1702975
Dari ketiga struktur tersebut, sistem kesewenang-wenangan memiliki kemungkinan yang lebih
besar untuk berkembang di masyarakat. Perbedaan sosial yang mempengaruhi sistem ini memiliki
cakupan yang lebih luas dan dapat berkaitan dengan berbagai hal seperti perbedaan
kewarganegaraan, ras, suku, kelas, kepemilikan tanah, keturunan, agama, klan, pengetahuan, ide-
ide, ketrampilan dan sebagainya.
Hierarki berbasis kelompok keduanya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sekitar tujuh
proses pada tiga tingkat analisis. Pada tingkat sosial, antarkelompok, dan personal. (lebih jelas lihat
bagan pada hal. 419). Jadi, pada intinya, ada tiga asumsi dasar yang mendasari TDS. Pertama,
penggagas TDS berasumsi bahwa sistem sosial manusia ulet secara dinamis. Kedua, berbagai bentuk
penindasan berbasis kelompok (mis., Seksisme, rasisme, nasionalisme, etnosentrisme, classisme)
harus dilihat sebagai contoh spesifik hierarki sosial berbasis kelompok. Ketiga, tingkat hierarki sosial
berbasis kelompok dalam masyarakat mana pun pada waktu tertentu akan menjadi hasil bersih dari
interaksi peningkatan hierarki bertingkat dan kekuatan pelemahan hierarki dalam masyarakat itu
pada waktu tertentu. Dengan demikian, tujuan utama TDS adalah untuk memahami proses
bertingkat yang bertanggung jawab atas produksi, pemeliharaan, dan reproduksi hirarki sosial
berbasis kelompok.
Satu gagasan penting yang dipinjam dari teori elitisme klasik dan neoklasik menyangkut sifat
struktur masyarakat. Dengan pengecualian Marxisme, teori-teori ini menganggap bahwa sistem
sosial dan organisasi sosial yang kompleks secara inheren terstruktur secara hierarki dan oligarki.
Gagasan besar kedua yang banyak dimiliki oleh teori-teori ini adalah tentang peran gagasan
Zararah Yusri Nasution
1702975