TENTANG
TEORI ALFRED ADLER
Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah
Psikologi Kepribadian I pada Semester III
Disusun Oleh
Kelas : B (Genap)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2011
TEORI PSIKOLOGI SOSIAL:
ADLER, FROMM, HORNEY, DAN SULLIVAN
ALFRED ADLER
Minat Kemasyarakatan
Pada tahun-tahun awal perumusan teorinya, Adler mengemukakan hakikat
manusia yang agresif dan haus kekuasaan serta ide tentang proses maskulin sebagai
suatu bentuk kompensasi berlebihan atas kelemahan feminin, Adler dikritik dengan
tajam karena ia menekankan dorongan dorongan yang bersifat mementingkan diri
sendiri dan mengabaikan motif motif sosial.
Adler, memperluas konsepsinya tentang manusia dengan memasukkan faktor minat
sosial. Meskipun minat sosial terjelma dala bentuk bentuk seperti kerja sama,
hubungan antarpribadi dan hubungan sosial, namun makna dari istilah itu sendiri jauh
lebih luas dari pada hal itu. Menurutnya, minat sosal merupakan kompensasi sejati
dan yang tak dapat dielakkan bagi semua kelemahan alamiah manusia
individual(Adler,1929b,hlm. 31).
Setiap orang berada dalam suatu konteksa sosial sejak hari pertama hidupnya.
Kerjasama terwujud dalam hubungan antara bayi dan ibunya, dan sejak itu sang
pribadi terus-menerus terlibat dalam jalinan hubungan antarpribadi yang membentuk
kepribadiannya.
Adler yakin bahwa minat sosial bersifat bawaan; bahwa manusia adalah
makluk sosial menurut kodratnya, bukan karena kebiasaan saja. Akan tetapi sama
seperti setiap bakat kodrati, kecenderungan yang dibawa sejak lahir ini tidak bisa
muncul secara spontan, tetapi terus ditumbuhkan lewat bimbingan dan latihan.
Di mata adler muda, manusia didorong oleh nafsu akan kekuasaan dan dominasi yang
tak terpuaskan untuk mengkompensasikan suatu perasaan inferioritas yang dalam dan
tersembunyi. Di mata Adler tua, manusia dimotivasikan oleh minat sosial bawaan
yang menyebabkan ia menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
Gaya Hidup
Gaya hidup adalah slogan teori kepribadian Adler dan merupakan ciri yang
sangat khas dari psikologinya. Haya hidup adalah prinsip sistem dengan mana
kepribadian individual berfungsi; keseluruhanlah yang memerintah bagian
bagiannya. Gaya hidup merupakan prinsip idiografik Adler yang menjelaskan
keunikan seseorang. Setiap orang mempunyai gaya hidup tetapi tidak mungkin ada
dua orang mengembangkan gaya hidup yang sama.
Setiap orang mempunyai tujuan yang sama, yakni superioritas, namun cara untuk
mengejar tujuan ini tak terhingga jumlahnya. Orang yang sau berusaha menjadi
superior dengan mengembangkan inteleknya, yang lain mengarahkan segenap
usahanya untuk mencapai kesempurnaan otot. Gaya hidup cendikiawan berbeda dari
olahragawan.
Gaya hidup terbentuk sangat dini pada masa kanak kanak, sekitar usia 4 atau
5 tahun, dan sejak itu pengalaman diasimilasikan dan digunakan seturut gaya hidup
yang unik ini.
Yang menentukan gaya hidup adalah inferioritas- inferioritas khusus, entah khayalan
atau nyata yang dimiliki orang. Gaya hidup merupakan kompensasi dari suatu
inferioritas khusus. Apabila anak memiliki kelemahan fisik, maka gaya hidupnya akan
berwujud melakukan hal hal yang akan menghasilkan fisik yang kuat. Anak yang
bodoh akan berjuang mencapai superioritas intelektual.
Ingatan-ingatan Awal
Adler berpendapat bahwa ingatan paling awal yang dapt dilaporkan seseorang
merupakan kunci penting untuk memahami gaya hidup dasarnya.
Pengalaman Masa Kanak-Kanak
Ada tiga faktor penting yang menyebabkan anak-anak dengan mudahnya jatuh
ke dalam pergaulan yang salah: (1) anak-anak yang memiliki inferioritas, (2) anak-
anak yang dimanjakan, (3) anak-anak terlantar. Anak-anak yang memiliki kelemahan
fisik atau jiwa cenderung menganggap dirinya sebagai orang-orang yang gagal karena
sulit bagi mereka untuk dapat menghadapi tugas-tugas kehidupan. Sedangkan anak-
anak yang dimanjakan cenderung sulit untuk mengembangkan perasaan sosial.
Mereka selalu berharap agar masyarakat-lah yang menyesuaikan diri dengan
keinginan-keinginan mereka yang tentunya kebanyakan berpusat pada diri mereka
sendiri. Anak-anak yang ditelantarkan atau diabaikan pun sangatlah berbahaya.
Mereka yang diperlakukan secara buruk pada masa anak-anak cenderung akan
tumbuh menjadi pribadi yang bermusuhan dnegan masyarakat. Gaya hidup mereka
dikuasai oleh kebutuhan untuk balas dendam. Ketiga keadaan ini, yaitu kelemahan
organic, pemanjaan, dan penolakan, menimbulkan konsepsi-konsepsi yang sallah
tentang dunia dan mengakibatkan suatu gaya hidup yang patologis.
DAFTAR PUSTAKA