Berpikir adalah proses yang membentuk representasi
mental baru melalui transformasi informasi oleh interaksi kompleks dari atribusi mental. pertimbangan,pengabstrakan, penalaran, penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas, dan kecerdasan. Menurut Solso (2008: 402) ada tiga dasar tentang berpikir, yaitu: 1. Berpikir adalah proses kognitif, terjadi secara internal dalam pemikiran, namun keputusan diambil lewat perilaku. 2. Berpikir adalah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif. 3. Berpikir bersifat langsung dan menghasilkan perilaku yang ‘memecahkan masalah atau langsung menuju solusi. Asosiasi Pengujian Hipotesis Logika—secara bahasa, logika berarti ilmu berkata/ilmu berfikir benar. Logika merupakan studi dari salah satu pengungkapan kebenaran dan dipakai untuk membedakan argumen yang masuk akal, serta berbagai bentuk argumentasi. Logika berurusan dengan pengetahuan yang bersifat formal apriori—adalah pengetahuan yang kebenarannya abstain dari pengalaman, melainkan dari definisi. Silogisme—suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Terdiri dari silogisme kategorik, silogisme hipotetik, dan silogisme disyungtif. PEN GE NALAN POLA Kesamaan ciri2 khusus yang dimiliki oleh masing2 huruf dapat mempengaruhi yingkat kecepatan respon yang diberikan Pengenalan pola adalah proses awal mengenali stimulus seseorang. yang tersusun secara kompleks yang diterima melalui system Orang cenderung lbih sulit membedakan dua huruf atau objek alat-alat indera manusia, antara lain penglihatan, yang sangat mirip antaa satu dengan yang lain daripada yang pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapat. memang berbeda jauh di dalam ciri2 khusus yang dimiliki Pola-pola ini biasanya telah terkategorisasi secara universal masing2 dari keduanya. P-R-----G-M. sehingga orang dengan mudah dapat menerima dan Gestalt Theory mengenali pola tersebut. K Pengenalan pola merupakan tahap lanjutan setelah K pencatatan indera. K Ingatan indera menyimpan informasi yang diterima melalui K system indera dalambentuk yang masih kasar, dan belum K diproses sama sekali. Pengenalan pola merupakan proses transformasi dan PEME CAHAN MASALAH mengorganisasikan informasi yang masih kasar itu, sehingga memiliki makna atau arti tertentu. Pemecahan masalah merupakan suatu pemikiran yang Pengenalan pola melibatkan proses membandingkan terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi stimulus indera dengan informasi yang disimpan di dalam atau jalan keluar untuk masalah spesifik. Yang ditandai ingatan angka panjang. dengan proses tahapan penyelesaian masalah, yaitu: 4 teori pengenalan pola Template Matching Theory—proses pengenalan pola terjadi 1) Mengidentifikasi masalah dengan cara membandingkan satu stimulus dengan 2) Representasi masalah seperangkat pola khusus yang telahh disimpan di dalam 3) Merencanakan sebuah solusi ingatan jangka panjang. Setelah dibandingkan dgn pola-pola 4) Merealisasikan rencana khusus kemudian menetapkan mana pola yang paling dekat 5) Mengevaluasi rencana dengan objek stimulus yang ditangkap oleh alat indera. 6) Mengevaluasi solusi (Solso, 2007) Misalnya, seseorang mendengar bunyi tertentu, pada saat itu ia membandingkan dengan bunyi-bunyi sejenis yang Psikologi gestalt adalah salah satu cabang ilmu psikologi selama ini disimpan di dalam ingatannya, kemudian yang dapat digunakan untuk mengkaji pemecahan masalah mencocokkan mana yang paling dekat atau mirip dengan adalah psikologi gestalt. bunyi itu. Prototype Theory—dianggap lebih luwes. Menurut teori ini Menurut piskologi gestalt suatu peraslaahan ada ketika kita menyimpan protoripe (bentuk dasar) yang abstrak dan ketegangan atau stress muncul sebagai hasil dari interaksi pola yang ideal di dalam ingatan. Ketika orang melihat suatu antara persepsi dan memori. stimulus, kemudian ia membandingkannya dengan prototype Pandangan yang benar dapat muncul saat kita tertentu yang cocok. Pencocokan tidak harus sama persis, memikirkannya lebih jauh. tetapi cukup dengan variasi beberapa bagian kecil saja. Jika pencocokan sudah sesuai, maka orang akan mengenal Problem Solving oleh Evans (1994) diartikan sebagai stimulu tsb. Jika belum cocok, ia mencoba membandingkan aktivitas yang dihubungkan dengan penyeleksian sebuah lagi dengan jenis pototipe yang lain sampai ditemukan yang cara yang cocok untuk tindakan dan mengubah suasana paling cocok. sekarang menjadi suasana yang dibutuhkan. Distinctive-Feature Theory—individu membeda-bedakan di antara berbagai objek atau huruf berdasarkan ciri-ciri khusus Artinya dalam setiap tahapan penyelesaian masalah, yang dimiliki masing-masing objek atau huruf itu. Ciri-ciri dibutuhkan sebuah filter dalam menentukan cara yang baik khusus yang membedakan antara objek atau huruf yang satu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan menyaring dengan yang lainnya itu disebut distinctive feature. berbagai persoalan yang ada, seseorang akan dengan Misalnya, pola huruf, orang menyimpan daftar komponen mudah dalam melakukan sebuah proses problem solving pokok yang terdapat pada setiap huruf alphabet. Contoh, huruf dari berbagai masalah yang dihadapinya. G, memiliki garis melingkar dan garis horizontal. Pada saat menjumpai huruf G, maka ia akan membandingkan ciri2 Menurut Rakhmat (2001) terdapat empat faktor yang khusus yan dimiliki huruf ini dengan ciri khusus yang telah mempengaruhi proses dalam problem solving yaitu : a. disimpan di dalam ingatannya. Motivasi—Motivasi belajar yang rendah akan mengalihkan perhatian, sedangkan motivasi belajar yang tinggi akan membatasi fleksibilitas. b. Kepercayaan dan sikap yang salah—Asumsi yang problem dapat menghalangi proses pemecahan salah dapat menyesatkan pada pemahaman dalam masalah. pembelajaran. Apabila terbentuk suatu keyakinan bahwa Menurut Solso (2007) beberapa tahapan problem solving kebahagiaan dapat diperoleh dengan kekayaan material. adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi masalah c.Kebiasaan—Kecenderunganuntuk mempertahankan pola seseorang harus memahami masalah terlebih dahulu pikir tertentu atau melihat masalah sari satu sisi saja dan mengenali gambaran pokok persoalan secara menimbulkan pemikiran yang rigid. jelas. 2) Representasi masalah --- paling penting MIF d. Emosi—Dalam menghadapi berbagai situasi, tidak mempersepsi dan menginterpretasi pokok persoalan. disadari terlibat secara emosional. Emosi mewarnai cara Yang meliputi : a. Apa yang menjadi permasalahan berpikir disebagian manusia yang utuh. sesungguhnya, b. Apa yang menjadi kriteria pemecahan, c. Keterbatasan-keterbatasan tertentu, Menurut Solso (2007) kreativitas merupakan salah satu dan d. Berbagai macam alternatif bagi pemecahan faktor yang mendukung pemecahan masalah. masalah. Kreativitas merupakan suatu aktivitas kognitif yang 3) Merencanakan sebuah solusi menghasilkan suatu cara baru dalam memandang masalah Seseorang perlu mengidentifikasi operasi yang atau solusinya. Seseorang yang kreatif akan dapat terlibat serta strategi yang diperlukan untuk menyusun banyak ide atau alternatif terhadap segala menyelesaikan masalah yang diberikan. sesuatu yang membantu pemecahan masalahnya. Ada 4) Merealisasikan rencana masalah-masalah yang menuntut untuk berpikir kreatif, melaksanakan rencana atau strategi yang telah seperti masalah dalam menciptakan sesuatu yang baru, dibuat untuk menyelesaikan masalah. masalah dalam mengantisipasi suatu kejadian. 5) Mengevaluasi rencana melihat dan mempertimbangkan kembali semua Sehingga dalam menyelesaikan sebuah masalah atau strategi yang telah dibuat dan dilaksanakan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, seseorang juga menyelesaikan pokok permasalahan. harus bisa berpikir secara kreatif. 6) Mengevaluasi solusi merefleksikan proses pemecahan masalah yang lalu Ormrod (2008) mengatakan bahwa kemampuan untuk dan menyimpannya sebagai strategi dalam memecahkan masalah berhasil tergantung pada sejumlah menyelesaikan masalah yang sama di kemudian faktor yang berhubungan dengan sistem pemrosesan hari serta memperbaiki apa yang masih kurang informasi manusia. Faktor-faktor tersebut adalah working dalam strategi yang telah direalisasikan. memory capacity, pengkodean, dan proses penyimpanan. KR EATIVITAS Muhid, dkk (2013) menjelaskan beberapa penghalang BAHASA mental di dalam proses pemecahan masalah meliputi: KBBI—sistem lambing bunyi yang arbitrer yang a. Functional Fixedness : seseorang hanya digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk memandang suatu objek berfungsi sebagaimana bekerja sama, berinteraksi, mengidentifikasi diri. dirancang atau diinginkan oleh pembuatnya. Karl Duncher 1945 Wibowo—bahasa adalah sistem simbol bunyi yang b. Mental set : orang cenderung mempertahankan bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) aktifitas mental yang telah dilakukan secara berulang- uang ebrsifat arbitrer dan konvensional yang dipakai ulang dan berhasil ketika ia menghadapi masalah sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia serupa namun di dalam situasi yang baru. untuk melahirkan perasaan dan pikiran. c. Perceptual Added Frame : bingkai tersamar ini Kognitif—suatu sistem komunikasi yang didalamnya membatasi gerak langkah seseorang dalam mencari pikiran-pikiran dikirimkan dengan pelantaraan suara jalan keluar atas persoalan yang dihadapi. (sebagaimana dalam percakapan) atau simbol d. Informasi yang tidak relevan : penemuan fakta-fakta (Sebagaimana dalam kata-kata tertulis atau isyarat- yang tidak penting membuat fakta yang relevan isyarat fisik) menjadi bercampur aduk dengan fakta yang tidak -Teori Pemerolehan Bahasa Pertama- relevan sehingga membuat masalah menjadi tidak jelas. Behaviorisme—aspek perilaku kebahasaan yang e. Masalah yang tidak jelas : beberapa masalah yang dapat diamati langsung dan menerangkan hubungan tidak jelas seperti ill defined problem or unstructured antara S dengan R Nativisme—bahasa adalah suatu yang kompleks dan Tahun awal periode yang penting untuk rumit sehingga mustahil dapat dikuasai dalam waktu belajar bahasa. Jika pengenalan bahasa yang singkat melalui ‘peniruan’ tidak terjadi sebelum masa remaja, maka Kognitivisme—bahasa bukan suatu ciri alamiah yang ketidakmampuan dalam emnggunakan tata terpisah, melainkan salah satu diantara beberapa bahasa yang baik akan dimulai seumur kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. hidup. Yang paling utama harus dicapai adalah Skinner menentang—bahasa berkembang perkembangan kognitif, barulah dapat keluar dalam melalui penguatan bentuk keterampilan berbahasa. Chomsky—satu2nya aspek perkembangan Interaksionisme—pemerolehan bahasa merupakan bahasa yang diproleh melalu penguatan hasil interaksi antara kemampuan mentan adalah aspek morfologis. Kit amemiliki pembelajaran dan lingkungan bahasa. skema bawaan yang berfungsi sebagai sarana pemrosesan informasi dan Konsep probabilistic—sifatnya tidak selalu cocok. pembentukan struktur2 abstrak dalam bahasa kita -Dasar Neurologis Bahasa- 2. Piaget—kemampuan anak berbahasa Area Wernicke—fungsi pemahaman bahasa, tergantung pada kematangan kognitifnya. mengurangi kemampuan memahami tulisan dan kata- Simbol yang dikeluarkan anak dan kata lisan. Kerusakan—mampu berbicara lancer namun dibahasakan oleh ibu itulah yang nanti tidak mampu memahami ucapan orang lain. membuat suatu asosiasi, misalnya ia Area Broca—fungsi produksi bahasa dan mengurangi menangis dna memasukkan tangan ke mulut kemampuan berbicara. danibu membahasakan “lapar ya… mau Psikolinguistik—mempelajari faktor2 psikologis dan makan?”. neurobiologis yang memungkinkan manusia 3. Lingkungan Luar—anak belajar bahasa mendapatkan, menggunakan dan memahami bahasa. dgn cara diperkenalkan bahsa sejak awal Penelitian modern menggunakan biologi, neurologi, perkembangan mereka. Salah satunya ilmu kognitif, dan teori informasi untuk mempelajari motherse, car ibu atau orang dewasa cara otak memproses bahasa. memberi pelajaran bahasa. Anak belajar a. Fonetik dan fonologi mempelajari bunyi bahsa melalui proses imitasi dan perulangan ucapan. dari orang-orang di sekitarnya. b. Morfologi mempelajari struktur kalimat, terutama hubungan antar kata yang berhubungan dan pembentukan kata-kata berdasakan pada aturan2. c. Sintaks memepelajari pola2 yang menentukan bagaimana kata-kata dikombinasikan bersama membentuk kalimat. Struktur formal dari kalimat d. Semantik berhubungan dengan makna dari kata atau kalimat e. Pragmatik berhubungan dengan peran konteks dalam penginterpretasian makna.
Tata Bahasa Transformasional—kumpulan
peraturan2 yang mengendalikan keteraturan bahasa dan berkaitan dengan perubahan2 dalam bentuk2 linguistik yang mungkin mempertahankan makna yang sama.
-Faktor yang Memengaruhi Anak dalm
Berbahasa-
1. Evolusi biologi—setiap anak mempunyai
LAD language acquisition device yaitu kemamuan alamiah anak untu berbahasa.