada tanggal 7 februari 1870
dan meninggal dunia pada tanggal 28 mei 1937 di Aberdeen, Skotlandia. Ia adalah
seorang psikolog, dokter, terapis, dan pendiri psikologi individual. Adler adalah anak
dari seorang pedagang, saat masih kecil ia terkana penyakit paru – paru dan
mendapatkan pengobatan oleh dokter.
Alfred Adler menyelesaikan pendidikan kedokterannya di Universitas Wina
pada tahun 1895. Ia memulai karirnya sebagai dokter spesialis mata kemudian
melanjutkan karirnya dengan menjadi seorang dokter umum. Pada tahun 1910 Adler
menjadi pemimpin atau presiden dari Vienna psychoanalytic society yang merupakan
sebuah komunitas untuk membantu menangani psychoanalytic dari masyarakat,
karena merasa tidak cocok dalam pemikiran psikoanalisa dan sudut pandang para
anggotanya Adler memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Setelah keluar dari
komunitas sebelumnya Adler membangun komunitasnya sendiri yang diberi nama
society individual psychology. Komunitas yang di bangunnya itu mengarah pada
menangani psikologi individu masyarakat dibandingkan psikologi anallitik dari
masyarakat secara keseluruhan.
Saat perang dunia pertama pada tahun 1914, Adler bertugas menjadi dokter
perang untuk tentara Austria, awalnya Adler di tugaskan untuk menjadi dokter perang
di daerah front Rusia, sebelum akhirnya dipindah tugaskan menjadi dokter korban
perang di rumah sakit. Setelah perang dunia pertama selesai, Adler membuka
konseling anak di Wina. Konseling ini berisi sebuah tim yang akan menangani trauma
anak akibat dari perang, tidak butuh waktu lama eksistensi dari tim yang dibuatnya
untuk terkenal, sehingga banyak masyarakat yang memminta bantuan dari timnya.
Selain menjadi seorang psikolog dan dokter, Adler juga menjadi pengajar pada tahun
1924 di institut pedagogi, wina dan menjadi dosen tamu di Negara – Negara yang ada
di Eropa dan Amerika.
Adler mengembagkan pendekatannya sendiri, yang dikenal sebagai psikologi
individual yang memfokuskan pada psikologi sosial, komunitas, sekaligus psikologi
6
dalam. Aliran psikologi individual ini didasari pemikiran bahwa hubungan seseorang
terhadap masyarakat adalah bagian penting pembentuk kepribadian mereka. Dari hasil
pemikiran dan penelitian yang dilakukan oleh Adler terbentuklah tujuan dan prinsip
teori kepribadian individu yang dibagi ke dalam tujuh kategori yaitu prinsip diri
kreatif, prinsip superior, prinsip diri yang sadar, prindip minat sosial, prinsip gaya
hidup, prinsip tujuan semu, dan prinsip rasa rendah diri.

7
II. TEORI PSIKOANALISIS DAN PSIKOLOGI INDIVIDUAL

A. Teori Psikoanalisis

Dasar Teori Psikoanalisis Sigmund Freud yaitu peran penting dari


ketidaksadaran beserta insting-insting seks dan agresi yang ada di dalamnya dalam
pengaturan tingkah laku, menjadi karya/temuan monumental Freud. Sistematik yang
dipakai Freud dalam mendiskripsi kepribadian menjadi tiga pokok yaitu: struktur
kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian.
Teori psikoanalisis merupakan teori yang berusaha untuk menjelaskan tentang
hakikat dan perkembangan kepribadian manusia. Unsur-unsur yang diutamakan dalam
teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini
mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari
aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia
dini.

Secara garis besar, teori ini menyatakan bahwa “ketidaksadaran” pada


individu memiliki peran yang utama dalam diri seseorang. Dengan landasan teori ini,
Freud melakukan pengobatan kepada mereka yang menderita gangguan psikis. Teori
Psikoanalisis Freud telah menjadi teori yang paling banyak digunakan dan
dikembangkan hingga saat ini. Konsep teori ini digunakan untuk meneliti kepribadian
seseorang terhadap proses psikis yang tidak terjangkau oleh hal yang bersifat ilmiah.

Dengan metode psikoanalisis, Freud bermaksud mengembalikan struktur


kepribadian pasien dengan cara memunculkan kesadaran yang tidak ia sadari
sebelumnya. Adapun proses terapi ini berfokus pada pendalaman pengalaman yang
dialami pasien saat masih kanak-kanak.

Persepsi Tentang Jiwa Manusia Menurut Sigmund Freud


Gunung es dijadikan sebuah perumpamaan oleh Freud untuk menunjukkan
skema gambaran jiwa seseorang. Bagian puncak dinamakan kesadaran (conciousnes),
Bagian tengah dinamakan  prakesadaran (sub conciousnes) dan bagian dasar yang
tertutup air adalah ketidaksadaran (unconciousnes). Sama seperti perumpamaan akar
pohon, disini alam bawah sadar atau ketidaksadaran merupakan hal yang paling
menentukan kehidupan manusia. Dimana penyebab dari penyimpangan perilaku ini

8
berasal dari faktor alam bawah sadar ini. Hal yang seperti inilah yang dianalisa oleh
Freud untuk mengungkap kepribadian seseorang dan menjadikan analisa ini sebagai
metode penyembuhan.

Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud


Freud membagi struktur ini menjadi tiga aspek yaitu : id, ego dan superego.
Berikut penjelasannya :

a. Id
Id berasal dari kata latin “Is” yang artinya es. Kepribadian ini disebut
Freud sebagai kepribadian bawaan lahir. Didalamnya terdapat dorongan yang
didasari pemenuhan biologis guna kepuasan bagi dirinya sendiri. Karakter
khas pada aspek ini adalah tidak adanya pertimbangan logis dan etika sebagai
prinsip pengambilan keputusan. Lebih sederhana, id berwujud pada gambaran
nafsu, hasrat seksual dan perasaan superior (ingin berkuasa).

b. Ego
Aspek kepribadian ini terjadi akibat pengaruh yang ia dapatkan dari
apa yang terjadi didunia/lingkungannya. Ciri khas dari aspek ini, ego mengatur
id dan juga superego untuk pemenuhan kebutuhan sesuai dengan kepentingan
kepribadian yang terlibat. Artinya, berbeda dengan id yang hanya
mementingkan diri sendiri, ego merupakan aspek yang mementingkan
keperluan lebih luas (tidak hanya dirinya).

c. Superego
Aspek kepribadian yang satu ini akan lekat kaitannya moral atau nilai
kehidupan. Ranah superego berisi tentang batasan untuk membedakan mana
yang baik dan yang buruk. Dengan kata lain, superego memiliki peran penting

9
untuk menjadi penengah antara id an ego. Ia menjadi penyekat dari sinyal
yang dikirimkan aspek id serta memotivasi ego untuk melakukan hal yang
menjunjung moralitas.

Dinamika Kepribadian
Dalam dinamika kepribadian, Freud menjelaskan tentang adanya tenaga
pendorong (cathexis) dan tenaga penekanan (anti–cathexis). Kateksis adalah
pemakaian energi psikis yang dilakukan oleh id untuk suatu objek tertentu untuk
memuaskan suatu naluri, sedangkan anti-kataeksis adalah penggunaan energi psikis
(yang berasal dari id) untuk menekan atau mencegah agar id tidak memunculkan
naluri–naluri yang tidak bijaksana dan destruktif. Id hanya memiliki kateksis,
sedangkan ego dan superego memiliki anti-kateksis, namun ego dan superego juga
bisa membentuk kateksis-objek yang baru sebagai pengalihan pemuasan kebutuhan
secara tidak langsung, masih berkaitan dengan asosiasi–asosiasi objek pemuasan
kebutuhan yang diinginkan oleh id.
Fase Dalam Perkembangan Kepribadian
Menurut Freud, kepribadian seseorang mengalami perkembangan dalam tiga tahapan
fase :
a. Fase Infatile. Tahapan ini berlangsung sejak anak lahir hingga berusia 5
tahun. Naluri seks menjadi hal yang utama dalam pembentukan kepribadian
anak tersebut. Pada range usia ini, Freud mengklasifikasikan fase infantil
menjadi tiga fase lagi, yaitu :
b. Fase Oral (0-1 tahun). Seseorang akan mendapatkan kesenangan melalui
segala sesuatu yang masuk melalui mulutnya. Contohnya adalah, aktivitas
makan, minum dan menghisap jari. Freud mengemukakan bahwa personaliti
anak yang berlebihan mendapatkan kepuasan oral pada fase ini, akan tumbuh
menjadi seseorang yang gemar menimbun harta/ilmu dan juga terlalu
gampang percaya orang lain. Tapi sebaliknya, jika anak tidak puas terhadap
kebutuhan oral ini, mereka akan menjadi pribadi yang rakus namun tidak
pernah puas. Mereka juga terkenal sebagai pendebat dan bersikap sarkas.
c. Fase Anal (1-3 tahun). Pada fase ini, kesenangan bayi akan didapat dari
aktivitas buang air besar, yang menggambarkan kepuasan karena hilangnya
rasa tertekan dan tidak nyaman pada saluran pencernaan. Freud menyatakan
bahwa proses belajar buang air menjadi pemuas id dan superego dalam waktu

10
yang bersamaan. Ia mengibaratkan fase anal ini adalah fase seseorang dalam
melakukan kontrol diri atau pengendalian diri.
d. Fase Falik (3-5 tahun). Freud memberikan pandangan bahwa pada fase ini,
seseorang akan mendapatkan kepuasan melalui organ kelaminnya. Contoh
paling sederhana yang khas adalah, seseorang akan mulai menyukai lawan
jenisnya. Anak yang selama ini memandang ibu sebagai sumber cintanya, dan
beranggapan bahwa ayah adalah saingannya, akan memunculkan perasaan
cemas karena khawatir cnta ibunya terebut.
e. Fase Laten (5-12 tahun). Fase ini dikenal juga dengan fase pubertas
(puberity). Yang menjadi ciri khas dari fase in iadalah seseorang mulai merasa
malu dan mementingkan aspek moral (estetika). Freud mengistilahkannya
dengan kemampuan sublimasi. Sebuah kemampuan mengganti kesenangan
seksual dengan kesenangan lain yang sifatnya non-seksual.
f. Fase Genital (12 tahun-dewasa). Tahapan lanjutan ini, seseorang mulai
menyalurkan keinginan seksual mereka melalui objek luar. Contohnya saja,
keikutsertaan pada sebuah komunitas, menikah dengan orang yang dicintai
dan karir. Orientasi hidup seseorang tersebutpun mengalami perubahan
menjadi sosialis dan realistis.

Kecemasan
Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori
kepribadian. Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan
yang tak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang
utama. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang
kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang
sesuai. Biasanya reaksi individu terhadap ancaman ketidaksenangan dan pengrusakan
yang belum dihadapinya ialah menjadi cemas atau takut. Kecemasan berfungsi
sebagai mekanisme yang mengamankan ego karena memberi sinyal ada bahaya di
depan mata.
Kecemasan akan timbul manakala orang tidak siap menghadapi ancaman.
Hanya ego yang bisa memproduksi atau merasakan kecemasan. Akan tetapi, baik id,
superego, maupun dunia luar terkait dalam salah satu dari tiga jenis kecemasan:
realistis, neurotis dan moral. Ketergantungan ego pada id menyebabkan munculnya
kecemasan neurosis, sedangkan ketergantungan ego pada superego memunculkan

11
kecemasan moral, dan ketergantungannya pada dunia luar mengakibatkan kecemasan
realistis.

Mekanisme Pertahanan
Freud mengartikan mekanisme pertahanan ego (ego defense mechanism)
sebagai strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari
dorongan-dorongan id maupun untuk menghadapi tekanan superego atas ego, dengan
tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau diredakan.

Menurut Freud mekanisme pertahanan ego itu adalah mekanisme yang rumit
dan banyak macamnya, adapun mekanisme yang banyak dipakai dalam kehidupan
sehari-hari ada tujuh macam, yaitu:

a. Identifikasi (Identification)
Cara mereduksi tegangan dengan meniru (mengimitasi) atau
mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil
memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Diri orang lain diidentifikasi tetapi
cukup hal-hal yang dianggap dapat membantu mencapai tujuan diri.
Terkadang sukar menentukan sifat mana yang membuat tokoh itu sukses
sehingga orang harus mencoba mengidentifikasi beberapa sifat sebelum
menemukan mana yang ternyata membantu meredakan tegangan. Apabila
yang ditiru sesuatu yang positif disebut Introyeksi.
Mekanisme pertahanan identifikasi umumnya dipakai untuk tiga macam
tujuan, yaitu:

i. Merupakan cara orang dapat memperoleh kembali sesuatu (obyek) yang


telah hilang.
ii. Untuk mengatasi rasa takut.
iii. Melalui identifikasi orang memperoleh informasi baru dengan
mencocokkan khayalan mental dengan kenyataan.

b. Pemindahan/Reaksi Kompromi (Displacement/Reactions Compromise)


Ketika obyek kateksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapt dicapai
karena ada rintangan dari luar (sosial, alami) atau dari dalam (antikateksis).
Insting itu direpres kembali ke ketidaksadaran atau ego menawarkan kateksis

12
baru, yang berarti pemindahan enerji dari obyek satu ke obyek yang lain,
sampai ditemukan obyek yang dapat mereduksi tegangan.
Proses mengganti obyek kateksis untuk meredakan ketegangan, adalah
kompromi antara tuntutan insting id dengan realitas ego, sehingga disebut juga
reaksi kompromi. Ada tiga macam reaksi kompromi, yaitu:

i. Sublimasi adalah kompromi yang menghasilkan prestasi budaya yang


lebih tinggi, diterima masyarakat sebagai kultural kreatif.
ii. Subtitusi adalah pemindahan atau kompromi dimana kepuasan yang
diperoleh masih mirip dengan kepuasan aslinya.
iii. Kompensasi adalah kompromi dengan mengganti insting yang harus
dipuaskan. Gagal memuaskan insting yang satu diganti dengan memberi
kepuasan insting yang lain.

c. Represi (Repression)
Represi adalah proses ego memakai kekuatan anticathexes untuk
menekan segala sesuatu (ide, insting, ingatan, fikiran) yang dapat
menimbulkan kecemasan keluar dari kesadaran.

d. Fiksasi dan Regresi (Fixation and Regression)


Fiksasi adalah terhentinya perkembangan normal pada tahap
perkembangan tertentu karena perkembangan lanjutannya sangat sukar
sehingga menimbulkan frustasi dan kecemasan yang terlalu kuat. Orang
memilih untuk berhenti (fiksasi) pada tahap perkembangan tertentu dan
menolak untuk bergerak maju, karena merasa puas dan aman ditahap itu.
Frustasi, kecemasan dan pengalaman traumatik yang sangat kuat pada
tahap perkembangan tertentu, dapat berakibat orang regresi: mundur ke tahap
perkembangan yang terdahulu, dimana dia merasa puas disana.

e. Proyeksi (Projection)
Proyeksi adalah mekanisme mengubah kecemasan neurotis atau moral
menjadi kecemasan realistis, dengan cara melemparkan impuls-impuls internal
yang mengancam dipindahkan ke obyek di luar, sehingga seolah-olah
ancaman itu terproyeksi dari obyek eksternal kepada diri orang itu sendiri.

13
f. Introyeksi (Introjection)
Introyeksi adalah mekanisme pertahanan dimana seseorang
meleburkan sifat-sifat positif orang lain ke dalam egonya sendiri. Misalnya,
seorang anak yang meniru gaya tingkahlaku bintang film menjadi introyeksi,
kalau peniruan itu dapat meningkatkan harga diri dan menekan perasaan
rendah diri, sehingga anak itu merasa lebih bangga dengan dirinya sendiri.
Pada usia berapapun, manusia bisa mengurangi kecemasan yang terkait
dengan perasaan kekurangan dengan cara mengadopsi atau melakukan
introyeksi atas nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan perilaku orang lain.

g. Pembentukan Reaksi (Reaction Formation)


Tindakan defensif dengan cara mengganti impuls atau perasaan yang
menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan lawan/kebalikannya
dalam kesadaran, misalnya benci diganti cinta, rasa bermusuhan diganti
dengan ekspresi persahabatan. Timbul masalah bagaimana membedakan
ungkapan asli suatu impuls dengan ungkapan pengganti reaksi formasi:
bagaimana cinta sejati dibedakan dengan cinta-reaksi formasi. Biasanya reaksi
formasi ditandai oleh sifat serba berlebihan, ekstrim, dan kompulsif.

B. Psikologi Individual

Teori Psikologi Individu memfokuskan kepada keunikan yang dimiliki oleh


seseorang individu dan Adler menolak mengenai desakan seksual menentukan
personaliti seseorang. Individual Psychologie mempunyai arti penting sebagai cara
untuk memahami sesama manusia. Aliran ini tidak mementingkan perumusan-
perumusan yang teliti, melainkan lebih mementingkan penyusunan petunjuk-petunjuk
praktis untuk memahami sesama manusia.

Freud menekankan teorinya pada masalah seksualitas di masa kanak-kanak


sebagai dasar motivasi seseorang dalam bertingkah laku. Adler, lebih cenderung
memandang dorongan superioritas sebagai dasar seseorang untuk bertingkah laku.
Adler juga menyebutkan bahwa ia bukanlah murid dari Freud. Ia adalah rekan
sejawat, dimana teorinya ini merupakan teori yang sejajar dengan apa yang
dikemukakan oleh Freud. Teori dari Adler bukanlah turunan dari teori Freud. Artinya,

14
ada cara pandang yang berbeda dalam memandang bagaimana seseorang dapat
berperilaku.

Menurut Adler mahluk hidup adalah suatu kesatuan sosial yang tidak dapat
dipiahkan. Mereka menghubungkan dirinya dengan orang orang lain disekitar mereka
dalam usaha kerja sama sosial, menempatkan kesejahteraan umum diatas keinginan
diri sendiri, dan mendapatkan gaya hidup yang bersifat lebih kuasa dalam organisasi
social.

Adler mengemukakan prinsip-prinsip yang mempengaruhi seseorang dalam


berperilaku. Prinsip-prinsip ini kemudian banyak berkontribusi terhadap
pengembangan ilmu psikologi kepribadian selanjutnya. Banyak teorist yang juga ikut
mengembangkan teori berdasarkan apa yang telah dikemukakan oleh Adler. Konsep
yang dikemukakan oleh Adler ini memberikan pandangan yang cukup mendalam pada
kompleksitas tipe kepribadian manusia.
Meski demikian, cara pengungkapannya disusun ke dalam teori yang
sederhana. Dalam teorinya, Adler menjelaskan bahwa manusia itu lahir dalam kondisi
yang lemah (inferior). Kondisi tersebut menyebabkan individu secara alami sudah
pasti memiliki ketergantungan terhadap orang lain. Perasaan menyatu kepada orang
lain ini kemudian menjadi sifat manusia dan standar akhir untuk sehat secara
psikologis. Berikut adalah beberapa macam prinsip-prinsip dalam teori Adler
mengenai psikologi kepribadian:

a. Striving for succes or superiority


Prinsip yang pertama dikemukakan oleh Adler mengenai perilaku
seseorang adalah kemauan untuk berjuang mendapatkan keberhasilan atau
superioritas. Seseorang yang awalnya lemah, lebih inferior, akan mencari cara
untuk mendapatkan kesuksesannya yakni berupa superioritas. Dalam
pandangannya, seseorang akan dianggap sehat secara psikologis apabila
mampu berjuang untuk memperoleh keberhasilan bagi semua orang.
Sementara individu yang tidak sehat akan berjuang untuk keberhasilan
pribadinya saja.

b. Subjective perception

15
Seseorang dalam rangka mencapai keberhasilannya akan berjuang. Di
situ akan muncul sebuah harapan-harapan tertentu yang mendorong seseorang
untuk bertingkah laku mencapai kesuksesannya. Harapan tersebut merupakan
bentuk dari persepsi subjektif seseorang (subjective perception). Bentuknya
tidak nyata, terlalu abstrak, tetapi memang bisa dirasakan.

c. Self consistent
Dalam teori Adler, dijelaskan bahwa pikiran, perasaan dan tindakan
akan mengarah pada satu tujuan. Di sini Adler cukup menarik dalam
menggambarkan bagaimana adanya kesatuan dan konsistensi diri manusia.
Yang pertama adalah dengan melihat bahasa organ. Organ tubuh akan
berbicara lebih ekspresif dan mengungkapkan apa sebenarnya yang ingin
diungkapkan oleh seseorang daripada melalui kata-katanya. Contohnya ada
seorang anak yang patuh. Suatu saat ia ingin tidak patuh pada orang tuanya.
Lalu ia mengompol sebagai bentuk untuk menjukkan ketidakpatuhannya. Yang
kedua, dilihat dari kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian yang konsisten
dan menyatu antara tindakan dengan pikiran sadar-tidak sadarnya.

d. Social interest
Minat sosial merupakan bagian yang juga tidak terlepas dari seorang
individu. Ini ada kaitannya dengan prinsip pertama tentang bagaimana
seseorang akan berjuang untuk memperoleh superioritasnya. Individu yang
sehat kemungkinan akan memiliki minat sosial yang cukup tinggi. Oleh
karenanya, ia akan berusaha mencari cara untuk mendapatkan kesuksesan
yang bisa dirasakan semua orang. Minat sosial yang rendah mungkin akan
menunjukkan kondisi psikologis yang kurang sehat.

e. Style of life
Prinsip di dalam teori Adler dalam psikologi kepribadian selanjutnya
adalah gaya hidup. Dalam prinsip ini, struktur kepribadian yang konsisten dan
menyatu bisa berkembang menjadi sebuah gaya hidup. Ini akan menunjukkan
selera hidup yang meliputi konsep diri, perasaan terhadap orang lain, sikap
terhadap dunia dan tujuan hidupnya. Tentu saja, gaya hidup seseorang akan
tercermin dan tertuang dari apa yang menjadi motivasinya tersebut

16
f. Creative power
Dalam perkembangannya, gaya hidup seseorang akan dipengaruhi oleh
kekuatan kreatif yang dimilikinya. Seseorang memiliki cara-cara tertentu yang
digunakan untuk menciptakan gaya hidupnya. Daya kreatif seseorang bisa
membantu dalam mengendalikan kehidupannya, menentukan cara dan strategi
untuk meraih keberhasilan hingga berperan dalam membentuk minat sosial.
Daya kreatif akan membuat seseorang terus bergerak dalam mencapai
tujuannya, dimana pergerakan tersebut merupakan konsep yang penting dalam
suatu karakteristik seseorang.

Beragam prinsip tersebut merupakan teori yang dikemukakan Adler dalam


menggambarkan kepribadian seseorang. Apa yang terjadi dalam kehidupan seseorang,
termasuk cara ia bertingkah laku, dipengaruhi oleh beragam prinsip tersebut. Kita bisa
mempelajarinya lebih lanjut untuk mendapatkan pandangan yang baru. Teori Adler
dalam psikologi kepribadian menawarkan cara baru untuk melihat bagaimana
kepribadian seseorang bisa terbentuk.

Perkembangan Abnormal
Minat sosial yang tidak berkembang menjadi fakta yang melatar belakangi
semua jenis salah suai (maladjustment). Ada tiga faktor yang membuat orang bisa
menjadi salah suai, antara lain yaitu:

a. Cacat fisik yang buruk. Cacat fisik di ikuti dengan perasaan inferiorita yang
berlebihan, setiap orang dapat mengembangkan perasaan inferior yang
berlebihan, tetapi anak yang dilahirkan dengan cacat fisik yang buruk
mempunyai peluang yang lebih besar untuk menjadi salah suai di banding
anak yang lahir sehat jasmaninya.
b. Gaya hidup manja. Gaya hidup manja menjadi sumber utama penyebab
sebagian besar neurosis. Anak yang di manja mempunyai minat sosial yang
kecil dan tingkat aktifitass yang rendah.
c. Gaya hidup di abaikan. Anak yang merasa tidak di cintai dan tidak di
kehendaki, akan mengembangkan gaya hidup yang di abaikan. Di abaikan
merupakan konsep yang relatif, tidak ada orang yang merasa mutlak di
abaikan atau mutlak tidak di kehendaki.

17
Kecenderungan pengamanan
Semua penderita neurotik menciptakan pengamanan terhadap harga dirinya.
Gejala itu berperan sebagai kecenderungan pengamanan, memproteksi inflasi image-
diri dan mempertahankan gaya hidup neurotik. Ada tiga kecenderungan pengamanan
yaitu :

a. Sesalan
Kecenderungan pengamanan yang paling umum adalah sesalan. Orang
neurotik, juga orang normal biasa memakai sesalan, “ ya, tetapi” dan
“sesungguhnya kalau.”

b. Agresi
Penderita neurotic memakai agresi untuk pengamanan kompleks
superior yang berlebihan, melindungi harga diri yang rentan. Ada 3 macam
agresi yaitu;

i. Depresiasi (merendahkan) adalah kecenderungan menilai rendah prestasi


orang lain dan menilai tinggi prestasi diri sendiri.
ii. Accusation (menuduh) adalah kecenderungan menyalahkan orang lain atas
kegagalan yang dilakukunnya sendiri dan kecenderungan untuk mencari
pembalasan dendam, sehingga mengamankan kelemahan harga dirinya
sendiri.
iii. Self-accusation (menuduh diri sendiri) ditandai oleh menyiksa diri dan
perasaan berdosa.

c. Menarik diri
Kecenderungan untuk melarikan diri dari kesulitan, pengamanan
melalui mengambil jarak. Ada empat jenis menarik diri: mundur, diam di
tempat, ragu-ragu dan membuat hambatan.

18
III. APLIKASI TEORI PSIKOANALISIS DAN PSIKOLOGI INDIVIDUAL

A. Aplikasi Teori Psikoanalisis


Psikoanalisis adalah teori yang sangat terkenal dalam ilmu psikologi. Tokoh
dari teori ini adalah Sigmund Freud. Freud meyakini alam bawah sadar adalah
pendikte semua tindakan yaang kita lakukan.Freud menekuni profesi sebagai terapis
kejiwaan. Ia selalu menyimpulkan kegiatan terapinya tersebut untuk mengembangan
teorinya.Terapi kejiwaan Freud menggunakan berbagai metode sebagai berikut. Freud
menggunakan teknik sugestif di awal-awal karir terapisnya. Ia menekan dahi pasien
dengan tangannya kemudian perlahan ia melepasnya. Ia mengatakan ‘anda akan
berpikir di bawah tekanan tangan saya ini. Ketika saaya mulai melonggarkan tekanan
tangan saya, anda akan melihat sesuatu di depan anda atau ada sesuatu yang muncul
dalam kepala anda. Tangkap erat-erat hal itu. Itulah yang kita cari selama ini. Jadi
sudahkaah sekarang anda melihat sesuatu itu atau melihat apa yang muncul dalam diri
anda?’ Teknik ini menurut Freud sering menghasilkan pengakuan terhadap godaan
pada masa kanak-kanak (child seduction). Namun Freud akhirnya tidak meyakini
tekniknya ini karena menurutnya teknik ini mampu menghilangkan memori-memori
pasien yang benar dan mengubahnya menjadi fantasi tentang godaan seksual sehingga
ia tidak yakin apakah memori memori ini nyata atau tidak.
Akhirnya freud mencoba teknik baru yaitu ia atau terapis bertindak lebih pasif.
Pasien diminta bercerita bebas (free associations). Relevan tidaknya cerita dan
masalah tidak menjadi soal, pasien diminta menceritakan apapun yang ia inginkan.
Teknik inipun akhirnya tidak memuaskan Sigmund Freud. Ia akhirnya menemukan
teknik yang menurutnya paling baik menggambarkan alam bawah sadar yaitu analisis
mimpi(dream analysis). Analisis mimpi mengacu pada satu pemahaman bahwa mimpi
adalah sebuah pemenuhan harapan (wish fulfillments). Acuan ini hanya berlaku untuk
orang normal dan tidak berlaku untuk orang dengan gangguan trauma. Pada orang
dengan gangguan trauma, hal-hal traumatis itulah yang muncul di mimpi. Untuk
mengartikan mimpi Freud memilah unsur mimpi menjadi dua hal. Pertama adalah
unsur yang termanifestasi dan latent. Unsur termanifestasi adalah maknaa permukaan
atau deskripsi sadar yang diberikan pemimpi. Unsur latent sebuah mimpi adalah
materi mimpi yang tidak disadari. Mimpi dari pemenuhan harapan bisa muncul dalam
dua cara, yati kondensasi dan pengalihan (displacement). Mimpi kondensasi akan

19
meringkas harapan seseorang yang begitu banyak dan luas dengan beberapa kejadian
saja di dalam mimpi. Misalkan seorang yang berharap akan memiliki peternakan kuda
dan setiap sore ia menginginkan berkeliling peternakan dengan kuda istimewany
hanya bermimpi membeli pelana kuda. Sedangkan mimpi pengalihan yaitu harapan
seseorang diwujudkan lewat mimpi dengan pengalihan objek. Misalnya seorang yang
mengharapkan mempunyai peternakan kuda tersebut bermimpi mempuyai rambut
panjang lurus seperti kuda.

Mimpi menurut Freud juga mampu menipu pemimpinya dengan


membolak balik perasaan antara di mipi dan kenyataan bawah sadar. Menurutnya
seseorang yang membenci temannya dalam mimpi bisa saja dalam alam bawah
sadarnya ia sangat mencintai teman tersebut. Dalam mengartikan mimpi
pasiennya, Freud meminta pasiennya mengasosiasikan sendiri mimpi-mimpinya
itu dengan tidak memperdulikan relevansinya. Bila pasiennya tidak mampu
mengasosiasikan mimpinya, Freud akan menyimbolkan sendiri mimpi-mimpi
dari pasiennya.

Freudianslips, Freud dalam mengeksplor alam bawah sadar juga melihat


aktivitas sehari-hari seseorang. Menurutnya kekeliruan-kekeliruan dalam
kegiatan sehari -hari mencerminkan keadaan alam bawah sadar seseorang.
Misalnya seseorang yang kelupaan membayar makanannya di tempat makan
adalah cermin bawah sadarnyaa yang menolak membayar makanan tersebut.  

B. Aplikasi Teori Adler


Aplikasi Teori ini sesuai dengan tujuan utamanya, yakni :.
1. Psikoterapi
Menurut Adler (dalam Alwisol, 2004), psikopatologi merupakan
akibat dari kurangnya keberanian, perasaan inferior yang berlebihan, dan
minat sosial yang kurang berkembang. Jadi, tujuan utama psikoterapi
adalah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, dan
mendorong berkembangnya minat sosial.

20
Adler yakin bahwa siapa pun dapat mengerjakan apa saja.
Keturunan memang sering membatasi kemampuan seseorang, dalam hal
ini sesungguhnya yang penting bukan kemampuan, tetapi bagaimana orang
memakai kemampuan itu. Melalui humor dan kehangatan, Adler berusaha
meningkatkan keberanian, harga diri, dan social interest klien.
Menurutnya, sikap hangat dan melayani dari terapis mendorong klien
untuk mengembangkan minat sosial di tiga masalah kehidupan; cinta atau
sekual, persahabatan, dan pekerjaan. Pendekatannya tersebut telah
dielaborasi dengan nama Adlerian Breif Therapy (Corey, 2005).
2. Menggali masa lalu ( Early Recollection )
Menurut Adler, ingatan  masa lalu seseorang selalu konsisten
dengan gaya hidup orang itu sekarang, dan pandangan subyektif orang itu
terhadap pengalaman masa lalunya menjadi petunjuk untuk memahami
tujuan final dan gaya hidupnya.
3. Mimpi
Gaya hidup juga terekspresikan dalam mimpi. Adler menolak
pandangan freud bahwa mimpi adalah ekspresi keinginan masa kecil.
Menurut Adler, mimpi bukan pemuas keinginan yang tidak di terima ego
tetapi bagian dari usaha si pemimpi untuk memecahkan masalah yang
tidak disenanginya atau masalah yang tidak dapat dikuasainya ketika sadar
Jadi, bagi Adler mimpi adalah usaha dari ketidaksadaran untuk
menciptakan suasana hati atau keadaan emosional sesudah bangun nanti,
yang bisa memaksa si pemimpi melakukan kegiatan yang semula tidak
dikerjakan.

21
IV. KELEBIHAN SERTA KEKURANGAN TEORI PSIKOANALSIS DAN
PSIKOLOGI INDIVIDUAL
A. Kelebihan dan Kekurangan Teori Psikoanalisis
Kelebihan Teori Psikoanalisis
Teori psikoanalisis yang digunakan dalam menghadapi permasalahan seorang
pasien tentu memiliki nilai positif dalam kaitannya dengan kelebihan dan kekurangan
teori psikoanalisis dari teknik teknik yang digunakan. Berikut beberapa kelebihan dari
teori psikoanalisis yang harus dipahami dengan baik diantaranya seperti :
1. Membantu untuk menjadikan individu percaya akan kemampuan dirinya yang
selama ini tidak disadari dengan baik. Dengan teknik dalam teori
psikoanalisis, seseorang akan mampu menemukan kemampuan dirinya dalam
menyelesaikan masalah yang ada.

2. Mampu menggabungkan teknik teknik dalam psikoterapi dengan teori


psikologi kepribadian.

3. Dapat memahami kehidupan psikologi seorang individu dan memahami lebih


dalah mengenai sifat manusia.

4. Membantu mengatasi kecemasan melalui analisa terhadap mimpi, resistensi,


dan transferensi.

5. Konselor dapat memiliki kerangka konseptual yang jelas dalam memahami


tingkah laku dan mengetahui fungsi dari simptomatologi.

6. Teori psikoanalisis mengajarkan sangat pentingnya masa kanak kanak dalam


perkembangan kepribadian seseorang.

Kekurangan Teori Psikoanalisis


Seperti halnya dengan teori lainnya dalam psikologi, teori psikoanalisis yang
cukup populer digunakan oleh para konselor juga memiliki nilai negatif yang harus
dipahami dengan baik agar dapat mengatasinya. Berikuti beberapa contoh kelebihan
yang dimiliki oleh teori psikoanalisis dalam penjelasan di bawah ini.
1. Teknik dan penekanan yang dilakukan terkadang terlalu merendahkan
martabat manusia meskipun tidak selalu disadari dengan baik.

22
2. Terlalu menekankan pada masa lalu sehingga seolah olah tanggung jawab
individu menjadi berkurang meskipun maksudnya tidak demikian.

3. Perilaku seseorang ditentukan oleh Energi psikis adalah teori yang maish
meragukan dan kerap kali psikoanalisis meminimalkan rasional.

4. Efisiensi waktu yang biaya yang kurang baik jika teori psikoanalisis di
terapkan. Hal ini dikarenakan untuk mengali masa lalu dan membantu pasien
menemukan kemampuan dirinya tidaklah cukup dengan hanya satu atau dua
kali pertemuan saja melainkan lebih dari itu.

5. Dapat menimbulkan kebosanan dan kelelahan pada pasien karena proses yang
cukup panjang dan tidak segera menemukan keinginan yang diharapkan.

Itulah beberapa penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan teori


psikoanalsis yang perlu diperhatikan dengan baik sebagai salah satu bentuk teori yang
berkembang di dunia psikologi dan digunakan hingga saat ini. Dengan mengetahui
penjelasan diatas, maka ada upaya untuk memaksimalkan potensi yang ada dan
mencegah kekurangan dari teori psikoanalisis.

B. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Adler


Kelebihan Teori Psikoindividual
1. Keyakinan yang optimistis bahwa setiap orang dapat berubah untuk mencapai
sesuatu ke arah evolus manusia bersifat positif

2. Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk mengubah klien

3. Menekan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah akan tetapi manusianya
yang sakit atau salah.

4. Menekan bahwa kekuatan sebagai pusat pendorong prilaku

5. Berorientasi humanistic

6. Lebih menekankan pada asepek – aspek psikologis social

7. Konsep – konsep dasar dan prosedur serta terapnya mudah diikuti

23
Kekurangan Teori Psikoindividual
1. Terlalu banyak menekankan pada tinjauan intelektual dalam upaya perubahan.

2. Penekanan yang berlebihan pada pengalaman nilai, minat subjektif sebagai


penentu prilaku.

3. Meminimalkan factor biologis dan riwayat masa lalu.

4. Terlalu banyak menekan kan tanggung jawab pada ketrampilan diagnostik


konselor.

5. Dari segi presesi kemungkinan untuk di tes dan validitas empiriknya pada
pendekatan ini lemah (kurang teliti).

6. Ada kecenderungan untuk menyederhanakan secara berlebihan terhadap


beberapa masalah manusia yang kompleks.

24
V. KRITIK TERHADAP KEDUA TEORI

Sigmund Freud Vs. Alfred Adler


Perkenalan Adler dengan Sigmund Freud dimulai saat 1902, ketika Freud
mengundang Adler buat ‘nongkrong’ bareng di rumahnya tiap rabu malam. Diskusi-
diskusi Adler dan Freud berkembang menjadi Vienna Psychoanalytic Society.
Walaupun sering dianggap sebagai murid Freud, Adler adalah rekan sejawat dan
setara. Ibaratnya Batman sama Superman lah. Adler menyetujui beberapa pendapat
Freud, tapi juga berselisih pada pendapat yang lain.
Walaupun Adler punya pengaruh besar di komunitas, tapi pandangan
sosiologis dan psikologis Adler dan Freud itu beda, kayak dua sisi mata uang.
Freud mencela Adler karena Adler terlalu fokus sama proses alam sadar.
Freud lebih fokus pada pikiran bawah sadar dan tidak sadar manusia. Sementara,
Adler mencemooh Freud yang terlalu fokus pada aspek seksualitas dalam motivasi
manusia.
Freud membagi kepribadian menjadi komponen-komponen, sedangkan
Adler menganggap kepribadian harus dipelajari secara utuh. Freud menganggap
kesadaran dan ketidaksadaran manusia terpisah, sementara Adler menganggap alam
sadar dan tidak sadar bekerja dalam harmoni. Bagi Adler, alam sadar adalah sesuatu
yang disadari oleh orang tersebut, sementara alam tidak sadar adalah sesuatu yang
belum disadari.
Kamu mahasiswa psikologi pasti udah akrab lah sama istilah id, ego, dan
super ego. Buat Freud, ketiga komponen kepribadian ini dapat berkonflik. Dan bila
tidak ditangani dengan benar, bisa menimbulkan gangguan pada jiwa.
Adler kurang setuju sama konsep ini, makanya dia bikin aliran sendiri yang
disebut psikologi individual. Individu sendiri berasal dari kata un-divided, yang
artinya nggak bisa dibagi. Buat Adler, pribadi adalah suatu yang perlu dipelajari
secara utuh, bukannya dipecah-pecah. Adler juga kurang suka sama Freud yang
terlalu fokus pada aspek seks dalam teorinya. Adler percaya bahwa pribadi juga
dibentuk dari aspek budaya dan sosial. Atas dasar itu, Adler menciptakan teori
berbeda, dan bahkan model terapi psikologi yang berbeda pula.
Beberapa kritik konsep diantara keduanya dalam hal psikologi manusia,
diantaranya :
a. Cara pandang terhadap manusia..
25
Menurut Freud, manusia pada dasarnya “jahat”. Kalo seandainya
di dunia ini nggak ada norma, maka sifat jahat manusia akan keluar dan
terekspresi dengan bebas. Perilaku jahat ini diredam oleh proses berpikir dan
ada norma yang mengatur. Adler tidak setuju. Seseorang nggak punya sifat
alami baik atau jahat. Orang bebas memilih dia mau jadi baik atau jahat,
atau mungkin keduanya. Inget pandangan Adler tentang finalisme fiksional,
kan? Kebenaran itu relatif.

b. Pengaruh masa lalu.


Bayangkan sebuah tanah liat. Kalo masih basah, tanah liat kan
gampang dibentuk-bentuk tuh. Tapi semakin lama, tanah liat itu semakin keras
kan? Kalo udah keras kita gak bisa membentuknya. Kalo dipaksa yang ada
malah pecah. Freud memercayai perilaku manusia mirip seperti itu. Semakin
bertambah usia, semakin sulit untuk mengubah perilakunya. Bisa sih diubah,
tapi butuh waktu lama. Freud berpendapat bahwa masa kecil manusia
merupakan masa paling kritis. Seluruh hidupnya dapat ditentukan di sini.
Freud membagi perkembangan manusia menjadi lima fase: oral, anal, falik,
laten, dan genital. Seluruh fase ini erat kaitannya dengan seksualitas. Bila
tidak tercukupi, maka dampaknya akan keliatan pada perilakunya. Adler pun
sependapat, manusia dapat dipengaruhi oleh masa lalu. Tapi bagi Adler
bukanlah aspek seksualnya yang dapat mempengaruhi, tapi gimana cara
orang tua memperlakukan anak tersebut. Diperhatiin apa nggak, ditantang
mencari solusi sendiri apa nggak, diajak ngobrol apa nggak. Dan buat Adler,
masa lalu yang gak bahagia bukanlah akhir dunia. Kalo seseorang masih
punya goal ke depan dan semangat untuk memperbaiki diri, maka orang
tersebut masih bisa berubah.

c. Motivasi Menurut Freud.


Dorongan hidup manusia berasal dari instingnya. Insting adalah
sesuatu yang gak diproses oleh pikiran, muncul gitu aja. Gampangnya gini.
Kamu gak mikir “laper ahhh” baru kemudian laper, ya kan? Pastinya kalo
udah lama gak makan, ya laper sendiri tanpa dipikir. Kalo udah laper, pasti
pengen makan. Manusia bisa bertahan hidup berdasarkan dorongan untuk
memuaskan insting tersebut. Freud yakin bahwa dorongan seks juga

26
adalah salah satu dorongan dasar manusia. Ini diketahui dari lima tahun
perkembangan manusia, ia membagi lima tahun itu menjadi fase-fase
pemenuhan seks, yaitu oral, anal, falik, laten, dan genital.
Adler memandang berbeda. Menurut Adler, proses berpikir
berperan dalam menentukan dorongan kebutuhan. Contohnya, kalo kamu
yang muslim lagi puasa. Kamu gak berasa laper walaupun gak makan
seharian. Itu karena kamu sadar kamu lagi puasa, jadinya gak berasa laper.
Kalo lagi gak bulan puasa, jam 11 belum sarapan aja kamu udah lemes kayak
kanebo basah. Begitulah, menurut Adler proses berpikir juga menentukan
dorongan. Sementara Adler percaya bahwa manusia dimotivasi oleh dorongan
sosial. Ia percaya bahwa kesadaran manusia adalah komponen powerful dalam
menentukan pilihan dan menciptakan tujuan hidup.

d. Proses terapi
Satu perbedaan pada metode terapi Adler dan Freud adalah pada
metode pendekatan Adler lebih fokus pada saat ini. Metode terapi dengan
hubungan yang akrab antara klien-terapis, menciptakan tujuan bersama, dan
meyakinkan klien bahwa dia bisa berubah. Ruangan terapi Adler adalah
model dua kursi berhadap-hadapan, klien dan terapis duduk bersama
gitu. Metode Adler gak cuma pada penyembuhan, tapi juga pencegahan
kemungkinan gangguan jiwa. Strategi pencegahan ini termasuk pemberian
semangat, dorongan untuk lebih banyak bersosialisasi, dan pemusnahan
perilaku yang memanjakan anak. Freud lebih mengedepankan masa kanak-
kanak kliennya. Metode Freud bisa berminggu-minggu, karena untuk
menyelesaikan satu masalah aja terapis harus menggali masa lalu. Fokusnya
juga “mengangkat” alam bawah sadar ke alam sadarnya. Bisa lewat hipnosis,
interpretasi mimpi, gitu-gitu.
Model ruang terapi Freud berupa satu kursi untuk
terapis/psikolog, dan satu kursi panjang atau ranjang untuk klien
berbaring. Klien diminta untuk menerawang, nggak ngeliat ke terapis. Ini
dimaksudkan supaya si klien bisa berbicara sepuasnya, menumpahkan semua
yang ada di pikiran, ngalor-ngidul. Nanti terapisnya yang nyatet dan
menginterpretasi. Mungkin akan nanya-nanya untuk menggali informasi
tambahan, tapi nggak sering.

27
VI. PENUTUP

A. Simpulan
Dari kedua teori tersebut telah nampak bahwa terdapat kekurangan dan
kelebihan yang ada pada dua teori tersebut. Serta beberapa perbedaan tentang cara
kedua tokoh tersebut menangggapi masalah klien. Tidak ada yang perlu diperdebatan
karena keduanya hanya teori belaka yang bisa kita ambil manfaatnya dari
mempelajari teori tersebut.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan
yang terdapat pada kata ataupun salah penempatan dalam penyusunan makalah ini.
Maka dari itu, penulis mengaharapkan kiritikan serta komentar yang bersifat
membangun dari sebuah karya tulis agar segalla kekurangan dan kealfaan dapat
tertutupi. Mengingat pentingnya literatur-literatur yang baik, komunikatif dan
informatif agar pembaca dengan jelas memahami makna penulisan karya tulis ini dan
semakin menambah khasanah keilmuan pembaca.

28
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Sigmund_Freud#:~:text=Sigmund%20Freud%20(lahir
%20di%20Freiberg,psikoanalisis%20dalam%20bidang%20ilmu
%20psikologi.&text=Freud%20tertarik%20dan%20belajar%20hipnotis,untuk
%20membantu%20penderita%20penyakit%20mental. 19 SEPT 20.00

https://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Adler#:~:text=Urutan%20Kelahiran-,Biografi
%20Singkat,dari%20sepasang%20pedagang%20makanan%20pokok.&text=Adler
%20meninggal%20pada%201937%20di,dikremasi%20di%20Edinburgh%2C
%20tetapi%20menghilang. 20 SEPT 19.05

https://muhammadirawansaputra.wordpress.com/2012/11/29/aplikasi-psikoanalisis/
http://agusnoffitasepti.blogspot.com/2012/04/teori-konseling-adlerian.html
https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/teori-psikoanalisis-klasik/amp

https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/teori-adler-dalam-psikologi-
kepribadian/amp

https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/prinsip-teori-kepribadian-alfred-
adler/amp

29

Anda mungkin juga menyukai