Anda di halaman 1dari 8

1.

LATAR BELAKANG
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mendasari perkembangan
dalam kehidupan masyarakat dan sangat dibutuhkan dalam perkembangan teknologi.
Matematika menjadi salah satu media melatih kemampuan pemecahan masalah (Menurut
BSNP (2006: 345). National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) (dalam Purnomo,
2014: 25) merumuskan bahwa “Kemampuan pembelajaran matematika yang disebut
mathematical power (daya matematika) meliputi : (a) belajar untuk berkomunikasi (mathematical
communication), (b) belajar untuk bernalar (mathematical problem reasoning), (c) belajar
untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving), (d) belajar untuk mengaitkan
ide (mathematical connection), (e) belajar untuk merepresentatif”. Kelima Standar Proses
tersebut termasuk dalam berpikir matematika tingkat tinggi (high order mathematical
thinking) yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika.
NCTM mencantumkan salah satu dari standar proses yang kelima yaitu
representasi (representation), setelah problem solving, reasoning, communication dan
connenctions. Menurut Jones (dalam surya, 2016: 170) beberapa alasan penting yang
mendasarinya adalah sebagai berikut: kelancaran dalam melakukan translasi di antara berbagai
bentuk representasi berbeda, merupakan kemampuan mendasar yang perlu dimiliki siswa
untuk membangun konsep dan berpikir matematis, cara guru dalam meyajikan ide-ide
matematika melalui berbagai representasi akan memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap pemahaman siswa dalam mempelajari matematika, siswa membutuhkan latihan
dalam membangun representasinya sendiri sehingga memiliki kemampuan dan pemahaman
konsep yang kuat dan fleksibel yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
Representasi adalah kemampuan yang harus dimiliki untuk menginterprestasi dan
menerapkan berbagai konsep dalam memecahkan masalah-masalah secara tepat (Kohl &
Noah dalam Surya, 2016: 171). Representasi merupakan salah satu konsep psikologi yang
digunakan dalam pendidikan matematika untuk menjelaskan beberapa fenomena penting
tentang cara berpikir siswa (Janvier dalam Surya, 2016: 171). Sehingga dapat disimpulkan
kemampuan representasi adalah kemampuan cara berpikir yang harus dimiliki seseorang
sebagai cara untuk mengatasi masalah matematis dan mengemukakan solusinya. Representasi
merupakan salah satu standar kemampuan yang harus ada dalam pembelajaran matematika
Setiap kemampuan matematis mempunyai indikator masing-masing untuk dijadikan
acuan keberhasilan dalam suatu penelitian. Adapun indikator dari kemampuan representasi
matematis menurut NCTM (2003, hlm. 2) adalah sebagai berikut:
(1) menggunakan representasi (verbal, simbolik dan visual) untuk memodelkan dan
menafsirkan fenomena fisik, sosial, dan matematika, (2) membuat dan menggunakan
representasi (verbal, simbolik dan visual) untuk mengatur, mengkomunikasikan ide-ide
matematika, dan (3) memilih, menerapkan, dan menerjemahkan representasi (verbal, simbolik
dan visual) matematika untuk memecahkan masalah.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator kemampuan representasi siswa yang
lebih spesifik dan terukur, dengan rincian indikator sebagai berikut:
a. Representasi visual, yaitu:
1) Membuat representasi visual (gambar) dari sebuah masalah matematis
2) Mengubah representasi simbolik ke dalam representasi visual (gambar) dari sebuah
masalah matematis
b. Representasi simbolik (persamaan atau ekspresi matematis), yaitu:
1) Membuat representasi simbolik untuk memperjelas dan menyelesaikan masalah
matematis
2) Mengubah representasi visual (gambar) ke dalam representasi simbolik dari sebuah
masalah matematis
c. Representasi verbal (kata-kata atau teks tertulis), yaitu:
Menyusun cerita yang sesuai dengan representasi yang disajikan.

NCTM. (2000). Using the NCTM 2000 principles and standards with the learning from
assements materials. [Online]. Tersedia di: http://www.wested.org/Ifa/NCTM2000.PDF.
Diakses 16 November 2013.
http://jurnal.upi.edu/3872/view/3872/penerapan-pendekatan-matematika-realistik-untuk-
meningkatkan-kemampuan-representasi-matematis-siswa.html
Dalam NCTM 2000, di Amerika, disebutkan bahwa terdapat lima kemampuan dasar
matematika yang merupakan standar yakni pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan
bukti (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connections), dan
representasi (representation). Dengan mengacu pada lima standar kemampuan NCTM di atas,
maka dalam tujuan pembelajaran matematika yang ditetapkan dalam Kurikulum 2006 yang
dikeluarkan Depdiknas pada hakekatnya meliputi (1) koneksi antar konsep dalam matematika
dan penggunaannya dalam memecahkan masalah, (2) penalaran, (3) pemecahan masalah, (4)
komunikasi dan representasi, dan (5) faktor afektif.
Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu tujuan umum dari pembelajaran
matematika di sekolah. Representasi merupakan ungkapan dari suatu ide matematika yang
ditampilkan peserta didik sebagai bentuk yang mewakili situasi masalah guna menemukan solusi
dari suatu masalah.
Kemampuan ini sangat penting bagi siswa dan erat kaitannya dengan kemampuan
komunikasi dan pemecahan masalah. Untuk dapat mengkomunikasikan sesuatu, seseorang perlu
representasi baik berupa gambar, grafik, diagram, maupun bentuk representasi lainnya. Dengan
representasi, masalah yang semula terlihat sulit dan rumit dapat di lihat dengan lebih mudah dan
sederhana, sehingga masalah yang disajikan dapat dipecahkan dengan lebih mudah. Dengan
demikian pemahaman tentang representasi ini sangat diperlukan agar dapat digunakan sebagai
sarana bagi siswa untuk memahami konsep-konsep tertentu maupun untuk mengomunikasikan
ide-ide matematis guna menyelesaikan suatu masalah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan representasi adalah bentuk
interpretasi pemikiran siswa terhadap suatu masalah, yang digunakan sebagai alat bantu untuk
menemukan solusi dari masalah tersebut. Bentuk interpretasi siswa dapat berupa kata-kata
atau verbal, tulisan, gambar, tabel, grafik, benda konkrit, simbol matematika dan lain-lain.

Indikator Kemampuan Representasi Matematis


Menurut Cai, Lane, dan Jacabcsin(dalam Sabirin, 2014:34) menyatakan bahwa ragam
representasi yang sering digunakan dalam mengkomunikasikan matematika antara lain: tabel,
gambar, grafik, pernyataan matematika, teks tertulis, ataupun kombinasi semuanya.
Kemampuan representasi matematis siswa dapat diukur melalui beberapa indikator
kemampuan representasi matematis. Indikator representasi matematis siswa menurut Sabirin
(2014) adalah sebagai berikut:
1. Representasi visual.
2. persamaan atau ekspresi matematis.
3. kata-kata atau teks tertulis.
Indikator-indikator kemampuan representasi seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel Indikator Kemampuan Representasi Matematis
NO Representasi Bentuk-bentuk operasional
1 Representasi visual  Menyajikan kembali data atau informasi dari
a. Diagram, tabel, suatu representasi diagram, grafik, atau tabel
atau grafik  Menggunakan representasi visual untuk
menyelesaikan masalah

b. Gambar  Membuat gambar pola-pola geometri


 Membuat gambar untuk memperjelas masalah
dan memfasilitasi penyelesaiannya

2 Persamaan atau  Membuat persamaan atau model matematika


ekspresi matematis dari representasi lain yang diberikan
atis  Membuat konjektur dari suatu pola bilangan
 Menyelesaikan masalah dengan melibatkan
ekspresi matematis
3 Kata-kata atau teks  Membuat situasi masalah berdasarkan data
tertulis atau representasi yang diberikan
ter Menuliskan interpretasi dari suatu representasi
 Menuliskan langkah-langkah penyelesaian
t
masalah matematika dengan kata-kata
 Menyusun cerita yang sesuai dengan suatu
representasi yang disajikan
 Menjawab soal dengan menggunakan kata-
kata atau teks tertulis
Sabirin, Muhammad.( 2014), ”Representasi dalam Pembelajaran Matematika”.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=183173&val=6339&title=Re presentasi
%20dalam%20Pembelajaran%20Matematika
NO. Variabel Indikator Item
1. Representasi visual  Menyajikan kembali data atau informasi dari
a. Diagram, tabel, suatu representasi diagram, grafik, atau tabel
atau grafik  Menggunakan representasi visual untuk
menyelesaikan masalah

b. Gambar  Membuat gambar pola-pola geometri


 Membuat gambar untuk memperjelas masalah
dan memfasilitasi penyelesaiannya

2. Persamaan atau  Membuat persamaan atau model matematika


ekspresi matematis dari representasi lain yang diberikan
atis  Membuat konjektur dari suatu pola bilangan
 Menyelesaikan masalah dengan melibatkan
ekspresi matematis
3. Kata-kata atau teks  Membuat situasi masalah berdasarkan data
tertulis atau representasi yang diberikan
ter Menuliskan interpretasi dari suatu representasi
t  Menuliskan langkah-langkah penyelesaian
masalah matematika dengan kata-kata
 Menyusun cerita yang sesuai dengan suatu
representasi yang disajikan
 Menjawab soal dengan menggunakan kata-
kata atau teks tertulis

Anda mungkin juga menyukai