Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PANCASILA

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD CHANDRA MAHARDIKA KASIM
ULFAH FAKHIRAH
SHANDA RAMADHANI
SITI NUR HIKMAH

UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak sebagai
dosen RAHMATULLAH,S.IP.,M,Si. pengampu mata kuliah pancasila yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Soppeng, 11 September 2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………
1.1 Latar belakang……………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………

BAB 2
PEMBAHASAN...............................................................................................
2.1 Fenomena bangsa Indonesia............................................................
2.2 Perspektif Marx(BenturanKepentingan antara pengusaha dan kaum buruh)
2.3 Penggolongan dan Perjuangan Kelas Buruh di Indonesia ...................
2.4 Relevansi dan Inrelevansi Teori Karl Marx pada Buruh di Indonesia Saat Ini.

BAB 3
PENUTUP ..........................................................................................
3.1. Kesimpulan...............................................................................................
3.1. Saran ........................................................................................................
Daftar Pustaka ...............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Fenomena kehidupan bangsa Indonesia tak lepas terkait politik dan
ekonomi dimana kedua hal tersebut saling berkaitan. Di era saat ini politik mampu
menguasai perekonomian dan kekuasaan yang tentunya dikuasai oleh para kaum
elite. Kekuasaan yang diambil tersebut menjadi sebuah hal biasa yang terjadi
dalam kehidupan bangsa Indonesia saat ini. Hal ini membuat munculnya banyak
sekali pertentangan yang dilakukan oleh kaum buruh dikarenakan terkadang
pengusaha melakukan berbagai cara untuk mengunggulkan kepentingannya tanpa
melihat bagaiamana dampak bagi pekerja maupun buruh lainnya. Pertentangan-
pertentangan kepentingan antara pengusaha dan kaum buruh ini juga berkenaan
dengan teori dari tokoh hebat dunia yaitu marxisme yang turut berpendapat terkait
permasalahan tersebut.teori-teori Marxisme digerakkan dalam bentuk tindakan
yang realistik bersesuaian dengan keadaan semasa. Tidak heran, jika Karl Marx
(1818-1883) menduduki tangga kedua puluh tujuh dari seratus tokoh yang paling
berpengaruh dalam sejarah (Hart 1993: viii). Salah satu teori yang terkait dengan
benturan kaum kapitalis dengan kaum buruh ini adalah konsep perjuangan kelas
yang menjadi pemangkin kepada kaum buruh untuk bangkit mempertahankan hak
dan kebebasan mereka dari terus menjadi ‘kuda tunggangan’ kaum kapitalis.
Lantaran itu, ajaran Marxisme telah dijadikan pegangan perjuangan kaum buruh
hampir ke seluruh dunia. Sebagai sebuah ideologi, Marxisme merupakan inspirasi
bagi sebahagian besar gerakan pembebasan sosial dan beransur-ansur menjadi
gerakan politik dan sosial di pelbagai tempat dan negara. Konsep Historical
Materalism dan Dialectic Materialism merupakan 2 ideologi utama yang
melahirkan konsep kelas, hubungan antara kelas dan perjuangan kelas dalam
gagasan pemikiran Marxisme. Marx meneliti sejarah manusia dari dua aspek iaitu
pertama, faktor ekonomi yang memaparkan rangkaian tahap perkembangan
ekonomi manusia meliputi kaedah-kaedah mengeluarkan produk keperluan hidup
dalam menentukan segala perubahan kehidupan manusia.
1.2 Rumusan masalah
1. mengidentifikasi fenomena kehidupan bangsa Indonesia.
2. mengidentifikasi benturan kepentingan antara pengusaha (kaum kapitalis) dan
pihak buruh (kaum proletar).
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui fenomena kehidupan Indonesia.
2. Untuk mengetahui benturan kepentingan antara pengusaha (kaum kapitalis) dan
phak buruh (kaum proletar).
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Fenomena Bangsa Indonesia

Perekonomian bangsa Indonesia yang dapat dikatakan membaik hingga saat ini
walaupun dikala pandemi merupakan salah satu kabar yang menggembirakan bagi
bangsa Indonesia, yang mana Indonesia mampu menyelesaikan satu masalah berat
yang dialami ketika pandemi ini. Namun, dilain hal perekonomian Indonesia yang
berkaitan dengan pengusaha dan kaum buruh ini terkadang menimbulkan
perdebatan antara keduanya. Yang mana terkadang para pengusaha menjadi
mereka sebagai tunggingan untuk mendapatkan hasil yang melimpah tanpa
memikirkan dampak yang dialami oleh kaum buruh. Bahkan terkadang upah yang
kaum buruh dapatkan tidak sebanding dengan apa yang mereka kerjakan dan
berbanding terbalik dengan yang didapatkan para pengusaha. Perjuangan buruh di
Indonesia selama ini menginginkan agar buruh memiliki kekuatan tawar
(Bargainning) yang sejajar dengan pengusaha dan pemerintah dalam melaksanakan
hubungan penentuan kebijakan terutama halhal yang terkait dengan nasib buruh itu
sendiri. Para buruh pun sadar untuk memiliki kekuatan posisi tawar harus
melakukan pergerakan-pergerakan untuk melawan kebijakan yang dianggap sangat
merugikan buruh. Organisasi buruh dinilai sudah waktunya menjadi kekuatan
politik di Indonesia. Bahkan, organisasi politik ini bakal menjadi kekuatan politik
utama di Indonesia masa depan. Organisasi buruh yang ideologis akan mampu
memperjuangkan kepentingan hak-hak buruh, tidak hanya soal normatif semata.
Seperti hak-hak pekerja, jaminan sosial dan lainnya. Lebih dari itu, jika organisasi
buruh menjadi partai politik baru, maka bisa mewarnai kebijakan yang lahir dari
negara terkait perbaikan nasib hidup buruh dan masyarakat secara luas. 4 Undang-
undang No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Lahirnya
Undang-undang ini merupakan anugrah sekaligus juga bencana. Sebagai anugrah,
karena dalam undang-undang itu dengan sangat jelas memberi kebebasan yang
seluas-luasnya bagi para buruh untuk menyalurkan aspirasinya dalam wadah
organisasi yang benar-benar mereka percayai. Namun di sisi lain, ada kerugian
yang dialami gerakan buruh, antara lain terpecahpecahnya buruh dalam berbagai
serikat. Banyaknya serikat buruh menjadi suatu kelemahan karena menyulitkan
buruh untuk melakukan konsolidasi.

2.2 Perspektif Marx (Benturan Kepentingan antara pengusaha dan kaum


buruh) Ideologi bagi Marx, tidak timbul sebagai penemuan yang memutar balik
realita, dan juga tidak sebagai hasil dari realita yang secara objektif gelap (kabur)
yang menipu kesadaran pasif (Larrain, 1996: 43).Marx mengandaikan bahwa
kesadaran tidak menentukan realitas, tetapi realitas material-lah yang menentukan
kesadaran. Ajaran Marxisme telah dijadikan pegangan perjuangan kaum buruh
hampir ke seluruh dunia. Sebagai sebuah ideologi, Marxisme merupakan inspirasi
bagi sebahagian besar gerakan pembebasan sosial dan beransur-ansur menjadi
gerakan politik dan sosial di pelbagai tempat dan negara. Konsep Historical
Materalism dan Dialectic Materialism merupakan ideologi utama yang melahirkan
konsep kelas, hubungan antara kelas dan perjuangan kelas dalam gagasan
pemikiran Marxisme. Marx meneliti sejarah manusia dari dua aspek iaitu pertama,
faktor ekonomi yang memaparkan rangkaian tahap perkembangan ekonomi
manusia meliputi kaedah-kaedah mengeluarkan produk keperluan hidup dalam
menentukan segala perubahan kehidupan manusia (A. Z. Abidin 1968: 46). Kedua,
faktor sosial kerana Marx menggambarkan sifat semula jadi manusia yang suka
bergaul. Namun faktor sosial tidak lengkap tanpa berhubungan. 5 Pandangan Karl
Marx dianggap penting oleh pendukung aliran marxisme adalah teori perjuangan
kelas (struggle of classes).dalam karyanya The Communist Manifesto (1972:241),
Marx mengungkapkan “sejarah masyarakat manapun dimuka bumi ini adalah
pertentangan kelas. Si merdeka dengan si budak, kaum bangsawan dengan rakyat
jelata, tuan dengan pesuruhnya. Posisi yang berhadap-hadapan ini akan selalu ada
dan tidak dapat dibantah. Pesan yang ingin Marx sampaikan adalah eksistensi
manusia bukan ditentukan oleh sejarh kelahiranya,ide dan gagasan nya tetapi lebih
banyak dikendalikan oleh faktor ekonomi yang dapat membuat manusia survive
dalam hidupnya. Jika kebutuhan hidupnya terpenuhi manusia akan berpikir untuk
memenuhi kebutuhan lainya misalnya berkeluarga. Dengan berkeluarga dan
memiliki anak kebutuhan akan meningkat. Hal ini akan mendorong manusia pada
pemenuhan kebutuhan secara lebih komplek. Menurut Karl Marx pemunuhan
kebutuhan hanya bisa dibangun dan dikembangkan dengan apa yang disebut
produksi (mode of production). Guna memenuhi kebutuhan hidupnya manusia
akan menjalani kehidupan dengan mencari peluang kerja. Manusia akan terlibat
hubungan kerja dengan masyarakat lainya dan saling berhubungan dalam
hubungan tersebut. Hal ini yang disebut Karl Marx dengan relation of production.
Misalnya hubungan petani dan pedagang,nelayan dengan pembuat jala,dan
hubungan lainya. Bagi Karl Max hubungan masyarakat yang seperti inilah yang
lebih alami, dimana mereka dapat menikmati kehidupanya tanpa ada berbenturan
dengan kepentingan diantara mereka. Namun masyarakat mengalami perubahan
ketika sudah mengenal privasi (hak milik pribadi). Hubungan produksi diantara
mereka mengalami perubahan sangat mencolok dengan klaim hasil produksinya.
maka yang akan terjadi apabila ada proses ekonomi di dalamnya yakni tukar
menukar, maupun jual-beli. Marx dan Engels dalam karyanya The Communist
Manifesto (1970: 74) telah mengemukakan Political Rule of Proletariat yang
menyarankan agar golongan proletariat menakluki. pertadbiran negara agar mereka
boleh memanfaatkan kuasa politiknya untuk merampas semua modal dari
cengkaman golongan bourgeois dan memusatkan semua alatan produksi di bawah
kekuasaan negara yang ditadbir oleh golongan Proletariat sendiri. Menurut Marx,
kelas-kelas tersebut merupakan kumpulan asas sosial yang menyeret konflik
masyarakat di dalamnya dan memberi kesan kepada perubahan subskruktur
ekonomi mereka. Lantaran itu, satu kelas mampu mengenal pasti kepentingannya
di dalam masyarakat secara menyeluruh melalui revolusirevolusi yang telah
berlaku sebelum ini. Kenyataan Marx tersebut menggambarkan sejarah umat
manusia diwarnai oleh perjuangan atau pertarungan antara kelompok-kelompok
manusia. Marx sendiri mengakui perjuangan kelas atau revolusi yang tercetus
bukan bermula sebagai satu kelas masyarakat, tetapi ia berfungsi sebagai wakil
kepada masyarakat bagi mengemukakan tuntutan dan manfaat bersama semua ahli
dalam masyarakat (McLellan 1977: 169). Struktur industri Kapitalisme hanya
memperkenalkan dua jenis kelas saja yaitu bourgeois dan proletariat. Maka
kesannya, semua kelas buruh upahan akan diklasifikasikan sebagai kelas
proletariat, mana kala kelas kapitalis dan pemilik tanah pula mewakili kelas
bourgeois. Namun kedua-kedua kelas bourgeois tersebut terpaksa berhadapan
dengan persaingan sengit dalam mengaut keuntungan dan kekayaan, lantas mereka
yang tewas akan diletakkan di posisi kelas proletariat Berdasarkan kenyataan di
atas, kedua-dua kelas tersebut iaitu kelas poletariat dan bourgeois memiliki fungsi
sosial yang berbeda-beda di mana kelas bourgeois memiliki alatalat produksi dan
menguasai proses pengeluaran secara keseluruhannya, sedangkan kelas proletariat
pula dianggap sebagai ‘objek’ dalam proses pengeluaran dengan menjual ‘tenaga
kerja’ mereka dan mengenakan gaji atau upah yang rendah (McLellan 1977: 176).
7 Jurang perbedaan antara dua kelas inilah yang menjadi puncak untuk perjuangan
dan pertentangan antara kelas-kelas sosial yang ada di dalam masyarakat. Tidak
dinafikkan, perkembangan masyarakat seringkali dikaitkan dengan polarisasi kelas
yaitu satu kelas sentiasa berada di posisi bertentangan dengan kelas-kelas yang lain
dan mengalami perpecahan, lantas kemudiannya akan membentuk dua blok yang
saling bertarung (McLellan 1977: 222). Justru itu, Marx menyiratkan sejarah
manusia adalah sebuah sejarah yang menyajikan pertentangan antara kelas yang
menindas dan kelas tertindas. Kadang-kadang pertentangan tersebut dapat dilihat
secara tersembunyi, tetapi adakalanya berlaku secara terbuka.

2.3 Penggolongan dan Perjuangan Kelas Buruh di Indonesia

Kapitalisme menurut Weber, sebagai sistem ekonomi yang tumbuh dan


berkembang karena orientasi yang lebih menekankan untuk pengejaran keuntungan
ekonomi secara rasional. Dalam pandangan Marx, orientasi kaum kapitalis dalam
mengejar keuntungan itu. Pada dasarnya yang mendorong terjadinya penyerobotan
nilai lebih yang mestinya menjadi hak para pekerja yang berproduksi. Melalui
penyerobotan nilai lebih oleh kekuatan kapitalis ini terjadi akumulasi kapital yang
berlanjut pada terbangunnya jaringan sistem kapitalisme yang semakin meluas
menembus batas ruang dan waktu. Konsep kapitalisme yang monopolistik adalah
sebuah sistem ekonomi yang terdiri dari korporasi perusahaan raksasa yang
mendunia. Korporasi perusahaan raksasa dewasa ini dipandang sebagai mesin
untuk memaksimalkan keuntungan dan mengakumulasikan modal minimal.
Tampaknya perbedaan besar antara kompetitif dan kapitalisme monopoli adalah
bahwa korporasi raksasa yang telah menempuh ruang waktu yang panjang melalui
kapitalisme individual dan penghitungan yang lebih rasional, keduanya berkaitan
dengan skala yang lebih luas dari bekerjanya korporasi. Kedua kunci ini
menciptakan karak-teristik sikap dan model perilaku budaya tertentu, yang
merupakan sesuatu yang 8 penting dari penghindaran sistemik dari resiko dan
suatu sikap hidup dan tantangan hidup. Sejak revolusi industri menyebabkan
banyak perusahaan baru yang juga membutuhkan lahan sehinngga terjadi
pergesaran mata pencaharian masyarakat indonesia yang dahulunya petani
bergeser bekerja pada industri. Hal ini diperkuat data bps yang menyebutkan
jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian terus menurun dari 39,22 juta
pada tahun 2013 menjadi 38,97 juta pada tahun 2014. Selain itu data pekerja
formal meningkat cukup tajam,hal ini dipengaruhi oleh mereka yang memilika
tingkat pendidikan yang tinggi lebih memilih bekerja di sektor formal,ketimbang di
sektor pertanian. Bekerja di sektor industri menyebabkan para buruh tidak
memiliki kekuasaan atas alat-alat produksi dan harus memenuhi apa yang diminta
oleh atasanya. Upah yang diterima para buruh di indonesia berdasarkan UMR.
UMR ini memiliki 2 makna yakni melindungi para pekerja di indonesia yang
sebagian besar memiliki skill rendah,tetapi membatasi para pekerja yang memiliki
skill lebih untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Penulis mengambil
contoh UMR di kota malang yang hanya 2.272.000. Karl max mempunyai
pandangan bahwa dalam bekerja para pekerja harus mendapatkan nilai lebih
(surplus value). Nilai lebih merupakan akumulasi nilai produksi dalam jangka
waktu tertentu dengan biaya atau upah yang dinikmati buruh serta biaya pemulihan
tenaga kerja yang telah diberikannya. Dalam konteks nilai upahan ini Marx
menyetujui bawasannya upah harus diberikan kepada buruh dengan asas
kesesuaian. Artinya, upah diberikan kepada buruh sesuai dengan waktu dan tenaga
yang dikeluarkan buruh dalam proses produksi. Namun dalam kondisi praksis
dipraktekkan di dalam industri justru melahirkan kontradiksi dan resistensi dari
asas “kesesuaian” tersebut. 9 2.4 Relevansi dan Inrelevansi Teori Karl Marx pada
Buruh di Indonesia Saat Ini. Dari adanya kesenjangan yang terjadi antara
pengusaha dengan buruh.

2.4 Relevansi dan Inrelevansi Teori Karl Marx pada Buruh di Indonesia

Saat Ini. Dari adanya kesenjangan yang terjadi antara pengusaha dengan buruh
yang ada di Indonesia. Buruh mulai sadar bahwa ia harus memperjuangkan
nasibnya demi pemenuhan kebutuhan dan agar apa yang ia kerjakan sesuai dengan
upah yang didapatkan. Oleh karena itu, buruh di Indonsia sering melakukan
demontrasi terutama pada tanggal 1 Mei (May Day) yang terkenal sebagai hari
buruh. Hal ini tidak lepas dari pemikiran Karl Marx akibat adanya jurang pemisah
antara kaum Bourgeois dan kaum Proletariat. Biasanya kaum buruh
memperjuangkan hak mereka dalam besaran upah yang tidak sesuai dengan apa
yang telah dikerjakan. Hal ini tentu tidak lepas dari sifat pengusaha yang ingin
memperoleh keuntugan sebesar-besarnya dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Selain itu, dalam menyampaikan suatu pendapat maupun aspirasi para buruh,
buruh juga membentuk suatu organisasi massa yang didalamnya beranggotakan
para buruh yang dinamai Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Tugas SPSI
yaitu untuk menyampaikan tuntutan para buruh yang menjadi prioritas kepada
pihak yang berwenang (DPR) yang nantinya akan disampaikan kepada pihak
pengusaha dalam hal pemberian upah, tunjangan, jaminan sosial (kematian,
kecelakaan kerja, kesehatan, dan pansiun), maupun lain sebagainya. Biasanya
aturan yang diambil oleh DPR tersebut akan dituangkan dalam bentuk UMR yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak. Jika dilihat dari sudut pandang teori
perjuangan kelas Karl Marx tentu sangat relevan terhadap keadaan buruh di
Indonesia pada saat ini. Hal ini dikarenakan dari adanya pembeda dari segi apa
yang diperoleh pengusaha dan apa yang diterima oleh buruh tentu tidaklah sama
besarannya. Oleh karena itu, perjuangan yang dilakukan oleh kaum proletariat
sampai saat ini masih dilakukan.
BAB 3

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Fenomena pertentangan antara pengusaha (kaum kapitalis) dan kaum buruh (kaum
proletar) akan mengancam kondisi sosial materil sesungguhnya dan tingkat
kesadaran kelas sosial pada kaum buruh. Teori Karl Marx dianggap sebagai teori
ideal yang menekankan pada pemerataan ekonomi, keadilan sosial pada semua
lapisan masyarakat dan tidak adanya kelas sosial dalam masyarakat. Teori Karl
Marx ini sesuai dengan fenomena bangsa Indonesia dalam pertentangan kam
kapitalis dan kaum buruh yang mana karena teori dari karl marx,sehingga para
buruh menjadi semangat dalam menuntut hak nya dalam bekerja. Teori karl marx
ini bahkan digunakan hingga saat ini.
3.1.Saran
Fenomena yang terjadi di Indonesia yang berkaitan dengan benturan kepentingan
kaum kapitalis dan kaum buruh seharusnya tidak terjadi untuk kedepannya.
Benturan ini terbentuk karena adanya pihak yang hanya mementingkan
kepentingannya sendiri, dan sungguh itu bukanlah menjadi ciri bangsa Indonesia.
Yang menjunjung tinggi kesamaan hak dalam masyarakat. Tidak seharusnya pula
terbentuk kaum kapitalis karena hal itu hanya akan membuat kesenjangan sosial di
masyarak
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Indriaty, and Yusri Mohamad Ramli. "Karl Marx Dan Konsep Perjuangan
Kelas Sosial (Karl Marx and the Concept of Social Class Struggle)." International
Journal of Islamic Thought 1 (2012): 27-33.
Ramli, M Andy. 2006. “PetaPemikiran Karl Marx(Materialism Dialektis dan
MaterialismeHistoris)”. Yogyakarta: PT. Lkis.
Syam, Firdaus. "FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI
ILMU POLITIK."

Anda mungkin juga menyukai