1. PELAPISAN SOSIAL
Stratifikasi berasal dari kata stratus yang artinya lapisan ( berlais-lapis ). Sehingga
Stratifikasi Sosial berarti lapisan masyarakat.
Suatu kiasan untuk menggambarkan bahwa dalam tiap kelompok terdapat perbedaan
kedudukan seseorang dari yang berkedudukan tinggi sampai yang bekedudukan rendah, seolaholah merupakan lapisan yang berlapis-lapis dari atas ke bawah. Kalau kita amati maka pada
setiap masyarakat ( kelompok ) pasti terdapat beberapa orang yang lebih dihormati dari orang
lain.
Untuk mudahnya maka Stratifikasi Sosial lebih dapat dijelaskan kalau kita perhatikan
susunan kekastaan pada masyarakat Hindu dimna terdapat urutan-urutan yang paling tinggi
sampai yang terendah seolah-olah hidupnya berlapis. Susunan kekastaan Hindu tersebut adalah :
brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Demikian pula pada masyarakat modern dewasa ini
Stratifikasi Sosial tetap ada, sekalipun tidak setegas pembagian dalam kekastaan Hindu.
Desawa ini tampak bahwa orang-orang yang memiliki kekuatan ekonomi politik,
kekuatan militer, inteligensi yang tinggi, dan pimpinan agama, menduduki Stratifikasi Sosial
pada lapisan-lapisan atas di masyarakat tertentu, sehingga hartawan, politikus, jenderal, guru
besar, dan ulama merupakan orang-orang yang dihormati di dalam masyarakat.
Stratifikasi Sosial dalam kekastaan Hindu adalah demikian kakunya, sehingga antara
kasta yang satu dengan yang lain seolah-olah terpisah dalam tembok-tembok yang berbedabeda. Hal ini menghambat komunikasi missal ( komunikasi hanya terjadi dalam lingkungan
kastanya sendiri-sendiri ). Keadaan demikian jelas akan menghambat laju pembangunan pada
masyarakat tersebut. Tetapi dengan perkembangan pendidikan dan teknologi desawa ini
masyarakat denagn kekastaan juga mengalami pergeseran-pergeseran dan perubahan-perubahan.
Pada masyarakat pedesaan di Indonesia dijumpai orang-orang yang dianggap tergolong
Stratifikisi atas yaitu guru-guru, pamong desa, dan ulama yang berkedudukan sebagai key status
pada lingkungan masing-masing tetapi dalam komunikasi mereka itu justru yang merupakan
orang-orang yang menjadi teladan dan tempat bertanya bagi masyarakat.
Satus Sosial
Dalam berbagai kelompok atau masyarakat seorang ( individu ) memiliki apa yang
dinamakan Status sosial. Status Sosial meruakan kedudukan seseorang ( individu ) dalam suatu
kelompok pergaulan hidupnya.
Status seorang individu dalam masyarakat dapat dilihat dari dua aspek penting, yakni :
1. Aspek statis
Yaitu kedudukan dan derajat seseorang di dalam suatu kelompok yang dapat dibedakan
dengan derajat atau kedudukan individu lainnya. Seperti : petani dapat dibedakan dengan
nelayan, pegawai negeri, pedagang, dan lain-lain.
2. Aspek dinamis
Yaitu berhubungan erat dengan peranan ssosial tertentu yang berhubungan dengan
pengertian jabatan, fungsi dan tingkah laku yang formal serta jasa yang diharapkan dari fungsi
dan jabatan tersebut.
Contoh : Direktur perusahaan, pimpinan sekolah, komandan battalion, camat, dan
sebagainya.
Peranan Sosial, adalah suatu cara atau perbuatan atau tindakan seseorang individu dalam
usahanya memenuhi tanggung jawab hak-hak dari status sosialnya. Maka seseorang akan terlihat
menjalankan kegiatan atau tidak yang sesuai dengan status sosialnya masing-masing, dapat
dilihat dari peranannya.
Pada prinsipnya setiap individu dalam pergaulan hidupnya memiliki status sosial yang
pokok ( key status ) yang berupa :
a. Pekerjaan seseorang ( merupakan status yang terpenting )
b. Status dalam system kekerabatan
c. Status religious dan status politik.
Manusia dalam kehidupan bersama di samping mengadakan interaksi individu ( pribadi )
tidak jarang pula terjadi interaksi status, bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita sering
melakukan interaksi dengan orang banyak orang tampa mengenal pribadi ( tanpa mengetahui
nama ). Pada akhirnya dapatlah ditekakankan bahwa salah satu syarat dari kelompok yang sangat
penting adalah adanya organisasi yang merupakan wadah dimana terdapat pembagian tugas dan
petugas antara anggota-anggota suatu kelompok untuk mencapai tujuan dari kelompok tersebut.
Suatu organisasi sosial memiliki dua aspek penting, yakni :
a. Aspek fungsi
b. Aspek struktur
Ad.a : Aspek fungsi memperlihatkan manifestasi aktivitas kolektif dalam berbagai tujuannya,
aktivitas kolektif akan diikuti oleh aktivitas-aktivitas yang lebih kecil.
Ad.b : Aspek struktur memperlihatkan bahwa struktur organisasi kemasyarakatan meliputi
kelompok-kelompok sosial, pola-pola umum budaya masyarakat tertentu, pranata sosial dan lainlain.
Peranan Sosial
Dalam tiap-tiap keluarga, biasanya terdapat tipe yang berbeda-beda. Tipe keluarga
jerman, misalnya ayah adalah yang berkuasa. Sedangkan keluarga negro, ibulah yang berkuasa.
Demikian juga dalam hubungan kulturalnya terdapat perbedaan-perbedaan.
Misalnya :
-
Menurut Bossard dan Bill : bahwa masyarakat itu mula-mula terdiri dari small family
( keluarga kecil ), yaitu suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anaknya paling banyak
2atau 3 anak. Pada keluarga kecik ini anak-anak lebih banyak menikmati segi sosial ekonomi,
dan lebih banyak diperhatian oleh orang tuanya. Yang dipentingkan adalah agar anak mendapat
kualitas yang baik.
3
untuk disumbangkan dalam proses produksi. kriteria lainnya ialah tingkat kebebasan pribadi
sebagai pemisah antara kelas-kelas yang seharusnya, tetapi hanya dengan memiliki kriteria
pemilikan alat produksi menjadi termasuk dalam kelas yang sama. Misalnya dibedakan antara
budak dengan proletar, yaitu budak menjadi harta atau kekayaan dari kelas lain, sedangkan
proletar adalah orang bebas yang dapat menjual tenaga kerjanya.
Jadi, kelas dalam hai ini digunakan dalam rangka ekonomi, dan berbeda dalam
pertentangan untuk berbuat kekuasaan. Kemudian Marx meramalkan akan terbentuk suatu
masyarakat dimana semua kelas ( pengartian Marx ) akan lenyap dengan sendirinya. Segala
sesuatu yang masih berbeda diluar landasan produksi hanya mewujudkan lapisan atas yang
ideologis saja, misalnya nisbah-nisbah dari system-sistem olitik dan kehakiman, pandanganpandangan, teori-teori, kesenian, filsafat, dan juga agama. Lambat-laun, atau mungkin cepat,
semua itu akan berubah, bersama-sama dengan perubahan-perubahan dalam tat masyarakat dan
tata ekonomi.
Kritik terhadap teori Marx menyangkut beberapa hai. Dalam terminology sebenarnya
ada perbedaan antara model kelas yang murni, abstrak, dan kongkret. Model yang murni ialah
yang menguasai hak kuasa atas sarana produksi dan nilai lebih, dan mereka yang menguasai
langsung melalui pembelian tenaga kerja, dan yang tidak langsung berkat pemilikan tanah dan
modal. Kelas yang kongkret ada kelas peralihan yang terbentuk didalam suatu tahap sejarah.
Kemudian ada kelas semu seperti petani bebas di zaman pertengahan, yang memiliki
kepentingan ekonomi tetapi marjinal terhadap hubungan-hubungan kelas yang sentral. Dan
banyak lagi kelas menurut kualitifikasi yang lain, dimana kelas sosial tidak lagi berdasarkan
pemilikan sarana-sarana produksi. Hubungan kekuasaan yang menyangkut bawahan dan atasan
menyediakan unsure-unsur bagi kelahiran kelas; dan dalam masyarakat industry modern, pemilik
semua produksi tidak sepenting mereka yang melaksanakan pengendalian atas sarana itu.
Stratifikasi atau lapisan masyarakat ialah jumlah orang-orang yang statusnya sama
menurut penilaian sosial ( masyarakat ). Lapisan masyarakat ini biasanya digambarkan dengan
kerucut/piramide. Disitu akan tampak, bahwa semakin tinggi lapisan masyarakat, akan semakin
sedikit jumlahnya begitu pula sebaliknya.
Lapisan masyarakat itu ada yang keras, ada yang lunak. Yang keras misalnya : kasta di
India, kulit putih dan hitam di Amerika Serikat. Yang lunak misalnya : kelas ekonomi, kelas
pendidikan, dan sebagainya, yang dapat dicapai dengan perjuangan belajar.
Dasar terjadinya stratifikasi dan macam-macam stratifikasi.
Menurut Kingsley Davis dan Wilert E. moore, bahwa stratifikasi ada hubungannya
dengan penghargaan pelaksanaan fungsi-fungsi dalam masyarakat. Bukan fungsi yang
menentukan kedudukan, tetapi kedudukan menentukan fungsi seseorang.
Stratifikasi ini terjadi di segala macam masyarakat. Bahkan orang yang masih sederhana
pun terjadi stratifikasi, hanya jarak tingkatan yang satu dengan yang lain tidak begitu tampak,
misalnya pada masyarakat primitive, dukun, kyai, dan sebagainya.
Di Amerika stratifikasi masyarakat tampak dengan jelas, sehingga menimbulkan berbagai
golongan dalam masyarakat. Di Negara tersebut masyarakat terdiri dari 3 golongan/kelas yaitu :
1. Upper-class
2. Middle-class
3. Lower-class.
Tiap-tiap golongan ini mempunyai sifat-sifat dan cara hubungan yang berbeda-beda.
Dalam kehidupan pada umumnya stratifikasi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Stratifikasi Terbuka
Anggota kelompok yang satu ada kemungkinan besar untuk berpindah ke kelompok yang
lain, artinya dapat menurun ke kelompok yang lebih rendah atau sebaliknya.
Contoh : kedudukan Presiden dan Menteri. Anak-anak Presiden dan Menteri belum tentu
dapat mencapai kedudukan sebagai Presiden atau Menteri. Tetapi sebaliknya warga masyarakat
pada umumnya ada kemungkinan dapat memiliki kedudukan seperti tersebut di atas.
2. Stratifikasi tertutup
Kemungkinan pindah seorang anggota kelompok dari golongan yang satu ke golongan ke
yang lain kecil sekali, sebab biasanya system ini didasarkan atas keturunan. Jadi misalnya anakanak keturunan Brahmana, dengan sendirinya akan tetap menjadi golongan Brahmana, dan
sebaliknya golongan Sudra.
Ditinjau dari segi psikologis kedua kelompok ini mempunyai keburukan dan kebaikan.
Stratifikasi terbuka lebih dinamis ( progresif ), dan anggota-anggotanya mempunyai cita-cita
hidup yang lebih tinggi. Stratifikasi tertutup bersifat statis, lebih-lebih golongan bawah, dan
kurang menunjukan cita-cita yang tinggi.
Kelemahan stratifikasi terbuka ialah bahwa anggota-anggotanya mengalami kehidupan
yang selalu tegang dan khawatir. Sehingga akibatnya lebih banyakmengalami ketegangan dan
konflik-konflik jiwa lebih besar dari pada kelompok tertutup.
Dari uraian di atas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria yang biasanya
dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan
sosial adalah sebagai berikut :
1. Ukuran kekayaan : Ukuran kekayaan ( kebendaan ) dapat dijadikan suatu ukuran;
barang siapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, termasuk ke dalam lapisan
sosial teratas. Kenyataan tersebut, misalnya berupa mobil pribadinya, cara-cara
mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk
berbelanja barang-barang mahal,dan sebagainya.
2. Ukuran kekuasaan : barang siapa yang memiliki kekuasaan atau mempunyai
wewenang terbesar, menempati lapisan sosial teratas.
3. Ukuran kehormatan : Ukuran kehormatan mungkin terlepas dari ukuran-ukuran
kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapatkan
atau menduduki lapisan sosial teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada
masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau
mereka yang pernah berjasa besar kepada masyarakat.
4. Ukuran ilmu pengetahuan : Ilmu pengetahuan dipakai ukuran oleh masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadang-kadang menyebabkan menjadi
negative, karena ternyata bahwa bukan ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran,
akan tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala macam
usaha untuk mendapatkan gelar tersebut walaupun secara tidak halal.
Ukuran-ukuran tersebut diatas, tidaklah bersifat limitative ( terbatas ), tetapi masih ada
ukuran-ukuran lainnya yang dapat dipergunakan. Akan tetapi ukuran-ukuran di atas yang
menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan
sosial pada hakikatnya tergantung pada system nilai yang dianut oleh anggota-anggota
masyarakat yang bersangkutan.
Disamping jenis-jenis di atas masih kita dapati lagi stratifikasi lain seperti berikut :
a. Stratifikasi sosial baru
Sebenarnya apa yang dikatakan Jaspan mengenai The New Social Stratification sekarang
dapat disebutkan pelapisan lain lagi, yang kriterianya kompleks. Kehidupan ketatanegaraan,
dalam usahanya mencapai kesejahteraan sosial, muncul stratifikasi sosial yang oleh Astrid
disebut secara khusus sebagai stratifikasi kekuasaan, atau stratifikasi politik. Dengan kriteria
kekuasaan politik yang berbeda-beda antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya, toh
terdapat kesamaan orientasi yaitu kekuasaan politik. Karena perbedaan system sosialnya, selama
ini terdapat perbedaan operasional antara masyarakat yang sudah maju dengan masyarakat yang
8
sedang membangun. Apa orientasi dan bagaimana stratifikasi sosial baru seperti KNPI dan
sejenisnya.
b. Alienasi Sosial
Veblen mengemukakan sebuah stratifikasi sosial lain sebelum sampai pada the leasure
class, yaitu yang dinamakan aliensasi sosial ( Social alienation ). Ukuran strata ini
adalah pada adanya kegemaran dan kenangan yang sama pada sejumlah indivudu,
misalnya para penggemar wayang orang/wayang kulit di Jakarta, yang dengan
sendirinya akan berkumpul dan memisahkan dengan anggota masyarakat lainnya, klub
HB ( harly Davidson ). Kelompok ini sebenarnya belum kriteria tertentu sebagai syarat
tertentu.
c. Elite sosial
Stratifikasi sosial ini merupakan hasil perkembangan sosial. Dinamika sosial
memerlukan berbagai syarat seperti kekayaan, ilmu pengetahuan, kedudukan, dan
sebagainya. Dan siapa yang memiliki factor itu maka menjadi merasa berbeda dengan
anggota masyarakat lainnya, mereka menjadi upper-class. Mengenai ini WMP.
Hofsteeds mengidentifikasikan masyarakat pedesaan di Jawa Barat khususnya,
Indonesia umumnya adanya sua strata, yaitu Eliter DEsa, yakni Kepala Desa, Pegawai
daerah/pusat,Guru, tokoh politik, dan tokoh agama, serta petani kaya, dan massa, yaitu
petani menengah, buruh tani, pengrajin dan pedagang kecil ( bakulan ). Sebagai lapisan
bawah. Oleh Selo Soemardjan para peminpin informal ( informal leader ) seperti tokoh
masyarakat, ulama dan sebagainya dimasukan pula ke dalam Elite Desa.
Dalam proses perkembangan/perubahan sosial dewasa ini adanya kedua strata sosial ini
patut kita telaat secara cermat, karena tidak jarang memberikan pengaruh positif dan negative
terhadap masyarakat.
3. KESAMAAN DERAJAT
Derajat, rank berkaitan dengan kedudukan/status. Astrid menjelaskan bahwa derajat
sosial adalah akibat dari kedudukan sosial atau posisi sosial. Dalam ilmu pasti kedudukan suatu
titik ditentukan oleh system koordinatnya. ( Astrid, 1977 : 91 ). Demikian pula derajat
seseorang ( derajat sosial ) adalah merupakan hasil/pencerminan dari kedudukannya. Sedangkan
kedudukan seseorang membawa konsekuensi kewajiban untuk berperan ( to role ). Karena
kedudukannya yang diimbangi dengan peran yang dilaksanakan, maka seseorang memiliki dan
berhak menempati derajat tertentu.
Manusia sering mendapatkan sebutan sebagai . homo homoni lupus. Jika kita menyelami
hakikat kemanusiaan maka homo homoni lupus dan stratifikasi sosial yang kita kenal sekarang
adalah merupakan suatu kesenjangan dan sekaligus tantangan bagi eksistensi kemanusiaan.
Dalam hai ini kelompok minirotas atas bertanggung jawab atas kesejahteraan kelompok
mayoritas bawah. Hal ini terutama sekali ditunjukan kepada kelompok elite yang berdasarkan
politik dan kekuasaan, tentu saja dengan tidak menutup tanggung jawab bagi kelompok elite
yang berdasarkan ekonimi.
Bangsa Indonesia tercermin dalam Udang-Undang Dasar 1945 yaitu : pasal 27 kesamaan
kedudukan dalam hokum dan pemerintahan, pekerjaan dan kehidupan yang layak, pasal 28
kemerdekaan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat dan pikiran, pasal 29
kemerdekaan beragama, pasal 30 tentang pembelaan Negara pasai 31 tentang kesamaan hak dan
memperoloh pendidikan. Apa yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar itu merupakan
keinginan seluruh Bangsa Indonesia.
b) Usaha mencapai cita-cita
Bagi negara-negara berkembang khususnya yang memiliki kepadatan penduduk yang
relative tinggi dengan tingkat pendapatan perkapita rendah, maka kemiskinan bukanlah
merupakan fenomena baru.
Fenomena inilah yang lebih mempertegas garis stratifikasi dalam masyarakat. Adanya
kemiskinan yang mengalami perjalanan panjang sehingga cenderung menjadi kemiskinan
absolute mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami permasalahan bahkan
cenderung apatis terhadap permasalahan yang dihadapi. Kemampuan fisik maupun psikisnya
menurun dan menunjukan kecenderungan angka kamatian yang tinggi.
Kebutuhan pokok perekonomian yang pada mulanya dititikberatkan pencapaiannya
secara merata untuk melawan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan dasar lain seperti kesehatan,
gizi, pendidikan, dan perumahan, selanjutnya dalam prioritas kedua menengah kepada
peningkatan status sosial. Tentu saja hal ini telah merubah motivasi perekonimian masyarakat
dari pemenuhan kebutuhan pokok dengan motivasi perekonomian sebagai berikut.
Pertama, motivasi ekonomi diarahkan untuk melindungi diri dari modus-modus yang
berpengaruh, yang yang dilegitimasikan dengan otoritas. Dalam hal ini dimaksudkan untuk
mempertahankan hak-hak individual maupun sosial.
Kedua, motivasi ekonomi diarahkan untuk memenuhi keinginan-keinginan tertentu yang
secara independen dapat memuaskan disamping berfungsi survival.
Ketiga, unsure lain yang merupakan tingkatan berikut dari motivasi ekonomi adalah
kesenangan, termasuk di dalamnya gaya hidup gengsi, didasari oleh emosi-emosi estetika.
Dalam Undang-Undang Dasar1945 mengenai hak dan kebebasan yang berkaitan dengan
adanya persamaan derajat dan hak juga tercantum dalam pasal-pasalnya secara jelas.
Sebagaimana kita ketahui Negara Republik Indonesia menganut azas bahwa setiap warga Negara
tanpa kecuali memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan, dan ini sebagai
konsekuensi prinsip dari kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan. Hukum dibuat
dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum tanpa adanya perbedaan.
Kalau kita lihat ada empat pasal yang memuat ketentuan-ketentuan tentang hak-hak azasi itu
yakni pasal 27, 28, 29, dan 31. Empat pokok hak-hak asasi dalam empat pasal UUD 1945 adalah
sebagai berikut :
Pertama, tentang kesamaan kedudukan dan kewajiban warga Negara di dalam hukum dan
di muka pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 menetapkan : bahwa segala warga Negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Didalam perumusan ini dinyatakan adanya suatu
11
kewajiban dasar disamping hak asasi yang dimiliki oleh warga Negara, yaitu kewajiban untuk
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Dengan demikian
perumusan ini secara prinsipil telah membuka suatu system yang berlainan sekali dari pada
system perumusan Human Right itu secara barat, hanya menyebut hak tanpa ada kewajiban di
sampingnya.
Poko kedua, selanjutnya dalam pasal 28 ditetapkan, bahwa kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh
Undang-Undang.
Pokok ketiga, dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama
bagi penduduk yang dijamin oleh Negara, yang berbunyi sebagai berikut : Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Pokok keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang
berbunyi : (1) tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran, dan (2) pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pengajaran nasional yang diatur dengan
Undang-Undang.
12
BAB VII
WARGA NEGARA DAN NEGARA
13
Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinisakan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan
rangkap(bipatride) atau tidak mempunyai kewarganegaraan sama sekali (apatride). Maka
untuk menentukan kewarganegaraan seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan
(disamping kedua asas diatas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.Stelsel pasif adalah semua
penduduk diakui sebagai warga negara, kecuali yang menyatakan menolak menjadi warga
negara atau hak repudiasi. Stelsel aktif adalah untuk menjadi warga negara, seseorang harus
menggunakan hak-hak opsi atau hak memilih menjadi warga negara. Pelaksanaan kedua
stelsel ini kita bedakan dalam:
Hak Opsi, adalah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif)
Hak Repudiasi, adalah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel
pasif).
b. Naturalisasi (Pewarganegaraan)
Adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu
mempunyai kewarganegaraan negara lain.
Di Indonesia, siapa-siapa yang menjadi warga negara telah disebutkan didalam pasal
26 UUD 1945, yaitu:
1) Yang menjadi wrga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2) Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU Nomor 62 tahun
1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang pasal 1-nya menyebutkan:
a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian dan/atau
peraturan peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah warga negara
Republik Indonesia.
b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan
ayahnya, seorang warga begara RI, dengan pengertian bahwa kewarganegaraan karena RI
tersebut dimulai sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan sebelum orang itu
berumur 18 tahun, atau sebelum ia kawin pada usia dibawah umur 18 tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila ayahn itupada
waktu meninggal duni warga begara RI.
d. Orang yang waktu pada lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada waktu itu tidak
mempunyi hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya.
e. Orang yang waktu pada lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak mempunyai
keawarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan ayahnya.
f. Orang yang lahir didalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak diketahui.
g. Seseorang yang diketemukan didalam wilayah RI selama tidak deketahui kdua orang tuanya.
14
h. Orang yang lahir didalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang tuanya tidak diketahui.
i. Orang yang lahir didalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak mendapat
kewarganegaraan ayah atau ibunya, dan selama ia tidak mendapat kewarganegaraan ayah
atau ibunya itu.
j. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan undang-undang ini.
Selanjutnya didalam Penjelasan Umum UU No. 62 tahun 1958 ini dikatakan bahwa
kewarganegaraan RI diperoleh:
a. Karena kelahiran
b. Karena pengangkatan
c. Karena dikabulkan permohonan
d. Karena pewarganegaraan
e. Karen atau sebagai akibat dari perkawinan
f. Karena turut ayah dan ibu
g. Karena pernyataan
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Apabila kita melihat pasal-pasal dalam UUD 1945 maka akan dapat kita temukan
beberapa ketentuan tentang hak-hak warga negara, misalnya: pendidikan, pertahanan dan
kesejahteraan sosial.
Pasal 27 (2)
: tiap tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
Pasal 30 (1)
bagi kemanusiaan.
: tiap-tiap warga negara berhak ...............ikut serta dalam usaha pembelaan
Pasal 31 (1)
negara.
: tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Selain pasal-pasal yang menyebutkan hak warga negara maka terdapat pula beberapa
pasal yang menyebutkan tentang kemerdekaan warga negara.
Pasal 27 (1)
: segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
Pasal 29 (2)
Pasal 28
Disamping itu dua ketentuan dengan tegas menyebutkan tentang kewajiban waga
negara.
Pasal 27 (1)
Pasal 30 (1)
kelompok
16
yang tinggi. Ini hanya dapat diperoleh dari rakyat yang bodoh dan miskin. Maka rakyat
harus dibiarkan berada dalam keadaan yang demikian. Teori ini diterapkan oleh Attila,
Jengis Khan, dan Timur Lenk.
Machiavelli mengemukakan bahwa tujuan negara adalah menghimpun kekuasaan untuk
kebesaran, kehormatan, dan kesejahteraan Italia, negaranya.
Emmanuel Kant berpendapat bahwa tujuan negara adlah membentuk dan memelihara hak
serta kemerdekaan warg negaranya, dengan jalan mewujudkan aturan hukum.
Krabbe berpendapat bahwa tujuan atau cita-cita manusia dalam membentuk negara adalah
untuk menciptakan suatu masyarakat hukum yaitu suatu kesatuan kelompok manusia yang
terbentuk atas dasar cita-cita hukum.
2. Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan
Ada 2 macam bentuk negara yaitu monarki dan republik. Untuk membedakan kedua bentuk
tersebut, ada beberapa ukuran yang dapat dipakai. George Jellinek, mempergunakan:
bagaimana cara kehendak negara dinyatakan, sebagai ukuran. Bila kehendak negara
ditentukan oleh satu orang saja, berarti negara tersebut berbentuk monarki. Jika kehendak
negara ditentukan oleh banyak orang yang merupakan satu majelis, maka bentuk adalah
republik. Faham ini tidak banyak diikuti karena mengandung beberapa kelemahan.
Duguit mempergunakan sebagai ukuran bagaimana cara kepala negara diangkat. Bila kepala
negara diangkat berdasarkan keturunan, negara tersebut berbentuk monarki. Kepala
negaranya disebut raja atau ratu. Tetapi jika kepala negaranya dipilih melalui suatu
pemilihan umum untuk masa jabatan yang telah ditentukan, bentuk negaranya disebut
republik, kepala negaranya adalah presiden.
Disamping bentuk negara dapat juga ditinjau dari segi susunannya, yaitu negara
kesatuan atau federal (serikat). Untuk membedakannya dapat dipergunakan dua ciri sebagai
berikut:
a. Pada negara federal, negara-negara bagian mempunyai wewenang untuk membuat
undang-undang dasarnya sendiri (pouvoir constituant) dan dapat menentukan bentuk
organisasinya masing-masing dalam batas-batas yang tidak bertentangan dengan
konstitusi dari negara federal seluruhnya. Pada negara kesatuan, bagian-bagiannya yang
disebut propinsi tidak mempunyai wewenang untuk membuat undang-undang dasar
sendiri. Organisasi pada bagian-bagian garis besarnya telah ditentukan oleh pembuat
undang-undang di pusat. Organisasi itu merupakan pelaksanaan sistem desentralisasi
dalam negara kesatuan.
19
1)
2)
3)
4)
pasal 20 ditegaskan bahwa: Barang siapa bukan warga negara Republik Indonesia adalah
orang asing. Orang asing ini dapat menjadi penduduk Indonesia selama ia menetap di
Indonesia, yaitu jika ia mendapat izin bertempat tinggal di Indonesia setelah izin masuknya
habis masa berlakunya. Baik warga negara, penduduk negara maupun orang asing yang
berada di suatu negara, semuanya mempunyai kedudukan/status hukum tertentu, meskipun
status di antara mereka tentu saja tidak sama.
Pembukaan UUD 1945 pada aliena pertama mengakui adanya kebebasan untuk
merdeka. Dari alinea ketiga dapat disimpulkan bahwa rakyat Indonesia menyatakan
kemerdekaannya supaya terjelma kehidupan bangsa Indonesia yang bebas. Hal ini
mengandung arti adanya hak yang sama di bidang politik bagi seluruh warga negara
Indonesia. Sedangkan alinea keempat menunjukan adanya pengakuan dan perlindungan
terhadap hak-hak dalam berbagai bidang seperti politik, hukum, sosial, kultural, dan
ekonomi.
Batang tubuh UUD 1945 juga merumuskan berbagai hak warga negara seperti
misalnya:
Pasal 27 ayat 2 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Pasal 30 ayat 1 :
Tiap-tiap warga negara berhak...ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Pasal 31 ayat 1 :
Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
22
Hak-hak warga negara yang tersirat pada kemerdekaan untuk melakukan sikap tindak
tertentu adalah:
Pasal 28
:
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 29 ayat 2 :
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Sikap tindak pemerintah di bidang tertentu yang mrngrnai hak-hak warga negara
adalah:
Pasal 31 ayat 2 :
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional,
yang diatur dengan undang-undang.
Pasal 32
:
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
Pasal 33 ayat 1 :
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Pasal 33 ayat 2 :
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
Pasal 33 ayat 3 :
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kenaknuran rakyat.
Pasal 34
:
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Kedudukan dan warga negara dalam UUD 1945 diatur pada pasal 27 ayat 1 sebagai
berikut:
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan.
Pasal 27 ayat 1 :
Segala warga negara.....wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.
Pasal 30 ayat 1 :
Tiap-tiap warga negara.......wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Walaupun hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1945 hanta dirumuskan
dalam beberapa hal saja, namun semuanya yang telah disebut diatas hal-hal yang pokok. Ini
nseuai dengan sifat UUD 1945 yang hanya mengatur hal-hal yang pokok saja. Karena UUD
23
1945 yang hanya mengatur hal-hal pokok, maka untuk pelaksanaan selanjutnya harus ada
undang-undang yang akan yang akan menentukan lebih jauh bagaimana hak-hak dan kewajiban
tersebut diatas harus dilaksanakan. Tanpa adanya undang-undang semacamini maka ketentuanketentuan yang ada pada pembukaan, batang tubuh maupun penjelasan UUD 1945 akan
kehilangan artinya dan hanya tinggal merupakan rangkaian huruf-huruf mati saja.
BAB IX
DESA,MASYARAKAT DESA DAN
PEMBANGUNAN DESA
Untuk kepentingan statistik,Desa merupakan suatu daerah yang berpenduduk kurang dari
2.500;
Untuk tujuan analisa psikologis sosial;
Untuk tujuan analisa ekonomi;
Selain itu,perbedaan masyarakat desa dengan masyarakat kota menurut Binarto dengan
ciri-ciri sebagai berikut;
24
Unsur-unsur
untuk
pembedaan
Mata pencaharian
Ruang kerja
Musim/cuaca
Keahlian
dan
keterampilan
Rumah dan tempat kerja
Kepedatan penduduk
Kontak sosial
Desa
Kota
Agraris homogen
Lapangan terbuka
Penting dan menentukan
Umum dan tersebar
Dekat
Tidak padat
Frekuensi kecil
Berjauhan
Padat
Frekuensi besar
Jadi,masyrakat desa adalah sekolompok manusia yang tinggal di suatu tempat tercantum
dengan sistem ketetanggan dan gotong royong yang kuat,mata pencahariannya bertani/agraris
dan masih terikat kuat dengan tradisi yang melingkupi serta mempunyai tujuan tertentu.
Untuk menampung usaha-usaha dan kegiatan masyarakat desa dalam
pembanguan ,maka di bentuk lah suatu wadah yang di sebut Lembaga Sosial
Desa(LSD).Adapun fungsi LSD secara rinci oleh pemrintah lewat Departemen Dalam
Negeri adalah:
1. Menjadi sarana komunikasi antara pemerintah dan masyarakat,juga antara
anggota-anggota masyarakat sendiri.
2. Menjadi wadah partisipasi masyrakat dalam rangka menunjang program-program
pembangunan pemerintah.
3. Menjadi sarana peningkatan keterampilan masyarakat desa.
4. Menjadi sarana modernisasi dalam rangka mengubah pola pemikiran masyarakat
yang masih statis tradisional menjadi dinamis tradisional.
5. Menjadi sarana meningkatakan kesejahteraan masyarakat.
Adapun bidang tugas LSD meliputi aspek-aspek sosial,ekonomi dan budaya
dengn prioritas utamanya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.Sektor sosial
meliputi usaha-usaha perikemanusiaan,pendidikan,kesehatan dan KB.Sektor ekonomi
meliputi prasarana ,sarana produksi dan konsumsi,serta usaha ekonomi lainya.
Karena luasnya permasalahan yang di hadapi oleh masyarakatdesa maka untuk
menyempurnakan dan meningkatakan peran dan fungsi LSD,di keluarkan Keputusan
Presiden No.28 Tahun 1980tentang penyempurnaan dan Peningkatan Fungsi Lembaga
Sosial Desa menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.
Selanjutnya dikatakan,bahwa untuk melaksanakan tugas tersebut LKMD
mempunyai fungsi:
25
Seksi Agama
Seksi Pembudayaan Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Seksi Keamanan,Ketentramaan,dan Ketertiban
Seksi Pendidikan dan Penerangan
Seksi Lingkungan hidup
Seksi Pembangunan ,Perekonomian dan Koperasi
Seksi Kesehatan ,Kependudukan,dan KB
Seksi Pemuda ,Olahraga,dan Kesenian
Seksi Kesejahteraan Sosial
Seksi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
2. PEMBANGUNAN DESA
Pembangunan Desa dan Pembangunan Masyarakat Desa telah menjadi dua istilah yang
sering di campuradukan pengertiannya.Pengertian Pembangunan Desa lebih luas dari pada
pengertian Pembangunan Masyarakat Desa.Di dalam Pembangunan Desa sudah tercakup di
dalamnya Pembangunan Masyarakat Desa.Namun demikian, kedua pengertian tersebut tidaklah
perlu dipisahakn atau dibedakan dengan mutlak,karena pada hakikatnya Pembangunan Desa
sudah menjadi satu metode dan merupakan satu kebulatan ,terdiri dari komponen-komponen
yang penting dan menentukan.
Tujuan Pembangunan Desa adalah identik dengan tujuan Pembangunan Nasional ,yaitu
membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia.
Adapun secara lebih rinci ,tujuan pembangunan Desa tersebut menurut Sudiharto
Djiwandono,meliputi :
1. Tujuan ekonomis, yaitu meningkatkan produktivitas di daerah pedesaan, dalam rangka
mengurangi kemiskinan.
2. Tujuan sosial, ke arah pemerataan penduduk desa;
3. Tujuan kultural, dalam arti meningkatkan kualitas hidup pada umumnya dari masyarakat
pedesaan;
26
Di dalam tahap pelaksanaan, masyarakat desa ikut serta terlibat dalam program
pembangunan yang sedang berjalan. Keterlibatan masyarakat desa ini baik secara fisik maupun
nonfisik.
Di dalam tahap pemanfaatan , arti partisipasi jadi sedikit menyimpang. Partisipasi disini
selalu di artiakan sebagai siapa yang ikut memanfaatkan jasa pembangunan .Pengertian ini
memang terlalu luas nampaknya, karena hasil pembagunan itu bisa di nikmati bukan hanya
penduduk desa yang membangun , tetapi bisa juga dimanfaatkan oleh orang luar desa yang
bersangkutan , misal : jalan,jembatan , pasar, sekolah, dan lain-lainnya.
Selain dalam tahap partisipasi, pelaksanaan atau kesadran untuk berpartisipasi dibedakan
ke dalam 5 tigkatan yaitu:
1. Partisipasi tanpa mengenal ide obyek partisipasi.
2. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah ide baru dan adanya gaya tarik dari obyek
serta adanya minat dari subyek.
3. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah meyakini bahwa ide itu memang baik.
4. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah melihat lebih mendetail tentang alternatif
pelaksanaan atau pengterapan ide tersebut.
5. Berpartisipasi karena yang bersangkutan langsung dapat memanfaatkan ide dan hasil
pembangunan tersebut untuk dirinya,keluarganya,atau masyarakat.
Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa merupakan salah satu pengertian yang
arti sesungguhnya lebih-lebih pengukurannya belum dicapai kata sepakat.Sehingga semakin
besar kemampuanmasyarakat desa untuk menentukan nasib mereka sendiri, akan makin
besar pula partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Komunikasi Kepala Desa
Didalam mewujudkan partisipasi masyarakat tersebut di perlukan usaha untuk
mengkomunikasikan program-program pembangunan.Menurut Roger secara garis besar
dalam sturuktur sosial resmi dan struktur sosial tidak resmi. Di dalam struktur sosial resmi ini
terdapat urutan yang menduduki jabatan sebagai atasan atau bawahan yang merupakan jalur
instruksional yang dapat di pergunakan untuk meneruskan informasi kepada sistem yang
berlaku. Di sini Kepala Desa merupakan puncak dari struktur sosial yang ada.
Di dalam struktur sosial resmi ini, figur Kepala Desa merupakan contoh formal dan non
formal . Ia menjadi perpanjangan birokrasi pemerintahan di desa dan pelaksanaan utama
program-program pembangunan di desa.Sehingga Kepala Desa harus berperan sebagai
pelaksana program dan mata rantai penghubung antara pemerintah dan masyarakat, sebagai
penyalur langsung semua pesan-pesan pembangunan.
Di dalam menyalurkan pesan-pesan pembangunan , Kepala Desa brtindak sebagai
penyaring atau jembatan dalam pelaksanaan komuikasi.Jadi dalam masyarakat desa Kepala
28
Desa mempunyai kedudukan penting sebagai penyalur pesan dan informasi pemerintah , dan
menjadi penyalur terbawah pesan-pesan dan informasi pembangunan.
Namun demikian , untuk mengubah warga desanya ke arah yang lebih baik tidak cukup
hanya dengan atau di dasarkan pada pemberian informasi atau gambaran gambaran
kebrhasilan saja. Oleh karena itu Kepala Desa sebagai seorang pemimpin mempunyai 3
peran yang harus di laksanakan sekaligus. Ketiga peran tersebut menurut Onong Uchyana
Effendy, adalah sebagai berikut ;
a. Sebagai Komunikator
Di dalam memainkan perannya sebagai komunikator, keberhasilan pemimpin banyak
tergantung dari keberhasilannya berkomunikasi. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi pemimpin sebagai komunikator adalah :
a. Daya tarik komunikator (source attractiveness). Artinya seorang komunikator
akan mampu merubah sikap,tingkah laku komunikan, bila komunikan merasa ada
kesamaan-kesamaan antara komunikan-komunikator;
b. Kepercayaan kepada komunikator (source credibility). Artinya, di dalam
berkomunikasi seorang komunikan akan sangat mempercayai komunikator
tersebut benar-benar menguasai masalah atau mempunyai kelebihan keahlian dari
komunikan.
Selain ada faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemimpin, maka ada pula
faktor-faktor-faktor yang perlu di perhatikan agar pemimpin dapat berhasil dalam
berkomunikasi, yaitu :
a. Kerangka referensi, di sini berarti seorang pemimpin akan mampu berkomunikasi
dengan bawahannya;
b. Situasi dan kondisi;
c. Konotasi, di sini menyngkut tentang penafsiran kata-kata yang di sampaikan
dalam berkomunikasi.
2) Sebagai Negotiator
Di sini pemimpin membawakan perannya sebagai seorang komunikan, yang
mendengarkan suara-suara yang datang dari warga masyarakatnya. Peran ini menjadi sangat
penting, sebab pemimpin akan lebih tanggap dengan keinginan,kebutuhan dari warga
masyarakatnya. Hal ini akan sangat berguna dalam penuyusunan perencanaan pembangunan
berikutnya,terutama di dalam menentukan skala prioritas pembangunan yang akan datang.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :
29
a. Ethos pemimpin, ethos ini sangat dipengaruhi oleh sorce credibility. Artinya, kalau
pemimpin benar-benar menguasai masalah, mempunyai itikad baik dan dapat
dipercaya, maka ethosnya di mata warga masyarakat akan menjadi naik;
b. Peranan mendengarkan , walaupun pemimpin adalah seorang komunikator, tetapi
kemampuan mendengarkan dengan baik berperan sangat penting sekali.
3)
Sebagai Monitor
30