DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD CHANDRA MAHARDIKA KASIM
ULFAH FAKHIRAH
SHANDA RAMADHANI
SITI NUR HIKMAH
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak sebagai
dosen RAHMATULLAH,S.IP.,M,Si. pengampu mata kuliah pancasila yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………
1.1 Latar belakang……………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………
BAB 2
PEMBAHASAN...............................................................................................
2.1 Fenomena bangsa Indonesia............................................................
2.2 Perspektif Marx(BenturanKepentingan antara pengusaha dan kaum buruh)
2.3 Penggolongan dan Perjuangan Kelas Buruh di Indonesia ...................
2.4 Relevansi dan Inrelevansi Teori Karl Marx pada Buruh di Indonesia Saat Ini.
BAB 3
PENUTUP ..........................................................................................
3.1. Kesimpulan...............................................................................................
3.1. Saran ........................................................................................................
Daftar Pustaka ...............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Perekonomian bangsa Indonesia yang dapat dikatakan membaik hingga saat ini
walaupun dikala pandemi merupakan salah satu kabar yang menggembirakan bagi
bangsa Indonesia, yang mana Indonesia mampu menyelesaikan satu masalah berat
yang dialami ketika pandemi ini. Namun, dilain hal perekonomian Indonesia yang
berkaitan dengan pengusaha dan kaum buruh ini terkadang menimbulkan
perdebatan antara keduanya. Yang mana terkadang para pengusaha menjadi
mereka sebagai tunggingan untuk mendapatkan hasil yang melimpah tanpa
memikirkan dampak yang dialami oleh kaum buruh. Bahkan terkadang upah yang
kaum buruh dapatkan tidak sebanding dengan apa yang mereka kerjakan dan
berbanding terbalik dengan yang didapatkan para pengusaha. Perjuangan buruh di
Indonesia selama ini menginginkan agar buruh memiliki kekuatan tawar
(Bargainning) yang sejajar dengan pengusaha dan pemerintah dalam melaksanakan
hubungan penentuan kebijakan terutama halhal yang terkait dengan nasib buruh itu
sendiri. Para buruh pun sadar untuk memiliki kekuatan posisi tawar harus
melakukan pergerakan-pergerakan untuk melawan kebijakan yang dianggap sangat
merugikan buruh. Organisasi buruh dinilai sudah waktunya menjadi kekuatan
politik di Indonesia. Bahkan, organisasi politik ini bakal menjadi kekuatan politik
utama di Indonesia masa depan. Organisasi buruh yang ideologis akan mampu
memperjuangkan kepentingan hak-hak buruh, tidak hanya soal normatif semata.
Seperti hak-hak pekerja, jaminan sosial dan lainnya. Lebih dari itu, jika organisasi
buruh menjadi partai politik baru, maka bisa mewarnai kebijakan yang lahir dari
negara terkait perbaikan nasib hidup buruh dan masyarakat secara luas. 4 Undang-
undang No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Lahirnya
Undang-undang ini merupakan anugrah sekaligus juga bencana. Sebagai anugrah,
karena dalam undang-undang itu dengan sangat jelas memberi kebebasan yang
seluas-luasnya bagi para buruh untuk menyalurkan aspirasinya dalam wadah
organisasi yang benar-benar mereka percayai. Namun di sisi lain, ada kerugian
yang dialami gerakan buruh, antara lain terpecahpecahnya buruh dalam berbagai
serikat. Banyaknya serikat buruh menjadi suatu kelemahan karena menyulitkan
buruh untuk melakukan konsolidasi.
2.4 Relevansi dan Inrelevansi Teori Karl Marx pada Buruh di Indonesia
Saat Ini. Dari adanya kesenjangan yang terjadi antara pengusaha dengan buruh
yang ada di Indonesia. Buruh mulai sadar bahwa ia harus memperjuangkan
nasibnya demi pemenuhan kebutuhan dan agar apa yang ia kerjakan sesuai dengan
upah yang didapatkan. Oleh karena itu, buruh di Indonsia sering melakukan
demontrasi terutama pada tanggal 1 Mei (May Day) yang terkenal sebagai hari
buruh. Hal ini tidak lepas dari pemikiran Karl Marx akibat adanya jurang pemisah
antara kaum Bourgeois dan kaum Proletariat. Biasanya kaum buruh
memperjuangkan hak mereka dalam besaran upah yang tidak sesuai dengan apa
yang telah dikerjakan. Hal ini tentu tidak lepas dari sifat pengusaha yang ingin
memperoleh keuntugan sebesar-besarnya dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Selain itu, dalam menyampaikan suatu pendapat maupun aspirasi para buruh,
buruh juga membentuk suatu organisasi massa yang didalamnya beranggotakan
para buruh yang dinamai Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Tugas SPSI
yaitu untuk menyampaikan tuntutan para buruh yang menjadi prioritas kepada
pihak yang berwenang (DPR) yang nantinya akan disampaikan kepada pihak
pengusaha dalam hal pemberian upah, tunjangan, jaminan sosial (kematian,
kecelakaan kerja, kesehatan, dan pansiun), maupun lain sebagainya. Biasanya
aturan yang diambil oleh DPR tersebut akan dituangkan dalam bentuk UMR yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak. Jika dilihat dari sudut pandang teori
perjuangan kelas Karl Marx tentu sangat relevan terhadap keadaan buruh di
Indonesia pada saat ini. Hal ini dikarenakan dari adanya pembeda dari segi apa
yang diperoleh pengusaha dan apa yang diterima oleh buruh tentu tidaklah sama
besarannya. Oleh karena itu, perjuangan yang dilakukan oleh kaum proletariat
sampai saat ini masih dilakukan.
BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Fenomena pertentangan antara pengusaha (kaum kapitalis) dan kaum buruh (kaum
proletar) akan mengancam kondisi sosial materil sesungguhnya dan tingkat
kesadaran kelas sosial pada kaum buruh. Teori Karl Marx dianggap sebagai teori
ideal yang menekankan pada pemerataan ekonomi, keadilan sosial pada semua
lapisan masyarakat dan tidak adanya kelas sosial dalam masyarakat. Teori Karl
Marx ini sesuai dengan fenomena bangsa Indonesia dalam pertentangan kam
kapitalis dan kaum buruh yang mana karena teori dari karl marx,sehingga para
buruh menjadi semangat dalam menuntut hak nya dalam bekerja. Teori karl marx
ini bahkan digunakan hingga saat ini.
3.1.Saran
Fenomena yang terjadi di Indonesia yang berkaitan dengan benturan kepentingan
kaum kapitalis dan kaum buruh seharusnya tidak terjadi untuk kedepannya.
Benturan ini terbentuk karena adanya pihak yang hanya mementingkan
kepentingannya sendiri, dan sungguh itu bukanlah menjadi ciri bangsa Indonesia.
Yang menjunjung tinggi kesamaan hak dalam masyarakat. Tidak seharusnya pula
terbentuk kaum kapitalis karena hal itu hanya akan membuat kesenjangan sosial di
masyarak
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, Indriaty, and Yusri Mohamad Ramli. "Karl Marx Dan Konsep Perjuangan
Kelas Sosial (Karl Marx and the Concept of Social Class Struggle)." International
Journal of Islamic Thought 1 (2012): 27-33.
Ramli, M Andy. 2006. “PetaPemikiran Karl Marx(Materialism Dialektis dan
MaterialismeHistoris)”. Yogyakarta: PT. Lkis.
Syam, Firdaus. "FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI
ILMU POLITIK."