Anda di halaman 1dari 2

Addriani Sukma Melati (1910102010051)

TEORI KONFLIK SOSIAL

Pada hakikatnya teori konflik muncul sebagai bentuk reaksi atas tumbuh suburnya teori
fungsionalisme struktural yang dianggap kurang memerhatikan fenomena konflik sebagai salah
satu gejala di masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian. Teori konflik adalah salah satu
perspektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri dari
bagian atau komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana komponen
yang satu berusaha menaklukkan kepentingan yang lain guna memenuhi kepentingannya atau
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

Pada dasarnya pandangan teori konflik tidak banyak berbeda dengan pandangan teori
fungsionalisme struktural, sebab keduanya sama-sama memandang masyarakat sebagai suatu
sistem yang terdiri dari bagian-bagian. Perbedaan antara teori konflik dan fungsionalisme
struktural terletak pada asumsi yang berbeda-beda tentang elemen-elemen pembentuk
masyarakat. Jika teori fungsionalisme struktural menempatkan elemen-elemen sosial dalam
keadaan saling berhubungan secara normal dan saling mendukung kelangsungan hidup sistem
sosial, sedangkan teori konflik social memandang antar-elemen sosial memiliki kepentingan dan
pandangan yang berbeda. Perbedaan itulah yang memicu terjadinya konflik social yang berujung
saling mengalahkan, melenyapkan, memusnahkan diantara elemen tersebut.

Teori Konflik Marx

Sebagaimana dikemukakan oleh Karl Marx yang memandang masyarakat terdiri dari dua
kelas yang didasarkan pada kepemilikan sarana dan alat produksi (property), yaitu kelas borjuis
(kelompok yang memiliki sarana dan alat produksi sehingga menjadi modal dalam usaha) dan
kelas protelar (kelompok yang tidak memiliki sarana dan alat produksi sehingga menjual
tenaganya demi memenuhi kebutuhan ekonomi) yang membuat masyarakat terintegrasi karena
adanya struktur kelas, dimana kelas borjuis menggunakan negara dan hukum untuk mendominasi
kelas protelar. Hal itu memicu terjadinya konflik antarkelas sosial dimana dalam proses produksi
terjadi kegiatan pengeksploitasian terhadap kelompok protelar oleh kelompok borjuis yang
membawa dampak buruk bagi nasib kelompok protelar karena menyebabkan semakin banyaknya
jumlah penduduk yang akan menyulitkan mereka, berupa tuntutan akan lapangan pekerjaan
semakin tinggi sementara jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak bertambah. Tingginya

Sosiologi : Teori Konflik Sosial Page 1


Addriani Sukma Melati (1910102010051)

jumlah penawaran tenaga kerja akan berpengaruh pada rendahnya ongkos tenaga kerja yang
diterima, sehingga kehidupan selanjutnya semakin buruk. Sementara kehidupan kelompok
borjuis semakin berlimpah dengan segala macam kemewahannya. Gejala inilah pada akhirnya
menimbulkan ketimpangan sosial yang berujung pangkal pada konflik sosial. Kaum protelar
melakukan perlawanan dalam bentuk revolusi sosial dengan tujuan menghapus kelas-kelas social
yang dianggap sebagai biang ketidakadilan.

Teori Konflik Ralf Dahrendorf

Ralf Dahrendorf mengemukakan bahwa masyarakat terbagi dalam dua kelas atas dasar
pemilikan kewenangan (authority: kelas yang memiliki kewenangan dan subjeksi: kelas yang
tidak memiliki kewenangan). Menurut teori ini, masyarakat terintegrasi karena adanya kelompok
kepentingan dominan yang menguasai masyarakat banyak. Menurut Dahrendorf, dalam
kehidupan masyarakat selalu ada asosiasi seperti; Negara, industry, partai, agama, klub-klub, dan
sebagainya. Dalam asosiasi ini, sumber-sumber pengaruh pada kewenangan bukan dari orang
yang menduduki jabatan atau posisi itu melainkan jabatannya sendiri, sedangkan sumber
kekusaan adalah berasal dari orang yang meduduki jabatan tersebut. Ketidakmerataan itu
membuat konflik antara dua kelompok tersebut. Mereka berusaha mempertahankan status quo
pola-pola kewenangan yang ada (yaitu tetap mendominasi), sedangkan kelas yang tidak memiliki
kewenangan tersebut berusaha mengubah statusnya atau menentang status pemilik kewenangan.

Sumber : Setiadi, Elly Maliha, dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta
dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Cetakan ke-2. Bandung:
Kencana, 2011. Prenada Media Group.

Sosiologi : Teori Konflik Sosial Page 2

Anda mungkin juga menyukai