Anda di halaman 1dari 23

Pendekatan Struktural

Konflik

Ratih Lestarini
Pokok Pikiran Teori Konflik
1. Teori konflik muncul sebagai reaksiatas teori
fungsional struktural yang kurang memperhatikan
fenomena konlik dalam masyarakat.
2. Teori Konflik memandang masyarakay sebagai
sistem sosial yang terdiri atas kepentingan –
kepentingan yang berbeda beda dimanaada suatu
usaha untuk menaklukkan komponen yang lain
guna memenuhi kepentingan lainnya.
3. Setiap unsur masyarakat memberikan sumbangan
pada disintegrasi dan perubahan masyarakat
4. Setiap masyarakat didasarkan pada paksaan
beberapa orang anggota terhadap anggota lain
Tokoh dalam Teori Konflik

 Karl Marx
 Ralf Dahrendorf
Tokoh Awal (Karl Marx)
Sumbangan Marx pada sosiologi tetap pada
teorinya mengenai kelas.
Sejarah masyarakat hingga kini adalah sejarah
kelas.
Dengan munculnya kapitalisme menjadi
pemisahan tajam antara mereka yang
menguasai alat produksi dan mereka yang
mempunyai tenaga.
Pengembangan Kapitalisme memperuncing
kontradiksi antara 2 katagori sosial sehingga
pada akhirnya terjadi konflik diantara kedua
kelas
Cara produksi yang terdapat dalam masyarakat
merupakan faktor yang menentukan struktur
masyarakat tersebut.
Pandangan tadi dituangkan dalam konsepnya
mengenai

Struktur Struktur
Infra Supra

Struktur Supra selalu ditentukan oleh Struktur


Infra
Ramalan Marx
“bahwa kaum proletar akan memenangkan
perjuangkan kelas ini dan akan menciptakan
masyarakat tanpa kelas”
Konsep Materialisme Marx
Bahwa orang didalam masyarakat mempunyai
kemampuan dalam level tertentu

Kemampuan itu tergantung pada seberapa


besar ia memiliki pengetahuan, kecakapan,
dan teknologi yang tersedia didalam
lingkunganya dimana ia hidup.
Kemampuan untuk memiliki unsur tersebut
disebut sebagai kekuatan material produksi
atau biasa disebut faktor-faktor produksi
Faktor-faktor produksi menentukan dengan
cara bagaimana manusia hidup dan pada saat
yang sama faktor-faktor produksi juga
menentukan cara-cara mereka berhubungan
satu dan lainya dalam proses produksi dan
pertukaran
Pembentukan Kelas
Mereka yang memiliki Mereka yang tidak
faktor produksi akan memiliki faktor
mengontrol proses produksi dan hanya
produksi dan memiliki tenaga akan
kemudian juga tunduk pada si pemilik
menentukan faktor produksi
hubungan-hubungan
produksi didalamnya.
Sistem Produksi yang kapitalis inilah yang
kemudian menciptakan lapisan-lapisan
ekonomi yang mempunyai perbedaan dan
juga mempunya kepentingan yang saling
bertentangan.
Struktur Sosial
dalam Masyarakat Kapitalis (Marx)

Kepemilikan atas faktor-faktor produksi


adalah dasar bagi pembentukan pelapisan
sosial dalam masyarakat, dan melalui
hubungan-hubungan produksi maka proses
produksi dijalankan dan dikendalikan.
Piramida Pelapisan Sosial
Kedua kelas yang terbentuk
memiliki kepentingan yang
bertentangan. Kepentingan
A Kapitalis adalah untuk
t mendapatkan keuntungan
yang diciptakan dengan
a konsep nilai lebih (surplus
value).
s
Bawah Kepentingan Buruh adalah
untuk mendapatkan upah yang
layak dari proses hubungan
relasi itu.
Nilai Lebih (Surplus Values)
Adalah nilai yang diciptakan didalam proses
produksi dimana nilai tersebut berkembang
ketika seorang pemilik modal berupaya
dengan segala cara agar ia selalu mendapat
selisih harga yang tinggi antar biaya produksi
untuk tenaga dan harga hasil produksi untuk
kemudian dijual dengan harga tinggi kepada
konsumen.
Infra Struktur dan Supra Stuktur

Supra
(Hukum, Politik, Budaya, Ideologi, dll.)

Infra
(Sistem Ekonomi)
Perubahan Sosial

Masyarakat Masyarakat
Kapitalis Komunis
Pemikiran Ralf Dahrendorf

1. Menganggap masyarakat bersisi ganda,


memiliki sisi konflik dan sisi kerjasama.
2. Ia kemudian menyempurnakan sisi ini
dengan menyatakan bahwa segala sesuatu
yang dapat dianalisa dengan fungsionalisme
struktural dapat dianalisa dengan teori
konflik.
Kritikan terhadap Marx
 Marx tidak melihat pemisahan antara pemilikan serta
pengendalian/kontrol sarana – sarana produksi yang
terjadi di abad ke – 20.
 Timbulnya korporasi – korporasi dengan saham-
saham yang dimilki oleh orang banyak, dimana tak
seorangpun memiliki kontrol yang ekslusif, berperan
sebagai contoh dari apa yang disebut Dahrendorf
sebagai dekomposisi modal.
 Dekomposisi modal melahirkan kesulitan
untukmengidentifikasi kaum borjuis yang memiliki
monopoli eksklusif atas modal maupun pengendali
perusahaan.
Perubahan Paradigma tentang Kelas
 Abad 20, pemilikan dan pengendalian tsb mengalami diversifikasi dan
tidak ada lagi berada dalam satu tangan individu atau keluarga saja
 Terjadi juga dekomposisi tenaga kerja. Lahir kelas pekerja dengan
susunan yang jelas, dimana para buruh terampil berada di jenjang atas
sedangkan buruh biasa berada di jenjang bawah.
 Kaum proletar bukan lagi sebagai massa yang tanpa perbedaan
sebagaimana halnya terjadi pada kaum borjuis
 Dekomposisi modal dan tenaga kerja menjurus kepada lahir dan
berkembangnya jumlah kelas menengah yang sebelumnya tidak
pernah diramalkan oleh Marx .
 Hal ini memperkuat kegagalan Marx tentang terjadinya revolusi kelas.
 Timbulnya kelas menengah baru sebenarnya merupakan suatu
perubahan struktural yang berasal dari institusionalisasi pertentangan
kelas
 Hubungan – hubungan kekuasaan yang
menyangkut bawahan dan atasan menyediakan
unsur – unsur bagi kelahiran kelas. Beberapa
orang turut serta dalam struktur kekeuasaan
dalam kelompok,s edangkan yang lain tidak.
 Terdapat dua sistem kelas yaitu: mereka yang
berperan dalam struktur kekuasaan melalui
penguasaan dan mereka yang tidak
berpartisipasi melalui penundukan.
 Perjuangan kelas lebih berdasarkan kekuasaan
daripada pemilikan sarana produksi.
Perspektif Dahrendorf tentang
Revolusi Kelas
 adanya diversifikasi tenaga kerja diiukuti dengan mobilitas
sosial pekerja. Mobilitas sosial inilah yang merintangi
gejolak revolusi di dalam masyarakat kapitalis modern.
 Alasan mengapa revolusi dimaksud tidak terjadi karena
setiap pertentangan yang ada diselesaikan melalui
institusional.
 Melalui institusionalisasi pertentangan tersebut, setiap
masyarakat mampu mengatasi masalah – masalah baru
yang timbul
 Pengaturan institusionalisasi terbukti dari timbulnya serikat
–serikat buruh yang memperlancar mobilitas sosial serta
mengatur konflik antara buruh dan manajemen.
Teori Fungsional Teori Konflik

Masyarakat adalah statis atau masyarakat berada dalam Setiap masyarakat setiap saat tunduk pada proses perubahan
keadaan berubah secara seimbang

Menekankan Keteraturan masyarakat Melihat pertikaian dan konflik dalam sistem sosial

Setiap elemen masyarakat berperan dalam menjaga Berbagai elemen kemasyarakatan menyumbang terhadap
stabilitas disintegrasi dan perubahan

Cenderung melihat masyarakat secara informal diikat Melihat apapun keteraturan yang terdapat dalam masyarakat
oleh norma, nilai dan moral yang berasal dari pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka
yang berada di atas

Memusatkan perhatian pada kohesi yang diciptakan oleh Menekankan pada peran keuasaan dalam mempertahankan
nilai bersama masyarakat ketertiban dalam masyarkat
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai