Anda di halaman 1dari 21

MASALAH PELANGGARAN HAK-HAK BURUH BURUH

PT. NIKE DI INDONESIA

Disusun Oleh:

Alani Mahita

151150030

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah merupakan hal yang lumrah dalam setiap kehidupan
bernegara. Dari mulai masalah politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan lain-
lain. Masalah itu ada yang dikategorikan sebagai masalah kecil, ada pula
yang dikategorikan masalah yang cukup besar hingga mengakibatkan
adanya suatu konflik.
Konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih di
mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lainnya. Atau bisa juga
diartikan sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang dapat
mengakibatkan kekacauan1 Dengan adanya konflik, masyarakat tersebut
akan semakin kacau dan sulit dikendalikan. Sehingga tidak akan ada rasa
kesatuan di dalam negara tersebut.
Namun dari setiap konflik tentu ada sisi positifnya juga. Salah satunya
adalah harapan pembaharuan yang akan terjadi terhadap masalah dari
penyebab konflik tersebut. Harapan dibalik konflik tersebut adalah semakin
membaiknya berbagai penyebab dari konflik tersebut.
Adanya pertentangan kelas yang disebutkan dalam kajian Karl Marx
juga menjadi salah satu penyebab adanya konflik. Namun, Marx bukanlah
orang yang pertama kali mencetuskan ide ini. Konsep kelas sebagai
peralatan analisa sosial sebenarnya sudah dimulai saat revolusu industry
yaitu pada abad ke 18. Awalnya dicetuskan oleh Millar dan Ferguson. Tetapi
dengan munculnya masyarakat industri maka kedudukan dan posisi sosial
ditentukan oleh perbedaan – perbedaan yang lebih sederhana 2

1 Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional. Penerbit CV ANDI OFFSET : Yogyakarta.


2 Ralp Dahrendorf , Konflik dan Konflik dalam Masyarakat Industri : Sebuah Analisa-Kritik, Jakarta:
Rajawali, 1986, hal 5.

1
Dalam makalah ini, saya akan menganalisis suatu konflik yang terjadi
dengan menggunakan teori Marxist

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja aturan yang ditetapkan oleh PT Nike terhadap buruh di


Indonesia?

2. Mengapa kasus buruh Nike dapat dikaitkan dengan teori Marxisme?

3. Tepatkah penggunaan teori Marxisme dalam kehidupan berindustri?

C. Kerangka Pemikiran

1. Teori Marxist
Situasi dunia buruh mulai dikaji pada abad ke 19, salah satu tokoh
pengujinya adalah Karl Marx. Pada abad 19, masyarakat industrialisasi terdiri
dari dua kelas yang saling bermusuhan karena pembagian hasil produksi
yang tidak adil. Ada kelas kapitalis, ada pula kelas proletar. Kaum kapitalis
adalah kaum yang mempunyai sarana produksi dan mereka memakai tenaga
dari kaum proletar. Oleh karena itu kaum kapitalis dan kaum proletar
mengalami permusuhan.
Faktor utama permusuhan kedua kaum tersebut disebabkan karena
pembagian hasil produksi yang tidak adil. Ketegangan itu terus meningkat
sehingga pemusuhan dan inilah yang disebut perjuangan kelas. Tidah dapat
dihindari bahwa perjuangan kelas ini akan menghasilkan suatu masyarakat
tanpa kelas dimna saran- saran produksi menjadi milik bersama. Konsep
masyarakat tanpa kelas inilah yang menjadi konsep dasar komunisme.

2
Marx menggambarkan bahwa kapitalisme akan berubah karena dua
faktor. Pertama, faktor dari dalam karena kontradiksi di dalam sistem
produksi akan menimbulkan ketidakstabilan. Masing-masing produsen akan
melakukan ekspansi dan akumulasi kapital. Hal ini yang menyebabkan faktor
kedua yaitu perjuangan kelas karena kaum proletar merasa hidupnya
semakin terproletarisasi. Proletarisasi mendorong kesadaran kelas kaum
buruh untuk membangun kekuatan melawan kelas kapitalis yang menguasa
seluruh kehidupan mereka. Revolusi proletar akan dibangun melalui proses
kesadaran kelas kaum buruh yang merasa ditindas, diawali pada saat kaum
buruh membangun organisasi di tingkat lokal untuk merebut sektor
ketenagakerjaan dan industri.
Karya Karl Marx dalam teori Kelas- kelas ini terdapat dalam bukunya
Das Kapital. Pandangan marx tentang pekerjaan antara lain dikemukakan
dalam Economic and Philosophical Manuscripts 3 Dalam Economic and
Philosophical Manuscripts, Marx menerangkan bahwa dalam pekerjaannya
manusia mengalami empat lapis keterasingannya, yaitu: keterasingan dari
hasil kerjanya, keterasingan dari tindakan berproduksi, keterasingan dari
sesama manusianya dan, keterasingan dari spesiesnya. Bentuk kerja
semacam ini bukanlah membebaskan, melainkan memperbudak manusia.
Semakin banyak dia menghasilkan barang, semakin tidak berharga dirinya.
Akibatnya, manusia mengalami keterasingan dari sesamanya. Sesamanya
menjadi orang asing yang menjadi saingannya dalam memenuhi
kebutuhannya. Dalam masyarakat kapitalis, manusia menjadi sarana
kebutuhan orang lain, hasil kerjanya menjadi milik dan dinikmati oleh orang
lain.
Negara menurut marx, seharunya merupakan lembaga yang mampu
menciptakan kedamaian dan keteraturan bagi setiap orang. Namun dalam

3 Ralp Dahrendorf , Konflik dan Konflik dalam Masyarakat Industri : Sebuah Analisa-Kritik, Jakarta:
Rajawali, 1986, hal 9.

3
kenyataannya, negara hanyalah menguntungkan kelas- kelas tertentu saja.
Negara menjadi pemegang kekuasaa untuk menindas kaum proletar. Negara
semacam itu menurut marx seharusnya lenyap agar penindasan kelas
masyarakat yang satu terhadap kelas yang lain juga lenyap yaitu bila
masyarakat komunis tercapai.
Hubungan produksi adalah saling terhubungkannya orang-orang
dalam proses produksi, Namun dalam proses produksi tidak semua orang
mempunyai hubungan yang sama satu dengan yang lain dan tidak semua
memiliki kebebasan dan kekuasaan yang sama. Hubungan inilah yang
menandai suatu kelas: mempunyai milik atau tidak. Mempunyai milik disini
berarti mempunyai milik atas alat- alat produksi, bahan mentah dan lainnya.
Sedang kelas lain yang tidak memiliki alat produksi adalah pekerja yang tidak
menikmati hasil kerjanya secara penuh. Hal ini niscaya membawa adanya
pertentangan antar kelas yang disebut perjuangan.
Jadi, teori Marx menjelaskan bahwa proses mental yang mendasari
perilaku kolektif maupun yang bertransformasi menjadi kontradiksi kelas
disebabkan oleh proletarisasi atau hilangnya basis-basis material yang
menyebabkan kelas tertentu merasa senasib dan lebih jauh secara bersama-
sama menginginkan perubahan. Dorongan perubahan terorganisasikan ke
dalam gerakan-gerakan perjuangan politik-ideologis untuk mencapai cita-cita
bersama, yakni masyarakat sosialisme.

4
PEMBAHASAN

NIKE Inc. adalah salah satu perusahaan multinasional yang


memproduksi peralatan olahraga terbesar di dunia. Perusahaan ini didirikan
tahun 1964 oleh pengusaha yang sekaligus adalah seorang atlet yaitu Bill
Bowerman dan Phill Knight. Nike Inc. berpusat di Amerika Serikat dan
memiliki anak perusahaan yang tersebar di seluruh dunia termasuk Asia yaitu
Cina, Thailand, Malaysia, India dan Indonesia 4 Dalam perjalanan menuju
kesuksesannya, Nike Inc telah mengorbankan sejumlah buruh di seluruh
dunia terutama di Indonesia yang bekerja pada perusahaan dengan
melanggar beberapa aturan serikat buruh. Beberapa aturan yang ditetapkan
bagi buruh Nike Inc di Indonesia:

A. Tidak ada keadilan kinerja untuk pekerja.


Ketika ketidakadilan masih saja terjadi maka sama saja pimpinan
perusahaan membiarkan lingkungan kerja yang kurang sehat. Akibat
berikutnya, motivasi kerja karyawan semakin menurun dan dapat
mengakibatkan kinerja mereka juga menurun. Tentu saja akan mengganggu
aktifitas bisnis dan kinerja perusahaan. Karena itu maka dibutuhkan reposisi
kepemimpinan yang menyeluruh. Posisi kepemimpinan perlu diperkuat dalam
hal pemahaman sistem nilai organisasi khususnya tentang pentingnya rasa
keadilan bagi karyawan. Ketika ketidakadilan masih saja terjadi maka sama
saja pimpinan perusahaan membiarkan lingkungan kerja yang kurang sehat.
Akibat berikutnya, motivasi kerja karyawan semakin menurun dan dapat
mengakibatkan kinerja mereka juga menurun. Tentu saja akan mengganggu
aktifitas bisnis dan kinerja perusahaan. Karena itu maka dibutuhkan reposisi
kepemimpinan yang menyeluruh. Posisi kepemimpinan perlu diperkuat dalam

4 "The Swoon of the Swoosh" by Timothy Egan at The New York Times Magazine, September 13, 1998

5
hal pemahaman sistem nilai organisasi khususnya tentang pentingnya rasa
keadilan bagi karyawan.
Pimpinan perusahaan harus terdorong untuk semakin memahami
konsep diri dan mengelola dirinya terutama dalam menerapkan prinsip
keadilan. Untuk itu budaya organisasi perlu dibuat dan sebaiknya yang
mudah dipahami dan dikembangkan oleh semua elemen organisasi. Sistem
umpan balik dalam mengendalikan organisasi utamanya yang menyangkut
kasus ketidakadilan dinilai sangat perlu dalam rangka penyehatan internal
organisasi.

B. Tidak ada reward apapun yang diterima pekerja setelah menjalankan


tugasnya.
Salah satu cara meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan
memberikan reward bagi yang telah memberikan dampak positif dan memiliki
kinerja yang baik, berprestasi dan memiliki karakter diri yang baik.
Sedangkan untuk mereka yang tidak memberikan dampak positif justru
dampak negatif dan tidak memberikan apapun dalam perusahaan bahkan
membuat sebuah kesalahan besar dengan sengaja, maka Anda harus
memberinya punishment.
Antara reward dan punishment ini bisa menjadi cara terbaik dalam
mengatur karyawan yang baik dan yag buruk, sehingga Anda bisa adil
dimana mereka yang berprestasi pasti akan mendapatkan hadiah dan yang
buruk pasti akan mendapatkan hukuman. Sehingga si para karyawan akan
merasa bahwa kerja merekda dihargai apalagi dalam bentuk uang atau
bahkan jabatan yang lebih tinggi. Dan mereka pun akan berlomba-lomba
dalam melakukan kebaikan dan semangat dalam bekerja. Sedangkan
mereka yang malas pun juga akan turut rajin karena ingin mendapatkan
reward dari pemimpin perusahaan.

6
C. Perusahaan tidak memfasilitasi karyawan ketika ingin berorganisasi
melalui serikat pekerja.
Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini memang belum
mengatur secara khusus mengenai kewajiban perusahaan untuk
menyediakan ruangan bagi kegiatan Serikat Pekerja (SP). Namun, dari
ketentuan Pasal 29 UU Serikat Pekerja , pengusaha harus memberi
kesempatan bagi SP untuk menjalankan kegiatannya, dan mengenai tata
cara pemberian kesempatan itu dapat disepakati oleh kedua belah pihak
dan/atau diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Dalam praktiknya,
umumnya ketentuan mengenai kewajiban perusahaan untuk menyediakan
ruangan bagi SP untuk melakukan kegiatannya ini diatur dalam PKB. Meski
memang, tidak ada kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan fasilitas
ruangan bagi SP dalam peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, dalam
rangka perlindungan hak pekerja/buruh untuk berserikat dan pemberian
kesempatan bagi SP untuk menjalankan kegiatannya, serta tetap menjaga
suasana yang kondusif, umumnya memang perusahaan memberikan fasilitas
ruangan bagi SP yang ada di perusahaannya. Bahkan ada perusahaan-
perusahaan yang juga menyediakan fasilitas komputer untuk digunakan oleh
pengurus SP yang bersangkutan.

D. Manajer tidak menghargai hak-hak pekerja untuk menerima uang lembur,


mendapatkan hari libur, dan diperlakukan selayaknya manusia
Pekerja adalah manusia yang hak-hak asasinya dilindungi oleh
Konstitusi. Pekerja bukanlah robot yang selalu bisa bekerja terus menerus
siang dan malam tanpa mengenal lelah. Begitu juga dengan Pemberi Kerja/
Pengusaha tidak boleh semena-mena memperlakukan pekerja layaknya
budak. Contohnya memberlakukan jam kerja melebihi jam kerja maksimal
yang ditetapkan oleh Undang-Undang, upah dibawah standar yang
ditentukan oleh Pemerintah Pusat/ Daerah.

7
Berdasarkan Ketentuan Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945 menentukan
bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Hal ini mengandung
konsekuensi bahwa setiap tindakan pemerintah haruslah berdasarkan pada
hukum. Semua orang tanpa kecuali harus tunduk dan taat pada hukum,
hanya hukumlah yang berkuasa dalam Negara itu. 5[1] Begitu juga dalam
bidang Ketenagakerjaan, pemberi kerja (pengusaha, Perseroan, CV, badan
hukum atau dengan istilah yang lainnya) melalui bagian management / SDM
wajib menaati dan melaksanakan Peraturan Perundang-undangan yang
mengatur tentang Ketenagakerjaan
Pekerja/buruh tidak wajib bekerja pada hari-hari libur Resmi. Namun
pengusaha dapat mempekerjakan pekerja/buruh apabila jenis dan sifat
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan dan dijalankan secara terus menerus.
Bagi Pengusaha yang mempekerjakan buruh/pekerja pada hari-hari libur
nasional/ Resmi wajib membayar upah lembur. (Lihat Pasal 85 UU
Ketenagakerjaan).

E. Manajer cenderung memaksa pekerja memenuhi target produksi, tanpa


memberikan fasilitas yang memadai.
Peranan seorang manajer dalam suatu organisasi itu sangatlah
penting karena keberadaan seorang manajer menjadi motivator bagi
karyawan-karyawannya dan salah satu ujung tombak dari keberhasilan suatu
organisasi. Salah satu tugas atau peran seorang majaner yaitu harus bisa
mengatasi konflik yang ada dalam suatu organisasi yang dipimpinnya
sehingga setiap konflik itu dapat diselesaikan dengan baik dan tidak ada
yang merasa dirugikan. Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui
orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatannya guna mencapai
sasaran suatu organisasi. Posisi manajer menjadi sangat krusial bila Direktur
atau Deputy dan diharapkan mempunyai peranan dalam meningkatkan serta
5

8
menjaga keseimbangan dalam suatu organisasi. Seorang manajer dalam
melakukan tugasnya menjamin ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan
keamanan informasi serta pengaturan organisasi yang baik serta dibutuhkan
oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, sekaligus
meningkatkan eksistensi organisasi di tengah-tengah lingkungannya.
Keberhasilan menjalankan tugas ini mensyaratkan manajer mempunyai
kemampuan multi disiplin, seperti dalam bidang : teknologi, bisnis,
manajemen, serta kepemimpinan.
F. Perusahaan tidak memotivasi karyawan bekerja dengan baik, tapi
cenderung mengancam.
Karyawan yang termotivasi cenderung lebih produktif dibandingkan
dengan karyawan non-termotivasi. Banyak perusahaan mengaku kesulitan
untuk memotivasi karyawannya, namun hal ini memang seperti lebih mudah
diucapkan daripada dilakukan. Setiap karyawan memiliki kesukaan dan
kebutuhan masing-masing, sehingga mereka juga memiliki motivasi yang
berbeda satu sama lain. Berikut ini beberapa pengaruh motivasi terhadap
kinerja karyawan :
 Karyawan termotivasi akan lebih produktif
Jika karyawan puas dan senang maka dia akan melakukan
pekerjaannya dengan cara yang sangat mengesankan, dan kemudian
hasilnya akan baik. Disisi lain karyawan termotivasi akan memotivasi
karyawan lain di kantor. Ini sangat penting karena pada akhirnya akan
membangun budaya perusahaan yang penuh motivasi.
 Pengambil keputusan dan harapan praktis
Penting untuk melibatkan karyawan dalam proses pengambilan
keputusan, tapi buat harapan yang realistis dalam proses. Karyawan
yang memiliki motivasi untuk mengembangkan perusahaan biasanya

9
dapat menyampaikan pendapatnya mengenai apa yang harus dia dan
timnya lakukan tanpa perlu instruksi dari atasan.
 Deskripsi pekerjaan, lingkungan kerja dan fleksibilitas
Karyawan akan melakukan pekerjaannya dengan baik dan tepat
sesuai dengan kepribadian dan keterampilan yang dimilikinya.
Pastikan setiap karyawan memiliki deskripsi pekerjaan yang sesuai.
Sebuah lingkungan kerja yang aman dan tidak mengancam diperlukan
untuk mempertahankan tingkat motivasi karyawan. Kebijakan sumber
daya manusia yang fleksibel, waktu fleksibel, boleh bekerja dari
rumah, dan peduli dengan anak karyawan juga bertanggung jawab
untuk memiliki pekerja lebih bahagia dan lebih termotivasi.
 Deskripsi pekerjaan, lingkungan kerja dan fleksibilitas
Menjaga karyawan termotivasi dengan beberapa benefit adalah hal
yang bisa dilakukan oleh perusahaan. Memberikan benefit kadang
lebih mudah dibandingkan dengan memberikan kenaikan gaji. Bila
perusahaan sulit untuk memberikan gaji yang besar, maka bisa dicoba
dengan memberikan benefit lain untuk mempertahankan karyawan.
 Budaya perusahaan
Menciptakan budaya perusahaan yang positif dan ramah-karyawan
adalah alat motivasi yang besar. Kadangkala budaya perusahaan
menjadi salah satu faktor kenapa karyawan senang untuk
menjalankan tugas sehari-hari dan betah untuk tinggal di perusahaan
tersebut.

G. Perusahaan tidak pernah mendengar keluhan dan aspirasi pekerja.


Sebagai salah satu asset perusahaan, setiap karyawan memiliki
potensi yang mungkin sangat menguntungkan dan dapat mendukung
perkembangan perusahaan dengan baik. Setiap karyawan mungkin memiliki

10
ide – ide brilian yang ingin diungkapkan untuk kebaikan perusahaan. Dengan
mendengarkan dan menampung aspirasi mereka, setiap karyawan tentunya
akan merasa lebih dihargai meski pendapatnya masih perlu
dipertimbangkan.Sebaliknya, jika aspirasi para karyawan tidak didengarkan,
mereka akan merasa kehilangan kebebasan dan peluang untuk
mengembangkan potensi. Oleh karena itu, mendengarkan aspirasi karyawan
merupakan salah satu strategi pengembangan SDM yang sangat penting
agar perusahaan dapat berkembang bersama – sama karyawan.

H. Pekerja merasa terancam dan terpaksa bekerja karena takut menerima


upah lebih rendah lagi.
Sudah menjadi kewajiban bagi setiap perusahaan atau organisasi
untuk memberikan hak para pekerjanya (gaji & kompensasi) yang telah
memberikan kontribusinya demi jalannya perusahaan tersebut. Banyak
perusahaan besar yang memanjakan para pekerjanya dengan jumlah gaji
dan kompensasi yang cukup besar agar kinerja para karyawannya terus
meningkat. Namun, ada juga perusahaan yang kurang memperhatikan hal ini
sehingga para pekerjanya kurang memberikan kontribusi yang berarti.
Dalam dunia kerja sekarang ini, banyak para pelaku industri yang
berpandangan bahwa kinerja itu berkaitan erat dengan remunerasi (gaji &
kompensasi), sehingga kebanyakan dari mereka menilai kemampuan para
pekerjanya hanya sebatas uang. Pada akhirnya mengakibatkan para pekerja
hanya memberikan kontribusinya sesuai dengan jumlah remunerasi yang
didapatkannya.
Memang benar jika setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan
harus mendapatkan timbal balik yang setimpal dengan apa yang sudah
dikerjakannya, namun bukan berarti setiap apa yang Anda kerjakan harus
dinilai dengan uang. Bagaimana mungkin seorang karyawan dapat

11
memberikan kemampuannya secara maksimal jika pada praktiknya di
lapangan kerja tidak didukung dengan fasilitas yang memadai?
Mungkin Anda sering melihat bahkan merasakannya langsung ketika
Anda ingin menunjukan performa terbaik Anda tapi tidak mendapatkan
fasilitas yang menunjang Anda untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
sempurna. Dengan begitu, Anda akan terlihat kurang produktif dan berarti
semakin kecil kemungkinan Anda untuk mendapatkan kompensasi yang lebih
besar lagi karena pihak manajemen perusahaan menilai Anda kurang
menunjukan prestasi.
Jika mengacu pada Teori Hierarki Kebutuhan milik Abraham Maslow,
maka kita akan memahami bahwa pada tingkatan tertinggi kebutuhan
manusia adalah kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri semaksimal
mungkin. Dalam bekerja, Anda cenderung selalu ingin menampilkan kualitas
terbaik yang Anda miliki karena dengan begitu pihak manajemen perusahaan
akan memberikan penilaian yang baik terhadap apa yang Anda kerjakan
sehingga besar kemungkinan Anda untuk mendapatkan promosi untuk
berpindah ke posisi yang jauh lebih baik lagi.
Untuk itu, perlu disadari oleh semua pihak yang berkecimpung dalam
dunia kerja bahwa kinerja seseorang bukan hanya ditentukan oleh seberapa
besar kompensasi yang ia dapatkan, tapi juga harus didukung oleh fasilitas
yang dapat menunjang setiap pekerjaannya.

I. Upah yang diterima pekerja dibawah standar hidup layak, padahal mereka
bekerja di atas jam kerja normal.
Pasal 169 Undang-Undang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa
pekerja/buruh bisa mengajukan permintaan resmi kepada pemerintah untuk
mendapatkan penetapan terhadap berbagai perselisihan industri mengenai
pemutusan hubungan kerjanya dengan pengusaha ketika pengusaha tidak
membayar upahnya pada waktu yang disepakati selama tiga bulan berturut-

12
turut atau lebih; ketika pemutusan hubungan kerja terjadi karena alasan-
alasan yang disebut di atas, pekerja/buruh yang bersangkutan berhak
mendapatkan pesangon sebesar dua kali jumlah pesangon normal, uang
penghargaan sebesar 1 kali jumlah uang penghargaan masa kerja dan
kompensasi yang berhak diterima dan belum digunakan.

J. Pekerja akan menerima hukuman jika menolak lembur.


Memaksa pekerja untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang tidak
sesuai dengan kehendak mereka dengan ancaman hukuman dapat menjadi
indikasi kerja paksa, meskipun paksaan untuk bekerja itu dilakukan saat
waktu kerja biasa atau waktu kerja lembur.
Menurut hukum Indonesia, pekerja harus memberikan persetujuan
tertulis untuk bekerja lembur.Perusahaan tidak boleh menahan dokumen asli
milik pekerja diluar kehendak mereka, seperti Akta Kelahiran, Ijazah Sekolah
atau Kartu Tanda Penduduk. Hal ini dapat mengindikasikan kerja paksa
karena pekerja tidak bebas untuk meninggalkan pekerjaan mereka dan
mencari pekerjaan di tempat lain.

Puluhan ribu buruh perusahaan sepatu Nike di Indonesia hanya


mendapat 2,46 dollar AS per hari (sebelum krisis moneter) dari sekitar 90-100
dollar harga sepasang sepatu Nike 6. Padahal dalam sehari, mereka bisa
menghasilkan sekitar 100 sepatu. Sementara itu, Michael Jordan meraup 20
juta dollar AS per tahun dari iklan Nike. Sementara bos Nike, Philip H. Knight,
memperoleh gaji 864.583 dollar dan bonus 787.500 dollar. Tetapi, di belakang
mereka ratusan ribu buruh Nike di seluruh dunia tetap kelaparan.

6 Heryanto, J. 2003. Peranan Multinatonal Corporations Dalam Industrialisasi Di Indonesia


Pada Era Orde Baru. http://puslit.petra.ac.id/journals/management

13
Di Amerika Serikat, sepasang sepatu Nike dihargai lebih dari 100
dollar. Tentu saja Nike mendapat keuntungan yang sangat besar. Bahkan
Nike mampu membayar Michael Jordan sebesar 20 juta dollar per tahun
untuk membantu menciptakan citra Nike. Demikian pula Andre Agassi yang
bisa memperoleh 100 juta dollar untuk kontrak iklan selama 10 tahun.
Sementara itu bos Nike Inc, Philip H. Knight, mengantongi gaji dan bonus
sebesar 864.583 dollar. Jumlah ini belum termasuk stok Nike sebesar 4,5
biliun dollar.
Namun ternyata nasib bagus mereka tidak diikuti oleh sebagian besar
mereka yang bekerja untuk Nike. Seperti digambarkan oleh Bob Herbert di
The New York Times. Orang-orang tersebut terdapat dalam bagan yang
berbentuk piramida. Sebagian kecil orang-orang Nike menempati posisi
empuk dan menjadi kaya raya. Ini merupakan kebalikan dari orang-orang di
bawah, yang harus bekerja membanting tulang untuk memproduksi Nike dan
terus menghidupi orang semacam Knight, Agassi ataupun Michael Jordan.
Kekayaan yang mereka peroleh ternyata didapat dengan menindas sekian
banyak buruh di berbagai negara tempat operasi produk Nike, termasuk
Indonesia. Buruh di Indonesia hanya mendapat sekitar 2,46 dollar per hari.
Sementara buruh di Vietnam hanya menerima 1 dollar 7
Pelanggaran yang dilakukan oleh Nike Inc terhadap buruh di Indonesia
mendapat kritikan dan respon dari berbagai masyarakat di penjuru dunia. Apa
yang telah dilakukan Nike Inc membuat masyarakat di seluruh penjuru dunia
termasuk AS tidak bangga dan tidak simpati terhadap Nike. Mereka
kemudian menggelar aksi protes. Bahkan telah muncul gerakan anti-Nike.

7 Megasari D. 2011. Nike Hadapi Dugaan Penganiayaan Buruh di


Indonesia.http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/07/14/11355771/Nike.Hadapi.Dugaa
n.Penganiayaan.Buruh.di.Indonesia.

14
Aksi protes dan gerakan anti-Nike ini tersebar di beberapa negara bagian AS
dan juga di beberapa bagian negara di seluruh belahan dunia.
Aksi protes terhadap Nike Inc juga dilakukan oleh warga Portland.
Warga Portland sering mendengar berbagai tuduhan terhadap kontraktor
Nike di luar negeri (di luar AS) dan melakukan aksi protes lewat surat ke Nike
Inc. Mereka dianggap tidak membayar upah buruh dengan layak. Mereka
juga dituduh memaksa buruh untuk kerja lembur, mempekerjakan anak-anak,
dan sering dengan sewenang-wenang menjatuhkan hukuman ke buruh,
meski hanya karena kesalahan kecil. Aksi protes tidak hanya sampai pada
pengiriman surat dan demonstrasi namun telah berkembang menjadi sebuah
gerakan anti-Nike dengan seruan boikot terhadap produk Nike. Aksi boikot
tersebut salah satunya didasari karena rasa simpati terhadap kondisi buruh
Nike di Indonesia.
Aksi keprihatinan terhadap kondisi buruh di Indonesia tidak hanya
dilakukan di Portland, Di kota-kota lain seperti San Fransisco, Manhattan dan
Tallahasse juga menggelar aksi serupa. Gerakan anti-Nike juga terjadi di
kampus Penn State University dan University of North Carolina 8
Aksi-aksi tersebut ditanggapi Nike Inc dengan menjelaskan kebijakan
mereka. Nike mengklaim bahwa Nike Inc telah melakukan investasi ke
negara-negara yang sedang berkembang. Pembangunan ekonomi dengan
mesin investasi asing seperti Nike ini akan membantu mengenyahkan
masyarakat dari kemiskinan. Namun pernyataan tersebut tidak mempunyai
bukti yang kuat karena salah satu negara yang menerima investasi asing
yang sangat besar yaitu Meksiko pada akhirnya menurunkan upah buruh
hingga 50%. Nike memang berhasil mengembangkan perekonomian Korea

8 Ferdianto R, Gunanto ES, Sutarto, Agoeng W. 2007. Nike Dituntut Bayar Pesangon.
http://www.tempo.co/read/news/2007/07/17/056103830/Nike-Dituntut-Bayar-Pesangon.

15
Selatan. Tetapi hal ini dikarena ada intervensi pemerintah AS untuk
membantu mereka. Amerika Serikat punya kepentingan membantu Korsel
karena mereka harus bersama menghadapi ancaman dari Korea Utara.
Dalam masa Perang Dingin, pengaruh ini masih sangat besar. Sehingga AS
banyak membantu Korea Selatan, termasuk menanamkan investasi dan
transfer teknologi. Hal seperti ini tidak terjadi di Indonesia. Meskipun Nike
mengatakan bahwa apa yang dia lakukan di Indonesia sama dengan Korsel
namun kenyataannya tidak.
Sebenarnya banyak perusahaan multinasional lain yang melakukan
tindakan sama dengan dengan Nike. Mereka tidak banyak berbicara ketika
berbicara mengenai buruh. Tetapi mereka akan berbicara lantang kalau
kepentingan bisnis mereka terganggu. Namun serangan Nike tampak lebih
gencar daripada perusahaan lain.
Menurut Portland Jobs with Justice, lebih dari sepertiga produk Nike
dihasilkan di Indonesia. Buruh hanya mendapat 2,46 dollar per hari untuk
membuat sekitar 100 sepatu. Dengan upah tersebut, buruh tidak mampu
membeli makanan dan mencari tempat berlindung yang cukup. Dalam
release yang dikeluarkan Portland Jobs with Justice dikatakan bahwa kalau
Anda menjadi buruh Nike di Indonesia berarti Anda mengalami kekurangan
makanan yang sehat. Juga berarti harus tinggal di gubug tanpa fasilitas air
yang memadai. Buruh harus bekerja 18 jam per hari. Kalau mengeluh, buruh
dipecat. Kalau mencoba untuk membentuk organisasi atau bergabung
dengan serikat buruh di luar SPSI, maka buruh harus siap dipecat. PJJ
menggambarkan bahwa buruh Nike di Indonesia sama sekali tidak punya
masa depan.
Klaim lain dari Nike adalah bahwa kontrak-kontrak Nike di negara-
negara berkembang selalu tertulis menentang penggunaan buruh anak dan
mensyaratkan agar kontraktor mematuhi hukum yang berlaku di negaranya.
Namun menurut Resnick, Nike sama sekali tidak menghiraukan pelanggaran-

16
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh perusahaan kontraktornya, PT
Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) kalau di Indonesia 9. Apalagi sampai
terjadi kolusi antara kontraktor dengan aparat negara untuk menekan dan
mengamputasi kekuatan buruh. Nike diam saja. bahkan ketika terjadi
penindakan keras dan penangkapan-penangkapan terhadap aktivis buruh
oleh aparat, Nike pun tak bergeming. Nike hanya mendesak kontraktor untuk
mampu bersaing dengan perusahaan lain dan meningkatkan keuntungan.
Nike hanya akan berteriak kalau kepentingannya sudah diutik-utik atau
terganggu.

KESIMPULAN
9 Sillalahi, M Udin. 2007.Mencermati Kasus Nike. Jurnal Nasional.

17
Menurut saya, cukup tepat untuk menggabungkan kasus buruh Nike di
Indonesia dengan teori pembagian kelas yang dilontarkan oleh Karl Marx.
Kelas Borjouis dipegang oleh negara Amerika, dan Indonesia dianggap
sebagai kaum proletar. Nike tidak akan pernah khawatir bila buruh nya mulai
berdemo meminta kenaikan upah atau ketika para buruh mengancam keluar
dari perusahaan Nike. Kerena Nike mengetahui bila perusahaannya juga
dibutuhkan oleh negara berkembang dan para buruh juga masih
membutuhkan lahan pekerjaan di Nike.
Apa yang dikatakan oleh Karl Marx sangat benar, bahwa orang- orang
yang memiliki saran- sarana produksi akan berada di atas dan dengan
sangat mudah menguasai orang yang tidak memilki sarana-sarana produksi
tersebut. Demonstrasi dengan ketidakadilan yang dirasakan oleh kaum buruh
nike di Indonesia seakan membuktikan dari teori marx yang mengatakan
bahwa para buruh akan mengalami keterasingan dari pembagian kerja
ataupun dari hasil karyanya di suatu perusahaan. Buruh akan merasa
terasing dari orang- orang disekitarnya ketika dia menyadari bahwa dia
sedang berada dalam keterasingan. Terlebih lagi, demostrasi yang dilakukan
oleh para buruh adalah perwujudan dari perjuangan kelas proletar terhadap
kelas borjuis.
Tetapi menurut saya, teori Karl Marx ini mempunyai kelemahan juga
dengan mengatakan bahwa syarat pembebasan kelas buruh adalah
lenyapnya setiap kelas. Sebagaimana syarat pembebasan ‘negara ketiga’,
yakni tegaknya tata masyarakat borjuis adalah lenyapnya semua kelompok-
kelompok (estates) politik yang lama. Kelas buruh akan terus- menerus
menggantikan masyarakat borjuis yang lama dengan suatu perserikatan yang
meniadakan kelas dan pertentangan kelas, dan takkan ada lagi suatu
kekuasaan politik sebenarnya karena perserikatan itu adalah kekuasaan
politik teristimewa yang mengurus pertentangan kelas di dalam masyarakat

18
borjuis. Di dalam tata ciptaan manusia yang tak ada lagi kelas- kelaslah yang
evolusi sosial berhenti menjadi revolusi politik.

Menurut saya, masyarakat tanpa kelas itu tidak mungkin. Karena


masing- masing individu pasti memiliki kepentingan. Siapapun yang memiliki
kepentingan akan berusaha untuk mewujudkan kepentingannya. Harapan
Marx terhadap negara sebagai lembaga resmi dari masyarakat sebagai
sarana untuk melenyapkan kelas- kelas tersebut dianggap terlalu idealis.
Setiap negara di dunia ini pun pasti memiliki kepentingan di dalamnya. Dan
oleh karena itu, negara tidak akan mungkin secara damai mau masuk untuk
tidak saling merugikan. Hal itu tentunya sangatlah utopis. Saya berpikir,
selama manusia di dunia ini masih mementingkan kepentingannya dan
berada dalam taraf keegoisan, maka pemikiran Marx dengan terciptanya
masyarakat yang sosialis tidak mudah untuk dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

19
Ferdianto R, Gunanto ES, Sutarto, Agoeng W. 2007. Nike Dituntut Bayar
Pesangon.
http://www.tempo.co/read/news/2007/07/17/056103830/Nike-Dituntut-
Bayar-Pesangon.

Heryanto, J. 2003. Peranan Multinatonal Corporations Dalam Industrialisasi


Di Indonesia Pada Era Orde Baru.
http://puslit.petra.ac.id/journals/management

Megasari D. 2011. Nike Hadapi Dugaan Penganiayaan Buruh di


Indonesia.http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/07/14/113557
71/Nike.Hadapi.Dugaan.Penganiayaan.Buruh.di.Indonesia.

Ralp Dahrendorf , Konflik dan Konflik dalam Masyarakat Industri : Sebuah


Analisa-Kritik, Jakarta: Rajawali, 1986, hal 5 & 9

Sillalahi, M Udin. 2007.Mencermati Kasus Nike. Jurnal Nasional.Sopiah,


2008. Perilaku Organisasional. Penerbit CV ANDI OFFSET :
Yogyakarta

"The Swoon of the Swoosh" by Timothy Egan at The New York Times
Magazine, September 13, 1998

20

Anda mungkin juga menyukai