manusia sebagai mahluk sosial serta interaksi antar manusia yang terjadi di dalam kehidupan lingkungan masyarakat. Teori Konflik memiliki asumsi dasar bahwa perbedaan kepentingan antar kelas sosial menciptakan relasi sosial yang bersifat konfliktual. Akar dari terciptanya konflik dalam masyarakat adalah ketidakmerataan distribusi kekuasaan dan kekayaan yang menciptakan kesenjangan kelas sosial. Kekuasaan meliputi akses terhadap sumber daya. Level kekuasaan individu atau kelompok berbeda-beda. Perbedaan inilah yang disebut kesenjangan. Semakin besar kesenjangan, semakin besar potensi timbulnya konflik sosial. Kesenjangan tidak hanya ditentukan oleh perbedaan kelas, namun bisa juga ras, gender, kultur, selera, agama, dan lainnya. . Pengertian Konflik Konflik dapat mengakibatkan adanya perubahan dalam struktur relasi-relasi sosial, apabila kondisi-kondisi tertentu telah dipenuhi. Teori Konflik Ralf Dahrendorf menyatakan bahwa konsekuensi atau fungsi konflik, yaitu dapat mengakibatkan adanya perubahan sosial, khusus yang berkaitan dengan struktur otoritas. Ada tiga tipe perubahan struktur, yaitu (1) perubahan keseluruhan personil dalam posisi dominasi; (2) perubahan sebagian personil dalam posisi dominasi, dan (3) digabungkannya kepentingan- kepentingan kelas subordinat dalam kebijaksanaan kelas yang mendominasi. Teorikonflik banyak menginspirasi munculnya gerakan sosial akar rumput yang melakukan perlawanan di berbagai aspek, salah satunya adalah feminisme. Gerakan feminisme terispirasi oleh teori konflik untuk melihat bahwa relasi gender dan seksual sebenarnya merupakan relasi eksploitatif. Teorikonflik banyak menginspirasi munculnya gerakan sosial akar rumput yang melakukan perlawanan di berbagai aspek, salah satunya adalah feminisme. Gerakan feminisme terispirasi oleh teori konflik untuk melihat bahwa relasi gender dan seksual sebenarnya merupakan relasi eksploitatif. Teori konflik pertikaian dan konflik merupakan bagian dari sistem sosial yang tidak dapat dihindari. Adanya konflik menunjukan didalam hubungan- hubungan atau relasi soaial masyarakat terdapat dominasi, korelasi, dan kekuasaan. Hal tersebut menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik. Otoritas yang beragam menghadirkan situasi superordinasi dan subordinasi. Perbedaan antara superordinasi dengan subordinasi dapat memicu konflik akibat adanya perbedaan kepentingan. Menurut Coser, konflik dapat direkayasa untuk menciptakan kohesi atau keteraturan sosial. Konflik memiliki dua makna, yaitu makna positif dan negatif. Fungsi positif teori konflik menurut Coser dilihat dalam ilustrasi satu golongan yang sedang mengalami konflik dengan pihk lain. Dimana konflik menjadikan kelompok- kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut menjadi lebih kuat dan memiliki solidaritas lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum terlibat konflik. Hal tersebutlah yang menjadikan konflik memiliki makna positif. Konflik dapat bermakna negatif ketika dipaandang sebagai pemicu atau masalah yang memperlemah hubungan masyarakat. Dimana konflik tersebut menyebabkan permusuhan antar kelompok yang terlibat konflik, dari yang sebelumnya memiliki hubungan yang baik setelah konflik tersebut menjadi bermusuhan. Hal tersebutlah yang menyebabkan konflik dapat bermakna negatif. Teori aksi
Teori aksi dikembangkan oleh Max Weber, seorang
sosiolog dan ekonom kenamaan. Max berpendapat, bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsirannya atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Serta untuk mencapai tujuan tertentu (Ritzer, 1983). Teori aksi
Teori aksi dikembangkan oleh Max Weber, seorang
sosiolog dan ekonom kenamaan. Max berpendapat, bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsirannya atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Serta untuk mencapai tujuan tertentu (Ritzer, 1983). Teori Max ini kemudian dikembangkan lagi oleh Talcott Parsons dengan beberapa kritik didalamnya. Salah satunya ialah tindakan individu dipengaruhi oleh tiga sistem, yaitu: sistem sosial, budaya dan kepribadian masing-masing individu. Syamsir (2006: 9- 10) merinci tokoh-tokoh teori ini diantaranya: Max Weber, Talcott Parsons dan Emile Durkheim. Inti tesis dari teori ini adalah “tindakan yang penuh arti” dari individu. Diskusikan kelompok Fenomena virus corona Dalam penerapan ilmu sosial dari bebagai disiplin ilmu
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik